Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
Deri Firmansyah (3203013008)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah General Businness Environment
Bab I: Pendahuluan
PENDAHULUAN
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang
terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di
Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan
Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani
orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16
Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang
pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan
baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN)
diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan
NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
(Sumber: http://bri.co.id/articles/9)
1.2. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 78-79).
1.3. Laporan Keuangan Konsolidasian PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 579-580).
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 581).
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 582).
BAB 2
Dengan visi yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah dan misi diatas maka bank
BRI di tuntut agar lebih mengutamakan pelayanan demi kepuasan kepada nasabah untuk
mencapai suatu tujuan. Pelayanan yang baik akan memberikan kesan positif bagi nasabah,
pelayanan merupakan sebuah kata kunci yang senantiasa diupayakan oleh suatu perusahaan
dalam rangka untuk mencari dan mempertahankan pelanggan yang ada dalam
menunjangkeberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Bagi Bank
BRI kehilangan nasabah merupakan bencana besar, karena tanpa nasabah apa artinya sebuah
bank. Fungsi tambahan dalam lembaga keuangan ini yaitu memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Bidang jasa perbankan meliputi berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan transaksi-transaksi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan
dunia usaha. Selain kegiatan operasional tentunya bank harus dapat memberikan pelayanan
yang terbaik agar dapat memiliki kualitas pelayanan yang baik dimata nasabah. Terciptanya
kualitas pelayanan tentunya menciptakan kepuasan terhadap pengguna layanan yang pada
akhirnya dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya terjadinya hubungan harmonis
antara penyedia jasa dengan nasabah. Peningkatan kualitas pelayanan perlu dilakukan secara
terus menerus dalam rangka menjaga kepuasan nasabah. Inovasi-inovasi pelayanan perlu
dilakukan sesuai dengan masukan-masukan dari nasabah dan dengan kemampuan unit
pelayanan dalam memenuhi keinginan nasabah tersebut. Oleh karena itu, upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan tidak lepas dari upaya untuk mengukur kepuasan
pelanggan, yang hasilnya merupakan bahan masukan bagi upaya perbaikan Kualitas
pelayanan yang diberikan perusahaan terhadap nasabah. Suatu pelayanan akan memiliki
kualitas yang baik apabila pelayanan tersebut mampu memenuhi harapan pelanggan.
Pelayanan dari Bank BRI ini juga mengutamakan usaha mikro, kecil dan menengah untuk
menunjang ekonomi masyarakat. Tidak hanya pelayanan saja melainkan Bank BRI juga
menggunakan teknologi informasi yang handal sehingga akses Bank BRI dapat dijagkau di
seluruh dunia. Dengan hal tersebut akan membuat Bank BRI menjadi bank terkemuka dan
mampu bersaing dengan para pesaing lainnya. Termukanya Bank BRI dengan banyaknya
nasabah akan dapat membuat keuntungan juga bagi para pemegang sahamnya.
2. Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.
b. Kebijakan Usaha
Kebijakan dan peraturan internal BRI termasuk standard operatingprocedure
(SE/SK/BPO/Juklak) harus sejalan dengan kebijakan GCG yang telahditetapkan. Asas
GCG harus tercermin dalam semua kebijakan dan peraturan internal Bank baik yang
berkaitan dengan usaha Bank maupun berkaitan dengan manajemen intern Bank.
Setiap pengembangan produk dan/atau aktivitas baru harus dikaji dengan seksama
kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan terkait produk dan/atau
aktivitas baru Bank diatur dalam ketentuan tersendiri.
c. Kebijakan Pengawasan
1. Pengawasan Bank diimplementasikan dengan konsep 3 (tiga) garis
pertahanan/threelines of defense yaitu:
a. First Line of Defense
ii. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha, contoh risk assessment terhadap
produk dan/atau aktivitas bisnis bank;
Evaluasi dan penyempurnaan kebijakan internal Bank dilakukan secara berkala oleh unit
kerja pembuat kebijakan (policy owner) sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Bank.
