Bab I-Ii
Bab I-Ii
Pembimbing
Yenny Okvitasari, Ns.,M.kep
Mira, Ns.,M.Kep
Kelompok 4
Ketua : M. Khoirul Ihwan, S.Kep
Wakil Ketua : Muhammad Maulana, S.Kep
Sekretaris : Sri Wahyuni, S.Kep
Bendahara : Devyra Yuli Nurpriyani,S.Kep
Anggota :
Rini Farmana, S.Kep
Desy Aprianti, S.Kep
Desy Indrawati, S.Kep
M.Lutfie Hidayat, S.Kep
Mariyani, S.Kep
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala
bidang, salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai
inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga
Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan
derajat atau status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan
hakekat pembangunan kesehatan yang termuat didalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
tujuan nasional. Agar tujuan dapat tercapai secara optimal, diperlukan
partisifasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan.
Hal ini menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan
lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia diberbagai bidang kehidupan
mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang
kesehatan. Dengan berkembangnya paradikma sehat-sakit, saat ini telah
terjadi pergeseran, antara lain : perubahan upaya kuratif menjadi upaya
preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat
berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus
yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam upaya
peningkatan status kesehatannya.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan
3
secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti
seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah
kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu,
keluarga dan kelompok dalam masyarakat.
Dalam upaya peningkatan kemampuan dengan individu, keluarga dan
kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan
konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya
menyiapkan tenaga perawat professional dan mempunyai potensi keperawatan
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa
Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Program Studi S1 Keperawatan
Tahap Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Banjarmasin kelompok 4
melaksanakan Praktik Profesi Ners Stage Keperawatan Komunitas, keluarga
dan gerontik di Desa Waringin Kencana RT.01 sampai RT.10 Kecamatan
Barambai dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa melakukan
pendataan dengan mendatangi ke rumah-rumah tiap kepala keluarga untuk
mengetahui keluarga dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar
di RT.01 sampai RT.10. Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara
pembentukan kelompok kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut
usia, memberdayakan kader kesehatan dan PKK serta mendayagunakan
kelompok karang taruna. Dengan pendekatan masing-masing komponen
diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat.
Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerja sama yang
baik dengan instansi terkait dan seluruh komponen kota untuk
mengikutsertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan.
masyarakat yang dimotori oleh Puskesmas diharapkan dapat mengenal masalah
kesehatan yang terjadi diwilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan
bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan,
menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada di masyarakat.
4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Praktik Profesi Ners Stage Keperawatan
Komunitas, keluarga dan gerontik mahasiswa dapat memiliki pengalaman
dalam memberikan perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan
metode atau pendekatan proses keperawatan baik terhadap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Praktik Profesi Ners Stage Keperawatan
Komunitas, keluarga dan gerontik mahasiswa mampu :
a. Mengkaji kebutuhan kesehatan komunitas.
b. Merencanakan intervensi keperawatan kesehatan komunitas
berdasarkan diagnosis kesehatan komunitas dan kebutuhan kesehatan
utama dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (ibu, anak, dan
usia lanjut).
c. Melaksanakan keperawatan kesehatan komunitas untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan menggunakan sumber yang ada dan
potensial serta menggunakan teknik tepat guna termasuk melakukan
rujukan dan menyusun strategi pendidikan kesehatan.
d. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan data yang berhubungan
dengan tindakan keperawatan kesehatan komunitas.
e. Mengevaluasi pelayanan keperawatan kesehatan berdasarkan hasil
yang diharapkan atau kriteria yang telah ditetapkan.
5
C. Kegiatan
1. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Profesi Ners Stage Keperawatan Komunitas, keluarga
dan gerontik dimulai dari tanggal 21 September sampai dengan 28
Oktober 2016.
