Anda di halaman 1dari 9

BAB II

ISI

2.1 Epidemiologi (Ukuran Frekuensi Penyakit)


Mengukur kejadian penyakit, cacat ataupun kematian pada populasi. Merupakan dasar
dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan menggunakan
Prevalens dan Incidens. Ukuran-ukuran frekuensi penyakit menggambarkan karakteristik
kejadian (occurrence) suatu penyakit atau masalah kesehatan didalam populasi.

2.1.1 Proporsi :
Digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasinya. Apabila
menggunakan angka dasar (konstanta) adalah 100, maka disebut persentase.
Ciri proporsi :
a. Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari pembilang dan penyebutnya
sama, sehingga saling meniadakan.
b. Nilainya antara 0 dan 1

2. 1.2 Rate :
Rate adalah perbandingan suatu peristiwa(event) dibagi dengan jumlah penduduk
yang mungkin terkena peristiwa yang dimaksud (population at risk) dalam waktu yang sama
yang dinyatakan dalam persen atau permil. Rumus yang digunakan untuk menghitung rate
ialah:
Rate (t0-t1) = jumlah suatu peristiwa x 100%
Jumlah penduduk yang mungkin
Terkena peristiwa tersebut (tO-t1)

Contoh penyajian data dalam bentuk rate adalah dari hasil pengukuran anemia pada
ibu hamil di suatu daerah sebanyak 18%. Penyajian tersebut menunjukan keterangan yang
lebih lengkap yakni menggambarkan besarnya masalah anemia ibu hamil di daerah
pengukuran.
Tipe spesifik dari rasio yang digunakan mengkuantifikasi proses dinamik seperti
pertumbuhan dan kecepatan.
Pernyataan numeris dari frekuensi suatu peristiwa.
Dihitung dengan cara pembagian antara jumlah individu yang mengalami peristiwa
(numerator) dengan jumlah total (keseluruhan) yang mungkin dapat (kapabel)
mengalami peristiwa(denominator atau populasi berisiko) dan perkalian dengan suatu
konstanta (tetapan).
Format umum dari Rate adalah

Rate = x F

Keterangan:
Numerator adalah jumlah orang atau individu yang mengalami peristiwa.
Denominator adalah jumlah populasi berisiko (jumlah total orang atau keseluruhan individu
yang mungkin mengalami peristiwa).

F adalah faktor pengali, biasanya kelipatan 10, mengkonversi rate dari suatu fraksi ke suatu
jumlah keseluruhan.

Dapat berarti
suatu pernyataan numeris dari frekuensi kejadian yang terjadi dalam suatu kelompok
orang tertentu (didefinisikan) di dalam satu periode waktu tertentu.
Sinonim
Tingkat
Laju
Contoh: Pada tahun 2004, ada 100 kasus demam berdarah di suatu kota yang
berpenduduk 1.250.000 orang. Berapa rate kasus demam berdarah di kota itu?
100 1
= = =
1.250.000 12500

Rate merupakan bentuk khusus dari suatu proporsi yang memuat waktu (atau faktor
lain) dalam denominator

Contoh
Incidence rate = 3 kasus per 100 orang per tahun
kematian per 1000 penumpang kilometer

2.1.3 Ratio
Merupakan perbandingan antara 2 kejadian atau 2 hal antara numerator dan
denominator tidak ada sangkut pautnya. Ratio merupakan pecahan yang pembilangnya bukan
merupakan bagian dari penyebutnya. Ini yang membedakannya dengan
proporsi. Ratiomenyatakan hubungan antara pembilang dan penyebut yang berbeda satu
dengan yang lain.
Jenis ratio :
a. Ratio yang mempunyai satuan, misalnya:
1) Jumlah dokter per 100.000 penduduk
2) Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000 kelahiran hidup.
b. Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan penyebutnya mempunyai
satuan yang sama, misalnya:
1) Ratio antara satu proporsi dengan proporsi lain atau ratio antara
satu rate dengan rateyang lain, contohnya Relative Risk dan Odds Ratio

2.1.4 Prevalence
Prevalence adalah proporsi populasi yang sedang menderita sakit pada satu saat
tertentu. Prevalens = jumlah individu yang sedang sakit pada saat tertentu per jumlah
individu pada populasi tersebut pada saat tertentu
Ciri prevalence :
a. Berbentuk proporsi
b. Tidak mempunyai satuan
c. besarnya antara 0 dan 1

2.1.5 Angka mutlak


Merupakan bentuk penyajian data menggunakan angka mutlak, apa adanya.
Contoh penyajian dalam bentuk angka mutlak adalah dari hasil pengukuran anemia pada ibu
hamil dari suatu daerah ditemukan jumlah penderita anemia sebanyak 31 orang. Segera dapat
dilihat bahwa keeterangan yang dimilikinya sangat terbatas, sehingga data yang diperoleh
kurang dirasakan manfaatnya.

2.1.6 Insidensi
Merupakan gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi
suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang:
data tentang jumlah penderita baru
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (population at risk).

