Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan Buku
tentang Listrik Magnet meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterimakasih kepada Ibu Ana Dhiqfaini Sultan, S.si.,M.Pd selaku dosen mata
kuliah Listrik Magnet yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap Buku ini dapat berguna dalam rangkah menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Listrik Magnet. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa dalam buku ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan buku yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga buku sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apa bila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun
dari anda demi perbaikan buku ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
i
Daftar isi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
ii
BAB
Vektor
Tujuan:
1
A. SKALAR dan VEKTOR
Besaran-besaran Fisika ditinjau dari pengaruh arah terhadap
besaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
B. NOTASI VEKTOR.
a. Notasi Geometris.
1) Penamaan sebuah vektor :
dalam cetakan : dengan huruf tebal : a, B, d.
2) Penggambaran vektor :
vektor digambar dengan anak panah :
a d
b. Notasi Analitis
2
Notasi analitis digunakan untuk menganalisa vektor tanpa
menggunakan gambar.Sebuah vektor a dapat dinyatakan dalam
komponen-komponennya sebagai berikut :
ay I j
y
ax x
C. OPERASI VEKTOR
a. Operasi penjumlahan
A
B
3
Tanda + dalam penjumlahan vektor mempunyai arti dilanjutkan.
B
A
A
A
A
A A+B A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
Dalam operasi penjumlahan berlakuA:
A
A
1) Hukum komutatif
B
A
A
B
A+B=B+A
4
2) Hukum Asosiatif
A C
(A + B) + C = A + (B + C)
A -A
B-A -A
B - A = B + (-A)
A = Ax i + Ay j + Az k dan
5
B = Bx i + By j + Bz k
b. Opersai Perkalian
1) Perkalian vektor dengan scalar
2) Contoh perkalian besaran vektor dengan skalar dalam fisika :
F = ma, p = mv, dsb dimana m : skalar dan a,v : vektor.
B=kA
W = F . s,
P = F . v, = B . A.
6
Hasil dari perkalian ini berupa scalar
C = A . B = A B cos
C = A . B = Ax Bx + Ay By + Az Bz
= r x F, F = q v x B, dsb
maka
C = A x B = A B sin
7
Karena hasil yang diperoleh berupa vektor maka arah dari vektor
tersebut dapat dicari dengan arah maju sekrup yang diputar dari
vektor pertama ke vektor kedua.
ixj=k
j x j = 1 . 1 cos 90 = 0
kxj=-I
D. PENURUNAN VEKTOR
Misal R(u) sebuah vektor yang bergantung pada variabel skalar u.
R R(u u) R(u)
Maka menyatakan perbandingan antara
u u
perubahan R(u) dan perubahan u dan dapat digambarkan seperti
berikut:
R(u+u)
R=R(u+u)-R(u)
R(u)
Turunan biasa dari vektor
8
Misal R(u) sebuah vektor yang bergantung pada variabel skalar u. Maka
turunan (biasa) dari vektor R(u) terhadap skalar u didefinisikan dengan
dR R(u u) R(u)
, lim
du u 0 u
Karena dR/du adalah sebuah vektor yang bergantung pada u, maka kita dapat
meninjau turunannya terhadap u. Jika turunan ini ada, maka disebut turunan
kedua dari R(u) dan dinyatakan dengan d2R/du2.
E. KURVA RUANG
Bila R(u) adalah vektor kedudukan r(u) yang menghubungkan titik
asal O dari suatu sistem koordinat dan sebarang titik (x,y,z), maka r(u)
dapat dinyatakan dengan r(u) = x(u)i + y(u)j + z(u)k, dan fungsi vektor
r(u) mendefinisikan x,y dan z sebagai fungsi-fungsi dari u.
r r(u u) r(u)
u u
r=r(u+u)-r(u)
r(u+u)
(x,y,z)
r(u)
y
9
r dr
Jika lim ada, maka limitnya akan berupa sebuah vektor yang
u 0 u du
searah dengan arah garis singgung pada kurva ruang di (x,y,z) dan
diberikan oleh
dr dx dy dz
i j k.
du du du du
Bila u adalah waktu t, maka dr/du menyatakan kecepatan V pada titik
terminal dari r. Demikian juga, dv/dt = d2r/dt2 menyatakan percepatan a
sepanjang kurva.
lim (u u ) (u ) .
u 0
Dari definisi limit, dapat dinyatakan bahwa (u) disebut kontinu di u jika
untuk setiap >0 kita dapat menemukan >0 sedemikian hingga
lim R (u u ) R (u ) .
u 0
Senada dengan yang di atas, R(u) disebut kontinu di u jika untuk setiap
>0 kita dapat menemukan >0 sedemikian hingga
10
G. RUMUS-RUMUS PENURUNAN
Jika A, B, C adalah fungsi-fungsi vektor dari sebuah skalar u yang
terdiferensial dan fungsi skalar dari u yang terdiferensial, maka
d dA dB
a. (A B)
du du du
d dB dA
b. ( A B) A B
du du du
d dB dA
c. ( AxB) Ax xB
du du du
d dA d
d. (B) A
du du du
d dC dB dA
e. ( A BxC) A Bx A xC BxC
du du du du
d dC dB dA
f. {( Ax(BxC)} Ax(Bx ) Ax( xC) x(BxC)
du du du du
A A( x x, y, z ) A( x, y, z )
lim ,
x x 0 x
jika limitnya ada. Secara sama, turunan parsial dari A terhadap y
didefinisikan dengan
A A( x, y y, z ) A( x, y, z )
lim ,
y y 0 y
dan turunan parsial dari A terhadap z didefinisikan dengan
11
A A( x, y, z z ) A( x, y, z )
lim ,
z z 0 z
jika limit-limit itu ada.
Dalam hal fungsi skalar lebih dari satu variabel, definisi kekontinuan dari
fungsi skalar satu variabel dapat diperluas. Sebagai contoh, Fungsi (x,y)
dikatakan kontinu di (x,y) jika
lim ( x x, y y ) ( x, y ) ,
x 0
y 0
atau jika untuk setiap >0 kita dapat menemukan >0 sedemikian hingga
2 A A 2 A A 2 A A
( ), ( ), ( ),
x 2 x x y 2 y y z 2 z z
2 A A 2 A A 3A 2A
( ), ( ), ( ).
xy x y yx y x xz 2 x z 2
2A 2A
.
xy yx
Dengan demikian, maka urutan penurunannya dapat dipertukarkan.
Aturan-aturan penurunan parsial:
B A
1. ( A B) A B
x x x
B A
2. ( AxB) Ax xB
x x x
12
2 B A
( A B) { ( A B)} {A B}
yx y x y x x
3.
2 B A B A B 2 A
A B.
yx y x x y yx
A A A
4. Jika A=A(x,y,z), maka dA = dx dy dz .
x y z
Jika C suatu kurva ruang yang didefinisikan oleh kurva r(u), maka dr/du
adalah sebuah vektor yang searah dengan garis singgung pada C. Jika skalar u
diambil sebagai panjang busur s yang diukur dari suatu titik pada C mada dr/ds
adalah sebuah vektor singgung satuan pada C dan dinyatakan dengan T.
Laju perubahan T terhadap s
adalah ukuran dari
z
kelengkungan C dan diberikan
oleh dT/ds. Arah dari dT/ds N
C
pada sebarang titik pada C
adalah normal terhadap kurva
pada titik tersebut. Jika N T
B
adalah sebuah vektor satuan
dalam arah normal ini, maka
y
O
N disebut normal utama pada
kurva. Jadi dT/ds = N,
x
dengan disebut
13
kelengkungan (curvature) dari
C pada suatu titik tertentu.