Struktur tata kelola Bank meliputi struktur organ perusahaan utama dan pendukung
1) Organ Utama
Terdiri atas :
b. Dewan Komisaris
c. Direksi
Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial. Masingmasing
anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai
dengan pembagian tugas dan wewenangnya, tetapi pelaksanaan tugas dari
masingmasing anggota Direksi akhirnya tetap merupakan tanggung jawab
bersama. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi mengacu pada Anggaran
Dasar Bank, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and balances
dengan prinsip bahwa kedua organ tersebut mempunyai tugas untuk menjaga
kelangsungan usaha Bank dalam jangka panjang dan mempunyai tujuan akhir untuk
kemajuan dan kesehatan Bank.
2) Organ Pendukung
Terdiri dari :
a. Komite-komite
Committee (ITSC);
Sekretaris Dewan Komisaris merupakan organ Dewan Komisaris yang diangkat oleh
Dewan Komisaris yang bertugas membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris.
c. Sekretaris Perusahaan
Bank menunjuk Sekretaris Perusahaan untuk membantu Dewan Komisaris dan Direksi
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing terkait dengan
pelaksanaan GCG serta untuk mengelola komunikasi kepada pihak yang berkepentingan
(stakeholders) baik pihak intern maupun pihak ekstern.
Audit Intern merupakan unit kerja/satuan kerja yang secara struktural berada dibawah
pengawasan langsung Direktur Utama, bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama dan memiliki garis komunikasi dengan Komite Audit. Audit Intern melakukan
kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan memperbaiki operasional Bank melalui
pendekatan yang sistematis dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan kecukupan dan
efektifitas manajemen risiko, pengendalian intern dan proses tata kelola perusahaan.
g. Audit Ekstern
Pemeriksaan terhadap Bank dilakukan pula oleh eksternal Auditor yaitu Bank Indonesia, Badan
Pemeriksa Keuangan, pemeriksa lain sesuai regulasi dan Kantor Akuntan Publik. Bank wajib
menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia dalam
pelaksanaan audit laporan keuangan Bank.
Pada dua halaman berikutnya, akan kami gambarkan posisi hierarki struktur organisasi di
Bank BRI.
ANALISIS EKSTERNAL
Analisis Eksternal itu sendiri adalah upaya identifikasi tren kejadian dan faktor-faktor yang
berada di luar kendali suatu organisasi atau perusahaan, yang berpengaruh terhadap keputusan
manajemen suatu organisasi. Dalam kasus ini kita akan membahas analisis eksternal PT. Bank
Rakyat Indonesia Tbk. Analisis eksternal akan mengungkap peluang-peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh Bank BRI sehingga manajer dapat merumuskan strategi guna mendapat keuntungan
dari peluang-peluang dan menghindari atau meminimalkan dampak dari ancaman yang ada.
1. Kekuatan Ekonomi
2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan
3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum
4. Kekuatan Teknologi
5. Kekuatan Kompetitif
Selanjutnya kita akan membahas satu per satu hubungan antara Kekuatan-Kekuatan Eksternal
Utama dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, dimana melalui analisis setiap kekuatan tersebut
akan mengungkapkan peluang-peluang dan ancaman yang dihadapi oleh BRI.
Kondisi Budaya,
Demografis, dan Peluang Ancaman
Lingkungan
Jumlah penduduk yang Memungkinkan untuk
banyak mmperoleh nasabah yang
banyak
Banyaknya penduduk Tidak meratanya
tidak diikuti dengan keuntungan yang didapat
persebaran yang merata cabang-cabang bank.
