Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam usaha pemulihan krisis ekonomi Indonesia dewasa ini, sesungguhnya koperasi
mendapatkan peluang (opportunity) untuk tampil lebih eksis. Krisis ekonomi yang diawali dengan
krisis nilai tukar dan kemudian membawa krisis hutang luar negeri, telah membuka mata semua
pemerhati ekonomi bahwa "fundamental ekonomi" yang semula diyakini kesahihannya, ternyata
tidak terbukti. Para pengusaha besar, konglomerat, dan industri manufaktur yang selama ini
diagung-agungkan membawa pertumbuhan ekonomi yang pesat pada rata-rata 7% pertahun,
ternyata hanya merupakan wacana. Sebab, ternyata kebesaran mereka hanya ditopang oleh hutang
luar negeri sebagai hasil kerja sama. Setelah dicanangkan oleh pendiri negara kita, bahwa koperasi
merupakan lembaga ekonomi yang cocok dengan spirit masyarakatnya, yaitu azas kekeluargaan.
Kekeluargaan adalah azas yang memang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia dan
telah berurat akar dalam jiwa bangsa Indonesia (Hadhikusuma ; 2000). Namun sampai saat ini
pada kenyataannya peran koperasi untuk berkontribusi dalam perekonomian Indonesia belum
mencapai taraf signifikan. Banyaknya masalah yang menghambat perkembangan koperasi di
Indonesia menjadi problematik yang secara umum masih dihadapi. Pencapaian misi mulia
koperasi pada umumnya masih jauh dari idealisme semula. Koperasi yang seharusnya mempunyai
amanah luhur, yaitu membantu pemerintah untuk mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial,
belum dapat menjalani peranannya secara maksimal. Membangun koperasi menuju kepada
peranan dan kedudukannya yang diharapkan merupakan hal yang sangat sulit, walau bukan
merupakan hal yang tidak mungkin.
OIeh karena itu, tugas ini tetap pada satu titik keyakinan, bahwa seburuk apapun keadaan
koperasi saat ini, kalau semua komponen bergerak bersama, tentunya ada titik terang yang
diharapkan muncul. Dan juga diharapkan mampu menjadi pencerahan bagi kita semua, tentang
bagaimana koperasi dikembalikan kepada cita-cita para pendiri bangsa ini, menjadikan kegiatan
ekonomi menjadi milik semua rakyat. Dengan demikian, kesenjangan ekonomi yang menyebar
pada kesenjangan sosial dan penyakit-penyakit masyarakat Iainnya dapat dikurangi (Nuhung,
2002). Citra koperasi di masyarakat saat ini identik dengan badan usaha marginal, yang hanya bisa
hidup bila mendapat bantuan dari pemerintah. Hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar, karena
banyak koperasi yang bisa menjalankan usahanya tanpa bantuan pemerintah. Tantangan koperasi
ke depan sebagai badan usaha adalah harus mampu bersaing secara sehat sesuai etika dan norma
bisnis yang berlaku . Pendapat mengenai keberadaan unit usaha koperasi dalam sistem ekonomi
Indonesia. Pertama adalah yang mengutarakan perlunya mengkaji ulang apakah koperasi masih
perlu dipertahankan keberadaannya dalam kegiatan ekonomi. Secara implisit pendapat ini
menghendaki agar kita tidak perlu mempertahankan koperasi sebagai unit usaha ekonomi. Kedua,
adalah pendapat yang memandang bahwa unit usaha koperasi dipandang perlu untuk
dipertahankan sekadar agar tidak dianggap menyimpang dari UUD 1945. Pendapat inilah yang
selama ini hidup dalam pemikiran para birokrat pemerintahan. Ketiga, adalah pendapat yang
menganggap bahwa koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang harus dikembangkan
menjadi unit usaha yang kukuh dalam rangka proses demokratisasi ekonomi. Pendapat ini
mendasarkan pada semangat dan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang ingin mengubah hubungan
dialektik ekonomi, dari dialektik kolonial pada jaman penjajahan kepada dialektik hubungan
ekonomi yang menjadikan rakyat sebagai kekuatan ekonomi (Sritua, 1997).
Tantangan bagi dunia usaha, terutama pengembangan Usaha Kecil Menengah , mencakup aspek
yang luas, antara lain : peningkatan kualitas SDM dalam hal kemampuan manajemen, organisasi
dan teknologi, kompetensi kewirausahaan, akses yang lebih luas terhadap permodalan, informasi
pasar yang transparan, faktor input produksi lainnya, dan iklim usaha yang sehat yang mendukung
inovasi, kewirausahaan dan praktek bisnis serta persaingan yang sehat (Haeruman, 2000).
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola atau mengatur. Sedangkan
secara definitip pengertian manajemen adalah seni dan ilmu untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan bantuan tenaga dan pikiran orang lain.
Manajemen merupakan suatu kegiatan atau serangkaian tindakan atau proses untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, melalui kerja sama dengan orang lain. Sebagai arti dari serangkaian
tindakan adalah dalam mencapai tujuannya, diperlukan adanya kerja sama yang rasional dan
efektif, dengan berbagai tindakan yang saling berkaitan.
Seorang pakar manajemen, Stoner menguraikan bahwa manajemen merupakan suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas usaha-usaha para anggota
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Alex Dasuki, manajemen adalah
usaha ( ilmu ) yang berhubungan dengan cara mengkombinasikan dan mengoperasionalkkan
faktor-faktor produksi secara efisien serta memilih unit-unit usaha yang menguntungkan serta
berkesinambungan, sebagai suatu proses, maka manajemen sebagai titik utamanya memiliki fungsi
berturut-turut sebagai berikut :
Perencanaan (planning) merupakan suatu keputusan tentanng apa yang dilakukan untuk mencapai
tujuan.
Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pimpinan
unutk menggabungkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki. Langkah-langkah yang
diperlukan meliputi penetapan struktur organisasi dengan pembagian tugas, pengaturan hak dan
wewenang masing-masing sehingga dapat bekerja sama secara efisien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Pengarahan (actuating) adalah pengarahan terhadap orang-orang agar mau bekerja sama secara
sadar dalam suatu kelompok kerja guna mencapai tujuan. Berdasarkan fungsi tersebut manajer
harus tahu persis kebutuhan dari orang-orang terkait, sehingga manajer dapat dengan mudah
menggerakkan orang lain untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
Koordinasi (coordinating) adalah suatu usaha memadukan atau menyamakan berbagai arahan atau
aneka perintah untuk dijadikan satu tujuan atau satu arah yang sama, menyelaraskan keinginan
masing-masing anggota yang terkait.
Pengawasan (controlling ) merupakan tindakan yang sistematis dari manajemen untuk mengarahkan
agar setiap pelaksanaan kerja sesuai dengan apa yang telah ditentukan semula. Dalam pengawasan,
diperlukan tindakan pemantauan yang efektif agar dapat mencegah penyimpangan yang
merugikan.
Menurut M.C Farland menyebbutkan bahwa manajemen sebagai suatu pemandu, di mana
orang-orang yang berwenang menciptakan, memelihara, dan menjalankan organisasi dalam
memilih dan mencapai tujuann. Jadi menekankanpada prosesnya, orangnya dan organisasinya.
Sedangkan menurut beberapa literatur manajemen, istilah manajemen mengandung
maksud sebagai suatu proses, sebagai kolektivitas orang0oranf yang bekerja sama dan sebagai seni
atau sebagai ilmu. Jadi yang penting adanya tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan orang
lain yang dibimbing dan diawasi.
Dengan kata lain, sarana atau alat manajemen yang digunakan untuk mencapai tujuan antara lain
adalah :
Orang (man) yang mengatur atau mengelola sumber daya yang ada.
Uang (money) sebagai alat yang digunakan agar SDM bisa bekerja.
Bahan (material) bahan yang dibutuhkan dalam suatu organisasi.
Metode (cara kerja) langkah yang digunakan untuk menjalankan organisasi.
Pasar (market) sasaran yang menjadi tujuan pemasaran produk.

