Anda di halaman 1dari 8

INTERPRETASI ASAM BASA

OLEH:
INDAH SRI WAHYUNINGSIH
22020111200034

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVIII


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
ASAM BASA

A. Pengertian
Asam adalah molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang
dapat melepaskan ion-ion hidrogen dalam larutan. Basa adalah ion atau
molekul yang dapat menerima ion hidrogen. Sedangkan keseimbangan asam
basa adalah homeostatis dari kadar ion hidrogen pada cairan tubuh.

B. Fisiologi Keseimbangan Asam Basa


Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada
konsentrasi ion H+. Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion
hidrogen dalam cairan tubuh untuk mencegah asidosis atau alkalosis, yaitu :
1. Sistem penyangga asam-basa kimiawi dalam cairan tubuh
Terdapat 4 macam buffer kimia utama dalam tubuh yaitu:
a. Sistem buffer bikarbonat-asam bikarbonat
Sistem penyangga bikarbonat terdiri dari larutan air yang mengandung
dua zat yaitu asam lemah dan garam bikarbonat. Sistem ini merupakan
jumlah terbesar yang terdapat dalam cairan ekstra seluler. Penentuan
pH berdasarkan persamaan Henderson-Hesselbach:
pH = pK + log (HCO3 )
(H2CO3)
b. Sistem buffer fosfat
Sistem ini terutama terdapat di dalam sel darah merah dan sel-sel lain,
terutama di dalam tubulus ginjal karena fosfat biasanya menjadi
sangat pekat dalam tubulus, sehingga meningkatkan tenaga penyangga
system fosfat dan cairan tubulus biasanya mempunyai pH yang lebih
rendah daripada cairan ekstraseluler, menyebabkan jangkauan kerja
penyangga lebih mendekati pH sistem. Buffer fosfat terdapat dalam
bentuk Na2HPO4 dan NaH2PO4.
c. Sistem buffer protein
Sistem ini terutama terdapat di dalam sel-sel jaringan dan juga bekerja
di dalam plasma. Dapat bekerja sebagai asam lemah dan basa lemah
ataupun garam basa yang dapat mengikat atau melepaskan ion H+.
d. Sistem buffer hemoglobin
Hb bekerja sebagai asam lemah dan membentuk sistem buffer dengan
basa kuat seperti bikarbonat dan fosfat.
2. Sistem Pernafasan
PACO2 di dalam alveoli berada dalam keseimbangan dengan PaCO2
dan H2CO3 dalam darah. Tiap perubahan pada PACO2 akan
mempengaruhi PaCO2 dan H2CO3. Bila kadar H2CO3 meningkat, maka
akan menyebabkan PaCO2 juga meningkat yang akan diikuti oleh
perangsangan pusat pernafasan, sehingga timbul hiperventilasi untuk
mengeluarkan CO2 lebih banyak.
3. Sistem Keseimbangan Asam-Basa Oleh Ginjal
Pada keadaan keasaman darah yang meningkat, ginjal akan
mengeluarkan ion H+ dan menahan ion HCO3 untuk mempertahankan pH
darah dalam batas normal, sehingga akan menghasilkan urin yang bersifat
asam (pH = 5,5-6,5). Ginjal mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan
ekstraselular melalui tiga mekanisme dasar yaitu sekresi ion-ion hidrogen,
reabsorbsi ion-ion bikarbonat yang disaring dan produksi ion-ion
bikarbonat baru.

C. Nilai Normal Gas Darah:

Jenis Gas Darah Darah Arteri Darah Vena


pH 7,35 7,45 7,33 7,47
pO2 80 -100 mmHg 34 49 mmHg
Saturasi O2 > 95 % 70 75 %
pCO2 35 45 mmHg 41 51 mmHg
HCO3 22 26 mEq/L 24 28 mEq/L
BE -2 - +2 0-+4

Keterangan:
1. pH menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh. Ada peningkatan
atau penuruna ion H+ akan mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh.
Bila ion H+ meningkat PH akan rendah dan bila ion H+ menurun PH akan
meningkat
2. pO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen yang terlarut dalam
darah. pO2 akan memberikan petunjuk cukup tidaknya oksigenisasi darah
arteri
3. SaO2 adalah Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat
membantu untuk menghitung kandungan oksigen dalam darah.
4. pCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut.
pCO2 ini merupakan parameter untuk mengetahui fungsi respirasi dan
menentukan cukup tidaknya ventilasi alveolar.
pCO2 nomal : ventilasi normal
pCO2 tinggi : hipoventilasi
pCO2 rendah : hiperventilasi
Karena CO2 merupakan unsur respirasi, maka nilai pCO2 akan
menunjukkan jenis kelainan asam dan basa:
pCO2 tinggi : asidosis respiratori
pCO2 rendah :alkalosis repiratori
5. HCO3 (bicarbonate) adalah parameter metabolic (non respirasi) yaitu nilai
bikarbonat yang terkandung dalam arteri. Digunakan sebagai pedoman
adanya kelainan asam basa yang disebabkan unsur metabolik (bukan
karena masalah respirasi).
6. BE (base exces) Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat /
kekurangan asam tetap atau kekurangan basa / kelebihan asam.
Bila nilai positif menunjukkan kelebihan basa dan bila nilai negatif
menunjukkan kelebihan asam.
HCO3 atau BE : alkalosis metabolic
HCO3 atau BE : asidosis metabolic