(terkonsentrasi di pulau Keuntungan cabang yang
Jawa, sangat jarang di berada di Pulau
Kalimantan dan Irian) Kalimantan dan Irian
relatif lebih rendah (akibat
lebih sedikit nasabah
daripada di Jawa)
Kelompok balita dan Banyaknya kebutuhan anak
remaja yang sangat besar membuat para orang tua
(akibat dari tingginya yang sudah bekerja untuk
angka kelahiran) semakin giat bekerja dan
menggunakan jasa bank
(membuka tabungan atau
menyetor uang untuk
keperluan anak)
ANALISIS INTERNAL
4.1. Manajemen
Suatu perusahaan menggunakan konsep-konsep manajemen strategis untuk
merumuskan strategi yang baik sehingga menghasilkan sesuatu yang dapat menguntungkan
perusahaan. Bank BRI menerapkan konsep-konsep manajemen strategis tersebut. Dalam
rangka meningkatkan kualitas penerapan tersebut, BRI mengimplementasikan Good
Corporate Governance (GCG) melalui 3 (tiga) tahapan yaitu: perumusan, implementasi serta
monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan untuk
memastikan tercapainya tahapan/tujuan akhir yang diharapkan yaitu GCG Excellent. Di
bawah ini adalah skema mengenai tahapan-tahapan yang direncanakan Bank BRI dalam
mengimplementasikan GCG.
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 323)
Pada tahun 2014, tingkat turnover BRI adalah sebesar 1.36%, yang dikategorikan
sangat rendah. Rasio ini juga lebih rendah dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,86%. Hal
tersebut adalah salah satu hasil dari penciptaan lingkungan kerja yang kondusif, berupa
suasana yang sehat, aman, nyaman yang mampu menumbuhkan semangat berkarya dan
berinovasi pada seluruh jajaran (sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tahun 2014 halaman 106 dan 497).
Struktur organisasi dari Bank BRI sesuai dengan apa yang dibutuhkan saat ini.
Apalagi, guna pengembangan organisasi, Bank BRI membentuk fungsi dibawah Direksi untuk
melakukan koordinasi di bidang-bidang utama bisnis BRI. Terdapat 4 koordinator baru yang
dibentuk, yaitu: Koordinator Bisnis Ritel, Koordinator Teknologi dan Sistem Informasi,
Change Management,serta Audit Intern (sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 55).
4.2. Pemasaran
Sebagian besar dari jasa perbankan yang ditawarkan oleh BRI, seperti KUPEDES dan
KUR BRI, disasarkan untuk segmen UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Pada
tahun 2013, perusahaan mencatat 72,29% dari kredit outstanding merupakan dana untuk
segmen UMKM, sementara 24,58% digunakan untuk mendanai segmen korporat, dan 3,13%
sisanya merupakan dana untuk segmen Syariah. (Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tahun 2014 Halaman 249)
Berdasarkan segmentasi pasar yang berfokus pada sektor UMKM, BRI sukses
mencapai posisi yang sangat baik dibanding para pesaingnya. BRI sukses memposisikan diri
sebagai bank yang spesialis UMKM. Pangsa pasar BRI pada tahun 2012 adalah 28,08%
dari keseluruhan pasar, dan berkembang menjadi 29,50% pada tahun 2013. (Sumber: Laporan
Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 Halaman 100)
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam jasa perbankan, pelayanan yang ada
merupakan hal yang penting untuk menunjang distribusi dana ke masyarakat Indonesia. BRI
telah menyediakan dan terus mengembangkan kemudahan akses ke berbagai layanan yang
disediakan. Contohnya adalah penyediaan electronicchannel yang mendukung fitur i-banking
dan m-banking, sehingga konsumen dapat mengakses berbagai layanan perbankan tanpa harus
berkunjung ke ATM atau Kantor Cabang. Bahkan untuk mendukung perkembangan electronic
channel yang dimiliki, BRI memutuskan untuk membeli satelit sendiri. Satelit yang dinamai
BRIsat tersebut akan diluncurkan pada Juni 2016 dan memiliki izin orbit selama 15 tahun.
(Sumber: http://swa.co.id/corporate/bri-miliki-satelit-sendiri-untuk-efiensi-dan-meningkatkan-
mutu-layanan)
Dalam upaya memberikan respon terbaik kepada masing-masing segmen pasar, BRI
menyusun struktur organisasi penjualannya dengan berfokus pada segmen-segmen pasarnya
(Bagian UMKM, Bagian Konsumer Pribadi, Bagian Bisnis Komersial, sertaBagian
Kelembagaan dan BUMN). Penetapan struktur organisasi ini memungkinkan BRI untuk
menjadi lebih reaktif terhadap dinamika yang terjadi dalam masing-masing segmen pasar. Hal
ini terbukti efektif dengan pangsa pasar BRI, terutama pada segmen pasar UMKM yang terus
bertumbuh dari tahun ke tahun.