PENGERTIAN KOPERASI
Untuk dapat memahami koperasi harus didahului dengan mengetahui dan memahami jati
diri koperasi. Karena dengan mengetahui dan memahami jati diri koperasi, maka sebagai bagian
dari bangsa Indonesia kita akan turut melestarikan perkoperasian di Indonesia sebagai soko guru
perekonomian bangsa. Oleh karena itu, akan tercipta kehidupan masyarakat yang adil, sejahtera,
dan makmur yang menjadi tujuan utama koperasi.
Adapun jati diri koperasi yang meliputi :
a. Definisi Koperasi
Pada dasarnya koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuhkembangkan sebagai badan usaha
penting dan bukan sebagai alternatif terakhir. Membentuk jiwa kewirausahaan koperasi di dalam
diri para pengurus dan anggotanya adalah upaya awal untuk menuju keberhasilan gerakan koperasi
di tanah air. Menurut hasil kongres ICA di Manchaster Inggris 1995, koperasi adalah perkumpulan
otonom dari orang-orang yang tergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi
ekonomi, sosial, dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang mereka miliki dan awasi
secara demokratis. Sedangkan, menurut Undang-undang no. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian,
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-serorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai organisasi ekonomi
yang berwatak sosial sebagai usaha bersama berdasar asas-asas kekeluargaan dan gotong royong
(Widiyanti, 1994). Ropke menyatakan makna koperasi dipandang dari sudut organisasi ekonomi
adalah suatu organisasi bisnis yang para pemilik/anggotanya adalah juga pelanggan utama
perusahaan tersebut. Kriteria identitas koperasi akan merupakan dalil/prinsip identitas yang
membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha lainnya (Hendar dan Kusnadi, 1999).
Elemen yang terkandung dalam koperasi menurut International Labour Organization (Sitio dan
Tamba, 2001) adalah:
a) Perkumpulan orang-orang,
b) Penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan,
c) Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai,
d) Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang diawasi dan
dikendalikan secara demokratis,
e) Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan,
f) Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.