Besaran =1/ disebut jari-jari kelengkungan. Vektor satuan B yang tegak lurus
pada bidang dari T dan N sedemikian hingga B=TxN disebut binormal terhadap
kurva. Vektor-vektor, T, N dan B membentuk sistem koordinat tegak lurus
tangan kanan lokal pada sebarang titik pada C. Sistem koordinat ini disebut
trihedral atau triad pada titik yang ditinjau. Bila s berubah, maka sistem
koordinatnya bergerak dan dikenal sebagai trihedral bergerak.
Himpunan relasi-relasi yang mengandung turunan-turunan vektor-vektor
fundamental T, N, dan B secara bersama-sama dikenal sebagai rumus Frenet-
Serret yang diberikan oleh
dT dN dB
N, B T, N ,
ds ds ds
di sini adalah skalar yang disebut torsi. Besaran =1/ disebut jari-jari torsi.
Bidang oskulasi (osculating plane) pada sebuah kurva di titik P adalah bidang
yang mengandung vektor satuan singgung dan nornal utama di P. Bidang normal
adalah bidang yang melalui P dan tegak lurus vektor satuan singgung. Bidang
yang meralat (rectifying plane) adalah bidang yang melalui P dan tegak lurus
normal utama.
Studi tentang kurva-kurva ruang dan permukaan-permukaan ini dimasukkan
dalam cabang geometri diferensial. Sementara itu studi tentang gerak partikel
sepanjang kurva-kurva dikenal sebagai kinematika. Dalam kinematika dapat
diinterpretasikan hasil-hasil yang diperoleh dari studi tentang geometri diferensial.
Studi tentang gaya-gaya pada obyek yang bergerak disebut dinamika. Salah satu
hukum dalam dinamika yang terkenal adalah hukum Newton, yang menyatakan
bahwa jika F gaya total yang bekerja pada sebuah obyek bermassa m dan bergerak
dengan kecepatan v maka
d
F (mv) .
dt
14
Di sini mv adalah momentum benda yang bergerak. Jika m konstan maka rumus
menjadi
dv
Fm =ma,
dt
dan a menyatakan percepatan dari obyek.
SOAL-SOAL
1. Sebuah partikel bergerak sepanjang sebuah kurva yang persamaan
parameternya adalah x=e-t, y=2cos3t, z=2sin3t, dengan t menyatakan waktu.
a. tentukan kecepatan dan percepatannya pada sebarang waktu.
b. Carilah besar kecepatan dan percepatannya pada t=0.
2. a. Carilah vektor singgung satuan pada sebarang titik terhadap kurva x=t2+1,
y=4t-3, z=2t2-6t.
b. Tentukan vektor singgung satuan ini pada titik dimana t=2.
3. Jika A besarnya tetap, tunjukkan bahwa A dan dA/dt saling tegak lurus,
asalkan dA/dt 0.
15
BAB
II
ELEKTROSTATIK
Tujuan
1.Memahami dan mengetahui konsep huukum coulomb
2.Memahami persamaan Hukum Coulomb
3.Mengetahui penerapan Hukum coulomb
16
A. Sifat-sifat Muatan
Bila sebuah sisir digosok-gosokkan pada rambut, lalu didekatkan
kepada serpihan kertas kecil-kecil, maka serpihan kertas itu akan tertarik dan
melekat pada sisir. Peristiwa ini menunjukkan adanya gaya listrik yang
termasuk gaya medan. Meskipun kedua obyeknya tidak saling bersentuhan
namun pengaruh gayanya dapat diobservasi. Peristiwa itu sekaligus
menujukkan eksistensi muatan listrik. Adanya loncatan api kecil ketika kulit
kita secara tidak sengaja menyentuh meja juga menunjukkan adanya muatan.
Fakta lain yang menarik tentang adanya muatan adalah kenyataan bahwa
muatan tersebut tidak bisa diciptakan. Ketika batang gelas digosok-gosokkan
pada kain sutera, maka kain sutera tersebut menerima muatan negatif dengan
17
jumlah yang sama dengan muatan positif yang muncul pada gelas. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa jumlah muatan dalam sistem tertutup selalu tetap.
a. Di alam terdapat dua jenis muatan yang berbeda yakni positif dan
negatif.
b. Muatan yang sejenis tolak menolak dan muatan yang berbeda jenis
tarik menarik.
c. Jumlah muatan di dalam sistem terisolasi selalu tetap.
d. Muatan itu besarnya terkuantisasi.
B. Hukum Coulomb
Gaya elektrostatik antar muatan listrik berhasil diukur oleh Charles
Coulomb (1736-1806). Dengan menggunakan balance torsion Coulomb
mengamati interaksi antara dua buah partikel bermuatan. Dari hasil
pengukurannya dia menyimpulkan bahwa gaya elektrostatik antara dua buah
partikel yang muatan yang tidak bergerak adalah:
q1q2
Fe k e
r2
18
Dengan Fe adalah gaya Coulomb, q1 adalah besar muatan ke 1, q2
adalah besar muatan ke 2, r adalah jarak antar muatan dan ke adalah
konstanta Coulomb yang besarnya 8.9875 x 109 N'm2/C2. Konstanta
tersebut juga sering dinyatakan sebagai:
1
ke
4 o
Contoh Soal:
Ada 3 buah muatan yang berada pada ujung-ujung segitiga sama kaki
dengan panjang kaki a, seperti terlihat dalam Gambar y dimana
q1=q3=5C, q2= -2 C dan a=0,01m. Tentukan berapa gaya yang bekerja
pada q3?
y
F13
_ F23 3
q a 3 +
2 q
3
+ x
q
1
Jawab:
19
Yang pertama yang perlu diperhatikan adalah arah gaya yang dikeluarkan
oleh q1 dan q2 pada q3. Gaya F23 oleh q2 pada q3 adalah gaya tarik karena
q2 dan q3 memiliki muatan yang berbeda. Sedang gaya F13 oleh q1 pada q3
adalah gaya tolak karena keduanya sama-sama memiliki muatan negatif.
6 6
q 2 q3 2 ( 2,0 x10 C )(5,0 x10 C
F23 k e (8,99 x10 9
Nm 2
/ C ) 9,0 N
a2 (0,01m) 2
Gaya tolak F13 membuat sudut 45o dengan sumbu x. Oleh karena itu
komponen gaya F13 searah dengan sumbu x dan y sama yakni sebesar F13
cos 45o= 7,9 N.
C. Medan Listrik
Sebagaimana halnya dengan materi bermasa m yang menimbulkan
medan gravitasi di sekitarnya, maka muatan q juga akan menimbulkan medan
lsitrik di sekitar. Bumi yang bermasa m menimbulkan medan gravitasi di
20
sekitarnya yang kuat medan gravitasinya ditunjukkan oleh percepatan
gravitasi yang besarnya g=F/m. dengan F sebagai gaya gravitasi bumi. Begitu
juga dengan muatan. Sebuah muatan q akan menimbulkan medan listrik di
dalam ruang di sekitarnya dengan kuat medan listrik sebesar E=Fe/q dengan
Fe sebagai gaya listrik dan sering disebut sebagai gaya elektrostatik atau juga
dikenal sebagai gaya Coulomb.
-
r
-
q qo
Gambar 2.1 Muatan test qo berada pada posisi r dari muatan sumber
q.
q qo
Fe k e
r2
q
E ke
r2
21
vektor kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh masing-masing
muatannya.
q
E ke
i ri 2
Paritkel A
P r
q
E k e r
r2
dengan r sebagai unit vektor. Bila total elemen muatannya adalah
i, maka kuat medan listrik totalnya adalah:
qi
E k e i r
ri 2
22
lim qi dq
E ke
qi 0
i
ri 2
r ke 2 r
r
Dengan besaran baru ini maka besar elemen dq dapat dinyatakan sebagai
dq=dA.