D. Penyebab Gangguan Keseimbangan Asam Basa:


1. Asidosis metabolik
Gangguan klinis yang ditandai rendahnya pH (peningkatan konsentrasi ion
hidrogen) dan rendahnya konsentrasi bikarbonat plasma. Asidosis
Metabolik adalah kekurangan HCO3. Terjadi pada keadaan seperti banyak
penimbunan asam: DM tak terkontrol atau kelaparan, penimbunan asam-
asam inorganik: gagal ginjal, intoksikasi alcohol, penimbunan NaCl
berlebihan.
2. Alkalosis metabolik
Gangguan klinis yang ditandai oleh pH yang tinggi (penurunan
konsentrasi ion hidrogen) dan konsentrasi bikarbonat plasma yang tinggi.
Alkalosis Metabolik adalah kelebihan bikarbonat. Terjadi pada keadaan:
muntah-muntah, overkompensasi terhadap alkalosis repiratorik, kelebihan
pemberian Na-bikarbonat
3. Asidosis respiratorik
Gangguan klinis dimana pH kurang dari 7,35 dan tekanan parsial
karbondioksida arteri (PaCO2) lebih besar dari 42 mmHg. Asidosis
Respiratorik merupakan akibat penumpukan CO2 dalam darah akan
meningkatkan H2CO3. Terjadi pada keadaan: empisema, asma (PPOK),
pneumonia.
4. Alkalosis respiratorik
Kondisi klinis dimana Ph arteri lebih tinggi dari 7,35 dan PaCO2 kurang
dari 38 mmHg. Alkalosis Respiratorik merupakan akibat pengeluaran CO2
berlebihan pada hiperventilasi.Terjadi pada keadaan: gangguan emosional,
demam, kelaianan serebral, pemakaian ventilator.
E. Interpretasi Hasil:

Jenis Gangguan pH pCO2 HCO3


Murni N
Asidosis Respiratorik Terkompensasi Sebagian
Terkompensasi Penuh N
Murni N
Asidosis Metabolik Terkompensasi Sebagian
Terkompensasi Penuh N
Asidosis Respiratorik + Metabolik
Murni N
Alkalosis
Terkompensasi Sebagian
Respiratorik
Terkompensasi Penuh N
Murni N
Alkalosis
Terkompensasi Sebagian
Respiratorik
Terkompensasi Penuh N
Alkalosis Respiratorik + Metabolik

F. DAFTAR PUSTAKA
1. Hudak & Gallo.(1994). Critical care nursing : a holistic approach. (7th
edition). Lippincott : Philadelphia..

2. Muhiman. (2001). Penatalaksanaan pasien di intensive care unit. Jakarta :


BP FKUI.
INTERPRETASI KASUS ASAM BASA

Nama : Ny. S
Diagnosa medis : Post SC
No CM : C345443
Tanggal pemeriksaan : 26 Maret 2011 pukul 20.00 WIB

Hasil BGA
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Ket
Analisa gas darah
Fio2 44,0 %
PH (Corrected) 7,380 7,35-7,45 normal
Pco2 (Corrected) 28 mmHg 35-45
Po2 (Corrected) 196 mmHg 83-108
Hco3 (corrected) 16,8 mmol/l 22-26
TCO2 17,70
Be Excess -7,2 mmol/l -2 3
A-aDo2 83 mmHg
02 Saturasi 100 % 95-100 normal
Be effective -8,50

Analisis Asam Basa menurut Handerson Hasselbach :


1. pH

(asidosis) Asam 7,35 7,45 Basa (alkalosis)

Hasil pH pada kasus di atas adalah rendah yaitu 7,380


2. pCO2
pada kasus di atas hasil laboratorium dari pCO2 mengalami penurunan yaitu
28 mmHg

3. HCO3
Hasil laboratorium dari HCO3, pada kasus di atas mengalami penurunan yaitu
16,8 mmol/l

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa di dalam darah arteri terjadi penurunan
pH sehingga darah bersifat asam. Nilai pCO2 mengalami penurunan disertai
dengan penurunan Hco3.s
KESAN : Asidosis metabolic terkompensasi penuh

Anda mungkin juga menyukai