Kekurangan Yodium
F1
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala yang timbul,
karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium terus menerus dalam jangka waktu cukup
lama, hingga sekarang masih merupakan masalah gizi di Indonesia. GAKY dapat terjadi baik
perempuan, pria, anak-anak, dewasa maupun orangtua yang tinggal di daerah kekurangan
yodium. Yodium merupakan unsur pokok dalam pembentukan hormon tiroid, maka adanya
persediaan unsur ini yang cukup dan terus menerus merupkan suatu keharusan. Faktor
kandungan yodium lahan setempat sangat penting, khususnya bagi daerah terpencil di mana
penduduknya hanya makan makanan yang berasal dari produksi setempat yang lahannya rendah
kandungan yodiumnya.
Secara epidemiologi kebutuhan yodium per orang per hari hanya 1-2 mikrogram per
kilogram berat badan. Apabila tidak terpenuhi secara kontinyu dan berlangsung lama akan
menimbulkan gondok. Gondok dikatakan endemik apabila lebih dari 5% penduduk atau anak
sekolah berusia 6-12 tahun menderita gondok.
Selain karena kurang yodium, masalah GAKY juga disebabkan oleh beberapa faktor
seperti faktor geografi faktor lingkungan : goitrogen, cemaran limbah pabrik seperti Pb dan Hg,
faktor unsur kelumit (trace element) dan faktor Gizi (Kekurangan Energi Protein dan Kurang
Vitamin A).
Anamnesis
Pada pasien dengan pasien dengan GAKY dilakukan anamnesis seperti biasa yakni
diawali dengan menanyakan keluhan utama lalu ditanyakan di mana lokasi benjolan, sejak kapan
mengalami kejadian seperti ini, sudah berapa lama, keluhan sakitnya ringan, berat, kualitas
sakitnya seperti apa, apakah menganggu jalan napas, menganggu menelan, bila ditekan benjolan
bisa bergerak dan lunak, atau apakah keras dan tidak bisa digerakkan.
Apakah keluhan utama disertai dengan keluhan lainnya seperti banyak berkeringat,
mudah mengalami kelelahan, jantung berdebar, konsentrasi menurun, jika /ada wanita biasanya
terdapat menstruasi yang lebih sering, tidak tahan terhadap suhu dingin, kenaikan berat badan
yang tidak diketahui penyebabnya, sembelit, otot mudah keram, pada wanita hamil sering
mengalami keguguran. Pada riwayat penyakit dahulu dapat ditanyakan apakah pasien pada
waktu bayi lahir pernah dilakukan tes hipotiroid, lahir dengan prematur atau tidak, pasien pernah
ada riwayat tindakan bedah di leher. Pada wanita hamil ditanyakan apakah ada riwayat bayi yang
lahir beberapa saat kemudian meninggal ataupun riwayat keguguran. Pada riwayat penyakit
keluarga ditanyakan apakah ada salah satu anggota keluarga yang bertubuh cebol, mengalami
hipotiroid, lahir dengan retardasi mental, tuli, bisu atau cacat bawaan lainnya, atau kah pernah
mengalami keguguran saat hamil.
Pada riwayat obat-obatan, apakah sebelumnya pernah mendapat penyinaran dengan
Yodium, atau pernah mendapat obat-obatan yang mengandung hormon tiroid ataupun obat anti
tiroid (karbimazol,metimazol,propiltiourasil).
Pada riwayat ekonomi dan sosial, ditanyakan apakah pasien tinggal di daerah
pegunungan yang di mana terjadi pengikisan yodium di tanah oleh air, tanyakan apakah pasien
suka mengkonsumsi umbi-umbian, penggunaan garam tidak beryodium, pada dataran rendah
apakah terpapar pestisida misalnya adanya logam berat, menjadi blocking agent, menghambat
pemanfaatan yodium oleh kelenjar tiroid)
Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi posisikan kepala pasien agak kebelakang, dan dengan menggunakan
pencahayaan tangensial yang ditujukan langsung ke arah dagu pasien, pasien diminta menekuk
kepala ke belakang sedikit, periksa daerah bawah kartilago krikoid untuk melihat kelenjar tiroid,
kemudian pasien diminta untuk menelan (misalnya dengan memberi air minum). Kemudian
perhatikan dengan seksama gerakan ke atas dari kelenjar tiroid saat menelan tadi, serta
perhatikan bentuk dan simetris atau tidaknya kelenjar tiroid tadi. Pada saat menelan tadi,
kartilago tiroid, kartilago krikoid dan kelenjar tiroid akan terlihat naik, kemudaian kembali turun
ke tempat asalnya.1
Palpasi, pasien diminta untuk menundukan kepalanya sedikit dengan tujuan untuk
merelaksasi otot sternomastoid. Jari kedua tangan pemeriksa diletakkan tepat di bawah kartilago
krikoid, pasien diminta untuk meneguk air dan menelannya seperti pada pemeriksaan inspeksi,
lalu pemeriksa merasakan ismus tiroid naik pada telapak jari-jari.