23
Fe qE
F ma
ma qE
qE
a
m
CONTOH SOAL:
Sebuah elektron masuk ke dalam medan listrik uniform seperti dalam Gambar 5
dengan kecepatan vi= 2,0 x 106 m/s. Bila kuat medan listriknya 100N/C dan
panjang plat sejajarnya adalah 0,1m, maka:
Muatan elektron adalah e=1,60 x 10-19 C dan massa electron adalah me= 9,11 x
10-31 kg,maka besar percepatan electron tersebut:
24
B. Bila electron memasuki medan listrik pada waktu t=0, tentukan waktu saat
electron meninggalkan medan listrik tersebut.
Jarak horizontal yang dilalui electron adalah l=0,1m, maka waktu yang diperlukan
untuk melintasi jarak sejauh 0,1m tersebut adalah
l 0,1m
t 6
5,0 x10 8 s
vi 2,0 x10 m / s
SOAL-SOAL:
1. Di antara sifat-sifat muatan disebutkan yangdi bawah ini, yang manakah yang
keliru:
a. karakterisasi
b. deduksi
c. induksi
d. konveksi
e. asimilasi
3. Besar gaya Coulomb yang bekerja pada sebuah muatan dipengaruhi oleh
beberapa factor di bawah ini kecuali:
25
b. Besar muatan sumber
e. Konstanta gravitasi
4. Dua buah muatan kembar 2C terpisah sejauh 2m, maka gaya elektrostatik
yang bekerja pada muatan tersebut adalah:
a. 17,98 x 10-6 N
b. 2 x 10-6 N
c. 17,98 x 103 N
d. 2 x 103 N
e. 4 x 10-6 N
5. Sebuah electron memasuki medan listrik homogen dengan kecepatan 3,0 x 10-6
m/s. Bila kuat medan listriknya 200N/C dan panjang plat sejajar yang
menimbulkan medan listrik tersebut 0,1m, maka tentukan percepatan yang dialami
electron tanpa memperhatikan arahnya:
a. 17,98 x 106m/s2
b. 2 x 106 m/s2
c. 4 x 1013 m/s2
26
BAB
III
HUKUM GAUSS
Tujuan:
27
A. Fluks Listrik
Teknik lain untuk menghitung medan magnet dari muatan kontinu adalah
menggunakan hukum Gauss. Teknik yang digunakan Gauss relatif lebih mudah
untuk kasus-kasus benda geometris.
Sebelum kita melangkah lebih jauh dengan hukum Gauss, kita definisikan
sebuah besaran fisis yang akan kita gunakan nanti, yaitu fluks listrik . Fluks
listrik didefinisikan sebagai perkalian-titik medan listrik E dan luas yang
dilewatinya A, namun secara fisis fluks menggambarkan banyaknya garis medan
magnet yang menembus sebuah permukaan luas. Jika kita ilustrasikan dalam
gambar :
Arah vektor medan
Llistrik E
30 Arah vektor
medan listrik E
A
A
Arah vektor permukaan A
Arah vektor permukaan A
= = 0 = = = 30 = 2 3
Kita bisa membayangkan fluks magnetik ini dengan sebuah kipas angin
yang menerpa selembar kertas, hembusan angin terasa lebih keras ketika kertas
tegak lurus pada hembusan angin artinya vektor luas permukaan searah dengan
arah hembusan angin, namun ketika kertas sejajar dengan arah hembusan angin,
tekanan angin sangat minim.
28
Gambar 3.2 Analogi fluks adalah seperti angin dari kipas angin yang
meniup kertas, jika kertas tegak lurus arah angin (artinya vektor luas
dengan vektor arah angin sejajar), maka fluksnya maksimum
Gauss menyatakan bahwa : Jumlah Garis Gaya yang keluar dari suatu
permukaan tertutup (atau fluks ) sebanding dengan jumlah muatan listrik yang
dilingkupi oleh permukaan tertutup itu atau Sumber dari sebuah medan
magnet adalah muatan listrik, jika diungkapkan dalam sebuah persamaan
matematis :
= = (1)
29
memilih bentuk ruang-volume ini, pda umumnya yang biasa dipakai berbentuk
silinder, bola atau kubus. Pemilihan ini sangat bergantung pada kemudahan
perhitungannya nanti. Misalnya, kita ambillah permukaan sebuah silinder
berjari-jari r.
Pada gambar disamping kita bagi silinder menjadi tiga permukaan A1, A2,
dan A3. Fluks yang menembus ketiga permukaan ini adalah :
Pada 1: 1 cos 00 :
Pada 3: 3 cos 00 : 3
Pada 2: 2 cos 900 : 0
Dengan demikian :
= = (1 + 2 ) =
30
karena Q/A =, maka untuk pelat bermuatan kita dapatkan medan listrik :
= (2)
2
Atau:
1 4
=
4 2
= 2
= 2
31
Gambar 3.5 Arah Medan Listrik dari bola bermuatan searah dengan
permukaan Gauss
Karena arah vektor medan listrik searah dengan vektor permukaan (artinya
sudutnya 0 ), maka :
cos(0 ) =
= (4 2 ) =
jarak r adalah radius permukaan Gauss yang kita pilih, sehingga medan
listrik di luar bola pejal bermuatan adalah :
1
() = 4 2 (3)
Sekarang Qdlm bola dengan radius r dimana r < R dapat dihitung dari
perbandingan volume :
4 3
=34
3
3
=( )
32
sehingga diperoleh kuat medan sejauh r di dalam bola berjari-jari R :
( )3
(4 2 ) =
1
= 4 2
(4)
Contoh soal :
Sebuah bola pejal berjari-jari 1 cm memiliki muatan 5C, hitunglah
kuat medan sejauh :
a. 2 cm dari pusat bola
b. 0,5 cm dari pusat bola
Jawab :
a. Karena jarak sejauh 2 cm berada di luar bola maka:
= 2
5106
= 9109 2102 = 2,25106 /
33
b. Karena jarak sejauh 0,5 cm berada di luar bola maka:
1
= (4 3 )
= 3
5106
= 9109 (1102 ) 3 0,5102 = 2,25108 /
34
Gambar 3.8 Kawat panjang Bermuatan
dengan permukaan Gauss berupa silinder kita dapatkan ruas kiri pada
persamaan Gauss :
1 + 2 + 3 =
sedangkan A2 adalah luas selimut silinder yaitu 2rL Maka kuat medan
sejauh r dari kawat adalah sebagai berikut :
1
= 2
1
= 2 (5)
35
Gambar 3.9 Silinder panjang bermuatan
Namun medan listrik di dalam silinder adalah nol, karena permukaan Gauss
tidak melingkupi muatan apapun :
=
E
Arah vektor dA
r
Permukaan
Guass
Medan listrik di luar bola konduktor akan menghasilkan nilai yang sama
dengan bola pejal sebelumnya, yaitu :
36
1
= 2 (7)
Jika kita skesta dalam gafik maka akan kita dapatkan seperti bola
berrongga pada gambar 3.7 :
R
E=0
37
SOAL-SOAL
1. Muatan garis dengan kerapatan muatan 4 C/cm sepanjang 4 cm, diletakkan
dalam koordinat kartesius dari x = 0 hingga x = 4 hitunglah :
a. Muatan total dari garis
b. Medan listrik di x = 5 cm
c. Medan listrik di x = 250 m
2. Hitung medan listrik dari benda yang dianggap muatan titik dengan muatan 16 C
sejauh 250 meter dan bandingkan hasilnya dengan nomor 1.d di atas
3. Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 50 cm dengan
rapat muatan 15 C/m pada jarak 20 cm pada arah sepanjang garis seperti pada
gambar :
20 cm
50 cm
10 cm
50 cm
5. Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 5 cm
dengan muatan 15 C di pusat cincin.