b. Nilai-Nilai Koperasi
Koperasi berdasarkan pada nilai-nilai koperasi, antara lain :
a) Menolong diri sendiri (selp help).
b) Bertanggung jawab pada diri sendiri.
c) Demokratis.
d) Persamaan.
e) Keadilan.
f) Solidaritas.
Berdasarkann tradisi para pendirinya, para anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etis, antara
lain :
g) Kejujuran.
h) Keterbukaan.
i) Tanggung jawab sosial.
j) Kepedulian pada orang lain.

c. Prinsip-Prinsip Koperasi
Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi. Gerakan
koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian yang bersifat terpadu
menuju tercapainya cita-cita bersama koperasi. Perkoperasian di Indonesia diatur dengan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1992 yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, dan bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, dan makmur.
Prinsip-prinsip dasar koperasi menurut Undang-Undang no. 12 tahun 1967, adalah sebagai
berikut:
a) Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warg negara Indonesia.
b) Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan demokrasi dalam koperasi.
c) Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing anggota.
d) Adanya pembatasan bunga atas modal.
e) Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masya rakat pada umumnya.
f) Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka.
g) Swadaya, swakarta, dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percaya pada diri sendiri.
Menurut Undang-Undang no. 25 Tahun 1992 Pasal 5 ayat 1, prinsip-prinsip koperasi adalah
sebagai berikut:
a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-
masing anggota.
d) Pemberian balas jasa yang terbatas atas modal.
e) Kemandirian.
Pasal 5 ayat 2 (Pengembangan Koperasi)
f) Pendidikan perkoperasian.
g) Kerjasama antar koperasi.
Sedangkan, menurut ICA ( Kongres Manchaster tahun 1995), prinsip-prinsip koperasi
adalah sebagai berikut:
a) Keanggotaan secara sukarela dan terbuka.
b) Pengawasann demokratis oleh anggota.
c) Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi.
d) Otonomi dan kebebasan (Independence)
e) Pendidikan, pelatihan dan penerangan.
f) Kerjasama antar Koperasi.
g) Kepedulian terhadap masyarakat.

PENGERTIAN MANAJEMEN KOPERASI


Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya lembaga bisnis.
Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan yang efektif dan efisien yang
dikenal dengan manajemen. Demikian juga dalam badan usaha koperasi, manajemen merupakan
satu hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang diharapkan. Prof. Ewell Paul Roy
mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4 (empat) unsur yaitu: anggota, pengurus,
manajer, dan karyawan. Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para
karyawan agar mempertahankan produktivitas yang tinggi. Karyawan merupakan penghubung
antara manajemen dan anggota pelanggan (Hendrojogi, 1997).
Menurut Suharsono Sagir, sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah kepada
manajemen partisipatif yang di dalamnya terdapat kebersamaan, keterbukaan, sehingga setiap
anggota koperasi baik yang turut dalam pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun yang di luar
kepengurusan (angota biasa), memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi
(Anoraga dan Widiyanti, 1992).
Manajemen koperasi pada dasarnya dapat ditelaah dan tiga sudut pandang, yaitu organisasi,
proses, dan gaya (Hendar dan Kusnadi, 1999). Dari sudut pandang organisasi, manajemen
koperasi pada prinsipnya terbentuk dan tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan. Dapat
dibedakan struktur atau alat perlengkapan onganisasi yang sepintas adalah sama yaitu: Rapat
Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Untuk itu, hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi
dengan fungsi manajemen. Unsur Pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan
organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dan anggota, untuk
mendampingi Pengurus dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda
organisasi dan usaha koperasi. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur
organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota. Dan sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih
mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang satu suara (one man
one vote) sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi. Karena itu, manajemen koperasi ini
sering dipandang kurang efisien, kurang efektif, dan sangat mahal. Terakhir, ditinjau dan sudut
pandang gaya manajemen (management style), manajemen koperasi menganut gaya partisipatif
(participation management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan manajemen
yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.
Sitio dan Tamba (2001) menyatakan badan usaha koperasi di Indonesia memiliki manajemen
koperasi yang dirunut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu: Rapat anggota, pengurus,
pengawas, dan pengelola. Telah diuraikan sebelumnya bahwa, watak manajemen koperasi ialah
gaya manajemen partisipatif. Pola umum manalemen koperasi yang partisipatif tersebut
menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi. Terdapat pembagian tugas (job
description) pada masing-masing unsur. Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai
lingkup keputusan (decision area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup keputusan yang
dilakukan secara bersama (shared decision areas).
Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut
(Sitio dan Tamba, 2001):
a.Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan umum di bidang
organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan
dan ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan sekali
setahun.
b.Pengurus
Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan demikian, Pengurus dapat
dikatakart sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-
kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah kebijakan
strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.
c.Pengawas
Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang
dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas dipilth dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. OIeh sebab
itu, dalam struktur organisasi koperasi, posisi Pengawas dan Pengurus adalah sama.
d.Pengelola
Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus, untuk
melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. Hubungan Pengelola usaha (managing director)
dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian
atau kontrak kerja.
Dengan demikian yang dimaksud dengan manajemen koperasi adalah seni dan ilmu untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya ( meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial para anggotanya ) dengan menggunnakan bantuan tenaga dan pikiran orang
lain dalam koridor organisasi koperasi.

PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI


Menurut Undang-Undang no.25 tahun 1992 Pasal 21, perangkat organisasi koperasi terdiri
atas :
a) Rapat Anggota
Rapat anggota secara normal diselenggarakan satu tahun sekali atau selambat-lambatnya
tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang bersangkutan. Rapat anggota merupakan kekuasaan
tertinggi pada organisasi koperasi yang dapat diwujudkan sebagai berikut :
Dalam Rapat Anggota, dipilih dan diberhentikan jabatan pengurus serta Badan Pengawas.
Dalam Rapat Anggota, didengar laporan pengurus serta disahkan laporan pertanggungjawaban.
Dalam Rapat Anggota, berbagai usul dan saran serta pendapat dari para anggota dapat dikeluarkan
secara adil sesuai haknya, yaitu satu anggota mempunyai satu suara. Jadi forum ini merupakan
perwujudan dari pelaksanaan demokrasi anggota.
Dalam Rapat Anggota, diputuskan rencana-rencana kerja koperasi untuk periode yang akan
datang.
Dalam Rapat Anggota, semua anggaran pendapatan dan biaya yang telah disusun dimintkan juga
persetujuan dari para anggota.
Rapat Anggota juga terdiri dari :
a. Rapat anggota biasa.
- Rapat anggota rencana kerja (RARK)
- Rapat anggota tahunan (RAT)
b. Rapat anggota khusus (RK)
c. Rapat anggota luar biasa (RALB)

b) Pengurus
Pengurus koperasi terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta anggota yang dipilih
dalam Rapat Anggota sesuai dengan anggaran dasar koperasi.pengurus merupakan wakil para
anggota yang memenuhi syarat dan kriteria tertentu serta dipilih dan disahkan oleh Rapat Anggota.
Mereka bersumpah di depan para anggota untuk setia dan mengabdi demi kepentingan koperasi
secara suka rela. Mereka dipercaya menjadi wakil anggota yang bertugas menjalanka, mengelola,
dan memimpin jalannya organisasi koperasi. Mereka bekerja sebagai mandataris dari anggota
untuk melaksanakan apa yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota. Pengurus berhak mewakili
organisasi di dalam dan di luar pengadilan bila terjadi suatu masalah. Sebagai mandataris pengurus
pada setiap akhir tahun pembukuan membacakan laporan pertanggungjawaban kepada Rapat
Anggota atas tugas-tugas yang diembannya dengan disaksikan oleh pejabat yang berwenang (
Undang-Undang no.25 tahun 1992 Pasal 29,30 dan 31)
c) Pengawas
Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota yang
sesuai dengan bunyi Pasal 38 Undang-Undang no.25 tahun 1992. Pengawas bertugas melakukan
pemeriksaan terhadap tat kehidupan koperasi, termasuk organisasi usaha, dan pelaksanaan
kebijakan pengurus. Dalam melakukan tugas-tugas tersebut, pengawas menyusun laporan tertulis
tentang hasil pemeriksaannya yang akan disampaikan ke RAT. Karena pengawas berwenang untuk
meneliti catatan serta menguji kebenaran harta, hak, dan kewajibanyang dimiliki koperasi, maka
jabatan ini tidak boleh dirangkap apalagi oleh pengurus.