BRI juga terus berupaya menjaga kualitas kredit yang diberikan, yang berimbas pada
keamanan dana nasabah. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan dari tingkat NPL (Non-
Payable Loan) yang berkelanjutan. Tingkat NPL yang rendah menunjukkan bahwa resiko
kredit macet yang dihadapi BRI sangat kecil.
Dengan kualitas kredit yang terjamin, BRI menawarkan dana dengan suku bunga yang
amat menarik. Berikut perbandingan suku bunga dasar kredit dari BRI dengan beberapa
pesaingnya:
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman
326).
Dalam membuat suatu keputusan, para penyusun strategi sebisa mungkin mengerti
strategi kompetitor sehingga apa yang akan dihasilkan nantinya dapat bersaing dengan para
kompetitor lain. Bank BRI dapat mengetahui strategi kompetitor dengan memberikan survey.
BRI secara periodik melakukan survey persepsi nasabah untuk mengetahui tingkat kualitas
layanan BRI.Survey tersebut dilakukan baik secara internal maupun eksternal oleh pihak
independen. Survey internal dilakukan minimal dua kali dalam setahun oleh setiap unit kerja
operasional BRI di seluruh Indonesia. Sementara itu, survey kepuasan nasabah oleh pihak
independen (eksternal) dilakukan setiap triwulan disertai perbandingan dengan kompetitor di
industri perbankan (sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun
2014 halaman 117). Kesimpulannya, para penyusun strategi perusahaan mengetahui sistem
informasi perusahaan pesaing, dilihat dari survey internal dan eksternal.
)
Analisis SWOT
Kekuatan Kelemahan
1. Memiliki ratusan cabang 1. Adanya pengendapan saldo di
yang tersebar di Indonesia rekening
mengikut
4. Sumber daya manusia yang 4. Karyawan kurang i
kompetitif SOP
Memanfaatkan jenis
1 Menciptakan Produk dan 1. Memperbanyak program 1. branchless
Program yang bervariasi promosi atau pemasaran banking untuk meningkatkan
efektifita
kepada masyarakat (S3,O3) faktor efisien dan s
lokasi (W3, O2)
marketin
2 Membangun 35 ribu 2. Merealisasikan pembangunan 2. Menyusun progam g
branchless banking (bank cabang branchless banking yang inovatif agar tujuan
tanpa kantor) di seluruh agar semakin memudahkan promosi sepenuhnya tercapai
Indonesia masyarakat dalam (W2, O3)
bertransaksi (S6,S7,O2)
7 Kecenderungan pola
hidup masyarakat yang
konsumtif, merupakan
salah satu peluang yang
perlu dicermati untuk
meningkatkan jenis
produk jasa kredit
perbankan dan kualitas
pelayanan bagi nasabah
11 Kebijakan pemerintah
yang membatasi jumlah
bank.
Dari matriks SWOT diatas dapat kita lihat bahwa ada lambang di setiap akhir
strategi yang kelompok kami buat. Lambang tersebut berupa : (S3, O3) , yang
menandakan bahwa point strategi 3 dan opportunity 3 merupakan dasar pemikiran
untuk strategi alternatif SO poin 1 dan begitu juga seterusnya. Hal ini melandasi
bahwa strategi itu tidak muncul dari kekosongan melainkan dari faktor internal dan
eksternal yang telah disesuaikan untuk menentukan strategi yang diinginkan.