2. Lokasi Kegiatan
Kegiatan Praktik Profesi Ners Stage Keperawatan Komunitas, keluarga
dan gerontik dilaksanakan di Kabupaten Barito Kuala Daerah Marabahan,
di wilayah kerja 3 (tiga) Puskesmas, yaitu :
a. Wilayah kerja Puskesmas Barambai
b. Wilayah kerja Puskesmas Mandastana
3. Kegiatan dan schedule kegiatan terlampir.
D. Manfaat Kegiatan
1. Untuk Mahasiswa
Manfaat yang didapat dari Praktik Profesi Ners Stage Keperawatan
Komunitas, keluarga dan gerontik ini bagi mahasiswa, antara lain :
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas, keluarga dan
gerontik secara nyata kepada masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas, keluarga dan gerontik.
c. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat dan keluarga.
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian, dan hubungan
interpersonal.
6
2. Untuk Masyarakat
Manfaat yang didapat dari Praktik Profesi Ners Stage Keperawatan
Komunitas, keluarga dan gerontik ini bagi masyarakat dan keluarga, antara
lain :
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti, dan menyadari
masalah kesehatan serta mengetahui cara penyelesaian masalah yang
dialami masyarakat dan keluarga.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Untuk Institusi Pendidikan
Manfaat yang didapat dari Praktik Profesi Ners Stage Keperawatan
Komunitas dan Kelarga ini bagi pihak pendidikan, antara lain :
a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Keperawatan
Tahap Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
khususnya di bidang keperawatan komunitas, keluarga dan gerontik.
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktik keperawatan komunitas, keluarga dan gerontik selanjutnya.
4. Untuk Profesi Kesehatan khususnya keperawatan
Manfaat yang didapat dari Praktik Profesi Ners Stage Keperawatan
Komunitas, keluarga dan gerontik ini bagi profesi keperawatan, antara
lain :
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
terutama di lingkup keperawatan komunitas, keluarga dan gerontik.
b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas,
keluarga dan gerontik sehingga profesi mampu mengembangkannya.
c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan yang komprehensif
telah terwujudkan.
7
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan Asuhan Keperawatan Komunitas ini, penulis
menggunakan metodelogi pendekatan komperehensif melalui proses Asuhan
Komunitas yang dituangkan dalam beberapa bab yaitu sebagai berikut :
1. Bab pertama, pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang,
tujuan, manfaat, kegiatan, sistematika penulisan dan metodelogi penulisan.
2. Bab kedua, tinjauan teoritis yang menguraikan tentang teori-teori terdiri
dari : keperawatan kesehatan komunitas, tujuan dan fungsi keperawatan
komunitas, sasaran, ruang lingkup perawatan kesehatan komunitas,
kegiatan praktik keperawatan komunitas, prinsip dasar, model pendekatan
dan langkah-langkah proses keperawatan.
3. Bab ketiga, asuhan komunitas yang membahas tentang penerapan asuhan
keperawatan yang meliputi 2 (dua) tahapan yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan yang terdiri dari pengkajian, analisa data, penentuan
masalah kesehatan (penapisan masalah kesehatan, prioritas masalah,
planning of action), perencanaan kegiatan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4. Bab keempat, penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
F. Metodelogi Penulisan
Metode Asuhan Keperawatan Komunitas yang digunakan dalam penulisan
laporan ini adalah melalui suatu kasus yang kemudian melaporkan langsung
hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada masyarakat atau komunitas
dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, analisa
data, penapisan masalah, prioritas masalah, planning of action (POA),
perencanaan kegiatan asuhan komunitas, implementasi/pelaksanaan beserta
evaluasi.
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
C. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun
sosial.
12
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah
satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok Khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadaap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti: 1) ibu hamil; 2) bayi
baru lahir; 3) balita; 4) anak usia sekolah; serta 5) usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah: 1)
penderita penyakit menular, seperti: TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin dan lainnya; 2) penderita dengan penyakit tidak menular,
seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik,
gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya: 1)
wanita tuna susila; 2) kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba; 3)
kelompok-kelompok pekerja tertentu; dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: 1)
panti werdha; 2) panti asuhan; 3) pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik,
mental dan sosial); serta 4) penitipan balita.