6. Bola bermuatan 4 x 103 C berjari-jari 2 cm berada dalam medium udara.
Berapakah medan listrik yang ditimbulkannya pada jarak :
a. 4 cm dari pusat bola
b. 1 cm dari pusat bola
7. Bola konduktor bermuatan 4 x 103 C berjari-jari 2 cm berada dalam medium
udara. Hitunglah kuat medan listrik yang ditimbulkannya pada jarak :
a. 4 cm dari pusat bola
b. 1 cm dari pusat bola
38
BAB
IV
MEDAN LISTRIK
Tujuan:
1. Mengetahui, memahami dan menganalisis Konsep Medan Listrik
2. Mengetahui konsep Medan Listrik pada muatan kontinu
3. Mengetahui dan memahami persamaan Medan Listrik
39
A. Medan Listrik pada Muatan Kontinu
Dalam pembelajaran sebelumnya kita telah dapa menghitung medan listrik
d sekitar suatu muatan titik menggunakan persamaan yang di peroleh dari
hukum coulomb. Namun bagaimana jika sumber muatan bukan muatan titik?
Misalnya muatan berupa bongkahan bermuatan yang memiliki volume tertentu.
r
V E
Q
dengan volume V
Untuk muatan yang memiliki volume, dikenal rapat muatan atau yang
didefinisikan sebagai:
= (1)
= (2)
Atau jika muatan di anggap tidak bervolume dan hanya memiliki panjang, mata
= (3)
dengan volume V :
= . (4)
40
= (5)
2
= (6)
2
a. Garis Bermuatan
Medan Listrik sepanjang garis
Kita hitung medan listrik pada titik P sejauh x dengan garis bermuatan
sepanjang L :
dq
b
L
Gambar 4.2 Medan listrik sejauh b dari sumber muatan berbentuk
garis sepanjang L
Dengan menggunakan persamaan (5) :
=
2
x bx
41
= 2
1 1 1 1
= = = ( )
0
= ( )
( )
Karena = , maka besarnya medan magnet sejauh b dari garis
sepanjang garis :
= ( ) (6)
( )
Contoh soal :
Hitunglah medan listrik dari sebuha garis bermuatan sepanjang 1 meter
dengan rapat muatan 5C/m pada jarak 50 cm pada arah sepanjang garis
seperti pada gambar :
50 cm
1 meter
Jawab :
Dengan menggunakan persamaan (6) di mana:
= 9109 2 / 2
= 1
= 1 + 50 = 1,5
=
= (5106 /) .(1)
= 5106
5106 5106
= (()) = 9109 ((1,5)(1,51)) = 9109 ( (0,75) ) = 6104 /
42
Sekarang kita hitung medan listrik di titip p pada jarak b tegak
lurus garis. Dengan Mengempatkan pertengahan garis pada pusat
oordinat kartesius:
P
b x
dx
E cos
E E
E sin
E sin
b
43
/2 cos /2 cos
= /2 2
= /2
2 (1+ 2 ) 2 (1+2 )
Karena 1 + 2 = 2 :
/2 cos
= /2
2 2
Kita ganti:
= jika di turunkan maka = 2
Sehingga:
cos
= 2
2 2
=
/2
= =
2 + 2 /2
Sehingga medan magnet sajauh d tegak lurus garis:
= ( ) (7)
2 +(/2 ) 2
Atau :
2 /2
= ( ) (8)
2 +(/2 ) 2
Contoh soal:
Hitunglah muatan listrik dari sebuah garis bermuatan sepamjang 1 meter
dengan rapat muatan 5 C/m pada jarak 50 cm tegak lurus seperti gambar
di bawah ini:
50 cm
1 meter
Jawab:
Dengan menggunakan persamaan (8) di mana:
= 9102 2 / 2
44
L=1 m
b=50 cm=0,5 m
= 5106 /
2 /2
= ( )
2 +(/2 ) 2
2(9109 )(5106 ) 12
= [ ]
0,5 0,52 +(1/2) 2
1,8105
= = 1,27105 /
2
Jika garis sangat panjang sehingga L/2 >>b, maka panjang (8) dapat
diproksimalkan menjadi :
2 /2
= ( )
(/2) 2
Atau:
2
= (9)
b. Cincin Bermuatan
Kasus kedua miasalnya sebuah cincin bermuatan sebagai berikut:
dQ
r
b
B bbb
p
x
45
=
2
Sehingga kuat medan magnet pada titik p sejauh x dari pusat cincin:
= (10)
(2 +2 ) 3/2
Contoh soal :
Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 10 c
dengan muatan 15 C pada jarak 50 cm tegak lurus dari pusat cincin.
r
b
p
x
Jawab :
Dengan mengunakan persamaan (10) di mana :
= 9109 2 / 2
46
x = 50 cm = 0,5 m
b = 10 cm = 0,1 m
Q = 5106 /
= (2
+ 2 ) 3/2
9109 (0,5)(5106 )
= (0,12 +0,52 ) 3/2
= 1,697103 /
X p
Sekarang kita hitung kasus lain, yaitu medan listrik pada titik P sejauh x
dari pusat benda berbentuk cakram dengan jari-jari b seperti pada gambar :
Kasus ini dapat dipandang sebagai penjumlahan dari muatan-muatan
berbentuk cincin sebagaimana telah kita hitng sebelumnya. Cincin-cincin
ini jari-jarinya membesar mulai dari r = 0 hingga r = b sehingga akhirnya
membentuk cakram. Untuk itu kita tuliskan persamaan (10) dengan cincin
berjari-jari r bermuatan dQ sebagai berikut :
47
= ( 2
+ 2 ) 3/2
sekali lagi, ini tinggal persoalan kalkulus. Kita lakukan teknik substitusi
variabel, di mana :
= 2 + 2 dan du = 2rdr
1 1
= 2 2 0 = 2 2 0 (11)
3/2 + 2
1 1
= 2 (2 )
+2
1
= 2 (1 2
+ 2
) (12)
= 2 (13)
= .
= .
48
=
Contoh soal :
Sebuah elektron bergerak dengan kecepatan awal 105 m/s pada arah y
positif dalam pengaruh medan magnet sebesar 104 N/C dalam arah yang
sama. Apakah electron akan makin dipercepat akibat medan listrik ini ?
atau diperlambat ? Jika diperlambat, berapakah jarak yang ditempuh
sampai akhirnya berhenti ?
Jawaban:
Karena muatan adalah negatif maka arah gaya (atau percepatan) yang
ditimbulkan oleh medan listrik berlawanan dengan medan atau berlawanan
dengan kecepatan awal, sehingga elektron akan diperlambat sampai
akhirnya berhenti. Besarnya percepatan (atau lebih tepat disebut
perlambatan):
1,6109
= = 9,11031 104 1,761015 / 2 (arah y negatif)
2 = 2 + 2
0 = (105 ) 2 + 2(1,71015 )
102
= 3,521015 2,84106
49
C. DIPOL LISTRIK
Jika dua buah muatan berlawanan diposisikan sejauh d seperti pada
gambar maka terbentuk sebuah sistem sumber listrik statis yang disebut
dipole listrik (Yunani : dyo = dua, polos = sumbu/pasak).