KUNCI KEKUATAN KOPERASI


Adapun prinsip dual identity yang menjadi kunci kekuatan koperasi dalam menjalankan
usaha koperasi maupun pengelolaan koperasi yaitu :
a) Anggota sebagai pemilik koperasi
Anggota koperasi adalah juga pemilik koperasi yang mempunyai hak suara, dimana dalam
RAT hak suara masing-masing diperhatikan. Jika partisipasi anggota dalam koperasi tersebut
sudah benar-benar berkualitas atau sudah tinggi, maka perlu diadakan perubahan hak suara.
Apakah jasa anggota kepada koperasi akan dijadikan bahan pertimbangan hak suara dalam Rapat
Anggota.
Pembuat kebijakan adalah Rapat Anggota yang membahas dan menyetujui rencana yang
diusulkan oleh pengurus atau manajer. Dalam mebuat kebijakan, pengurus koperasi sering kurang
jelas sehingga lebih baik sentralisasi kebijakan usaha diserahkan pada unit otonom yang sudah
layak. Dengan demikian, pengurus dan manajer hanya bersifat koordinatif di bawah pengawasan
Pengawas yang lebih intensif. Kewenangan pemilik sangat besar pengaruhnya sehingga pemilik
harus benar-benar mengetahui hak dan kewajiban mereka. Di samping itu, manajemen harus terus-
menerus mengusahakan pendidikan untuk pemilik agar mampu berbuat voice, vote, dan exit.
Voice artinya anggota bebas mengeluarkan pendapat, bebas menberikan saran serta suara, dan
bebas mengambil keputusan untuk membeli atau tidak di koperasi. Vote artinya dalam pemilihan
pengurus mereka mempunyai kebebasan untuk memilih atau tidak terhadap calon-calon yang ada.
Exit artinya bebas keluar masuk menjadi anggota. Apabila pengurus yang dicalonkan kira-kira
mampu membawakan aspirasi anggota (promosi anggota) pasti akan mendapat dukungan
besardalam Rapat Anggota. Jadi dengan adanya voice, vote, dan exit yang dilakukan oleh anggota,
sangat mempengaruhi kebijakan manajemen koperasi.
Anggota sebagai pemilik juga berpartisipasimemberikan sumber modal sendiri (intern)
koperasi yang berupa simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan pokok merupakan simpanan
awal anggota koperasi dan sekali selama menjadi anggota koperasi, sedangkan simpanan wajib
merupakan simpanan yang dibayarkan setiap bulan oleh anggota koperasi yang jumlahnya sudah
ditentuka dalam Rapat Anggota. Simpanan pokok dan simpanan wajib ini akan semakin besar
jumlahnya apabila terjadi pertambahan anggota dan ini berarti modal koperasi semakin besar.
Simpanan pokok dan simpanan wajib dari anggota koperasi dapat menjadi jaminan
pembayaran apabila koperasi mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak. Pelaporan tentang
modal intern koperasi akan menjadi jaminan apakah koperasi tersebut dapat dipercaya atau tidak.
Karena semakin besar modal intern yang di miliki koperasi, maka koperasi akan semakin mudah
untuk melakukan jaminan pembayaran tepat waktu dan tepat jumlah, pelayanan ramah, pelayanan
cepat dan tepat, komunikasi rutin, dan saling menjaga kepercayaan. Jaminan pembayaran yang
sesuai dengan keinginan pemberi modal akan semakin memberi kepercayaan terhadap koperasi.
Apabila koperasi pada suatu saat membutuhkan pinjaman modal dari pihak asing.
b) Anggota sebagai pelanggan koperasi
Koperasi adalah kumpulan orang atau badan hukum yang bekerja sama secara suka rela
untuk mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan bagi para anggotanya. Anggota koperasi juga
dapat dikatakan sebagai pelanggan koperasi, karena di dalam usaha koperasi sudah terdapat
berbagai macam kebutuhan para anggota. Di dalam Rapat Anggota sudah di bahas tentang
kebutuhan dan keinginan para anggota agar tujuan koperasi dapat dicapai yaitu menyejahterakan
para anggotanya. Para anggota koperasi sudah dapat menjadi pangsa pasar bagi koperasi. Koperasi
dapat bermafaat bagi anggotanya yaitu dengan menyediakan atauu melayani kebutuhan para
anggota dengan kualitas yang terjamin, jumlah yang cukup, harga yang murah dan waktu yang
sesuai. Berdasarkan prinsip identitas koperasi, yaitu anggota koperasi adalah sebagai pemilik
sekaligus sebagai pelanggan koperasi, maka pemberian pelayanan kepada anggotanya harus benar-
benar memuaskan.
Jumlah anggota koperasi dapat dijadikan sebagai jaminan pasar. Dalam menjalankan
manajemen pemasaran, koperasi harus mencari pelanggan sebanyak-banyaknya agar usaha
koperasi dapat berkembang. Koperasi harus memberikan pelayanan prima kepada pelanggan yaitu
memberikan harga murah tetapi standar, kualitas barang standar, stabilitas ketersediaan barang
terjamin, kepastian jam buka dan jam tutup pelayanan, pelayanan cepat, tepat dan ramah,
keamanan dan kenyamanan dalam berbelanja terjamin, sserta performence tempat pelayanan dan
pramuniaganya menarik.
Prinsip identitas anggota sebagai pelanggan (Haslizen, 2001) dapat diartikan sebagai
berikut :
anggota koperasi produksi bekerja pada perusahaan koperasi,
koperasi dimodali anggota,
peralatan dan mesin milik anggota, karena dibeli secara bersama atau dibawa dari rumah masing-
masing (partisipasi anggota terhadap koperasi), ditempatkan pada perusahaan koperasi, dipelihara
secara bersama-sama,
proses produksi dilakukan pada perusahaan koperasi, dengan kata lain pada perusahaan merekalah
anggota melakukan kegiatan produksi,
anggota adalah sebagai pekerja yang setia dan tidak pindah-pindah atau keluar-masuk sesuka hati
sebagai pekerja pada perusahaan umum,
anggota, adalah pekerja yang mengoperasikan mesin/peralatan secara langsung, mandor ataupun
manejer,
anggota (pekerja) digaji oleh perusahaan mereka, berdasarkan hasil kerja bersama, bila mereka
tidak bekerja/keluar/berhenti, sama artinya sebuah mesin/peralatan tidak beroperasi/rusak, atau
bekerja dengan tidak baik artinya mutu produk akan rendah.
Maju mundurnya koperasi terletak ditangan para anggota. Koperasi produksi adalah
pabrik, tempat anggota bekerja adalah pemasok-pemasok dan juga sebagai pelanggan yang berada
dalam satu sistem pabrik. Pabrik sebagai pemasok dan juga pelanggan tidak hanya dengan pabrik
tetapi dapat antar pabrik. Karena koperasi sebagai sistem, maka setiap pemasok selalu menjaga
kriteria produk (mutu) permintaan pabrik kerja/departemen lain sedangkan pelanggan selalu
memperhatikan mutu produk pemasok sebelum memakai (artinya menerapkan manajemen mutu
terpadu). Pabrik kerja/departemen bertindak sebagai pelanggan dalam sistem, (yaitu sistem
koperasi) baik antar pabrik maupun dengan pergudangan koperasi (bahan baku dan/atau barang
jadi siap dipasarkan). Berdasarkan pembahasan diatas, anggota adalah komponen utama dalam
melaksanakan/menjalankan kegiatan perusahaan koperasi dan bukan hanya sebagai buruh
perusahaan sebagaimana perusahaan pada umumnya. Jelas pada koperasi produksi anggota itu
adalah aset perusahaan koperasi. Jadi pada koperasi produksi prinsip identitas ganda adalah,
anggota sebagai pemilik dan pekerja sekaligus aset perusahaan koperasi dalam sistem koperasi
produksi. Konsep identitas ganda ini memberikan pengertian baru tentang keanggotaan dan aset
koperasi demikian pula tentang pemberian gaji.
Adapun manfaat koperasi bagi anggota dari Usaha Koperasi :
Keuntungan Ekonomis : Peningkatan skala usaha (menjual & membeli), pemasaran (menampung
hasil produksi, pengadaan barang dan jasa (menyediakan untuk anggota), fasilitas kredit (memberi
kemudahan kepada anggota), pembagian SHU (berdasar transaksi dan partisipasi anggota).
Keuntungan Sosial : Keuntungan kelompok (kepentingan banyak orang), pendidikan dan pelatihan
(meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan) serta kaderisasi yang
berkesinambungan, program sosial lainnya (kesetiakawanan antar anggota).

