Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PROYEK PELASTIK UKUR PENDARAHAN

Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktik proyek professional kebidanan

Dosen tutor :
Dra Mamun sutisna,Dra.,S.SOS.,M.Pd

Disusun Oleh :
ANITA FITRIATUROHMAH
NIM: 4007160055

PROGRAM MAGISTER TERAPAN KEBIDANAN


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
T.A 2017-2018
1. Identitas proyek
Nama : BOX DESTROYER NEEDLE COMPLETE

Deskripsi : Rancangan proyek ini merupakan salah


satu upaya yang digunakan agar memudahkan
dan mengakuratkan tenaga kesehatan untuk
mengukur jumlah pendarahan dalam proses
persalina.
Adapun alatnya sendiri terbuat dari perlak
tipis transfaran yang dapat di sterilisasi sehingga
tidak di gunakan sekali pakai, alat ini berbentuk
segi empat panjang akan tetapi pada saat di
gunakan dapat di lipat menjadi segi tiga.
Sehingga posisi tersebut memungkinkan
mempermudah penampungan darah di bagian
kerucut alat, pada bagian kerucut tersebut
terdapat ukuran berapa cc darah yang tertampung,
keunukan alat ini di banding alat yang sudah ada
yaitu dapat di sterilisasi karena dapat di buka
sehingga seluruh bagian dapat di sterilisasi secara
keseluruhan dan dapat di gunakan secara
berulang.

Project Leader : Anita fitriaturohmah


Sumber daya tim : Tenaga kesehatan:
Rumah Sakit
Puskesmas
Klinik
Bidan Praktk Mandiri
Pendidikan
2. Latar belakang
Pendarahan post psrtum di definisikan oleh WHO sebagai keadaan kehilangan darah >
500ml pada 24 jam pertama setelah melahirkan.
Nationwide inpatient amplel amerika pada tahun 2004 di dapatkan 25.650 kasus
pendarahan post partum dari 876.641 kehamilan dan 76% di sebabkan oleh atonia uteri.
Sehingga pendarahan ini adalah kasus yang tidak bisa di remehkan.
Sementara itu menurut hasil study pendahuluan terhadap 7 bidan desa di puskesmas
pagaden barat mengemukakan bahwa tolak ukur terhadap pendarahan adalah kontraksi
unterus dan tanda-tanda vital pasient yang menurun. Dari pernyataan tersebut di
simpulkan bahwa ada kesenjangan antara teori dan praktik yang mana di dalam teori
mengemukakan bahwa tolak ukur pendarahan apabila pada persalinan normal kehilangan
darah >500 ml.
Bertitik tolak dari kesenjangan tersebut terciptanya sebuah alat ukur yang akurat dan
dapat di gukan berulang serta dapat di sterilisasi dengan benar merupakan suatu inovasi
yang haru di buat oleh bidan.
3. Tujuan
3.1 Tujuan jangka pendek
Pembuatan Pelastik ukur pendarahan ini dapat mendeteksi pendarahan secara
akurat
Seminar proposal Box pelastik ukur pendarahan ini memudahkan tenaga medis
untuk mengukur secara akurat jumlah pendarahan pada saat persalinan
Perbaikan proposal tentang pelastik ukur pendarahan
Pembuatan Box pelastik ukur pendarahan
3.2 Tujuan jangka panjang
Sosialisasi plastic ukur pendarahan
4. Manfaat
1. Dapat mengukur pendarahan secara akurat
2. Dapat di sterilisasi
3. Dapat di pakai berulang
5. Permasalahan dan ruang lingkup
Permasalahan yang terjadi dalam pengukuran pendarahan pada persalinan
1. Darah berceceran di kain sehingga tidak dapat di ukur secara akurat sehingga tidak
dapat mendeteksi adanya pendarahan post partum sesuai dengan landasan teori.
2. Alat yang ada sekali pakai dan itupun tidak di produksi di Indonesia
3. Petugas kesehatan merasa kesulitan dalam mengukur jumlah darah yang keluar pada
saat persalinan.

Ruang Lingkup
a. BPM
b. Klinik
c. Puskesmas
d. Rumah Sakit
e. Pendidikan

6. Analisis Permasalahan dan Solusi


a. BPM
BPM merasa kesulitan untuk mengukur jumlah darah yang keluar pada
saat persalinan maka dari itu di sini saya ingin membuat memecahkan masalah
dengan membuat alat ukur pendarahan dengan menggunakan plastic ukur
pendarahan.
b. Klinik
Seperti halnya di BPM, klinik yang melayani pelayanan kebidanan juga
kesulitan dalam mengukur pendarahan pada saaat persalinan untuk itu hadirnya
plastic ukur pendarahan akan sangat membantu dalam deteksi dini pendarahan
post pasrtum.
c. Puskesmas
Di lingkungan Puskesmas dengan pasien persalinan yang lebih banyak di banding
BPM yang merupakan rujukan pertama maka petugas kesehatan merasa kesulitan
untuk mengukur pendarahan pada saat persalinan sehingga plastic ukur
pendarahan ini akan sangat bermanfaat dalam pendeteksian pendarahan.
d. Rumah Sakit
Di rumah sakit yang merupakan pusat rujukanpun pengukuran darah
dalam proses persalinan tidak di lakukan secara efektif, karena beberapa
hambatan dan tidak tersedianya alat untuk itu plastic ukur pendarahan dapat
menjadi solusi dalam permasalahn yang ada.
e. Pendidikan
Di pendidikan kesehatan pada saat melakukan praktek lapangan berkaitan
prasat persalinan mahasiswa terkadang merasa kesulitan untuk mengukur
pendarahan sementara mahasiswa masih dalam proses pembelajaran hingga
teorinya harus di pakai secara benar supaya ketika di lapangan ilmu yang di
terapkan adalah benar benrdasarkan teori .
Berdasarkan masalah yang ditemukan di atas maka dari itu kami disini
ingin memecahkan masalah tersebut dengan membuat plastic ukur pendarahan
yang dapat mengukur pendarahan secara efektif.

7. Output kunci
Nama Deskripsi

Output Antara

sebagai suatu bentuk pengajuan atau

permohonan, penawaran baik berupa ide,

Penyusunan proposal proyek gagasan, pemikiran, maupun rencana kepada

pihak lain untuk mendapatkan dukungan ijin,

persetujuan, dana, dan lain sebagainya

Pembuatan plastic ukur pendarahan Plastic ukur pendarahan Complete

Complete

Output Akhir
Promosi dilakukan setelah plastic ukur
Implementasi plastic ukur
pendarahan Complete ini telah selesai di
pendarahan Complete
produksi.

Menampilkan produk kepada tenaga kesehatan

agar dapat digunakan dengan baik dan benar.


Publikasi pameran hasil proyek
Dan pada toko alat kesehatan agar bisa di

perjualkan.

8. Pentahapan utama dan penjadwalan


Tahapan Utama Waktu

Tahapan Jangka Pendek Tahapan Jangka Pendek


a. Penyusunan proposal proyek a. 6 oktober s/d 15 oktober 2017

b. Seminar rencana proyek b. 15 oktober s/d 23 oktober 2017

c. Pembuatan plastic ukur c. 24 oktober 2017


pendarahan

Tahapan Jangka Panjang


a. Implementasi plastic ukur a. 1 november s/d 7 november 2017
pendarahan agar dapat di
gunakan oleh tenaga kesehatan
b. 10 november 20 november 2017
b. Publikasi pameran hasil proyek

9. Tata Kelola Proyek


a. Tutor : Dr. Mamun Sutisna, Drs., S. Sos., M. Pd,
Secara umum peran dan tugas tutor adalah :
1) Bertindak sebagai pembimbing berdasar pada sikap profesionalisme.
2) Memberikan dukungan penuh dalam perancangan.
3) Sebagai tutor langsung memberikan kesepakatan persetujuan atas dokumen
rancangan proyek.
4) Memantau setiap perkembangan proyek.
5) Berperan sebagai inspirator bagi proyek leader dalam melakukan inovasi yang
dilakukan.
b. Coach : Prof. Hidayat Wijayanegara, dr. Sp. OG (K), Dr. Hj. Suryani Soepardan, Dipl.
M., Dra., MM
1) Memberikan motivasi dan tantangan kepada project leader dalam proyek
2) Menjadi konselor bagi project leader dalam perancangan dan pelaksanaan proyek
3) Melakukan monitoring kegiatan
4) Memberikan masukan dan feedback terhadap perancangan dan pelaksanaan
proyek
c. Proyek Leader : Anita Fitriturohmah
Secara umum memiliki peran dan tugas :
1) Menyusun rancangan proyek.
2) Mendelegasikan pembuatan laporan rancangan proyek.
3) Menggalang komunikasi dengan dan kesepakatan dengan stakeholder.
4) Memimpin eksekusi keseluruhan tahapan yang telah dirancang dengan
mendayagunakan seluruh sumber daya yang dimiliki.
5) Bekerja sama dengan Rumah Sakit Daerah, Pusat Kesehatan Masyarakat,
sekolah tinggi ilmu kesehatan untuk mendukung berjalannya proyek ini
6) Menggerakkan seluruh elemen stakeholder terkait dalam mendukung
keseluruhan tahapan implementasi
7) Mendelegasikan penyusunan laporan proyek secara utuh dan lengkap.
8) Menyerahkan laporan implementasi proyek sesuai jadwal yang telah
dilaksanakan
d. Rumah sakit daerah dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat
Secara umum memiliki peran :
1) Membantu project leader dalam mengimplementasi proyek
2) Menyiapkan tempat untuk implementasi
3) Mengkoordinir pada saat implementasi
10 Anggaran
No Peruntukan Estimasi Biaya
1 Pembuatan plastic ukur pendarahan Rp. 2.000.000
2 Insenerator Rp. 2.000.000
3 Konsumsi Rp. 250.000
4 Transportasi Rp. 200.000
5 Akomodasi Rp. 250.000
Total Rp. 4.700.000

10. Identifikasi Potensi Masalah


No. Potensi Masalah Akibat
1. Jadwal untuk melakukan Waktu pelaksanaan
implementasi proyek tidak implementasi menjadi tidak
tepat sesuai jadwal, waktu
pelaksanaan menjadi terulur
2. Kepala Dinas kesehatan, Tidak tersampaikannya
Rumah sakit, Puskes dan informasi ini secara merata,
bidan tidak semua sehingga tujuan pemahaman
mengikuti implementasi akan pentingnya proyek ini
proyek ini menjadi terhambat. Tujuan
dari proyek ini yaitu perubahan
perilaku menjadi tidak tercapai
dengan maksimal

11. Risiko
Resiko yang mungkin dihadapi dan perlu diantisipasi sebelumnya adalah implementasi
proyek yang terkait kurang maksimal dalam melaksanakan peran dan tugasnya, untuk itu
yang harus dilakukan adalah strategi komunikasi.

12. Kriteria Keberhasilan


a. Timbulnya kesadaran untuk mengukur jumlah pendarahan dalam proses persalinan
b. Memudahkan petugas kesehatan untuk mengukur jumlah pendarahan pada persalinan
c. Membantu mendeteksi dini pendarahan post partum
B. Faktor Keberhasilan
a. Para stakeholder mendukung sehingga proyek perubahan dapat terlaksana dengan
baik.
b. Terciptanya kerjasama yang baik antar stakeholder
c. Terjadinya koordinasi yang baik antar stakeholder
C. Persetujuan

Bandung, oktober 2017

Coach 1 Coach 2

Prof. Hidayat Wijayanegara, dr. Sp. OG (K) Dr. Hj. Suryani Soepardan DiplM., Dra.,MM

Mengetahui,
Tutor,

Dr. Mamun Sutisna, Drs., S. Sos., M. Pd,

Anda mungkin juga menyukai