+q
-q
50
Spencer secara tidak sengaja dalam menemukan pemanggang microwave
pertama kali pada tahun 1946-an. Dalam pemanggang microwave, medan listrik
dengan frekuensi 2,45 GHz (atau dengan panjang gelombang 12.2 cm) di
dalamnya dibuat bolak-balik sehingga membuat molekul H2O yang ada di dalam
makanan bergerak bolakbalik juga, akibat gerak bolak-balik ini makanan yang
dipanggang menjadi panas dan dalam waktu yang cukup dapat mematangkan
makanan.
Dipol listrik ini diukur oleh sebuah besaran bernama momen dipol p yang
didefinsikan sebagai perkalian muatan q dengan jarak antar muatannya (d) :
=
jika berada dalam medan magnet E, momen dipol ini akan berputar hingga sejajar
dengan medan megnetnya seperti pada gambar di bawah ini :
-q +q
Gambar 4.8 Dipol listrik menyejajarkan dri terhadap medan listrik yang
mempengaruhinya
51
BAB
Tujuan
52
A. Potensial Listrik
Potensial listrik adalah besarnya energy potensial listrik pada setiap satu
satuan muatan. Potensial listrik juga merupakan besaran scalar yang
berkaitan dengan kerja dan energy potensial pada medan listrik. Potensial
listrik dapat dirumuskan :
53
A
rA q
q
rB
q
B
WAB =
=
2
1
=
2
1
=
Dalam hal ini energy potensial listrik bertanda negative (-) yang berarti
semakin jauh dari muatan listrik penimbul medan makin besar energy
potensialnya. Besarnya energy potensial listrik jauh tak terhingga sama
dengan nol. Apabila titk A berada di jauh tak terhingga rA, maka = 0
dan persamaan diatas menjadi :
() 0 =
54
() =
Dengan :
55
Perhatikan gamabar berikut :
=
40 40
1 1
= ( )
40
= ( )
40
56
= , karena = 2, maka =
57
q2, q3, maka potensial listrik di titik yang berjarak r1, r2, r3 dari ketiga
muatan tersebut adalah:
1 2 3
= + +
1 2 3
(potensial listrik akibat beberapa muatan)
Konduktor dua keeping sejajar adalah dua keeping logam sejajar yang
dihubungkan dengan sebuah baterai sehingga kedua keeping mendapatkan
muatan yang sama tetapi berlawanan tanda. Bentuk keping sejajar seperti
ini disebut kapasitor. Di antara dua keeping akan dihasilkan medan listrik
yang serba sama dengan arah dari keeping positif ke keeping negative.
Medan listrik yang serba sama seperti ini di sebut medan listrik homogen.
Pada muatan positif q bekerja gaya listrik F = qE yang arahnya ke
kanan. Untuk memindahkan muatan positif q dari A ke B (ke kiri) kita
harus melakukan gaya F yang melawan gaya F, tetapi besar gaya F sama
58
dengan besar F (F=F). usaha luar yang dilakukan untuk memindahkan
muatan q dari A ke B adalah:
Wab = F d dengan F = F = qE
WAB = qVAB
maka VAB = Ed
atau =
59
Gambar 5.5 Energi Potensial Listrik
Gambar di atas menunjukkan sebuah muatan listrik +q di dalam medan
listrik homogeny yang ditimbulkan oleh muatan listrik +q dipindahkan
dari titik a ke b dengan lintasan s. Usaha yang diperlukan untuk
memindahkan muatan sepanjang s adalah W. Apabila posisi a adalah rA
dan posisi b adalah rB, usaha yang dilakukan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1 2
Gaya pada titik a > = 2
1 2
Gaya pada titik b > = 2
sehingga menjadi
1
=
60
Untuk memindahkan muatan q dari a ke b tanpa kecepatan diperlukan
gaya F yang besarnya sama dengan Fc tetapi arahnya berlawanan,
sehingga:
1
= =
W= cos
W= cos
Ep = W
Ep = -Fc cos
1 1
= 1 ( )
61
BAB
VI
KUAT ARUS
Tujuan:
62
A. Pengertian Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam
kawat penghantar tiap satuan waktu. Arah arus listrik (I) yang timbul pada
penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron.
dimana :
I = Kuat arus listrik yang mengalir (A)
Q = Muatan listrik (C)
t = Waktu (s)
1. Arus Listrik
Arus listrik adalah banyak muatan listrik yang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron dan mengalir melalui suatu titik dala sirkuit
listrik tiap satuan waktu. Arus listrik akan timbul karena adaya gerakan
dari partikel bermuatan listrik. Gerak partikel beruatan listrik sama seperti
partikrl dalam mekanika (gerak lurus, gerak melingkar, dll).
Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya.
Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom.
Dimana dalam teori atom modern menyatakan atom terdiri dari partikel
inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh
63
muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.Muatan terdiri dari
dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negative Arah arus searah
dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah
aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila
kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima
elektron dari partikel lain. Coulomb adalah unit dasar dari International
System of Units (SI) yang digunakan untuk mengukur muatan listrik. Di
mana muatan 1 elektron = -1,6021 x 10-19 coulomb, dan1 coulomb = -
6,24 x 1018 elektron.
Arus listrik juga dapat kita analogikan dengan arus air. Air mengalir
dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, dan akan menggenang di
tempat yang tidak mempunyai perbedaan ketinggian. Demikian halnya
dengan listrik. Listrik akan mengalir dari tempat yang mempunyai
potensial tinggi ke tempat yang berpotensial lebih rendah. Kalau arus air,
jelas medium yang mengalir adalah air.
64
Konduktor terisolasi
Va Vb
V=Va-Vb
Gambar 6.2 konduktor
65
=
=
=
0 , q=elektron (-e)
= 0 , F berlawanan dengan E
Dan karena
0 = 0
= 0
66
Jika sebuah muatan netto q lewat melalui suatu penampang penghantar /
konduktor selama waktu t, maka arus (yang dianggap konstan) adalah
=
dimana :
Jika banyaknya muatan yang mengalir per satuan waktu tidak konstan,
maka arus akan berubah dengan waktu dan diberikan oleh limit differensial
dari persamaan di atas.
=
0 +
= = 0
Jika = 0 maka = 0
(Tidak ada beda potensial diantara kedua ujung konduktor / Potensial kedua ujung
konduktor sama)
Ini berarti tidak ada lagi aliran muatan di dalam konduktor (arus terhenti).
Agar terjadi aliran muatan terus menerus maka muatan induksi harus diambil
67
/disebrangkan dari kedua ujung konduktor tersebut sehingga tidak timbul medan
listrik induksi. Diperlukan sebuah gaya untuk memindahkan / menyebrangkan
muatan tersebut sehingga di kedua ujung konduktor tidak ada lagi muatan
induksi.
a. Macam-Macam Arus
Arus di bagi menjadi 2, yaitu :
1) Arus searah (Direct Current/DC)
Arus searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau
hanya negatif saja (tidak berubah dari positif kenegatif, atau
sebaliknya
Arus DC juga bias diartikan sebagai arus yang mempunyai nilai
tetap atau konstan terhadap satuan waktu, artinya diaman pun kita
meninjau arus tersebut pada wakttu berbeda akan mendapatkan nilai
yang sama rangkaian listrik.
68
Gambar 6.4 Arus bolak balik
b. Arah Arus
Arus(current)adalah sebarang gerak muatan dari suatu daerah ke
daerah lainya .Dalam subbah ini kita akan membicarakan arus dalam
material konduksi. Sebagian besar pemakaian tekhnologi muatan yang
bergerak yang bergerak melibatakan arus semacam ini.