BAB II
PEMBAHASAN

A. Frekuensi Masalah Kesehatan


Menurut perkembangan epidemiologi, upaya melakukan pengukuran terhadap
frekuensi masalah kesehatan, bukanlah merupakan hal yang baru.Pekerjaan ini telah di
lakukan oleh john graunt sejak tahun 1662, dan pada saat ini makin berkembang sesuai
dengan perkembangan ilmu hitung dan ilmu kesehatan masyarakat.
Frekuensi masalah kesehatan kesehatan adalah keterangan tentang banyaknya suatu
masalah kesehatan yang ditemukan dalam sekelompok manusia dengan dinyatakan angka
mutlak, rate atau ratio. Berdasarkan batasan sederhana tersebut, terlihat dalam melakukan
pengukuran masalah kesehatan yang merupakan epidemiologi deskriptif ini, ada beberapa hal
pokok yang harus diperhatikan, yakni:
1. Mengupayakan agar masalah kesehatan yang diukur hanya masalah yang
dimaksudkan.
Jika saudara ingin mengukur kejadian anemia pada ibu hamil, haruslah dapat diyakini
bahwa masalah yang diukur tersebut hanya anemia pada ibu hamil. Apabila penyakit atau
masalah kesehatan yang lain masuk dalam pengukuran, tentu saja data yang diperoleh tidak
mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
2. Mengupayakan agar semua masalah kesehatan yang akan diukur dapat masuk
dalam pengukuran.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam mengukur masalah kesehatan adalah
kelengkapan data yang tersedia. Jika data tidak lengkap, dalam arti ada sebagian dari masalah
kesehatan yang luput dari pengukuran, maka hasil yang diperoleh juga tidak mencerminkan
keadaan yang sebenarnya.
3. Mengupayakan agar penyajian hasil pengukuran adalah dalam bentuk yang
memberikan keterangan yang optimal.
Untuk menjelaskan suatu keadaan, maka penyajian hasil haruslah dapat dilakukan
sedemikian rupa sehingga memberikan keterangan yang optimal secara umum, bentuk
penyajian yang dimaksud dapat dibedakan atas 4 macam yakni:

Prevalensi

Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu
atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukan masalah kesehatan lainnya atau
kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok.

Prevalensi

Prevalensi Titik Prevalensi Periodik


(menunjukan proporsi (memuat prevalensi titik
individu yang sakit pada dan juga kasus
satu titik waktu tertentu) baru/insiden)

Rumus Prevalens = Prevalens Titik (Point Prevalence)= Proporsi Prevalens


Prevalensi Titik =
Dari gambar di atas hitung prevalens pada tahun ke 2, 3, 4,5, 6, 7

Rumus prevalens = prevalense titik (point prevalence) = proporsi prevalens


Prevalensi Titik =

Jawaban :

PT pada T = 2 0/7 PT pada T = 5 2/6

PT pada T = 3 2/7 PT pada T = 6 2/5

PT pada T = 4 2/6 PT pada T = 7 2/5

Prevalens periode

Probabilitas seorang individu berada dalam keadaan sakit kapan saja selama suatu periode
waktu.


Prevalensi Periode =
Insiden

Insidensi menunjukan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan
kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit.

Insiden
Kumulatif
Insiden
Laju
Insidensi


Angka insidensi = 1000

Contoh kasus:

Pada tahun 2010 diketahui terdapat 17-139 kasus campak di Indonesia. Pada kasus ini
seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2010 dianggap sebagai orang yang terpapar risiko
untuk terkena penyakit campak. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah
237.641.326 jiwa. Sehingga, diperoleh hasil angka insidensi adalah 0,00073 atau dapat
disederhanakan angka insidensi penyakit campak pada tahun 2010 di Indonesia adalah
7,3per 10.000 penduduk (11)

Insidensi Kumulatif

Proporsi kasus baru pada populasi berisiko pada periode waktu tertentu. Insidensi kumulatif
dapat menafsir risiko seseorang untuk terkena suatu penyakit pada jangka waktu tertentu.


Insidensi Kumulatif = 1000

*pada periode waktu tertentu

** pada permulaan periode

Laju Insidensi

Laju insidensi menunjukkan kecepatan kejadian baru terjadi pada populasi. Laju insidensi
merupakan proporsi jumlah orang yang baru menderita penyakit diantara jumlah orang
dalam risiko dikali dengan lamanya ia dalam risiko.rumus laju insidensi:


Laju insidensi = 1000

Prevalensi Insidensi
Numerator Jumlah kasus yang ada dari Jumlah kasus baru dari suatu
suatu penyakit pada suatu penyakit selama periode
waktu tertentu waktu tertentu
Denominator Populasi berisiko Populasi berisiko
Fokus Ada atau tidak adanya Ketika kejadian adalah kasus
penyakit periode waktu baru permulaan waktu dari
berubah-ubah: kadang penyakit
sebuah potret waktu
Penggunaan Mengestimasi kemungkinan memperlihatkan risiko untuk
populasi menjadi sakit pada menjadi sakit. Pengukuran
periode waktu selama studi utama pada penyakit atau
(penelitian) kondisi akut, tetapi juga
digunakan untuk penyakit
kronis lebih banyak
digunakan pada studi(
penelitian yang
menginvestigasi penyakit)

Prevalensi bergantung pada insidensi dan durasi penyakit. Bila prevalensi rendah dan tidak
ada perubahan berarti dengan waktu, maka dapat dirumuskan:

Prevalensi (P) = Insidensi (I) x Rata-rata durasi penyakit (D)*

*rumus ini berlaku bila tidak ada pencegahan dan tidak ada pengobatan untuk penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai