Anda di halaman 1dari 19

Nama: Riry Ayuza Putri

A. Pengertian
Eliminasi Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan, penyingkiran, penyisihan. Dalam bidang kesehatan, Eliminasi
adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel (feses).Eliminasi pada manusia digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Defekasi/ eliminasi fekal
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses
makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau
setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan (Dianawuri,
2009).
2. Miksi / eliminiasi urine
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi. Miksi ini sering disebut buang air kecil.

B. Eliminasi urine
1. Anatomi dan fisiologi urine
a) Ginjal
Ginjal merupakan organ seperti buncis yang berwarna cokelat
kemerah-merahan dan berbada dikedua sisi kolumna vertebral
posterior terhadap peritoneum dan terletak pada otot punggungbagian
dalam. Ginjal terbentang dari vertebra torakalis kedua belas
sampai vertebra lumbalisketiga.Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan
ikat longgar yang disebut kapsula.Tiap-tiap ginjal mempunyai 1-4
juta filtrasiyang fungsional dengan panjang antara 30-40 mm yang disebut nefron .
Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat
berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia
dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zatterlarut (terutama
elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.
Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme
pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian
diekskresikan disebut urin.
b) Ureter
Urin meninggalkan tubulus dan memasuki duktus pengumpul yang akan
mentranspor urin kepelvis renalis. Sebuah ureter bergabung dengan setiap pelvis renalis
sebagai rute keluar pertamapembuangan urin. Ureter merupakan struktur tubular yang
memiliki panjang 25 sampai 30 cmdan berdiameter 1,25 cm pada orang
dewasa. Ureter membentang pada posisi retroperitoneumuntuk memasuki
kandung kemih di dalam rongga pelvis pada sambungan ureterovesikalis. Urin yang
keluar dari ureter ke kandung kemih umumnya steril. Gerakan
peristaltik uretermenyebabkan urin masuk ke kandung kemih dalam bentuk
semburan. Ureter masuk ke dalamdinding posterior kandung kemih dengan
posisi miring agar mencegah refluks urin darikandung kemih ke ureter.
c) Kandung Kemih
Kandung kemih merupakan suatu organ cekung yang dapat
berdistensi dan tersusun atas jaringan otot serta merupakan wadah
tempat urin dan merupakan organ ekskresi. Apabila kosong, kandung
kemih berada dalam rongga panggul di belakang simfisis pubis. Pada
pria,kandung kemih terletak pada rectum bagian posterior dan pada wanita terletak pada
dindinganterior uterus dan vagina. Kandung kemih dapat menampung
sekitar 600 ml urin, walaupun pengeluaran urin normal sekitar 300 ml.
d) Uretra
Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari
tubuh melalui meatus uretra.Dalam kondisi normal, aliran urin yang
mengalami turbulensi membuat urin bebas dari bakteri.Merman
mukosa melapisi uretra, dan kelenjar uretra mensekresi lendir ke
dalam saluran uretra.Lendir dianggap bersifat bakteriostatis dan membentuk plak
mukosa untuk menecegahmasuknya bakteri. Lapisan otot polos yang tebal
mengelili uretra.
2. Ciri-ciri urine normal