Dalam situasi elektrostatis medan listrik itu adalah nol di mana pun
di dalam konduktor, dan tidak arus.
Perhatikan gambar di bawah ini:
69
arus yang konstan, besar arus I dalam Ampere dapat diperoleh dengan
persamaan:
= =
0
70
Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub
negatif (-) baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya)
c. Kelajuan Hanyutan
Saat sebuah penghantar tidak dilalui arus listrik, elektron-elektron
di dalamnya bergerak secara acak tanpa perpindahan bersih ke arah
mana pun juga. Sedangkan saat arus listrik mengalir melalui penghantar,
elektron tetap bergerak secara acak namun mereka cenderung hanyut
sepanjang penghantar dengan arah berlawanan
dengan medan listrik yang menghasilkan aliran arus.Tingkat kelajuan
hanyutan (bahasa Inggris: drift speed) dalam penghantar adalah kecil
71
dibandingkan dengan kelajuan gerak-acak, yaitu antara 10-5 dan 10-4 m/s
dibandingkan dengan sekitar 106 m/s pada sebuah penghantar tembaga.
d. Arus, Kecepatan Penyimpangan, dan Kerapatan Arus
Dapat dinyatakan arus dalam kecepatan penyimpang dalam muatan
yang bergerak.Misalnya terdapat n partikel bermuatan persatuan
volume.Kita menamakan n sebagai konsentrasi partikel, satuan SI nya
adalah m3. Anggaplah semua bahwa partikel itu bergerak dengan
kecepatan menyimpang yang sama dengan vd. Dalam selang waktu
setiap dt, setiap partikel berjarak vddt. Partikel-partikel yang mengalir
keluar dari ujung kanan silinder yang dinaungin dengan panjang vd dt.
Selama dt adalah partikel-partikel yang berada dalam silinder ini pada
permulaan selang waktu dt. Volume silinder itu adalah Avd dt, dan
banyaknya partikel di dalamnya adalah nAvd dt.Jika setiap partikel
mempunyai muatan q.muatan dq yang mengalir ke luar dari ujung
silindir itu selama waktu dt.
Dan arus itu adalah :
= ( ) =
= =
72
BAB
VII
MAGNETOSTATIK
Tujuan
73
A. MAGNET
Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat yang dapat
mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada disekitarnya. Magnet dapat
menarik benda lain, beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain,
yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang
mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair
adalah contoh yang randah oleh magnet.
Gejala kemagnetan dan kelistrikan berkaitan sangat erat .sifat kemagnetan
tidak hanya ditimbulkan oleh bahan magnetik, tetapi juga arus listrik. Dalam
ilmu fisika,
1. MEDAN MAGNET
Medan magnet adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya
gaya muatan listrik yang bergerak lainnya. Putaran mekanika kuantum dari
suatu partikel membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh
dirinya sendiri seprti arus listrik. Inilah yang menyebabkan medan magnet
dari ferromagnet. Sebuah medan magnet adalah medan vector, yaitu
berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vector yang dapat berubah
menurun waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah jarum
kompas yang di letakkan didalam medan tersebut.
Berdasarkan sifat magnetannya benda dibagi menjadi 3 macam yaitu:
a. Diamagnetic yaitu bahan yang menolak magnet.
b. Ferromagnetik (benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet) contoh
ferromagnetic adalah besi, baja, nikel dan kobalt.
c. Paramagnetik (benda yang dapat ditarik magnet dengan lemah) contoh
paramagnetik adalah aluminium. Palinum, oksigen dan garam garam
logam.
74
Magnet Batang Magnet Ladam magnet jarum
Jika baja di gosok dengan sebuah magnet, dan cara menggosoknya dalam
arah yang tetap, maka baja itu akan menjadi magnet.
Gambar 7.3 pembuatan magnet dengan cara dililit dan dialiri arus listrik
75
Sebuah magnet batang digantung pada titik beratnya. Sesudah
keadaan setimbang tercapai, ternyata kutub-kutub batang magnet itu
menghadap ke Utara dan Selatan.Kutub magnet yang menghadap ke utara
di sebut kutub Utara. Kutub magnet yang menghadap ke Selatan disebut
kutub Selatan. Hal serupa dapat kita jumpai pada magnet jarum yang dapat
berputar pada sumbu tegak ( jarum deklinasi).
Kutub Utara jarum magnet deklinasi yang seimbang didekati kutub Utara
magnet batang, ternyata kutub Utara magnet jarum bertolak. Bila yang
didekatkan adalah kutub selatan magnet batang, kutub utara magnet jarum
tertarik.
Gambar 7.4 gambar magnet yang Tarik menarik dan tolak menolak
76
Besarnya gaya tolak-menolak atau gaya tarik menarik antara
kutub-kutub magnet, sebanding dengan kuat kutubnya masing-masing dan
berbanding terbalik dengan kwadrat jaraknya.
m1 . m2
F
0
.
4 R2
0 = permeabilitas hampa.
4
Nilai = 107 Weber/A.m
0
r
0
0 = permeabilitas hampa.
77
Kuat medan magnet di suatu titik di dalam medan magnet ialah besar gaya
pada suatu satuan kuat kutub di titik itu di dalam medan magnet m adalah
kuat kutub yang menimbulkan medan magnet dalam Ampere-meter. R
jarak dari kutub magnet sampai titik yang bersangkutan dalam meter. dan
N Weber
H = kuat medan titik itu dalam : atau dalam
A. m m2
B
A
78
Kuat medan magnet di suatu titik sebanding dengan rapat garis-garis gaya dan
berbanding terbalik dengan permeabilitasnya.
B
H
B H r. o. H
Medan magnet yang rapat garis-garis gayanya sama disebut : medan magnet serba
sama ( homogen )
Bila rapat garis-garis gaya dalam medan yang serba sama B, maka banyaknya
garis-garis gaya ( ) yang menembus bidang seluar A m2 dan mengapit sudut
dengan kuat medan adalah : = B.A Sin Satuanya : Weber.
Percobaan OERSTED
79
Di atas jarum kompas yang seimbang dibentangkan seutas kawat,
sehingga kawat itu sejajar dengan jarum kompas. jika kedalam kawat
dialiri arus listrik, ternyata jarum kompas berkisar dari
keseimbangannya.Sehingga dapat disimpulkan bahwa disekitar arus listrik
ada medan magnet.
a. Bila arus listrik yang berada anatara telapak tangan kanan dan jarum magnet
mengalir dengan arah dari pergelangan tangan menuju ujung-ujung jari, kutub
utara jarum berkisar ke arah ibu jari.
b. Bila arus listrik arahnya dari pergelangan tangan kanan menuju ibu jari, arah
melingkarnya jari tangan menyatakan perkisaran kutub Utara.
80
Garis-garis gaya di sekitar arus lurus berupa lingkaran-lingkaran yang
berpusatkan pada arus tersebut.
Bila arah dari pergelangan tangan menuju ibu jari, arah melingkar jari
tangan menyatakan arah medan magnet.
I . sin
B=k.
r2
k=
0
= 10-7
Weber
4 A. m
Vektor B tegak lurus pada l dan r, arahnya dapat ditentukan denagan tangan
kanan. Jika l sangat kecil, dapat diganti dengan dl.
dB =
0
I . sin
4 r2
81
7. INDUKSI MAGNETIK
Besar induksi magnetik di titik A yang jaraknya a dari kawat sebanding dengan
kuat arus dalam kawat dan berbanding terbalik dengan jarak titik ke kawat.
B=
0
.