Contohnya, perhatikan strategi WO poin 1 yaitu Memanfaatkan jenisbranchless
bankinguntuk meningkatkan faktor efisien dan efektifitaslokasi (W3, O2) , hal ini
menandakan bahwa strategi tersebut muncul karena adanya dasar berupa kelemahan
poin ke 3 dari Bank BRI yaitu fasilitas gedung kurang besar, kemudian
dikolaborasikan dengan peluang poin ke 2 yang dimiliki, berupa Membangun 35
ribu branchless banking (bank tanpa kantor) di seluruh Indonesia. Dari matriks
SWOT diatas, dapat dilihat bahwa strategi-strategi yang dihasilkan itu bukan untuk
menentukan mana strategi yang terbaik, oleh sebab itu tidak semua strategi dalam
matriks SWOT akan digunakan atau diterapkan.
Kelompok kami menyimpulkan bahwa Bank BRI lebih dominan dalam
strategi SO, dimana Bank BRI menggunakan kekuatan internal yang dimilikinya dan
mengambil kesempatan untuk meraih peluang-peluang yang ada di lingkungan
eksternal perusahaan.
Dari gambar dibawah ini gambar 2.3 dapat kita lihat bahwa Bank BRI terletak pada posisi
kuadran 1. Hal ini menunjukkan bahwa BRI memiliki kekuatan dan peluang, sehingga dapat
mengarahkan seluruh potensi internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Posisi ini mendorong pihak BRI untuk mendukung strategi agresif yaitu menyerang dengan
penuh inisiatif dan terencana. Strategi agresif tersebut dapat berupa pengembangan pasar,
penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi kebelakang, dan
integrasi horizontal serta diversifikasi konsentrik. Tahapan ini mendorong sebuah perusahaan
untuk melakukan ekspansi atau pertumbuhan lebih karena posisinya yang kuat.
BERBAGAI
PELUANG
Penciutan Ekspansi /pertumbuhan
3. Mendukung 1. Mendukung
Strategi Turn Strategi
Around Agresif
KEKUATAN KEKUATAN
EKSTERNAL INTERNAL
4. Mendukung 2. Mendukung
Strategi Strategi
Stabilisasi
BERBAGAI Kombinasi
ANCAMAN
Gambar 2.3. Kuadran Matrik SWOT Bank BRI
Dalam industri perbankan jarang muncul pesaing baru karena dibutuhkan modal
yang besar dengan resiko yang tinggi sehingga sebagian besar investor yang ingin
membuka usaha lebih tertarik pada usaha yang sedang tren saat ini yakni bidang
teknologi. Oleh karena itu BRI lebih fokus untuk bersaing dengan pesaing yang ada saat
ini dengan berusaha untuk menjadi bank nomor satu di Indonesia.
Dalam industri perbankan tidak ada produk karena yang diberikan adalah pelayanan
Jasa Keuangan.
Dalam industri perbankan konsumen tidak dapat melakukan tawar menawar karena
harga telah ditetapkan oleh bank berdasarkan harga pasar.
Bank BRI menjalankan strategi kepemimpinan biaya tipe 1 dan tipe 2 sehingga dapat
melayani berbagai segmen masyarakat. Selain itu nilai terbaik yang diberikan bank BRI
yaitu menyediakan banyak kelebihan di antaranya pembagian hadiah, mudah dalam
melakukan kredit, dengan potongan administrasi yang rendah. Berkat strategi ini bank
BRI dapat menjadi Bank yang memiliki rekening nasabah terbanyak.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bank BRI memiliki keunikan dalam varian jenis
tabungan dengan harga yang terjangkau dan fasilitas yang lengkap seperti bank-bank
pada umumnya. Fasilitas itu antara lain, internet banking dan sms banking yang dapat
melakukan segala jenis transaksi antara lain pembayaran SIM dan STNK, pembayaran
zakat dan infaq, pembayaran tiket pesawat, pembayaran biaya pendidikan, pembelian
pulsa dan sebagainya.
Bank BRI berfokus untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat mulai dari masyarakat
kalangan atas hingga bawah, dari masyarakat kota hingga masyarakat desa. Dengan
fokus ini BRI menerapkan strategi biaya rendah dengan berusaha memberikan fasilitas
terbaik, yang tidak kalah dengan fasilitas yang diberikan
oleh bank lainnya. Untuk menunjang fokus BRI yaitu menjangkau seluruh lapisan
masyarakat, maka BRI menerapkan kemudahan dan user friendly. Kemudahan yang
diberikan antara lain nasabah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan tanpa harus
datang ke bank atau ATM. User friendly yang diberikan yaitu nasabah dapat
menggunakan kode singkat untuk memilih fitur phone banking.