PERMASALAHAN KOPERASI
Untuk mampu bertahan di era globalisasi tentunya koperasi harus instropeksi atas kondisi
yang ada pada dirinya. Tidak dapat dipungkiri bahwa hanya dengan mengenal jati diri koperasi
secara benar maka kemungkinan bersaing dengan badan usaha lain akan terbuka. Jelas bahwa
ditinjau dari sudut bentuk organisasinya, maka organisasi koperasi adalah SHO (self-help
organisasi). Intinya koperasi adalah badan usaha yang otonom. Masalahnya adalah otonomi
koperasi sejauh ini menjadi tanda tanya besar. Karena bantuan pemerintah yang begitu besar
menjadikan otonomi koperasi sulit terwujud. Dalam dataran konsepsional otonomi koperasi juga
mengandung implikasi bahwa badan usaha koperasi seharusnya lepas dari lembaga pemerintah,
artinya organisasi koperasi bukan merupakan lembaga yang dilihat dari fungsinya adalah alat
administrasi langsung dari pemerintah, yang mewujudkan tujuan-tujuan yang telah diputuskan dan
ditetapkan oleh pemerintah (Rozi dan Hendri, 1997).
Masalah mutu sumber daya manusia pada berbagai perangkat organisiasi koperasi menjadi
masalah yang menonjol dan mendapat sorotan.
Subyakto (1996) mempunyai pandangan bahwa, kendala yang sangat mendasar dalam
pemberdayaan koperasi dan usaha kecil adalah masalah sumber daya manusia. Pengurus dan
karyawan secara bersama-sama ataupun saling menggantikan menjadi pelaku organisasi yang
aktif, dan menjadi front line staff dalam melayani anggota koperasi. Keadaan saling menggantikan
seperti itu, banyak terjadi dalam praktik manajemen koperasi di Indonesia. Kinerja front line staff
memiliki dampak terhadap kepuasan pihak-pihak yang memiliki kaitan dengan pengembangan
koperasi, antara lain adalah anggota sebagai pemilik dan pemanfaat, pemerintah sebagai pembina
serta pihak mitra bisnis yang berperan sebagai pemasok, distributor, produsen, penyandang dana
dan lain sebagainya.
KEWIRAUSAHAAN KOPERASI
Secara definitif seorang wirausaha termasuk wirausaha koperasi adalah orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil
tindakan yang tepat guna memastikan sukses (Meredith, et al,1984).
Para wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai sikap mental positif yang berorientasi pada
tindakan dan mempunyai motivasi tinggi dalam mengambil risiko pada saat mengejar tujuannya.
Tetapi mereka juga orang-orang yang cermat dan penuh perhitungan dalam mengambil keputusan
tentang sesuatu yang hendak dikerjakan, Setiap mengambil keputusan tidak didasarkan pada
metode coba-coba, melainkan dipelajari setiap peluang bisnis dengan mengumpulkan informasi-
informasi yang berharga bagi keputusan yang hendak dibuat. Selanjutnya menurut Meredith
(1984) para wirausaha (termasuk wirausaha koperasi) mempunyai ciri dan watak yang berlainan
dengan individu kebanyakan.
Ciri-ciri dan watak tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri.
b. Berorientasi pada tugas dan basil yang didorong oleh kehutuhan untuk berprestasi, berorientasi
pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyni tekad kerja keras, dan
mempunyai energi inisiatif.
c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil risiko dan mengambil keputusan secara cepat dan
cermat.
d. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi saran dan kritik.
e. Berjiwa inovatif, kreatif dan tekun.
f. Berorientasi ke masa depan.
Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif
dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil risiko dan berpegang teguh pada
prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan
kesejahteraan bersama (Hendar dan Kusnadi, 1999). Dan definisi tersebut terkandung beberapa
unsur yang patut diperhatikan seperti penjelasan di bawah ini. Kewirausahaan koperasi merupakan
sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif. Ini berarti wirausaha koperasi (orang yang
melaksanakan kewirausahaan koperasi) harus mempunyai keinginan untuk memajukan organisasi
koperasi, baik itu usaha koperasi maupun usaha anggotanya. Usaha itu harus dilakukan secara
koperatif dalam arti setiap kegiatan usaha koperasi harus mementingkan kebutuhan anggotanya.
Tugas utama wirausaha koperasi adalah mengambil prakarsa inovatif, artinya berusaha mencari,
menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama (Drucker, 1988).
Bertindak inovatif tidak hanya dilakukan pada saat memulai usaha tetapi juga pada saat usaha itu
berjalan, bahkan pada saat usaha koperasi berada dalam kemunduran. Pada saat memulai usaha
agar koperasi dapat tumbuh dengan cepat dan menghasilkan. Kemudian pada saat usaha koperasi
berjalan, agar koperasi paling tidak dapat mempertahankan eksistensi usaha koperasi yang sudah
berjalan dengan lancar. Perihal yang lehih penting adalah tindakan inovatif pada saat usaha
koperasi berada dalam kemunduran (stagnasi). Pada saat itu wirausaha koperasi diperlukan agar
koperasi berada pada siklus hidup yang baru.
Wirausaha koperasi harus mempunyai keberanian mengambil risiko. Karena dunia penuh
dengan ketidakpastian, sehingga hal-hal yang diharapkan kadang-kadang tidak sesuai dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam itu
diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil risiko. Tentu saja
pengambilan risiko ini dilakukan dengan perhitungan-perhitungan yang cermat. Pada koperasi
risiko-risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian sedikit terkurangi oleh orientasi usahanya yang
lebih banyak di pasar internal. Pasar internal memungkinkan setiap usaha menjadi beban koperasi
dan anggotanya karena koperasi adalah milik anggota. Oleh karena itu secara nalar tidak mungkin
anggota merugikan koperasinya. Kalaupun terjadi kerugian dalam kegiatan operasional, maka
risiko tersebut akan ditanggung bersama-sama, sehingga risiko per anggota menjadi relative kecil.
Tetapi bila orientasi usaha koperasi lebih banyak ke pasar eksternal seperti KUD, maka risiko yang
ditimbulkan oleh ketidakpastian akan mempunyai bobot yang sama dengan risiko yang dihadapi
oleh pesaingnya. Dalam kondisi ini tugas wirausaha koperasi lebih berat dibanding dengan
wirausaha koperasi yang lehih banyak orilentasinya di pasar internal.
Kegiatan wirausaha koperasi harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, yaitu anggota
sebagai pemilik dan, sekaligus sebagai pelanggan. Kepentingan anggota harus diutamakan agar
anggota mau berpartisipasi aktif terhadap koperasi. Karena itu wirausaha koperasi bertugas
meningkatkan pelayanan dengan jalan menyediakan berbagai kebutuhan anggotanya. Tujuan
utama setiap wirausaha koperasi adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota koperasi dan
meningkatkan kesejahteraan bersama. Tugas seorang wirausaha koperasi sebenamya cukup berat
karena banyak pihak yang berkepentingan di lingkungan koperasi, seperti anggota, perusahaan
koperasi, karyawan, masyarakat di sekitarnya, dan lain-lain. Seorang wirausaha koperasi
terkadang dihadapkan pada masalah konflik kepentingan di antara masing-masing pihak. Bila ia
lebih mementingkan usaha koperasi, otomatis ia harus berorientasi di pasar eksternal dan hal ini
berarti mengurangi nilai pelayanan terhadap anggota. Sebaliknya bila orientasinya di pasar internal
dengan mengutamakan kepentingan anggota, maka yang menjadi korban adalah pertumbuhan
koperasi.
Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer, birokrat yang berperan
dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan
koperasi. Keempat jenis wirausaha koperasi ini tentunya mempunyai kebebasan bertindak dan
insentif yang berbeda-beda yang selanjutnya menentukan tingkat efektivitas yang berbeda-beda
pula.
DAFTAR PUSTAKA