I
2 .a
B B I
Kuat medan dititik H = = =
r .
0
2 . a
r udara = 1
i
B 0
(cos 1 cos 2 )
4 a
82
Gambar 7.10 induksi magnetik dipusat lingkaran
B=
0
.
a. I . N
. sin 1 atau B=
0
.
a2 . I. N
2 r2 2 r3
B=
0
.
I. N
2 a
N = jumlah lilitan.
83
Jika arah arus sesuai dengan arah melingkar jari tangan kanan arah ibu jari
menyatakan arah medan magnet.
a. Solenoide
Bila kedalam solenoide dialirkan arus listrik, di dalam selenoide terjadi medan
magnet dapat ditentukan dengan tangan.
Gambar :
84
Gambar 7.12 solenoida
B 0
n I . 2
2
B n I
0
B 0
n I .1
2
B 0
n I
2
b. Toroida
85
Bila keliling sumbu toroida 1 dan lilitannya berdekatan, maka induksi
magnetik pada sumbu toroida.
B n I
N
n dapat diganti dengan
2 R
86
c. Besar Gaya Lorentz.
F=BI sin
F = gaya Lorentz.
I = kuat arus.
Dilihat dari atas arus listrik P menuju kita digambarkan sebagai arus listrik
dalam kawat P menimbulkan medan magnet. Medan magnet ini
mengerjakan gaya Lorentz pada arus Q arahnya seperti dinyatakan anak
panah F. Dengan cara yang sama dapat dijelaskan gaya Lorentz yang
bekerja pada arus listrik dalam kawat P.
Kesimpulan :
Arus listrik yang sejajar dan searah tarik-menarik dan yang berlawanan
arah tolak- menolak.
Bila jarak kawat P dan Q adalah a, maka besar induksi magnetik arus P pada
jarak a :
IP
B 0
2 a
87
Besar gaya Lorentz pada arus dalam kawat Q
F B. I Q . Q
F B. I Q
IP
0
IQ
2 a
I P IQ
F 0
2 a
I2 0 2 I 2 I2
F 0
2.10 7
2 a 4 a a
Kesimpulan :
1 Ampere adalah kuat arus dalam kawat sejajar yang jaraknya 1 meter dan
menimbulkan gaya Lorentz sebesar 2.10-7 N tiap meter.
88
Partikel A yang massanya m dan muatannya q berada dalam medan listrik serba
sama, kuat medannya E arah vektor E kekanan. Pada partikel bekerja gaya sebasar
q. E
F = qE, oleh sebab itu partikel memperoleh percepatan : a
m
Usaha yang dilakukan gaya medan listrik setelah partikel berpindah d adalah :
W = F . d = q . E .d
Ek = q . E .d
mv2 21 mv1 q. E. d
1 2 2
2
Didalam medan listrik serba sama yang kuat medannya E, bergerak partikel
bermuatan positif dengan kecepatan vx.
Dalam hal ini partikel mengalami dua gerakan sekaligus, yakni gerak lurus
beraturan sepanjang sumbu x dan gerak lurus berubah beraturan sepanjang sumbu
y.
89
Oleh sebab itu lintasannya berupa parabola. Setelah melintasi medan listrik,
lintasannya menyimpang dari lintasannya semula.
t
v
q. E 2
d 21 at 2 21 . .
m vX 2
v v X vY
2 2
q. E
v Y a. t .
m vX
vY
tg
vX
Pada arus listrik yang berada dalam medan magnet bekerja gaya Lorentz.
F=B.I. sin
q
F=B. . v . t sin
t
90
F = B . q . v sin
Tanda x menyatakan titik tembus garis-garis gaya kemagnetan yang arah induksi
magnetiknya ( B ) meninggalkan kita. Pada partikel yang kecepatannya v, bekerja
gaya Lorentz.
F = B . q . v sin 900
F=B.q.v
Vektor F selalu tegak lurus pada v, akibatnya partikel bergerak didalam medan
magnet dengan lintasan bentuk : LINGKARAN.
Fc = F Lorentz
m v2
=B.q.v
R
91
mv
R=
B q
m massa partikel.
v kecepatan partikel.
q muatan partikel.
Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan kadah tangan kanan bila tangan kanan
di buka : Ibu jari menunjukkan ( v ), keempat jari menunjukkan ( B ) dan arah
telapak tangan menunjukkan ( F )
92
BAB
VIII
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Tujuan
93
A. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Pada pembahasan tentang Medan Magnet kita telah mengetahui
bahwa Arus listrik dapat menimbulkan Medan Magnet. Sedang Arus
listrik adalah Muatan yang bergerak. Disekitar muatan ada Medan Listrik.
Jika muatan bergerak maka medan listrik yang dihasilkan akan berubah,
maka dapat dikatakan bahwa Perubahan Medan listrik dapat menimbulkan
medan magnet.
1. Fluks Magnetik : ( )
Banyaknya garis gaya magnet yang menembus tegak lurus pada satu
satuan luas bidang
= B. A
94
Bidang sebenarnya
Bidang normal
= B.A. Cos
Bidang normal adalah bidang hayal yang selalu tegak lurus terhadap garis
gaya magnet. Kemudian Faraday menguji dengan mempengaruhi sebuah
kumparan dengan magnet yang digerakkan disekitar kumparan yang dihubungkan
dengan Amperemeter, sehingga terjadi perubahan kuat medan magnet yang
menembus bidang kumparan ( terjadi perubahan fluks magnetik ), seperti gambar
2.2
95
S
U
2. HUKUM LENS
96
A B U S
a. Jika kutub U magnet batang didekatkan kumparan AB, maka akan terjadi
pertambahan garis gaya magnet arah BA yang dilingkupi kumparan.
b. Sesuai dengan hokum Lens, maka akan timbul garis gaya magnet baru
arah AB untuk menentang pertambahan garis gaya magnet tersebut.
c. Garis gaya magnet baru arah AB ditimbulkan oleh induksi pada
kumparan.
d. Jika kutub U magnet batang dijauhkan, maka akan terjadi kebalikannya
a b
97
= =
3. GGL INDUKSI
Ketika H.C. Oersted membuktikan bahwa di sekitar kawat
berarus listrik terdapat medan magnet (artinya listrik menimbulkan
magnet), para ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara kelistrikan
dan kemagnetan. Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan
bahwa perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik
(artinya magnet menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang
sangat sederhana. Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan
keluar pada kumparan dapat menghasilkan arus listrik pada kumparan
itu. Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya arus listrik yang mengalir. Ketika sebuah
magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan (seperti
kegiatan di atas), jarum galvanometer menyimpang ke kanan dan ke
kiri. Bergeraknya jarum galvanometer menunjukkan bahwa magnet
yang digerakkan keluar dan masuk pada kumparan menimbulkan arus
listrik. Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung kumparan
terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL yang terjadi di ujung-ujung
kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya timbul pada
saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di
ujung kumparan tidak terjadi arus
98
kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik
mengalir menggerakkan jarum galvanometer. Arah arus induksi
dapat ditentukan dengan cara memerhatikan arah medan magnet
yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya dalam
kumparan bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi
bersifat mengurangi garis gaya itu. Dengan demikian, ujung kumparan
itu merupakan kutub utara sehingga arah arus induksi
Dirumuskan :
d
N Atau N
t dt
d
= cepat perubahan fluks magnetik ( Wb/s)
dt
Tanda ( - ) = Kesesuaian dengan Hukum Lenz
= 2 1
t = t2 t1
99
A v A1
FLi
I
x x x x Ii x x x
FL Fmek
x x x x x x x
B B1
x x x x x xS x
Gambar 8.6 skema GGL induksi pada penghantar yang bergerak dalammedan
magnet
Keterangan :
100
- B.I.l .S = .I.t dengan S/t = v, maka diperoleh
= B.l.v
Kumparan
I
I
Ii neon
101
1. Saat saklar tertutup arus listrik mengalir lewat kuparan besarnya konstan
sehingga fluks magnetik yang terjadi juga konstan.
