Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menuysun Makalah ini dengan baik.
Tersusunnya Makalah ini merupakan bukti bahwa penulis telah mempelajari Materi
Pancasila & Penyimpangan-nya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, antara lain :
1. Kedua Orang Tua Yang selalu memberi dukungan berupa materi dan doa.
2. Ibu Arie Gunarti, M.IH. Selaku dosen pembimbing.
3. Teman-teman yang telah banyak memberikan dukungan dan doa
Sehingga Makalah ini selesai dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat
dalam maklah ini. Penulis yang mengharapkan kritik dan saran yang bersifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis mengharapkan makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca semua. Amin.
PENULIS
KELOMPOK 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Mengingat betapa penting-nya Hak Asasi yang harus dijamin-kan kepada setiap orang
guna melindungi harkat maupun martabatnya, maka Pancasila sila ke-dua ini merupakan
sesuatu yang relevan dan harus di syukuri keberadaannya yaitu, sebagai penegas bahwa kita
harus selalu menghargai martabat orang lain.
Pada sila ke-dua ini terdapat butiran-butiran yang dapat menjelaskan lebih rinci apa
yang ada didalam sila ke-dua tersebut. Dengan adanya butiran-butiran sila ke-dua tersebut
diharapkan manusia atau lebih tepat nya bangsa indonesia dapat mengamalkan apa yang ada
dalam sila ke-dua tersebut. Sehingga bangsa ini senantiasa berdasar kepada kemanusiaan yang
adil dan beradab dalam bermasyarakat.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua
penggalan kata sanskerta yaitu, panca dan sila. Kata panca berarti lima dan kata sila berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernagara bagi seluruh rakyat indonesia
1
cita atau ide yang semestinya selalu diusahakan untuk dicapai oleh tiap penduduk Indonesia
sehingga cita-cita itu bisa terwujud menjadi kenyataan.
Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa pancasila sebagai pegangan hidup bangsa,
penjelmaan falsafah hidup bngsa, dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma agama, kesusilaan, sopan santun, dan tidak bertentangan
dengan norma-norma hukum yang berlaku.
... Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD
Negara Indonesia, yang berbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang
berkedaulata rakyat dengan berdasar kepada ... .
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai
makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Nilai kemanusiaan yang beradab
mengandung makna bahwa beradab erat kaitannya dengan aturan-aturan hidup, budi pekerti,
tata krama, sopan santu, adat istiadat, kebudayaan, kemajuan ilmu pengetahuan, dan
sebagainya. Berikut pokok pikiran dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:
1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Maksudnya, kemanusiaan itu bersifat Universal.
2. Menjungjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Menghargai hak setiap
warga dan menolak rasisalisme.
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah (jasmani & rohani).
Pada hakikatnya manusia memiliki unsur-unsur yang diantaranya adalah susunan kodrat
manusia (terdiri atas jiwa dan raga), sifat kodrat manusia (terdiri atas makhluk sosial dan
individu), kedudukan kodrat manusia (terdiri atas makhluk yang berdiri sendiri dan makhluk
ciptaan tuhan).
Jadi sila kedua ini menghendaki warga negara untuk menghormati kedudukan setiap
manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia berhak
mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan norma sopan santun
dalam pergaulan sesama manusia. Butir-butir sila kedua adalah sebagai berikut:
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban antar sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
3
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
Merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu perlu
mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain. Makna dari
sila ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk senantiasa menghormati harkat dan
martabat orang lain sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Dengan sikap ini diharapkan
dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan makhluk sosial yang mempunyai hak dan
kewajiban yang sama. Atas dasar sikap perikemanusiaan ini, maka bangsa Indonesia
menghormati hak hidup bangsa lain menurut aspirasinya masing-masing dan menolak segala
bentuk penjajahan di muka bumi ini. Hal itu dikarenakan berlawanan dengan nilai
perikemanusiaan.
Nilai Dominan
Nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai yang lain. Beberapa syarat suatu nilai
yang memiliki nilai dominan:
a. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut.
b. Lamanya nilai tersebut dirasakan oleh anggota kelompok tersebut.
c. Tingginya usaha mempertahankan nilai tersebut.
d. Tingginya kedudukan orang-orang yang membawakan nilai tersebut.