Geser trakea ke arah kanan dengan jari-jari tangan kiri, lalu dengan jari-jari tangan kanan
pemeriksa meraba bagian lateral untuk menemukan lobus kanan kelenjar tiroid pada celah/ruang
antara trakea yang tergeser tadi dengan otot sternomastoid, dan temukan lateralnya (lateral
margin). Pemeriksaan melakukan hal yang sama untuk menemukan lobus kiri, perhatikan
ukuruan, bentuk dan konsistensi dari kelenjar tiroid dan temukan adanya nodus atau nyeri.
Ukuran tiroid dengan palpasi (meraba kelenjar tiroid). Pengukuran dengan palpasi telah
memiliki teknik standar untuk mengukur endemic gondok. Klasifikasi gondok yang
disederhanakan:
a. Grade 0 : tidak teraba dan tidak terlihat
b. Grade 1 : teraba pada posisi leher tengadah tapi tidak terlihat pada posisi normal
c. Grade 2 : terlihat pada posisi normal
Auskultasi, bila kelenjar tiroid membesar, dengan stetoskop yang diletakkan diatas lokasi
kelenjar tiroid dapat terdengar adanya bruit, yaitu bunyi sejenis yang terdengar pada murmur
jantung. Bruit dapat sinkron dengan sistolik atau diastolik atau terus-menerus (continous)
mungkin dapat terdengar pada penyakit hipertiroidisme. Bayi hipotiroid kongenital dapat
menunjukkan gejala letargi, ikterus, konstipasi, sering tersedak, kulit teraba dingin, tangisan
serak, kulit kering, perut buncit, hernia umbilikalis, hipotonia, fontanel posterior melebar, lidah
besar, edema, refleks lambat, dan goiter.
Antropometri anak meliputii pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan),
lingkar kepala dan lingkar lengan atas. Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan dengan sangat
mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pemeriksaaan Penunjang
Berat ringannya endemik disamping dengan prevalensi dapat juga dengan memeriksa
ekskresi yodium urin (EYU) atau Urinary Excretion of Yodium (UEI). Dalam keadaan seimbang
yodium yang masuk tubuh dianggap sama dengan yang dieksresikan lewat urin. Jadi
pemeriksaan urin dianggap menggambarkan asupan yodium.
Data yang dimaksudkan dinyatakan dalam; jumlah mikrogram ekskresi yodium dalam
sehari (mikrogram yodium/24 jam urin) atau karena sulit mengumpulkan sampel urin 24 jam di
pelaksaannya maka dinyatakan dalam mikrogram yodium per gram kreatinin urin sewaktu
(mikrogram yodium/gram Kreatinin urin) atau mikrogram/dL urin sewaktu.
Menurut Djokomoejanto gondok endemik terbagi dalam 3 grade; Endemik Grade I
(ringan) dengan nilai median eksresi yodium urin > 50 mikrogram yodium/ gram kreatinin, atau
median urin antara 5,0-9,9 mikrogram/dl. Dalam keadaan ini kebutuhan hormon tiroid untuk
pertumbuhan fisik maupun mental terpenuhi. Prevalensi gondok pada anak sekolah 5-20%.3
Endemik Grade II (sedang) endemik dimana nilai median ekskresi yodium urin antara 25-
50 mikrogram yodium/g kretinin, atau median antara 2,0-4,9 mikrogram/dL. Hormon tiroid
mungkin tidak mencukupi. Ada risiko hipotiroidisme tetapi tidak terlihat kretin endemik yang
jelas. Prevalensi gondok anak sekolah sampai 30%.3
Endemik Grade III (berat) endemik dengan nilai median ekskresi yodium urin<25
mikrogram yodium/g kreatinin atau < 2 mikrogram/dL. Terjadi resiko sangat tinggi untuk
lahirnya kretin endemik dengan segala akibatnya. Prevalensi gondok anak sekolah >30%,
prevalensi kretin endemik dapat mencapai 1-10%.3
Status nutrisi yodium (berdasarkan UEI anak usia sekolah) memberikan indikasi untuk
berbagai kelainan dan diharapkan mampu memberi ramalan dan interpretasinya.