2. Sesaat, saat arus listrik terhubung dan terlepas, terjadi perubahan arus listrik
dari tidak ada menjadi ada dan dari ada menjadi tidak ada, sehingga sesaat itu
terjadi perubahan fluks magnetik disekitar kumparan.
3. Perubahan fluks magnetik ini mempengaruhi kumparan itu lagi sehingga
timbul GGl pada Ujung ujung kumparan yang disebut dengan GGL Induksi
Diri.besarnya GGL Induksi Diri sebanding dengan cepat perubahan arus
listrik,
Dirumuskan :
i di
i L atau i L
t dt
di
= cepat perubahan kuat arus listrik ( Ampere/sekon )
dt
L = Konstanta pembanding yang disebut dengan Induktansi
Dari persamaan :
d
N dan i L
di
dengan I
dt dt
=
102
Maka diperoleh nilai Induktansi diri kumparan dan toroida
= fluks magnetik ( Wb ).
N = Jumlah lilitan
0 .I.N
Dengan mengganti nilai = B.A dan B diperoleh persamaan
l
Induktansi kumparan atau toroida
.2
=
A = Luas penampang ( m2 )
N = Jumlah lilitan
l = panjang penghantar ( m )
Energi Induktor :
di
W = .I.t dengan i L maka diperoleh :
dt
W = . L.I2
103
L = Induktansi ( H )
a. Generator
104
akan menimbulkan medan magnet. Kedua ujung kumparan
dihubungkan dengan sikat karbon yang terdapat pada setiap
cincin. Kumparan merupakan bagian generator yang berputar
(bergerak) disebut rotor. Magnet tetap merupakan bagian generator
yang tidak bergerak disebut stator. Bagaimanakah generator
bekerja? Ketika kumparan sejajar dengan arah medan magnet
(membentuk sudut 0 derajat), belum terjadi arus listrik dan tidak
terjadi GGL induksi (perhatikan Gambar 12.2). Pada saat
kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL beranjak naik
sampai kumparan membentuk sudut 90 derajat. Saat itu posisi
kumparan tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan ini
kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum.
Selanjutnya, putaran kumparan terus berputar, arus dan GGL makin
berkurang. Ketika kumparan mem bentuk sudut 180 derajat kedudukan
kumparan sejajar dengan arah medan magnet, maka GGL induksi dan
arus induksi menjadi nol.
105
270 derajat, terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus dengan arah
medan magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi
menunjukkan nilai maksimum lagi, namun arahnya berbeda.
Putaran kumparan selanjutnya, arus dan tegangan turun
perlahanlahan hingga mencapai nol dan kumparan kembali ke
posisi semula hingga memb entuk sudut 360 derajat.
b. Dinamo
106
rotor adalah roda sepeda. Jika roda berputar, kumparan atau magnet ikut
berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada ujung-ujung kumparan dan
arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda sepeda, makin cepat
magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL induksi dan arus
listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu, nyala lampu
makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar dengan cara
putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah
lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.
c. TRANSFORMATOR
107
(trafo). Trafo memiliki dua terminal, yaitu terminal input dan terminal
output. Terminal input terdapat pada kumparan primer. Terminal
output terdapat pada kumparan sekunder. Tegangan listrik yang akan
diubah dihubungkan dengan terminal input. Adapun, hasil pengubahan
tegangan diperoleh pada terminal output. Prinsip kerja transformator
menerapkan peristiwa induksi elektromagnetik. Jika pada kumparan
primer dialiri arus AC, inti besi yang dililiti kumparan akan menjadi
magnet (elektromagnet). Karena arus AC, pada elektromagnet selalu
terjadi perubahan garis gaya magnet. Perubahan garis gaya tersebut
akan bergeser ke kumparan sekunder. Dengan demikian, pada
kumparan sekunder juga terjadi perubahan garis gaya magnet. Hal
itulah yang menimbulkan GGL induksi pada kumparan sekunder.
Adapun, arus induksi yang dihasilkan adalah arus AC yang besarnya
sesuai dengan jumlah lilitan sekunder.
Bagian utama transformator ada tiga, yaitu inti besi yang berlapis-
lapis, kumparan primer, dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang
dihubungkan dengan PLN sebagai tegangan masukan (input) yang akan
108
dinaikkan atau diturunkan. Kumparan sekunder dihubungkan dengan
beban sebagai tegangan keluaran (output).
a. Macam-Macam Transformator
p s
Ip Is
Inti Trafo
Keterangan :
109
Is = Kuat Arus pada Kumparan Sekunder
Np Ns
110
c. Trafo Step Up
Trafo Step Upadalah transformator yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan AC. Berfungsi untuk menaikkan tegangan bolak-
balik
Np Ns
Secara matematis :
Pp = P s
p.Ip = s.Is
p : s = I s : Ip
d d
p Np s Ns
dt dt
111
Jika dibandingkan :
d d
p : s Np : Ns
dt dt
Hasilnya :
: = :
Effisiensi Trafo
Dalam pemakaian trafo sehari-hari tidak ada trafo yang ideal. Ada
sebagian energy / daya yang hilang selama perpindahan energy dari kumparan
Primer ke kumparan Sekunder, akibatnya muncul istilah Effisiensi Trafo ,
dimana berlaku :
= 100%
= 1 100% Atau = 0 1 100%
0 0 1
112
Soal :
1. Sebuah trafo memiliki lilitan primer sebanyak 2000 lilitan dan lilitan
sekunder sebanyak 1200 lilitan. Jika kumparan primer dihubungkan
2. dengan tegangan 200 volt, tentukan :
a. Tegangan sekunder yang dihasilkan !
b. Jika arus pada kumparan sekunder 1,6 Ampere, berapa arus pada
kumparan primer ?
3. Sebuah trafo memiliki daya primer 750 watt, dihubungkan dengan
rangkain elektronika yang memiliki spesifikasi 220 V, 2 A dan rangkain
normal. Berapakah effisiensi dari trafo tersebut ?
4. Sebuah trafo dengan effisiensi 80 % memiliki kumparan primer dan
sekunder masing-masing 1500 lilitan dan 1000 lilitan. Jika tegangan
sekunder yang dihasilkan 50 volt, dan arus sekunder 0,5 A, tentukan :
a. Tegangan primer !
b. Arus primer !
113
Daftar pustaka
http://www.elangsakti.com/2013/03/konsep-dan-pengertian-arus-dan-
tegangan.html
http://www.google.co.id//pdf-listrik-statis
https://www.google.co.id/induksi-elektromagnetik-pdf
https://www.google.staff.ui.ac.id//medan-magnet.html
Tipler. 1991. Fisika untu sains dan Teknik jilid 2 edisi ke-3. Jakarta:
Erlangga
Young dan Freedman. 2001. Fisika Universitas jilid 2 edisi ke-10. Jakarta:
Erlangga.
iii
Profil Penulis
iv
Profil Penulis
v
Profil penulis
Pada tahun 2015 pula, penulis mendaftar dan dinyatakan lulus sebagai
mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika pada Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
vi
Profil penulis
vii
Profil penulis
NAMA : HASLINDA
NIM : 10539138215
RIWAYAT PENDIDIKAN
viii