C. Kesimpulan Analisis Porter
Menurut kelompok kami BRI telah memilih strategi yang tepat dalam memenuhi tujuan
utamanya yakni menjangkau seluruh lapisan masyarakat. BRI juga terus melakukan
pembaharuan dengan mengikuti perkembangan zaman guna menjamin kepuasan
pelanggan dengan tetap mengikuti persaingan yang semakin kompetitif.
Saran yang kami berikan kepada bank BRI yakni BRI harus meningkatkan pelayanan
dan fasilitas di kota sehingga masyarakat di kota bisa mengenal bank BRI dan tidak
menganggap bank BRI sebagai bank untuk masyarakat desa, melainkan bank untuk
seluruh rakyat Indonesia.
Pada bagian ini, kami akan melakukan analisis industri berupa analisis eksternal dari Bank
BRI dengan meninjau lebih lanjut mengenai Peluang dan Ancaman yang dihadapi. Peluang merujuk
kepada kondisi yang menguntungkan dalam lingkungan yang dapat menghasilkan manfaat bagi
kepentingan organisasi jika ditindaklanjuti dengan benar. Artinya, peluang adalah situasi yang hadir
tetapi harus ditindaklanjuti agar perusahaan dapat mengambil manfaat darinya. Ancaman mengacu
pada kondisi atau hambatan yang dapat mencegah perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Analisis eksternal dilihat dari pihak Bank BRI merupakan sebuah hal penting yang harus
tetap diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan pihak luar.
Berdasarkan hasil analisis dan data yang kami peroleh mengenai Bank BRI, berikut ini ringkasan
informasi yang kami peroleh.
Pemerintah yang memiliki sepenuhnya bank BRI ini, maka pemerintah mengharapkan bank
ini terus dapat beoperasi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah dan dapat terus
berkembang dalam menggerakkan roda perekonomian nasional, dan adanya kebangkrutan dari
beberapa bank swasta akibat dari krisis moneter yang baru-baru ini terjadi tentunya membuka
peluang pangsa pasar bagi bank ini dalam menjalankan dan mengembangkan produk yang sudah
ditinggal oleh bank yang sudah terlikuidasi oleh pemerintah khususnya Bank Indonesia yang
menangani semua permasalahn yang terjadi pada bank yang ada di Indonesia.
Peluang BRI
BRI adalah sebuah brand yang sangat spesifik di mana banyak orang bilang bahwa BRI
adalah The King of Micro Banking yang menguasai pangsa pasar di Indonesia. Oleh karena itu,
BRI melihat hal ini sebagai opportunity khususnya di kota besar untuk masuk ke bisnis ritel dan
consumer. BRI awalnya melihat ada opportunity di 14 kota besar untuk meraih dana masyarakat,
kemudian berdasarkan hal tersebut BRI mulai mengembangkan produk, fitur, serta layanan secara
bertahap. BRI juga menyempurnakan tampilan kantor baik secara eksterior maupun interior, lalu
BRI juga menyempurnakan IT sehingga sejak Q3 2008 BRI dapat mengkoneksikan seluruh
outletnya di Indonesia mulai dari teras, unit, kantor kas, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Cabang,
Kantor Wilayah, dan Kantor Pusat secara realtime online. BRI juga mengembangkan E-Channel
dengan menambah jumlah ATM,kemudian pengembangan produk EDC (mini ATM), Mobile
Banking & Internet Banking, serta menyempurnakan fitur-fitur di E-Channel tersebut yang
disesuaikan dengan consumercentric (orientasi kebutuhan konsumen). Tidak berhenti sampai
dengan di situ, BRI juga
mengembangkan E-Money berupa kartu prepaid Brizzi (card based) & T-Bank (server
based), BRI juga masuk ke dalam sistem pembayaran seperti E-Commerce untuk
individual market, serta E-Tax &Cash Management System untuk institutional market.
(Sumber : http://swa.co.id/business-strategy/bri-raja-mikro-yang-masuk-ke-retail-dan-
consumer-banking, diambil tanggal 06/03/2015, pk. 12.39 WIB)
Berikut adalah jabaran dari beberapa Peluang yang ditangkap oleh Bank BRI yang kami dapat
dari analisis melalui sumber internet :
JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Asmawi Syam menegaskan, tahun ini berencana membangun 35 ribu branchless banking
(bank tanpa kantor) di seluruh Indonesia.
Dia mengatakan, program ini untuk memaksimalkan pembangunan pemerintah untuk 1.000
desa nelayan di Indonesia.
"Kita sekarang sedang bangun branchless banking. Kita harapkan sampai akhir 2015
sebanyak 35 ribu. Kalau sekarang yang sudah ada kisaran 15 ribu branchless banking,"
ujarnya di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Senin (5/1/2015).
Sumber : http://ekbis.sindonews.com/read/946198/34/bri-siap-bangun-35-ribu-cabang-
tanpa-kantor-tahun-ini-1420441107 [diakses tanggal 17/03/2015, 19.14 WIB]
Analisis : Hal ini menunjukkan peluang dari Bank BRI untuk membuka jalan
mendekatkan diri dengan para masyarakat sebagai titik target sasaran nasabahnya. Ini tentu
sangat bermanfaat bagi kemajuan dalam implementasi strategis Bank BRI.
Selama tiga tahun, rata-rata realisasi keuntungan saham-saham berkapitalisasi besar seperti
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PTBank Rakyat
Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)tumbuh di atas 10 persen.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mampu memberikan realisasi keuntungan
di atas 20 persen. Berdasarkan hitungan Liputan6.com, rerata realisasi keuntungan saham
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk tercatat 23,01 persen dari periode 2011-2014. Sementara
itu, capital gainsaham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 20,63 persen.
Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan, ada sejumlah faktor yang
membuat harga saham BBRI dan BBCA bergerak positif. Pertama, PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk fokus menyalurkan kredit di sektor ritel terutama usaha kecil
dan menengah (UKM).
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2145728/4-saham-bank-terbesar-di-bursa-ri-siapa-
beri-imbal-hasil-tinggi [diakses tanggal 17/03/2015, 19.22 WIB]
Analisis : Dari berita diatas dapat kita simpulkan bahwa peluang BRI untuk maju
dengan fokus nya pada sektor UKM dapat terus dikembangkan dan dipertahankan, sebab
fokus strategis tersebut memberikan peluang bagi BRI untuk menaikkan harga saham dan
meningkatkan nilai kredibilitas masyarakat.
Jumlah transaksi ATM BRI mengalami kenaikan 30,5 persen dari 823,2 juta menjadi 1,074
miliar. Pada mobile banking BRI jumlah tranksaksi naik sebanyak 67 persen dari 57,7 juta
menjadi 96,4 juta. Lalu jumlah transaksi internet banking naik 143 persen dari 16,1 juta
menjadi 39,2 juta.
Analisis : Bank BRI meraup peluang untuk menjagkau nasabah yang jauh lebih luas. Berita ini
merupakan salah satu tombak bagi BRI untuk melakukan pertahanan dan pengembangan ynag lebih
baik dalammenjaga kepercayaan dari masyarakat atau nasabah nya, sehingga produk e-banking ini
dapat dijadikan peluang untuk perluasan produk dan inovasi BRI
Akhir-akhir ini sangat banyak bermunculan bank-bank baru dengan berbagai hasil merger
dalam meningkatkan permodalan yang cukup besar dan pengusaan teknologi perbankkan yang
canggih serta kemudahan transaksi merupakan ancaman harus diperhitunggkan. Selain itu,
dengan adanya promosi besar-besaran dan pembrian hadiah serta fasilitas lain yang sangat
bervariasi diberikan oleh bank BRI juga dapat memberikan ancaman yang sangat besar dan
dapat membahayakan keselamatan perkembangan Bank BRI kedepannya.