Diagnogsis
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah rangkaian efek kekurangan
yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam
berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan
pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.5
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) juga merupakan defisiensi yodium yang
berlangsung lama akibat dari pola konsumsi pangan yang kurang mengkonsumsi yodium
sehingga akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid, yang secara perlahan menyebabkan kelenjar
membesar sehingga menyebabkan gondok.
Yodium sendiri adalah adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah
maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
mahluk hidup. Dalam tubuh manusia yodium diperlukan untuk membentuk hormon tiroksin yang
berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan termasuk kecerdasan mulai dari janin
sampai dewasa.
Defisiensi yodium akan menguras cadangan yodium serta mengurangi produksi
tetraiodotironin/T4. Penurunan kadar T4 dalam darah memicu sekresi Thyroid Stimulating
Hormon (TSH) yang selanjutnya menyebabkan kelenjar tiroid bekerja lebih giat sehingga
fisiknya kemudian membesar (hiperplasi). Pada saat ini efisiensi pemompaan yodium bertambah
yang dibarengi dengan percepatan pemecahan yodium dalam kelenjar.
Adapun pengertian dari gondok, endemik dan kretin adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menyatakan pembesaran kelenjar tiroid; Gondok endemik, bukan penyakit melainkan
suatu istilah kesehatan dalam konsep kesehatan masyarakat yaitu apabila dalam masyarakat
terdapat prevalensi gondok / atau penderita gondok di masyarakat itu lebih dari 10 % dari jumlah
penduduk setempat, maka daerah tersebut disebut daerah gondok endemik. Seseorang disebut
kretin endemik apabila lahir di daerah gondok endemik. Kretin endemik merupakan akibat
defisiensi yodium berat pada masa fetal, merupakan indikator klinik yang penting bagi GAKY.
Umumnya terjadi pada daerah dengan defisiensi yodium berat dengan UIE < 25 ug/L. Prevalensi
pada daerah endemik berat 1-15%.
Syarat pokok dalam definisi kretin endemik secara epidemiologi; berhubungan dengan
gondok endemik dan defisiensi yodium berat. Kelainan kretin terjadi pada waktu bayi dalam usia
kandungan atau tidak lama setelah dilahirkan dan terdiri atas kerusakan pada saraf pusat dan
hipotiroidisme. 5
Secara klinis kerusakan saraf pusat bermanifestasi dengan : retardasi mental,gangguan
pendengaran sampai bisu tuli, gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, cara berjalan yang
aneh. Hipotiroidi dengan gejala : miksedema pada hipotiroidisme berat; tinggi badan yang
kurang, cebol (Stunted Growth) dan osifikasi yang terlambat, pada pemeriksaan darah ditemukan
kadar hormon tiroid yang rendah
Etiologi
Kekurangan yodium pada masa kehamilan dan awal kehidupan menyebabkan
perkembangan otak terhambat. Titik paling kritis GAKY adalah trimester ke-2 kehamilan sampai
dengan 3 tahun setelah lahir. GAKY merupakan salah satu penyebab kerusakan otak yang dapat
dicegah.
Lokasi (Geografis dan non geografis), faktor lokasi dapat berpengaruh terhadap kejadian
GAKY, hal ini disebabkan kandungan yodium yang berbeda di setiap daerah. Penderita GAKY
secara umum banyak ditemukan di daerah perbukitan atau dataran tinggi, karena yodium yang
berada dilapisan tanah paling atas terkikis oleh banjir atau hujan dan berakibat tumbuh-
tumbuhan, hewan dan air di wilayah ini mengandung yodium rendah bahkan tidak ada.