Jumlah urin normal rata-rata adalah 1-2 liter sehari, tetapi
berbedabeda sesuai dengan jumlah cairan yang dimasukan. Banyaknya
bertambah pula bila terlampau banyak protein yang dimakan, sehingga
tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya. Urin
yang normal warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya
tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6,
berat jenisnya berkisar dari 1010 sampai 1025.
3. Komposisi urine normal
a) Air 96%
b) Benda padat 4%, yang terdiri dari urea 2% dan produk metabolic
2%
4. Pembentukan urin
Pembentukan Urin Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri
dari sebagian besar (96%) air dan sebagian kecil zat terlarut (4%)
yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara dalam kandung kemih
dan dibuang melalui proses miknutrisi.(Evelyn C. Pearce, 2002)
Proses pembentukan urin, yaitu :
a) Penyaringan (Filtrasi) : capsula Bowman dari badan malpigi
menyaring darah dalam glomerulus yang mengandung, air , garam,
gula, urea, dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga
dihasilkan filtrat glomerulus (urin primer). Didalam filtrat ini terlarut
zat seperti glukosa, asam amino, dan garam-garam.
b) Penyerapan kembali (Reabsorbsi) : dalam tubulus kontortus
proksimal zat dalam urin primer yang masih berguna akan
direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urin sekunder) dengan
kadar urea yang tinggi.
c) Pengeluaran (Sekresi) : dalam tubulus kontprtus distal, pembuluh
darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi
reabrosbsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Selanjutnya
akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis urenalis.(Roger
Watson, 2002)
5. Factor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
a) Jumlah air yang diminum Semakin banyak air yang diminum
jumlah urin semakin banyak.
b) Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah Supaya tekanan
osmotik tetap, semakin banyak konsumsi garam maka pengeluaran
urin semakin banyak.
c) Konsentrasi hormon insulin Jika konsentrasi insulin rendah, orang
akan sering mengeluarkan urin. Kasus ini terjadi pada orang yang
menderita kencing manis.
d) Hormon antidiuretik (ADH) Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit mengandung air,
maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya
penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan
jumlahnya sedikit.
e) Suhu lingkungan Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan
berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah
darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak
yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang
menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka pengeluaran air
kencing pun banyak.
f) Gejolak emosi dan stress Jika seseorang mengalami stress,
biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah
yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam
kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan
demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil
g) Minuman alkohol dan kafein Alkohol dapat menghambat
pembentukan hormon antidiuretika. Seseorang yang banyak
minum alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya akan
meningkat
6. M a s a l a h - m a s a l a h d a l a m e l i m i n a s i u r i n :