Sumber : https://dewiayupitaloka.wordpress.com/2010/11/13/bank-lembaga-keuangan/
[Dikutip tanggal 14/03/2015, 13.42 WIB]
b. Pesaing
Saat ini keberadaan BRI berada ditengah pertarungan raksasa-raksasa perbankan di Indonesia.
Persaingan dunia perbankan sangat ketat, terutama ketika bank-bank besar yang mulai kompetitif
dalam memberikan produk dan jasa layanan perbankan. Karena banyaknya pesaing-pesaing
baru,hal ini akan menyebabkan masyarakat lebih kritis dalam memilih bank mana yang akan
dijadikan lahan menabungnya. Pertimbangannya tentu saja tidak hanya hadiah-hadiah menarik yang
ditawarkan. Didukung dengan kepemilikan asset yang besar serta inovasi produk yang lebih
meenggiurkan menjadi pesaing yang cukup potensial dan perlu mendapat perhatian yang serius dari
pihak manajemen BRI.
Pesaing baru yang juga cukup potensial di dunia jasa keuangan dan perbankan saat ini adalah
munculnya berbagai macam bank yang memberikan layanan perbankan dengan basis pengelolaan
syariah. Bank bank yang lain sudah mulai membuka divisi yang memberikan layanan syariah,
seperti Bank Syariah Mandiri, BPD Syariah. Tampaknya ekspekstasi masyarakat terhadap bank-
bank syariah cukup tinggi. Bank-bank konvesional pun turut ikut ambil bagian dalam persaingan
ini, seperti contoh besar nya dalah BCA yang sudah memiliki cakupan market dan asset yang cukup
menjanjikan.
Pola hidup masyarakat yang konsumtif memungkinkan kebutuhan masyarakat akan sebuah
kredit cukup tinggi, hal ini rupanya juga dilirik oleh perusahaan pendanaan selain bank untuk
mengembangkan perusahaan mereka. Saat ini akan dengan mudah kita jumpai perusahaan
leasing dengan cukup pesat dapat berkembang dikarenakan berbagai kemudahan yang mereka
tawarkan terhadap nasabah dan masyarakat. Sedangakan kebutuhan masyarakat akan jasa
penyimpanan uang yang aman dengan memperoleh imbalan kompetitif merupakan pangsa yang
kini tidak hanya milik industri perbankan. Saat ini untuk kebutuhan jasa tersebut telah banyak
berdiri berbagai perusahaan sekuritas yang menawarkan produk reksadana dan investasi pasar
modal yang memberikan keuntungan yang jauh lebih besar daripada deposito perbankan.
Perusahaan asuransi yang juga mulai berinovasi sehingga saat ini masyarakat tidak hanya
mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan dari lembaga asuransi tapi juga keuntungan yang
cukup menggiurkan. Saat ini asuransi bisa kita perhitungkan sebagai sarana investasi yang cukup
menarik dan menjanjikan.
Dalam dunia bisnis dikenal ada lima tingkatan konsumen yang dalam hal ini dapat kita
samakan dengan nasabah, yaitu Terorist customer, Transactional customer, Relationship
customer, Loyal customer, dan Advocator customer. Dari berbagai macam konsumen atau
nasabah tersebut BRI harus bersaing secara kompetitif dengan banyaknya bank, perusahaan
pendanaan / leasing, dan perusahaan asuransi. Akan sangat menguntungkan jika BRI mendapat
konsumen atau nasabah yang masuk dalam kategori loyal customer dan advocator customer. Kini
masyarakat selaku konsumen dan nasabah akan dihadapkan pada semakin banyaknya pilihan
yang menarik, ini tentu saja kondisi yang sangat bagus karena konsumen dan nasabah bisa
memiliki pilihan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka akan sebuah produk dan jasa
keuangan. Pada akhirnya tingkat kepuasan nasabah akan jasa layanan perbankan sangat
ditentukan oleh kualitas pelayanan bank kepada nasabah yang dapat diidentifikasi meliputi
faktor-faktor Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty, dan Tangibles
General Businness Environtment | Analisis PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) 59