Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Teknik Reaksi Kimia II
yang diampu oleh :
Dr Indar Kustiningsih, S.T., M.T.
Disusun Oleh :
Ahmad Andi Farhan (3335150056)
Akhmad Banu Aji S (3335150050)
Ghufran Zul. Q (3335150091)
Wijoyono S (3335150043)
I. Reaktor Batch
Reaktor batch atau sering disebut juga reactor tertutup adalah suatu reactor
dimana tidak ada aliran masuk maupun keluar selama reaksi berlangsung. Reaktan
yang dimasukkan sekaligus pada saat awal , kemudian hasil reaksi diambil setelah
jangka waktu tertentu.
Reaktor tipe ini merupakan alat yang relative sederhana dan banyak digunakan di
laboratorium, karena sangat cocok untuk reaksi reaksi skala yang kecil, misalnya
dalam proses pelarutan padatan, pencampuran produk, reaksi kimia, Batch distillation,
kristalisasi, ekstraksi cair cair , polimerisasi, farmasi dan fermentasi.
Reaktor Batch bisa tersusun oleh sebuah tangki dengan pengaduk serta sistem
pendingin atau pemanas yang menyatu dengan reaktor. Tangki ini memiliki ukuran
yang bervariasi mulai dari < 1 L sampai > 15.000 L tergantung kebutuhan. Reaktor
batch biasanya terbuat dari baja, stainless steel atau baja berlapis kaca. Padatan yang
akan masuk reactor biasanya melalui sambungan yang terdapat pada tutup atas reactor.
Untuk uap dan gas yang keluar reactor biasanya juga melalui bagian atas, sedangkan
untuk cairan keluar melalu bagian bawah.
Reaktor ini di desain untuk beroperasi pada keadaan tidak tunak ( unsteady state),
banyak reactor batch menunjukkan perilaku non linier yang dimiliki oleh pasangan
reaksi kinetika dan temperature reactor, dimana lebar jarak temperature berlebih,
dengan kata lain reaksi berjalan eksotermis memproduksi panas berlebih sehingga
harus dihilangkan dengan sistem pendinginan. Sirkulasi pompa untuk pendinginan
bertujuan meminimalkan waktu tinggal agar tetap konstan.
1. Pengendalian suhu bermasalah dan pengendalian kualitas dari produk jelek atau
susah
2. Lebih banyak pekerja, karena diperlukan untuk pengawasan
3. Tidak baik untuk fase gas, karena rentan bocor pada masukkan pengaduknya
dan banyak waktu yang terbuang.
4. Tidak efektif untuk skala besar, karena waktu yang lama sehingga skala
produksinya kecil.
5. Tidak dapat dijalankan pada proses proses yang sulit, karena harus diubah
menjadi proses continue
6. Saat terjadi reaksi tidak ada reaktan yang masuk dan produk yang keluar
7. Terkadang waktu shutdownnya besar , yaitu waktu untuk mengosongkan,
membersihkan dan mengisi kembali.
0 = 0 + Disapperance + accumulation
Dissaperance = - accumulation
A
(-rA) V =
1
(-rA) =
1 [O(1)]
(-rA) =
1
(-rA) = .
-(rA) V = NAO.
= NAO ()
t = NAO ()
t = NAO ()
t = CAO ()
t = () untuk A = 0
( -rA ) =
Contoh soal :
Determine the time required for 80% conversion of 7.5 mol A in a 15-L constant volume
batch reactor operating isothermally at 300 K. The reaction is first-order with respect to
A, with kA = 0.05 min-1 at 300 K.
Space velocity
adalah jumlah reaktor dengan volume tertentu per satuan waktu yang dapat menerima
umpan pada kondisi tertentu sehingga, reaksi dapat berlangsung.
Satuannya : [waktu-1]
TC = Suhu koil
Panas Generasi
Jika,
Panas Akumulasi
Non Adiabatis ( Q = 0 )
Operasi Adiabatis
Temperatur akan naik dalam reaksi eksotermis dan turun dalam dalam reaksi
endotermis
( - HRA ) ( -rA ) V = Nt. Cp
( -rA ) V = NAO .
Diintegralkan :
Bila HRA, Cp, Nt = konstan
Reaksi :
A + . Produk
( -rA ) =
Contoh Soal :
Tentukan Q dan TC [ Sebagai fungsi waktu ] yang diperlukan untuk menjaga kondisi
reactor isothermal dalam contoh 12-1, jika HRA = - 47500 J mol-1, dan UAc = 25,0
WK-1. Apakah Q mewakili kecepatan penambahan panas atau pengambilan panas ?