a) Retensi, yaitu adanya penumpukan urine didalam kandung kemih
danketidak sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri.
b) Inkontinensi urine, yaitu ketidaksanggupan sementara atau
permanenotot sfingter eksterna untuk mengontrol keluarnya urine
dari kandungkemih.
c) Enuresis, Sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada
malam
hari (nocturnal enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih dalam
semalam.
d) Urgency, adalah perasaan seseorang untuk berkemih.
e) Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.
f) Polyuria, Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh
ginjal,seperti 2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake
cairan.
g) Urinari suppresi, adalah berhenti mendadak produksi urine
C. Eliminasi Fekal
1. Anatomi dan fisiologi eliminasi fekal
a) Mulut
Rongga mulut dilengkapi dengan otot pencernaan (gigi dan lidah) secara
umum, mulut terdiri atas 2 bagiaan:
Bagian besar yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi
Rongga mulut bagian dalam yaitu rongga yang dibatasi
b) Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
esophagus. Didalam lengkungan faring terdapat tongsil (amandel) yaitu kumpulan
kelenjar limfa yang banyak menggandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi.
c) Esofaring
Merupakan bagian saluran pencernaan sepanjang kurnag lebih 23cm dan
diameter 2cm. esophagus berbentuk sepertti tabung berotot yang menghubungakna
rongga mulut dengan lambung
d) Lambung
Dalam lambung, makanan disimpan sementara dan dipecahkan secara
mekanik dan kimiawi untuk pencernaan dan absorpsi. Lambung
mensekresi HCl, mukus, enzim pepsi, danfaktor intrinsik. Konsentrasi HCl
mempengaruhi keasaman lambung dan keseimbangan asam dalam tubuh.
Faktor intrinsik merupakan komponen penting yang dibutuhkan untuk penyerapan
vitamin B12 di usus dan pembentukan sel darah merah. Kekurangan faktor intrinsik
menyebabkan anemia.Sebelum makanan meninggalkan lambung ia diubah menjadi
bahan yang semifluid yang disebut chime
e) Usus Halus
Selama proses pencernaan chyme meninggalkan lambung dan
memasuki usus halus. Usus halus merupakan suatu saluran yang
diameternya 2,5 cm dan panjangnya 6 m. Usus halus terdiridari
3 bagian yaitu duodenum, jejenum, ileum. Usus memecah lemak, protein dan
karbohidrat menjadi elemen-elemen dasar. Hampir seluruh makanan
diabsorpsi oleh duodenum dan jejenum. Ileum mengabsorpsi beberapa
vitamin, zat besi dan garam empedu. Jika fungsinya terganggu,
prosespencernaan berubah secara drastis. Contohnya inflamasi, bedah caesar, atau
obstruksi dapatmengganggu peristaltik, mengurangi ares absorpsi, atau
memblok jalan chyme.
f) Usus besar
Bagian bawah dari saluran gastrointestinal adalah usus besar
(kolon) karena diameternya lebih besar dari usus halus. Meski
panjangnya lebih pendek yaitu antara 1,5-1,8 m. Usus besar terbagi
atas caecum, kolon, dan rektum. Ini adalah organ penting dari
eliminasi b.a.b.
CAECUMChyme yang diabsorpsi memasuki usus besar pada caecum
melalui katup ileocecal, dimanalapisan otot sirkular mencegah regurgitasi
(makanan kembali ke usus halus).
KOLONChyme yang halus ketika memasuki kolon volume
airnya berkurang. Kolon terdiri dari ascending, transverse,
descending, & sigmoid.
Kolon mempunyai 4 fungsi yaitu absorpsi,proteksi, sekresi, dan
eliminasi. Sejumlah besar air dan sejumlah natrium dan clorida
diabsorpsisetiap hari. Ketika makanan berjalan melalui kolon, terjadi
kontraksi haustral. Ini sama dengan kontraksi segmental dari usus halus,
tetapi lebih lama hingga mencapai 5 menit. Kontraksi menghasilkan
pundi-pundi besar di dinding kolon yang merupakan area untuk
absorpsi.Air dapat diabsorpsi oleh kolon dalam 24 jam, rata-rata
55mEq dari natrium dan 23mEq dari klorida diabsorpsi setiap hari.
sejumlah air yang diabsorpsi dari chyme tergantung darikecepatan
pergerakan kolon. Chyme biasanya lembut, berbentuk massa. Jika
kecepatankontraksi peristaltik cepat (abnormal) berarti
ada kekurangan waktu untuk mengabsorpsi air danfeses menjadi encer.
Jika kontraksi peristaltik lambat, banyak air yang diabsorpsi dan terbentuk feses
yang keras sehingga menyebabkan konstipasi
g) Rectum dan kanal
Rektum pada oranga dewasa biasanya mempunyai panjang 10-15 cm. Bagian
distal yang panjangnya 2,5-5 cm adalah kanal anus.
Panjang rektum bervariasi menurut umur :
1.infant : 2,4-,8 cm
2.toddler : 4 cm
3.prasekolah : 7,6 cm
4.sekolah : 10 cm
Pada rektum terdapat 3 lapisan jaringan yang bentuknya saling berseberangan
terhadaprektum dan beberapa lipatan letaknya vertikal. Setiap lipatan
yang vertikal terdiri dari sebuahvena dan arteri. Dipercaya bahwa lipatan-lipatan
ini membantu pergerakan feses pada rektum.Ketika vena dilatasi dapat terjadi
dengan tekanan yang berulang-ulang, kondisi ini dikenaldengan
hemorhoid .Kanal anal dikelilingi oleh spinkter anal internal
dan eksternal. Spinkter anal internalberada di bawah kontrol syaraf involunter,
dan spinkter anal eksternal secara normal
2. Ciri-ciri feses
a. Feses terdiri atas 75% san 25% padat
b. Fese normal berwarna coklat kerena pengaruh sterlobilin, mobilin dan aktivitas
bakteri
c. Bau khas karena pengaruh mikroorganisme
d. Konsistensi lembek namun berbentuk
3. Masalah-maslah pada eliminasi fekal
a. Konstipasi
Konstipasi adalah penurunan frekuensi defekasi , yang
diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering .
b. Impaksi
Imfaksi feses merupakan akibat dari konstipasi yang tidak
diatasi . Imfaksiadalah kumpulan feses yang mengeras ,
mengendap di dalam rektum , yang tidak dapat dikeluarkan.
c. Diare
Diare adalah peningkatan jumlah feses dan peningkatan
pengeluaran feses yang cair dan tidak berbentuk . Diare
adalah gejala gangguan yang mempengaruhi proses pencernaan
, absorpsi , dan sekresi di dalam saluran GI .
d. Inkontinensia
Inkontinensia feses adalah ketidakmampuan mengontrol
keluarnya feses dan gas dari anus .
e. Flatulen
Flatulen adalah penyebab umum abdomen menjadi penuh ,
terasa nyeri , dan kram.
f. Hemoroid adalah vena vena yang berdilatasi , membengkak
dilapisan rectum
4. Factor-faktor yang mempengaruhi fekal
a. Usia
Pada usia bayi defekasi belum berkembang, pada usia lanjut defekasi
menurun
b. Diet
Makanan serat dapat meningkatkan produksi feses
c. Intake cairan
Intake yang kurang dapat mengakibatkan feses menjadi keras
d. Fisiologis
Cemas, takut dan marah dapat meningkatkan peristaltic
e. Aktivitas
Tonus otot abdomen, pelvis dan diagram akan sangat membantu
proses defekasi
f. Pengobatan
Beberapa jenis obat akan meningkatkan feses
g. Gaya hidup
Kebiaasaan untuk melatih BAB

PEMERIKSAAN FISIK

1. Eleminasi urine
a. Abdomen, kaji dengan cermat adanya pembesaran , distensi kandung
kemih ,pembesaran ginjal , nyeri tekan pada kandung kemih
b. Genitalia. Kaji kebersihan daerah genetalia . Amati adanya bengkak ,
rabas ,atau radang pada meatus uretra .
c. Urine, kaji karakteristik urine klien bandingkan dengan karakteristik urine
normal.
2. Eleminasi fekal
a. Abdomen, pemeriksaan dilakukan pada posisi terlentang , hanya pada
bagian yang tampak saja
Inspeksi: amati abdomen untuk melihat bentuknya, simetrisitas,
adanya distensi atau gerak peristaltic
Perkusi:lalukan perkusi pada abdomen untuk mengetahui adanya
distensi berupa cairan, massa atau udara.
Palpasi: lakukan palpasi untuk mengetahui konsistensi abdomen
serta adaya nyeri tekan atau massa dipermukaan abdomen.
Auskultasi : dengarkan bising usus

Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan USG

2) Pemeriksaan foto rontgen

3) Pemeriksaan laboratorium urin dan feses


Asuhan keperawatan

Pengkajian Eliminasi Urine

a. Frekuensi
Frekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan.
Banyak orang-orang berkemih kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada
waktu bangun tidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada malam
hari. Orang-orang biasanya berkemih : pertama kali pada waktu bangun tidur,
sebelum tidur dan berkisar waktu makan.
b. Volume
Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi. Usia Jumlah / hari
Hari pertama & kedua dari kehidupan 15 60 ml
Hari ketiga kesepuluh dari kehidupan 100 300 ml
Hari kesepuluh 2 bulan kehidupan 250 400 ml
Dua bulan 1 tahun kehidupan 400 500 ml
1 3 tahun 500 600 ml 6. 3 5 tahun 600 700 ml
5 8 tahun 700 1000 ml
8 14 tahun 800 1400 ml
14 tahun dewasa 1500 ml
Dewasa tua 1500 ml / kurang Jika volume dibawah 500 ml atau diatas 300
ml dalam periode 24 jam pada orang dewasa, maka perlu lapor.
c. Warna
Normal urine berwarna kekuning-kuningan, obat-obatan dapat
mengubah warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning,
coklat merupakan indikasi adanya penyakit.
d. Bau
Normal urine berbau aromatik yang memusingka. Bau yang
merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan
tertentu.
e. Berat jenis
Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan
suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai
standar. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml dan normal berat jenis : 1010
1025
f. Kejernihan
Normal urine terang dan transparan.Urine dapat menjadi keruh karena
ada mukus atau pus.
g. pH
Normal pH urine sedikit asam (4,5 7,5).Urine yang telah melewati
temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas
bakteri Vegetarian urinennya sedikit alkali.
h. Protein
Normal : molekul-molekul protein yang besar seperti : albumin,
fibrinogen, globulin, tidak tersaring melalui ginjal - urine Pada keadaan
kerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring urine.Adanya
protein didalam urine disebut proteinuria, adanya albumin dalam urine disebut
albuminuria.
i. Darah
Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak tampak
jelas.Adanya darah dalam urine disebut hematuria.
j. Glukosa
Normal : adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bila
hanya bersifat sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula banyak
menetap pada pasien DM.

Sistem yang Berperan dalam Eliminasi Alvi Sistem tubuh berperan


dalam proses eliminasi alvi (buang air besar) adalah sistem gastrointestinal
bawah yang meliputi usus halus dan usus besar.
Tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan eliminasi Tindakan
Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)

1. Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan


2. Membantu pasien buang air besar dengan pispot
3. Memberikan huknah rendah
4. Memberikan huknah tinggi
5. Memberikan gliserin
6. Mengeluarkan feses dengan jari

Perawat dapat membantu klien memperbaiki keteraturan defekasi dengan

1. Memberikan privacy kepada klien saat defekasi


2. Mengatur waktu, menyediakan waktu untuk defeksi
3. Memperhatikan nutrisi dan cairan, meliputi diit tinggi serat seperti
sayuran, buah-buahan, nasi; mempertahankan minum 2 3 liter/hari
4. Memberikan latihan / aktivitas rutin kepada klien
5. Positioning

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menangani pasien dalam eliminasi

1. Privacy Privacy selama defekasi sangat penting untuk kebanyakan orang.


Perawat seharusnya menyediakan waktu sebanyak mungkin seperti
kepada klien yang perlu menyendiri untuk defeksi. Pada beberapa klien
yang mengalami kelemahan, perawat mungkin perlu menyediakan air atau
alat kebersihan seperti tissue dan tetap berada dalam jangkauan
pembicaraan dengan klien.
2. Waktu Klien seharusnya dianjurkan untuk defeksi ketika merasa ingin
defekasi. Untuk menegakkan keteraturan eliminasi alvi, klien dan perawat
dapat berdiskusi ketika terjadi peristaltik normal dan menyediakan waktu
untuk defekasi. Aktivitas lain seperti mandi dan ambulasi seharusnya tidak
menyita waktu untuk defekasi.
3. Nutrisi dan Cairan Untuk mengatur defekasi normal diperlukan diet,
tergantung jenis feses klien yang terjadi, frekuensi defekasi dan jenis
makanan yang dirasakan klien dapat membantu defekasi normal. klien
untuk minum cairan hangat dan jus buah, juga masukkan serat dalam diet.
Tindakan keperawatan pada pasien gangguan eliminasi

a. Pemasangan kaketer
1. PERSIAPAN ALAT
a. 1 buah kom steril
b. 1 buah sarung tangan steril
c. 1 buat pinset steril
d. 1 buah kateter steril sesuai ukuran
e. kassa steril secukupnya
f. Aquades atau NaCl ( sebanyak 20-30 cc )
g. Cairan Antiseptik ( Iodin Povidone )
h. 1 buah spuit steril 20 cc
i. korentang
j. Urine bag
k. Jelly ( bila ada : xylocain jelly )
l. 1 buah spuit steril 3 cc ( untuk memasukan jelly )
m. perlak dan pengalasnya
n. Bengkok
o. Plester
p. Gunting Plester
q. Tempat spesimen ( jika diperlukan )
r. alat tulis
2. PROSEDUR KERJA
a. Perawat cuci tangan
b. Ucapkan salam
c. Jelaskan tujuan dan prosedur kerja
d. Tutup Tirai dan pintu kamar pasien
e. dekatkan peralatan ke sisi tempat tidur pasien
f. Buka pakaian bawah pasien, dan tutup pasien dengan handuk atau
selimut mandi
g. Atur posisi pasien dorsal recumbent
h. Pasang perlak dan pengalasnya di bwah bokong
i. gunakan sarung tangan steril
j. lakukan Vulva Higiene, dengan cara :
1) dengan tangan nondominan ( kiri ), regangkan labia untuk
membuka semua meatus yertra
2) dengan tangan dominan ( kanan ), ambil cotton ball ( yang telah
dibasahi dengansublimat 1 : 1000 ) dengan pinset steril dan
bersihkan are perineum, Usapkan dari depan ke belakang ( dari
clitoris ke arah anus ). Gunakan cotton ball yang bersih setiap
pengusapan, sepanjang lipatan labia luar dan dalam serata sekitas
meatus
k. buka pmbungkus bagian luar kateter, kemudian letakkan dalam bak
steril
l. tes balon kateter
m. beritahu pasien untuk mengejan seperti ketika akan berkemih dan
menarik nafas panjang selama pemasangan kateter
n. lumasi ujung kateter dengan jelly kira-kira 4-5 cm
o. dengan tangan nondominan ( kiri ) buka labia mayora dan minora
dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu lalu sedikit ditarik keatas.
p. Dengan tangan dominan ( kanan ) masukkan kateter kira-kira 5-7,5 cm
pada orang dewasa atau sampai urine keluar dari kateter. masukan
kira-kira 2 cm ketika urine tampak keluar
q. lepaskan labia dan pegang katetr secara aman dengan tangan
nondominan ( kiri )
r. Isi balon kateter dengan aquades atau Nacl sebanyak 20-30 cc
s. tarik kateter perlahan-lahan sampai ada tahanan ballon
t. Sambung Kateter dengan Urine Bag
u. Fiksasi kateter menggunakan plaster pada pasien
v. gantung urine bag dengan posisi lebih rendah daripada kandung kemih
w. bengkok, perlak dan pengalasnya dirapikan
x. Rapikan pasien dan alat-alat pada tempatnya
y. Evaluasi Respon pasien
z. Buka sarung tangan, Cuci Tangan & Dokumetasi
b. huknah

1. Persiapan
a. Persiapan pasien
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan
tindakan yang akan dilaksanakan.
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak
mengancam.
6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7) Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta
respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
b. Persiapan alat
1) Sarung tangan bersih
2) Selimut mandi atau kain penutup
3) Perlak dan pengalas
4) Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
5) Cairan sesuai kebutuhan
6) Bengkok
7) Jelly/pelumas larut dalam air
8) Tiang penggantung irigator
9) Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet
2. Prosedur
a. Pintu ditutup/pasang sampiran
b. Mencuci tangan
c. Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang sarung tangan
d. Pasang perlak dan pengalas
e. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan
f. Atur posisi klien sim kiri
g. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator
h. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
i. Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien
j. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok
k. Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly
l. Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan
m. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam
bengkok
n. Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar
o. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu
pasang pispot dibokong klien.
p. Klien dirapihkan
q. alat dirapihkan kembali
r. Mencuci tangan
s. Melaksanakan dokumentasi :
1) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar
catatan klien
2) Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan
dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

Anda mungkin juga menyukai