Anda di halaman 1dari 3

2.

2 Teori Imogene King

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem
terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan
dalam model konsep interaksi.

Dalam mencapai hubungan interaksi, king mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya
sistem personal, sistem interpersonal dan sisitem sosial yang saling berhubungan satu dengan yang
lain, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Menurut King sistem personal merupakan sistem terbika dimana didalamnya terdapat persepsi,
adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan,
kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antar perawat dan pasien serta
hubungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam
menengakkan sistem sosial sesuai dengan situasi yng ada. Melalui dasar sistem tersebut maka King
memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan
objek. Manusia sebagai mahkluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan
sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai mahkluk sosial manusia
akan hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap
informasi kesehatan, kebuuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan
ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendeketan teori yang
terdiri dari komponen, diantaranya :

1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam memahami atau
mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan perawat dengan
klien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.

2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon
dari individu.

3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara perawat dan
klien yang terwujud dalam komunikasi.

4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam
rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

TEORI JOHNSON

Model teori keperawatan menurut johnson adalah dengan pendekatan sistem perilaku, baik
individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbang dan stabilitas,
baik di lingkungan internal maupun lingkungan eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur
dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkannya. Sebagai suatu sistem, di dalamnya terdapat
komponen sub sistem yang membentuk sistem tersebut, diantara komponen sistem yang
membentuk sistem perilaku menurut johnson adalah :

1. Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan dalam pencapaian
pengakuan dari lingkungan.

2. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan yang kreatif.

3. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahana diri atau perlindungan dari berbagai ancaman
yang ada di lingkungan.
4. Elimnasi, merupakan bentuk pengeluaran segala sesuatu dari sampah atau barang yang tidak
berguna secara biologis.

5. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.

6. Gabungan/tambahan, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam


memepertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan sosial,
keamanan, dan kelangsungan hidupnya.

7. Ketergantungan, merupakan bagian yang memebentuk sistem perilaku dalam mendapatkan


bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan.

Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien beradaptasi
terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress aktual/potensial dapat mempengaruhi kemampuan
beradaptasi.

Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah
melewati masa penyembuhannya (Johnson, 1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar
yang mengacau pada
pengelompokkan
perilaku berikut :

1. Perilaku keamanan

2. Perilaku mencari perawatan

3. Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internasionalisai prestasi.

4. Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secara nasional dan kultural.

5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan kultural.

6. Perilaku seksual dan identitas peran.

7. Perilaku melindungi diri sendiri.

Menurut johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku diatas , yang
disebut sub sistem perilaku. Dalam kondisi seperti normal klien berfungsi secara efektif di dalam
lingkungannya. Akan tetapi ketika stress mengganggu adaptasi normal, klien menjadi tidak dapat di
duga dan tidak jelas. Perawat mengidentifikasi ketidakmampuan beradaptasi seperti ini dan
memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu individu
memfasilitasi tingkah laku yang efektif untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah
makhluk yang utuh dan terdiri dari 2 sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu.
Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku
seseorang.

Seseorang dikatakan sehat jika mampu mampu berespon adaptif baik fisik, mental, emosi, dan sosial
terhadap lingkungan lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara
kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu keseimbangan individu terutama
yang dilakukan ketika ia sakit .

Menurut Johnson ada 4 tujuan asuhan keperawatan kepada individu. Yaitu agar tingkah lakunya
sesuai dengan tuntutan dan harapan masyakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi
tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai