Keganasan Pada Tulang
Keganasan Pada Tulang
TUMOR MUSKULOSKELETAL
Disusun oleh :
Ari Astuti
2006 031 0020
Diajukan Kepada :
dr. Reno Ranuh, Sp. BO
2012
1
HALAMAN PENGESAHAN
REFERAT
TUMOR MUSKULOSKELETAL
Disusun oleh :
Ari Astuti
2006.031.0020
Dokter Pembimbing
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.... 1
LEMBAR PENGESAHAN.. 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN.. 4
A. Latar Belakang Masalah..... 4
B. Tujuan .... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUMOR MUSKULOSKELETAL 5
A. Definisi 5
B. Epidemiologi... 5
C. Klasifikasi 5
D. Manifestasi klinis. 6
BAB III KESIMPULAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumor dan kondisi yang menyerupai tumor pada tulang dan jaringan lunak sangat
jarang ditemukan, namun identifikasi cepat dan penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk
prognosis kondisi tersebut. Tumor diklasifikasikan berdasarkan jaringan penyokong utamanya
dan pembagian dibedakan antara jinak dan ganas. Pada beberapa kasus keganasan, jaringan
utama yang terkena sulit diidentifikasi dan sangat kontroversial. Kondisi-kondisi yang
menyerupai tumor pada tulang dimana salah satu manifestasi klinisnya berupa kompresi atau
penekanan terhadap jaringan sekitar, merupakan kondisi non-neoplastik dan terkadang dapat
menghilang tanpa tindakan.
B. TUJUAN
Penulisan referat ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam tumor muskuloskeletal
maupun kondisi-kondisi yang menyerupai tumor agar diagnosis pasti dapat ditegakkan lebih dini
sehingga pasien mendapat penanganan yang adekuat, tepat, dan cepat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TUMOR MUSKULOSKELETAL
A. DEFINISI
Tumor pada tulang merusak jaringan sekitar tulang. Tumor tulang yang ganas dicirikan
dengan pertumbuhan yang lebih pesat dibandingkan dengan tumor jinak, sehingga respon seluler
sekitar tulang untuk menghambat tumor tersebut tidak terlalu efektif. Pada lesi jinak, jaringan
sklerotik reaktif yang terdapat pada tulang menyebabkan kelemahan padadinding maupun tumor
itu sendiri. Sedangkan pada kasus keganasan, pertumbuhan permeatif tersebut akan merusak
jaringan sekitar tulang yang disebut dengan osteolisis, seperti moth-eaten appearance atau
menyerupai gigitan tikus yang pemeriksaan radiologi. Pertumbuhan lambat pada tumor ganas
maupun pertumbuhan yang cepat pada tumor jinak akan menyebabkan kombinasi osteolisis yang
permeatif seperti gigitan tikus tersebut.
B. EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian tumor tulang baik jinak maupun ganas bergantung pada jenis tumor.
Secara garis besar, tumor tulang lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding pada perempuan
dengan perbandingan 2 :1. Pada beberapa kasus, tumor tulang jinak seperti osteoid osteoma lebih
banyak dijumpai pada laki-laki remaja atau dewasa muda, sedangkan osteoblastoma lebih
banyak dijumpai pada laki-laki yang lebih tua. Namun demikian, insidensi dan prevalensi
terjadinya tumor tulang dapat dijumpai pada berbagai tingkatan usia.
C. KLASIFIKASI
No. Lokasi invasi Jinak Ganas
Tumor Tulang
1. Osteoid osteoma 1. Osteosarcoma
2. Osteoblastoma 2. Chondrosarcoma
3. Osteokondroma 3. Malignant fibrous
4. Enchondroma histiocytoma dan
5. Chondroblastoma fibrosarcoma
5
6. Non-ossifying fibroma 4. Ewing sarcoma
7. Fibrous dysplasia 5. Adamantinoma
8. Langerhans cell
histiocytosis
9. Giant cell tumors of
bone
10. Solitary bone cyst
11. Aneurismal bone cyst
D. MANIFESTASI KLINIS
Tumor jinak tulang terdiri atas beberapa klasifikasi, antara lain osteoid osteoma,
osteoblastoma, osteochondroma, enchondroma, chondroblastoma, non-ossifying fibroma,
fibrous dysplasia, langerhans cell histiocytosis, giant cell tumor, solitary bone cyst, dan
aneurismal bone cyst.
6
Osteoid osteoma merupakan salah satu tumor tulang jinak yang cukup banyak dijumpai.