Sukamdiyo,Ign.1996. Manajemen Koperasi. Erlangga, Jakarta.


Anoraga, Panji dan Widiyanti, Ninik. 1992. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta,
Jakarta.
Arief, Sritua. 1997. Koperasi Sebagai Organisasi Ekonomi Rakyat, dalam Pembangunanisme dan
Ekonomi Indonesia. Pemberdayaan Rakyat dalamArus Globalisasi. CSPM dan Zaman. Jakarta.
Hendar dan Kusnadi, 1999. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Hendrojogi. 1997. Koperasi: Azas-azas, Teori dan Praktek.. Raja Grafindo. Jakarta.
Koperindo.com. http/www.Koperindo.com.
Manurung, 2000. Perkoperasian Di Indonesia: Masalah, Peluang dan Tantangannya di Masa
Depan. Economics e-Journal, 28 Januari 2000,
Meredith, 1984. Kewirausahaan, Teori dan Praktek, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Rozi dan Hendri. 1997. Kapan dan Bilamana Berkoperasi. Unri Press. Riau.
Sitio, Arifin dan Tamba, Halomoan. 2001. Koperasi: Teori dan Praktek. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Subyakto, 1996. Mutu Layanan dalam Perilaku Organisasi Koperasi. http:// ln.doubleclick.net.
Widiyanti, Ninik, 1994. Manajemen Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta.

Diposting oleh Fitriyatul jannah di 06.28


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog
2014 (31)
o Februari (1)
o Januari (30)
KEHILANGAN SOSOK PIMPINAN GAOLLL
CARA MELAKUKAN TRANSFER DARI BANK MANDIRI
ARTI KEBERSAMAAN DALAM KEHIDUPAN (Lingkungan kerja...
CARA BERSIKAP UNTUK MENGATASI ADANYA PIMPINAN
BARU...
CARA MERAWAT JAS KERJA AGAR TETAP AWET DAN TETAP
T...
CONTOH PROPOSAL MAGANG MANDIRI
CARA JITU MEMANFAATKAN TANAH KOSONG DI HALAMAN
RUM...
TIPS MENGHARGAI PRIVASI ORANG LAIN, MAKA ORANG LAI...
TIPS MENJAGA HUBUNGAN JARAK JAUH/ LONG DISTANCE
RE...
DEFINISI CINTA (about LOVE)
KELAINAN DAN GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN
MANUS...
PENGERTIAN RELATIONSHIP MARKETING DI DALAM
PERUSAH...
Pentingnya perusahaan jasa asuransi bagi kehidupan...
Tahukah kamu apakah struktur dan fungsi sel??........
TIPS KESEHATAN MENJAGA HIDUP SEHAT DENGAN
OLAHRAGA...
CARA MENSYUKURI NIKMAT ALLAH YANG TELAH DIBERIKAN
...
MULIANYA TUGAS SEORANG IBU
JURNAL SKRIPSI
CONTOH OUTLINE PROPOSAL SKRIPSI "PENENTUAN
STRATEG...
CARA MEMBUAT REKENING TABUNGAN DI BANK MANDIRI
CARA MEMAKAI MAKE UP MINIMALIS
Bagaimana cara membuat orang tua selalu tersenyum ...
Tips mengatur keuangan pribadi
CONTOH MAKALAH MANAJEMEN KOPERASI "Implementasi Pr...
SULITNYA MENCARI PEKERJAAN MEMBUAT KITA HARUS
PUNY...
CONTOH KASUS SOAL KULIAH SEMINAR MANAJEMEN
PEMASAR...
Demam pencet-pencet bb (blackberry), status bbm bi...
MAU HUNTING FOTO TAPI BINGUNG DIMANA?????...
TENTANG SHALAT :)
GAK SUKA BANGET SAMA ORANG YANG OVERPROTEKTIF

2013 (4)

Mengenai Saya
Fitriyatul jannah
simple sih gak suka ribet. suka dengan hal-hal baru karena aku cerewet makanya aku
suka curhat hal-hal gak jelas :)
Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai