Anda di halaman 1dari 8

Feni Nurcahaya Situmorang NPM : A1D017051

S1 Pendidikan Biologi FKIP UNIB

BAB II. Filsafat Pendidikan

A. Pengertian Filsafat Pendidikan

Filsafat adalah keajaiban hidup yang nyaris tak


terbayangkan bahkan oleh imajinasi dan nalar terliar
filsuf manapun. Filsafat hadir dan meruang dalam hidup
manusia dengan cara-cara yang sepenuhnya tak
terbayangkan sehingga sejarah filsafat kerap
menunjukkan betapa filsafat nyaris tak berbeda dengan
sihir, penuh kejutaan dan selalu memesona. Di era yang
jauh, di sebuah negeri bernama Yunani, keindahan sihir
filsafat di kisahkan kerap merebut pemuda-pemuda
gagah untuk segera meninggalkan masa mudanya, lalu
hidup dan tinggal di dunia yang sepenuhnya sunyi dan
bukan apapun.

Sosok Thales dari Miletos, misalnya adalah salah


satu diri yang tersentuh dan pernah di sentuh oleh
keajaiban filsafat. Persentuhan-persentuhan Thales
dengan filsafat berlangung dengan cara-cara yang begitu
sederhana sehingga siapapun yang melihatnya tidak
akan menyadari bahwa hal itu adalah sesuatu yang ajaib.

Akan tetapi sejarah memiliki bukti yang begitu kaya,


yang menunjuk betapa sejak persentuhan Thales dengan
filsafat, dia hidup menjadi diri yang sepenuhnya berbeda
dari setiap diri yang hidup di zaman nya. Ini menjadi
bukti sekaligus sejarah, betapa di waktu yang sangat
lama, filsafat selalu tidak pernah kekurangan aspek-
aspek eksotis yang menunjuk bahwa filsafat selalu
menjadi hal yang ajaib di antara semua hal yang pernah
manusia temukan dalam hidupnya yang selalu rentan.

Dari periode ke periode, filsafat mampu terus


tumbuh dan melewati batasan-batasan ruang dan waktu
yang rumit dan sulit di jelaskan. Filsafat seakan selalu
eksis sehingga dalam situasinya yang terburuk dan
tergelap, ia selalu mampu hadir menjadi sesuatu yang
berlimpah serta mengagumkan siapa pun memahaminya.

Manusia modern hari ini mungkin bisa berbangga


dengan segala macam capaian dan temuan-temuannya.
Hanya saja jika mau jujur, apa yang di capai manusia
modern hari ini sulit untuk di bayangkan keberadaan
nya, jika ribuan tahun lalu, sesuatu yang bernama filsafat
tidak pernah lahir dan membuat keajaiban. Oleh karena
itu secara artificial, apa yang hari ini manusia temukan
pada dasarnya tidak lebih dari buah yang lahir dari rahim
filsafat.

Kenyataan itu di buktikan dengan genealogi historis


setiap ilmu yang seluruh nyaris lahir dari dan bermula
dari filsafat. Luasnya bidang garapan filsafat telah
melahirkan berbagai macam disiplin-disiplin baru yang
mencengangkan.Dalam persoalan alam semesta,
misalnya filsafat melahirkan sesuatu yang kita kenal
dengan kosmologi atau filsafat yang membahas alam
semesta; mulai dari asal usul kejadiannya, entitas-entitas
yang melingkupinya, serta prinsip-prinsip utama
keteraturannya.

Kenyataan yang sama juga terjadi pada ilmu-ilmu


lainnya. Psikologi misalnya, jauh sebelum ia menjadi
keilmuan yang mandiri, merupakan bagian dari filsafat,
lahir ketika filsafat masuk dan mempersoalkan aspek-
aspek kejiwaan manusia. Hal yang sama juga berlaku
pada jenis-jenis disiplin yang di pandang modern, seperti
sosiologi, politik, sejarah, antropologi, linguistik atau
kedokteran ataupun pendidikan yang semua itu lahir dan
bermula dari filsafat.

Begitulh dari waktu ke waktu filsafat terus menerus


berkembang sesuai dengan perkembangan-
perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi
pada dunia manusia, termasuk salah satunya sesuatu
yang begitu pragmatis bernama pendidikan. Sesuatu
yang sudah di lacak pun sesungguhnya memiliki akar
gen yang sama dengan berbagai bidang lainnya, lahir dan
bermula dari filsafat. Oleh karena itu, relevan jika
pendidikan tidak lain adalah spekulasi filsafat akan hidup
manusia. Tepatnya, saat filsafat menemukan satu
pandangan bahwa hidup manusia harus baik, bermakna,
dan makin berkualitas.