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap
diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dan batas-batas yang telah
13
masyarakat khusus seperti khusus Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma,
dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosiliatif meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan
pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan
dan kesehatan.
F. Prinsip Dasar
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam
ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan, dan ilmu sosial (WHO, 1959). Suatu bidang dalam keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan
Masyarakat, 1989). Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu
perawatan kesehatan masyarakat yaitu : (1). Ilmu keperawatan, (2). Ilmu
kesehatan masyarakat, dan (3). Ilmu sosial (peran serta masyarakat).
(1) Ilmu keperawatan
Konsep keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 komponen konsep pokok
yang menjadi paradigma dalam keperawatan, dimana menggambarkan
hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengatur teori-teori
tersebut berhubungan satu dengan lainnya, yaitu : konsep manusia, konsep
kesehatan, konsep masyarakat, dan konsep keperawatan. (Christine
Ibrahim, 1986).
G. Model Pendekatan
Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yangditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah
(problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan
dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya
kesehatan dasar (PHC).
18
a. Pengumpulan Data
Tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai masalah kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok khusus, masyarakat melalui wawancara,
observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data dalam menghimpun informasi, sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi, dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena
itu, data yang dikumpulkan harus akurat dan dapat dilakukan analisa
data untuk pemecahan masalah.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan
Mc Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas yaitu meliputi
demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan, dan riwayat individu
termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungannya adalah
lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi
serta rekreasi.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
objektif. Data subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau
masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
Sedangkan data objektif merupakan data yang diperoleh melalui suatu
pemeriksaan, pengamatan, dan pengukuran.
Sumber data yang dikumpulkan dalam tahap pengkajian dapat
berupa data primer atau data sekunder. Data primer adalaha data yang
dikumpulkan oleh pengkaji yang dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian. Sedangkan
data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang
21
b. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan. Tujuan dari analisa data adalah sebagai berikut :
(1) Menetapkan kebutuhan komunitas
(2) Menetapkan kekuatan
(3) Mengidentifikasi pola respon komunitas
(4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan.
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh
dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa
data memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor
stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di
23
Kriteria Penapisan
Tersedia Sumber
JUMLAH SKORE
Diagnosa
kesehatan
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul. Jadi, yang dimaksud dengan diagnosis
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang
status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan
memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat
baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin akan terjadi (potensial).
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain :
1) masalah yang ditetapkan dari data umum; b) masalah yang dianalisa
dari kesenjangan pelayanan kesehatan. Diagnosis keperawatan
mengandung komponen utama yaitu sebagai berikut :
Problem (masalah)
Problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
Etiologi (penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang
meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan sosial.
26
Realistik
Ada target waktu
Melibatkan peran serta masyarakat
Dalam pencapaian tujuan dengan menggunakan formulasi
kriteria yang mencakup yaitu sebagai berikut :
T = S + P + K.1 + K.2
Keterangan :
T = Tujuan
S = Subjek
P = Predikat
K.1 = Kondisi
K.2 = Kriteria
5. Penilaian/Evaluasi
Evalusi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Evaluasi dilakukan atas respon
komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi
adalah masukan (input) pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai,
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi
yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian yaitu : a) daya
guna; b) hasil guna; c) kelayakan; serta d) kecukupan. Kegiatan yang
dilakukan dalam penilaian menurut Narul Effendy, 1998 adalah sebagai
berikut :
Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
c) Efisiensi biaya.
d) Efektifitas kerja.
e) Dampak : apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam jangka
waktu berapa.
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar di bawah ini :
Keterangan:
: Peran
Masyarakat
: Peran
Perawat
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pada awalnya peran perawat
lebih besar dari pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar
dari pada perawat.
Kegunaan evaluasi adalah sebagai berikut :
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan.
2) Menilai hasil guna, daya guna, dan produktifitas asuhan keperawatan
yang diberikan.