Asupan energi dan protein, gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak langsung
dapat disebabkan oleh asupan energi yang rendah, karena kebutuha energi diambil dari asupan
protein. Protein (albumin, globulin, prealbumin) merupakan alat transport hormon tiroid. Protein
transport berfungsi mencegah hormon tiroid keluar dari sirkulasi dan sebagai cadangan hormon.
Dengan adanya defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap dalam sintesis
hormon tiroid terutama tahap transportasi hormon.
Pangan goitrogenik, zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur dan
fungsi hormon tiroid secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat goitrogenik
menghambat uptake iodide anorganik oleh kelenjar tiroid. Seperti tiosianat dan isotiosianat
menghambat proses tersebut karena berkompetisi dengan yodium, ada dua jenis zat goitrogenik
yang berasal dari bahan pangan yaitu: Tiosianat tedapat dalam sayuran kubis, kembang kol, sawi,
rebung, ketela rambat dan jewawut, isotiosianat terdapat pada kubis.
Genetik, faktor genetik dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap kejadian
GAKY dan mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar tiroid. Faktor
genetik banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi faal kelenjar tiroid.
Epidemiologi
Hasil Riskesdas tahun 2007, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan) rumah tangga yang
mengonsumsi garam mengandung cukup yodium (> 30 ppm) di Indonesia mencapai 62,3%, namun masih
ada rumah tangga yang mengonsumsi garam mengandung yodium kurang sebesar 23,7% dan ada rumah
tangga mengkonsumsi garam yang tidak mengandung yodium sebesar 14,0%. Hal ini sejalan dengan hasil
penilaian status gizi dan keluarga sadar gizi (PSG-Kadarzi) di Kecamatan Sepatan Timur Tahun 2012,
dimana hanya sebesar 67.0% rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium.
Angka kejadian GAKY lebih sering ditemukan di daerah pegunungan, hal ini dikarenakan
komponen tanahnya yang sedikit mengandung yodium. Kandungan yodium yang rendah di pegunungan
disebabkan terjadinya pengikisan yodium oleh air hujan, sehingga hal tersebut menyebabkan pula
kandungan yodium dalam makanan juga sangat rendah. Air tanah, air dari sumber mata air atau air dari
sungai di daerah pegunungan tidak mengandung yodium yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh
manusia, demikian pula halnya dengan ternak serta tanaman yang tumbuh di pegunungan hampir tidak
mengandung yodium sama sekali. Karena sebab itulah maka angka kejadian GAKY lebih sering
ditemukan di daerah pegunungan dibandingkan dengan daerah pantai.
Total Goiter Rate (TGR) adalah angka prevalensi gondok yang dihitung berdasarkan
semua stadium pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba (palpable) maupun yang terlihat
(visible). TGR digunakan untuk menentukan tingkat endemisitas GAKY. Adapun kriteria daerah
endemik yakni, berat TGR > 30%, sedang TGR 20%-29,9%, ringan 5%-19,9%.3
Spektrum masalah GAKY, kelompok rentan yakni; Ibu dampaknya berupa keguguran;
kelompok Janin berupa lahir mati, cacat bawaan, peningkatan mortalitas perinatal, kematian
bayi, kretin neurolgi (keterbelakangan mental, tuli, mata juling, lumpuh spatis), kretin
myxedermatosa, cebol, kelainan fungsi psikomotor; kelompok neonates, rentan terhadap gondok
neonates dan hipotiroid neonates; kelompok anak dan remaja rentan terhadap gondok, gangguan
pertumbuhan fungsi fisik dan mental, dan hipotiroid juvenile.
Kesimpulan
Untuk mengatasi masalah endemik kretin akibat gangguan kekurangan yodium,
diperlukan upaya berbagai pihak tidak hanya dokter tetapi semua berperan seperti pemangku
kebijakan di wilayah setempat. Penangangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium GAKY,
harus dilakukan sedini mungkin sehingga tidak terdapat daerah gondok endemik yang akan
mempunyai efek samping seperti kretin endemik.Selain itu diperlukan upaya pencegahan yang
akan tercapai jika masyarakat menyadari betul akan pentingnya kebutuhan yodium.
Daftar Pustaka