Terjadi pada usia antara 5-25 tahun, tumor ini lebih banyak terdapat pada laki-laki daripada
wanita dengan perbandingan 3:1 dan sering dijumpai pada femur maupun tibia. Ciri utama
tumor tulang jinak ini adalah ditemukannya nidus berukuran kurang lebih 1-1,5 cm yang
tersusun atas struma vaskuler, tulang trabekular, serta tingginya jumlah osteoklas dan
osteoblas pada pemeriksaan sitologi tulang. Di sekitar nidur terdapat zona sklerotik yang
tidak terlalu jelas. Pada pemeriksaan foto rontgen akan ditemukan gambaran radiolusen pada
nidus tersebut. Manifestasi klinis osteoid osteoma yaitu nyeri yang sangat dirasakan pada
malam hari.
Osteoblastoma merupakan tumor jinak tulang yang jarang ditemui. Osteoblastoma lebih
banyak dijumpai pada usia yang lebih tua, mayoritas juga pada laki-laki. Penampakan
histologis osteoblastoma hampir sama dengan osteoid osteoma, namun tidak ditemukan
gejala nyeri pada malam hari.
7
Osteochondroma merupakan tumor tulang jinak yang paling banyak ditemui. Sebagian
besar osteochondroma terdapat pada metafisis tulang panjang, terutama pada femur distal dan
tibia proximal. Walaupun demikian, osteochondroma dapat ditemui pada scapula dan pelvis.
Osteochondroma dapat berupa soliter dan idiopatik, maupun multipel dan genetik (hereditary
multiple exostosis).
Osteochondroma soliter
8
Osteochondroma soliter
Enchondroma relatif banyak ditemui pada berbagai tingkat usia dengan lokasi tersering
pada tulang-tulang kecil seperti carpal maupun tarsal. Walaupun demikian, enchondroma
juga dilaporkan pernah ditemukan pada femur distal maupun humerus proximal. Manifestasi
klinis enchondroma adalah asimptomatik. Enchondroma tersusun atas kondrosit dan matriks
kondroid. Enchondroma dapat berkembang menjadi chondrosarcoma.
9
Chondroblastoma merupakan tumor jinak yang jarang ditemui, bersifat sangat unik
karena tumor ini terjadi pada anak-anak dan remaja. Paling banyak mengenai epifisis tulang
panjang, antara lain tibia proximal, humerus proximal, femur distal, dan femur proximal,
dengan gambaran radiologis cobble-stone pattern. Manifestasi klinis dari chondroblastoma
adalah nyeri periartikuler.
Chondroblastoma
Non-ossifying fibroma sangat banyak ditemui. Tumor tulang jinak ini relatif tanpa gejala
dan jarang membutuhkan penatalaksanaan khusus karena dapat menghilang dengan
sendirinya pada masa pubertas. Sebagian besar lesi dijumpai secara tidak sengaja dari
pemeriksaan radiologis yang sering dijumpai pada metafisis tulang femur ataupun tibia.
10
Non-ossifying fibroma
11
Fibrous Dysplasia
12
Solitary Bone Cyst (SBC) adalah tumor tulang jinak berupa kista yang terbentuk dari
komposisi tulang dan keras. Lebih banyak ditemukan pada anak kecil laki-laki daripada
perempuan. Lokasi sering ditemukannya solitary bone cyst adalah humerus proximal dan
femur proximal.
Aneurismal Bone Cyst (ABC) merupakan kista tulang yang terdiri dari lesi litik
multilokular. Insidensi tertinggi pada usia dekade kedua, 80% pasien mengalamai ABC pada
usia kurang dari 20 tahun.
13
KESIMPULAN
Tumor musculoskeletal merupakan salah satu pembagian besar tumor yang jarang
ditemukan. Tumor pada jaringan tulang dan otot bisa jinak maupun ganas, dan klasifikasi
bergantung pada jaringan dan letak tumor. Penanganan tepat sangat diperlukan untuk prognosis
pasien dengan tumor musculoskeletal.
14
DAFTAR PUSTAKA
American College of Foot and Ankle Surgeons (ACFAS). 2005. Pathophysiology of Tumors.
Podiatry Association of Houston.
Benzoni, Thomas E. 2010. Ingrown Toenails. Emergency Medicine : Trauma and Ortophedics
www.emedicine.com
Bossers, A.M., Jansen, I.M.C., Eggink, W.F. 1992. Rational Therapy for Musculosceletal
Tumors. Acta Orthopaedica Belgica : vol 58-3; 325-329.
Taylor, Henry Ling. 1896. Ingrown Toenail Mechanically Treated. The Journal of Bone and
Joint Surgery; s1-9:106-109
15