Hal ini dapat dipahami karena Negara adalah lembaga masyarakat yang terdiri atas
manusia-manusia, dibentuk oleh manusia untuk memanusia dan mempunyai suatu tujuan
bersama untuk manusia pula. Maka segala aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan
hakikat dan sifat-sifat manusia Indonesia yang monopluralis, terutama dalam pengertian yang
lebih sentral pendukung pokok Negara berdasarkan sifat kodrat manusia monodualis yaitu
manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
4
Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan hakikat Negara harus sesuai dengan hakikat
sifat kodrat manusia yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk social. Maka bentuk dan
sifat Negara Indonesia bukanlah Negara individualis yang hanya menekankan sifat makhluk
individu, namun juga bukan Negara klass yang hanya menekankan sifat mahluk sosial, yang
berarti manusia hanya berarti bila ia dalam masyarakat secara keseluruhan.
Maka sifat dan hakikat Negara Indonesia adalah monodualis yaitu baik sifat kodrat
individu maupun makhluk sosial secara serasi, harmonis, dan seimbang. Selain itu hakikat
dan sifat Negara Indonesia bukan hanya menekankan pada segi kerja jasmani belaka, atau
juga bukan hanya menekankan pada segi rohani nya saja, namun sifat Negara harus sesuai
dengan kedua sifat tersebut yaitu baik kerja jasmani maupun kejiwaan secara serasi dan
seimbang, karena dalam praktek pelaksanaannya hakikat dan sifat Negara harus sesuai dengan
hakikat kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan.
5
2.6. Kronologi Pembakaran Pelaku Begal Motor oleh Warga Pondok Aren
RMOL. Seorang yang diduga pelaku begal motor tewas dibakar massa di Jalan Raya
Ceger, Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan dini hari tadi. Sebelum dibakar
warga, Pelakunya sempat dipukuli dulu, kata Kanit Reskrim Polsek Pondok Aren Iptu
Agung kepada detikcom, Selasa (24/2/2015). Begal juga ini sempat ditelanjangi warga yang
kesal akan aksi bandit ini.
Begal motor yang dibakar warga ini membawa pedang saat beraksi. Berikut ini adalah
kronologi pembakaran maling motor tersebut berdasarkan data Humas Polda Metro Jaya:
Tiga orang pelaku pembegalan bisa kabur, namun satu orang begal yang tertinggal jadi
bulan-bulanan warga. Massa yang sudah geram, tanpa di komando langsung memberikan
bogem mentah ke tubuh pelaku. Tidak hanya itu, pelaku juga ditelanjangi dan puncaknya
pelaku yang bertubuh kurus dengan usia sekitar 26 tahunan tersebut dibakar hidup-hidup.
Hingga saat ini polisi masih mendalami kasus tersebut. Korban sendiri sudah
diperbolehkan pulang setelah sejak semalam diperiksa di Mapolsek Pondok Aren.
Pelanggaran yang selanjutnya adalah pelanggaran hak untuk tidak mendapat perlakuan
yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat. Hal ini terjadi saat pelaku dipukuli
oleh warga bahkan ditelanjangi dan dibakar tanpa rasa ampun. Padahal, pelaku sudah meminta
ampun kepada warga.
Pelanggaran lainnya adalah hak untuk memperoleh keadilan. Dimana pelaku tersebut
mendapat perlakuan atas pembunuhan secara tidak wajar diluar prosedur hukum. Seharusnya
mereka hanya mendapat hukuman kurungan, tetapi warga tersebut menghakimi sendiri
6
terhadap pelaku begal. Kegiatan menghakimi sendiri ini tentu melanggar hukum dan hak asasi
manusia.
Setiap orang yang dituduh melanggar hukum berhak atas proses hukum yang adil
dan transparan dalam proses peradilan suatu negara. Tindakan main hakim sendiri
menghilangkan hak seseorang yang tertuduh atas suatu pelanggaran hukum. Selain itu
bab XA tentang Hak Asasi Manusia pada UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(perhatikan penamaan, ini adalah nama resmi UUD pasca amendemen), Pasal 28D ayat
(1) menekankan hal yang sama, persamaan kedudukan dan perlakuan di hadapan
hukum.