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana baru dalam proses keperawatan.
Dalam hasil evaluasi, terdapat tiga kemungkinan yaitu :
1) Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu
dicari penyebab dan cara memperbaikinya atau mengatasinya.
33
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Di Desa Bagagap Kabupaten Barambai
Kabupaten Barito Kuala
Marabahan
A. TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan praktik keperawatan komunitas dan keluarga diawali dengan kegiatan
penerimaan mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal 21 September 2016 di
Kabupaten Barito Kuala. Dalam acara serah terima tersebut mahasiswa
mendapatkan penjelasan dari Bapak Bupati Barito Kuala atau yang mewakili,
Pihak Dinas Kesehatan Barito Kuala dan Pihak Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin. Selanjutnya mahasiswa merencanakan acara
temu kenal dengan masyarakat.
B. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
a. Kota/Kabupaten : BARITO KUALA
b. Kecamatan : BARAMBAI
c. Kelurahan : BAGAGAP
d. Nama Jalan :-
e. Dukuh :-
f. Desa : BAGAGAP
g. RT : 10
h. RW :3
i. Batas-Batas Wilayah :
Utara : Desa Sungai Kali
35
9 Balai Pengobatan 0 0
Total 4 100
Berdasarkan tabel diatas, fasilitas kesehatan yang ada adalah 1
puskposyandu, 2 Buah (50%),
Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk yang sehat 1171 Orang (92%) dan
jumlah penduduk yang sakit 107 orang (8%).
2 ISPB
a. Flu 0 0%
b. Batuk / pilek 0 0%
c. TBC 3 0%
d. Pluritis 0 0%
e. Empyema 0 0%
f. Empisema 0 0%
g. Asma 4 0%
5 Penyakit tulang
a. Rheumatoid Artetis 31 2%
b. Gout 0 0%
c. Bursitis 0 0%
d. Osteoarthritis 0 0%
e. Osteoporosis 6 0%
Berdasarkan tabel di atas, penyakit yang diderita penduduk untuk pertama kali
dikaji yaitu rehamtoid artritis dengan jumlah 31 orang (2%).
Berdasarkan tabel di atas, penghasilan rata-rata per bulan per KK yang paling
besar yaitu Rp. Rp. 500.000 Rp.900.000,- dengan 113 KK (433%).
b. Valas 0 0%
2 Celengan 99 23%
3 Arisan 18 4%
4 Koperasi 0 0%
a. Simpan pinjam 0 0%
5 Investasi 0 0%
a. Rumah ( Kosong ) 0 0%
b. Pohon 0 0%
c. Tanah 0 0%
d. Tambak ikan 0 0%
0 0%
6 Tidak Menabung 314 50%
Total 433 100
Berdasarkan tabel di atas, tipe perumahan penduduk sebagian besar yaitu tidak
permanen dengan 70 buah (71%).
43
Berdasarkan tabel di atas, jenis lantai rumah penduduk sebagian besar adalah
terbuat dari papan/kayu (98%).
Berdasarkan tabel di atas, sebagai besar adalah alamiah dengan jumlah 425
(100%) memiliki sistem ventilasi rumah sehingga sirkulasi udara dalam rumah
menjadi lebih segar.
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar (95%) jarak rumah dengan tetangga
dekat sehingga penduduk dapat saling bersosialisasi dengan rumah.
Berdasarkan tabel di atas, semua (99%) pengolahan air minum adalah dimasak
hal ini sesuai dengan syarat kesehatan.
Berdasarkan tabel di atas, (37%) kondisi air dalam keadaan tidak berbau dan
berwarna, dikarenakan penggunaan tawas oleh penduduk.
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar (1%) penduduk desa masih terdapat
jentik.
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar (74%) penduduk desa buang air
besar disungai sehingga dapat menyebabkan kotornya air sungai dan
menjadikan air sungai tidak di anjurkan untuk di konsumsi.
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar (74%) jenis jamban yang digunakan
oleh penduduk adalah jamban empang yang langsung jatuh kesungai sehingga
tidak memenuhi syarat kesehatan.
3 Sembarang Tempat 0 0
4 Sungai 220 51
Total 375 100,00
e. Hewan Peliharaan
i. Kepemilikan Hewan Ternak di Rumah
No Hewan Peliharaan Frekuensi %
1 Ada 69 16
2 Tidak Ada 364 84
Total 370 100,00
2. Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Ibu menyusui
a. PUS
1) Jumlah pasangan Usia Subur
No Pasangan Usia Subur / tidak Frekuensi %
1 PUS 132 30
2 Tidak PUS 301 70
Total 433 100,00
56
Berdasarkan tabel diatas, (80%) PUS mengikuti KB, sedangkan PUS yang
tidak ikut KB (20%).
Total 27 100,00
Berdasarkan tabel diatas, alasan tidak ikut KB (15%) karena dilarang suami,
(48%) karena tidak tahu dan (37%) dengan alas an yang lain.
b. Ibu Hamil
Jumlah ibu hamil di desa sebanyak
1) Umur kehamilan
No Umur Kehamilan Frekuensi %
1 Trimester I (1-3 bulan) 2 22
2 Trimester II (4-6 bulan) 3 33
3 Trimester III (7-9_bulan) 4 44
Total 9 100,00
Berdasarkan tabel diatas, jumlah ibu hamil, (22%) trimester I, (33%) trimester
II, dan (44%) trimester III.
Berdasarkan tabel diatas, dari sejumlah ibu hamil, (66%) usia 20-30 tahun,
(11%) usia >30 tahun, dan (22%) berusia < 20 tahun.
2 TidakPernah 9 100
Total 9 100,00
Berdasarkan tabel diatas, jumlah ibu hamil (100%) tidak pernah mengalami
keguguran.
4) Pemeriksaan kehamilan
No Pemeriksaan Kehamilan Frekuensi %
1 Ya 8 88
2 Tidak 1 11
Total 9 100,00
4) Pemeriksaan Kehamilan
No Pemeriksaan Kehamilan Frekuensi %
1 2 kali 3 37
2 3 kali 1 13
3 4 kali 4 50
Total 8 100,00
3 Dukun 0 0
4 Puskesmas 1 13
5 Rumah sakit 0 0
6 Perawat 0 0
7 Lainnya 1 12
Total 8 100,00
Berdasarkan tabel diatas, ibu hamil mengeluh mual dan muntah (66%), tidak
ada keluhan (44%).
8) Imunisasi TT
No Imunisasi TT Frekuensi %
1 Lengkap 6 66
2 Tidak lengkap 3 33
Total 9 100,00
Berdasarkan tabel diatas, ibu hamil (66%) telah lengkap imunisasi TT.
c. Persalinan
1) penolong persalinan anak kecil
No Pernolong Frekuensi %
1 Dokter 1 4
2 Bidan 11 80
3 Dukun 3 6
Total 15 100,00
Berdasarkan tabel diatas, penolong persalinan terbanyak adalah bidan (80%)
dan sisanya ada yang ke dukun (6%) serta dokter (4%).
2) Alasan pergi ke dukun
No Alasan Frekuensi %
1 Tidak ada tenaga kesehatan 2 66
2 Jarak lebih dekat 0 0
3 Biaya lebih murah 1 44
Total 3 100,00
Berdasarkan tabel di atas, kondisi bayi saat dilahirkan ialah (100%) lahir
hidup.
Berdasarkan tabel diatas, tidak ada bayi umur 0-1 tahun yang meninggal dalam
I tahun terakhir.
d. Ibu menyusui
1) Apakah ada ibu menyusui (saat ini)
No Menyusui Frekuensi %
1 Ya 31 100
2 Tidak 0 0
Total 31 100,00
Berdasarkan tabel diatas, jumlah ibu yang berada di desa sebanyak 31 ibu
(100%).
