Pneumonia
Pneumonia
Definisi
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Selain gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda-
tanda klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium) (Wilson, 2006).
diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita setiap tahunnya. Fakta yang
sangat mencengangkan. Karenanya, kita patut mewaspadai setiap keluhan panas, batuk,
2. Etiologi
sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin, atau
sejenisnya) dan masuknya makanan, minuman, susu, isi lambung ke dalam saluran
pernapasan (aspirasi).
Syncial Virus (RSV) yang mencapai 40%. Sedangkan golongan bakteri yang ikut berperan
terjadi penyebaran mikroorganisme dari saluran napas bagian atas ke jaringan (parenkim)
paru dan sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran darah (Setiowulan, 2000).
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan
sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada
data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck. 2000 : 1).
Klasifikasi status gizi pada bayi berdasarkan Kartu Menuju Sehat adalah :
1) Gizi Lebih
2) Gizi Baik
3) Gizi kurang
4) Gizi buruk
b. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan yang mempengaruhi terjadinya pneumonia adalah ketuban pecah
Kemampuan orang tua dalam menyediakan lingkungan tumbuh yang sehat pada bayi
keluarga adalah :
1) Keluarga sejahtera yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras. dan
lingkungannya
2) Keluarga sejahtera I yaitu keluarga yang kondisi ekonominya baru bisa memenuhi
sosial psikologisnya.
3) Keluarga pra sejahtera yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan
masing, memenuhi kebutuhan makan minimal dua kali sehari, pakaian yang
berbeda untuk di rumah, bekerja, sekolah, dan bepergian, memiliki rumah yang
bagian lantainya bukan dari tanah, dan belum mampu untuk berobat di sarana
adalah kondisi sirkulasi udara dirumah, adanya pencemaran udara di sekitar rumah
e. Konsumsi ASI
Jumlah konsumsi ASI bayi akan sangat mempengaruhi imunitas bayi, bayi yang diberi
ASI secara eksklusif akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan
3. Klasifikasi Pneumonia
berikut:
a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam
(chest indrawing).
c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa
tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis
Pada umumnya, diawali dengan panas, batuk, pilek, suara serak, nyeri
tenggorokan. Selanjutnya panas makin tinggi, batuk makin hebat, pernapasan cepat
(takipnea), tarikan otot rusuk (retraksi), sesak napas dan penderita menjadi kebiruan
(sianosis). Adakalanya disertai tanda lain seperti nyeri kepala, nyeri perut dan muntah
Pada bayi (usia di bawah 1 tahun) tanda-tanda pnemonia tidak spesifik, tidak
napas per menit berdasarkan golongan umur sebagai salah satu pedoman untuk
(Setiowulan, 2000).
Tabel 2.1. Pedoman Perhitungan Frekuensi Napas (WHO)
Umur Anak Napas Normal Takipnea (Napas cepat)
0 2 Bulan 30-50 per menit sama atau > 60 x per menit
2-12 Bulan 25-40 per menit sama atau > 50 x per menit
5. Penatalaksanaan
Walaupun adakalanya tidak diperlukan antibiotika jika penyebabnya adalah virus, namun
untuk daerah yang belum memiliki fasilitas biakan mikroorganisme akan menjadi masalah
tersendiri mengingat perjalanan penyakit berlangsung cepat, sedangkan di sisi lain ada
kesulitan membedakan penyebab antara virus dan bakteri. Selain itu, masih dimungkinkan
Oleh karena itu, antibiotika diberikan jika penderita telah ditetapkan sebagai
Pneumonia. Ini sejalan dengan kebijakan Depkes RI (sejak tahun 1995, melalui program
Masalah lain dalam hal perawatan penderita Pneumonia adalah terbatasnya akses
pelayanan karena faktor geografis. Lokasi yang berjauhan dan belum meratanya akses
Perawatan di rumah yang dapat dilakukan pada bayi atau anak yang menderita
a. Mengatasi demam
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan
parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera
dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara
pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan
diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada
b. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk
nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan tiga
kali sehari.
c. Pemberian makanan
lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang
d. Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak
dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan
e. Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan
rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang
parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup
dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka
dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang
mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh
tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang
mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas
6. Pencegahan
Mengingat Pneumonia adalah penyakit beresiko tinggi yang tanda awalnya sangat
mirip dengan Flu, alangkah baiknya para orang tua tetap waspada dengan memperhatikan
tips berikut :
a. Menghindarkan bayi (anak) dari paparan asap rokok, polusi udara dan tempat
d. Segera berobat jika mendapati anak kita mengalami panas, batuk, pilek. Terlebih jika
disertai suara serak, sesak napas dan adanya tarikan pada otot diantara rusuk
(retraksi).
e. Periksakan kembali jika dalam 2 hari belum menampakkan perbaikan. Dan segera ke RS
jika kondisi anak memburuk.
f. Imunisasi Hib (untuk memberikan kekebalan terhadap Haemophilus influenzae, vaksin
Pneumokokal Heptavalen (mencegah IPD= invasive pneumococcal diseases) dan
vaksinasi influenzae pada anak resiko tinggi, terutama usia 6-23 bulan. Sayang vaksin
ini belum dapat dinikmati oleh semua anak karena harganya yang cukup mahal.
g. Menyediakan rumah sehat bagi bayi yang memenuhi persyaratan :
2) Tempat masuknya cahaya yang berupa jendela, pintu atau kaca sebesar 20%.
(Menkes, 1999).