"Proses peradilan singkat" yang dialami oleh setiap pelaku kriminalitas ini justru yang
melemahkan hukum di Indonesia, bukan sebaliknya. Akibat yang didapat pun tidak hanya
kerugian fisik semata, tetapi sekaligus kerugian non fisik.
Maka bisa kita katakan, aksi main hakim sendiri inilah yang melemahkan sistem hukum
yang berlaku dan sekaligus mencoreng keadilan yang dijunjung tinggi oleh lembaga-lembaga
penegak hukum terkait.
Selain itu, pelanggaran yang terjadi adalah pelanggaran atas rasa aman. Di mana dalam
kasus ini menimbulkan rasa takut dan khawatir yang dialami oleh warga.
7
orang "apatis hukum" bukan? lalu kemudian "menghalalkan" segala macam cara untuk
mendapatkan keadilan.
Namun, pelaku penghilangan nyawa tersebut dapat lepas dari sanksi hukum jika ada
alasan pembenar maupun alasan pemaaf. Misalnya, karena terpaksa untuk membela diri.
Namun, untuk bisa membuktikan adanya alasan pemaaf atau alasan pembenar tersebut, maka
harus melalui proses peradilan.
Bagi pakar legisme, cara demikian harus ditempuh. Tidak ada vonis diluar dari proses
peradilan. Hal ini juga yang dilakukan oleh Budi Gunawan. Ketika yang bersangkutan
ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK, maka yang bersangkutan membela diri bahwa ia
tidak bersalah. Kemudian menempuh cara Praperadilan untuk menyatakan bahwa penetapan
tersangka tersebut tidak sah dan dikabulkan oleh hakim Sarpin.
Jika kita sudah maksimal untuk menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, maka kasus pembakaran pelaku begal dapat dicegah karena kita sudah bisa
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
Langkah kedua terpusat kepada pihak yang berwenang, dimana mereka harus lebih sigap
dalam mengawasi kriminalitas yang ada. Misalnya, mereka bisa berkoordinasi untuk
melakukan patroli pada malam hari terutama di titik-titik yang rawan terhadap
kriminalitas.Supaya penegakan hukum yang ada di Indonesia bisa lebih efisien dan efektif.
8
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pancasila dirumuskan bukan semata tanpa arti. Dalam setiap sila dalam Pancasila
mengandung nilai-nilai luhur. Nilai-nilai inilah yang jika diterapkan secara konsisten dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dapat menjadi pendorong untuk kemajuan bangsa.
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara yang telah
dirumuskan oleh tokoh-tokoh pendiri bangsa dimana nilai-nilainya bersumber dari nilai
luhur bangsa. Meskipun begitu, penerapan perilaku yang sesuai terhadap nilai-nilai tersebut
masih sulit untuk diwujudkan.
Terfokus pada sila ke-dua Pancasila yang mengandung makna warga Negara Indonesia
mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang memiliki
kedudukan, dan derajat yang lebih tinggi serta harus dipertahankan dengan kehidupan yang
layak), memperlakukan manusia secara adil dan beradab dimana manusia memiliki daya
cipta, rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan
hewan.
3.2. Saran
Kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia harus bisa mengamalkan pancasila salah
satunya yaitu sila kemanusiaan yang adil dan beradab di dalam kehidupan sehari-hari. Kami
berharap sila kemanusiaan yang adil dan beradab kini tidak hanya menjadi teori semata
namun dapat meresapi dan melaksanakan nilai-nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari-
hari yang diwujudkan secara nyata baik keadilan di mata hukum, politik, ekonomi dan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai mahasiswa yang mengerti makna sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab kita
harus memiliki sikap saling menghargai antar sesama manusia dan memiliki sikap toleransi
terhadap pemeluk agama lain, suku lain, ras maupun budaya orang lain.
Penyimpangan yang terjadi terhadap nilai luhur pancasila bukanlah kesalahan satu pihak
saja. Tetapi lembaga yang terkait dengan penanaman nilai-nilai dasar pancasila juga turut
bertanggung jawab. Sehingga sangat diperlukan peranan dari pemerintah dan pihak-pihak
terkait untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat, sehingga
penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai Pancasila menjadi berkurang.
iii