62
2) Lama menyusui
No Lama Menyusui Frekuensi %
1 < 1 Bulan 1 2
2 0 6 Bulan 9 30
3 0 12 Bulan 13 42
4 > 12 Bulan 8 26
Total 31 100,00
Berdasarkan tabel diatas, persentase lama ibu menyusu selama 0-12 bulan
sebanyak (42%).
3. BALITA
Jumlah balita yang berusia 0-1 tahun pada desa ini adalah 15 orang
balita.
a. Imunisasi Bayi
No Imunisasi Frekuensi %
1 Ya 15 15
2 Tidak 0 0
Total 15 100,00
b. Kelengkapan imunisasi
No Imunisasi Frekuensi %
1 Lengkap 11 61
2 Tidak lengkap 7 39
Total 18 100,00
Berdasarkan tabel diatas, jumlah bayi yang telah lengkap di imunisasi (61%)
dan tidak lengkap imunisasi (39%).
63
Berdasarkan tabel diatas, alasan bayinya tidak diimunisasi (71%) karena tidak
tahu (29%) karena anak sakit.
d. Kepemilikan KMS
No Kepemilikan Frekuensi %
1 Ya 18 100,00
2 Tidak 0 0
Total 18 100,00
3 Di bawah merah 0 0
Total 18 100,00
Berdasarkan tabel diatas, kondisi berat badan anak yang memiliki KMS
berada di garis hijau sebanyak 100%.
3. Remaja
a. Kegiatan remaja di luar sekolah
No Kegiatan di luar sekolah Frekuensi %
1 Keagamaan 45 30
2 Karang Taruna 0 0
3 Olah Raga 53 36
4 Lain-lain 50 34
Total 148 100,00
3. Lansia
a. Keluhan Lansia
No Keluhan Penyakit Lansia Frekuensi %
1 Ya 87 60
2 Tidak Ada 57 40
Total 144 100,00
g. Polip nasi 0 0%
0 0%
2 ISPB
a. Asma 2 2%
b. Pneumonia 0 0%
c. TBC 1 1%
d. Pluritis 0 0%
e. Empyema 0 0%
f. Empisema 0 0%
0 0%
3 Penyakit Pemb. Darah
a. Hipertensi 23 26%
b. Stroke Iskemik 0 0%
c. Stroke Haemoragik 1 1%
d. Anemia 0 0%
e. Leukemia 0 0%
f. Lainnya 3 3%
0 0%
4 Penyakit tulang
a. Rheumatoid Artritis 25 29%
b. Gout 0 0%
c. Bursitis 0 0%
d. Osteoarthritis 0 0%
e. Osteoporosis 7 8%
0 0%
5 Penyakit Sal. Pencernaan 0 0%
a. Diare 2 2%
b. Typhus Abdmonalis 0 0%
c. Apendiksitis 0 0%
d. Gastritis 0 0%
67
e. Konstipasi 0 0%
f. Obstipasi 0 0%
0 0%
6 Penyakit Sal. Perkemihan 0 0%
a. ISK 0 0%
b. Gagal Ginjal 0 0%
c. Batu Ginjal 0 0%
0 0%
7 Penyakit pada mata 0 0%
a. Pterygium 0 0%
b. Hordiulum 0 0%
c. Konjungtivitis 0 0%
d. Katarak 20 23%
0 0%
8 Penyakit pada kulit 0 0%
a. Dermatitis Kontak 0 0%
b. Dermatitis Alergi 1 1%
c. Baricella 0 0%
0 0%
9 Penyakit pada telinga 0 0%
a. OMA/OMK 0 0%
b. Kandididasis pada telinga 0 0%
0 0%
Total 87 100,00
e. Kelompok Usila
No Kelompok Usila Frekuensi %
1 Ada 0 0
2 Tidak Ada 144 100
Total 144 100,00
3. Kematian
a. Anggota keluarga yang meninggal I tahun terakhir (perjiwa)
No Anggota keluarga wafat Frekuensi %
1 Ada 1 1
2 Tidak Ada 1277 99
Total 1278 100,00