Namun demikian perlu di ketahui bahwa di periode-


periode awal, pendididkan tidak hidup secara berpisah
dari filsafat. Andaipun ia masuk dalam sebuah bidang
yang dapat di sadari secara terpisah, pendidikan adalah
bidang yang pada mulanya lahir dalam ruang etika atau
filsafat nilai. Oleh karena itu apa yang hendak di capai
oleh pendidikan selalu menjadi hal yang tak berbeda
dengan apa yang hendak di capai oleh etika, yaitu
berupaa membangun hidup manusia baik dalam makna
abstrak, yaitu dalam ruang kesadaran ataupun makna
empiris atau dalam ruang-ruang yang bersifat mekanis.

Dalam kepentingan itulah, pemdidikan kemudian


lahir sebagai proses pengajaran atau transformasi nilai-
nilai keteladanan hidup di satu sisi dan peningkatan
nilai-nilai keteladanan hidup di sisi yang lain. Makna
pendidikan di dalam filsafat tidak pernah menjadi
sesuatu yang lain selain sebuah upaya untuk membangun
tata hidup dan berkehidupan manusia yang ada. Makna
fungsi ini memeiliki kemiripan yang hampir sama
dengan makna fungsi ilmu dan pengetahuan bagi hidup
manusia, yaitu bermaksud membangun agar hidup
manusia semakin baik dan ideal di satu sisi, dan mampu
menjaga kualitas-kualitas hidup yang telah di capainya di
sisi lain.
Dari itu secara genealogi historis, pendidikan pada
dasarnya bukan sesuatu hal yang baru sehingga ia dapat
di klaim sebagai temuan manusia modern, sebaliknya
telah menjadi sesuatu yang tua dan klasik, setua usia
filsafat karena pendidikan merupakan bagian dari
filsafat. Kenyataan ini menjadi argument mengapa di era
klasik para filsuf tidak pernah melahirkan istilah filsafat
pendidikan, serta penjelas betapa ketika istilah
pendidikan disebutkan ia telah pula mengasosiasikan
makna filsafat secara otomatis.

Dalam pengertian ini, pengungkapan bahwa filsafat


pendidikan adalah filsafat terapan, yaitu hasil ketika cara
pandang filsafat masuk dan mengambil objek
pendidikan, menjadi pandangan yang keliru, terutama
jika ia di ihat secara geneologis, terutama karena hal itu
melahirkan kesan makna bahwa pendidikan adalah
sesuatu hal yang sepenuhnya terpisah dari filsafat atau ia
berada di luar filsafat. Oleh karena itu jika filsafat kita
konsensi mesti didefenisiskan sebagai filsafat terapan,
dasar pijakan bersifat metodis di satu sisi. Sedangkan di
sisi yang lain ia menegaskan bahwa pendidikan adalah
sesuatu hal yang di pandang sebagai bidang yang
sepenuhnya bukan filsafat atau di luar filsafat.

Hal itu menimbulkan perdebatan panjang yang begitu


polemik. Saat pendidikan di nyatakan sepenuhnya lepas
dari filsafat, seseorang lebih

10. Sesuatu yang oleh sebagian kalangan kerap di


ungkap dengan istilah utopia. Utopia tentu saja adalah
sesuatu hal yang ideal, sesuatu yang jauh dan sulit
dicapai. Dalam interes logika kebahasaan yang tinggi ,
sebagian kalangan bahkan merasionalisasikan bahwa
utopia adalah sesuatu hal yang tidak mungkin bisa di
capai. Menurut mereka, saat utopi-utopi itu tercapai, ia
bukan lagi di sebut utopia, melainkan telah menjadi
kenyataan hidup yang ideal dalam hidup manusia yang
serba tidak ideal adalah sesuatu hal yang sulit di terima
dengan logika. Namun demikian, uniknya hal yang tidak
logis ini justr telah menjadi bagian dari hidup yang ada
dan melahirkan sesuatu yang bernama pendidikan.
Pendidikan selalu bermaksud membangun kehidupan
manusia yang ideal dalam makna apapun.

Anda mungkin juga menyukai