Larutan Standar
Larutan Standar
LENTINA SIHOMBING
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKULSALEH ACEH
2013
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Membuat Larutan Standar, dengan tujuan untuk
membuat larutan standar dengan konsentrasi Normalitas. Pembuatan larutan standar pada larutan
Asam Klorida (HCl), Kalium Iodida (KI), dan Timbal Nitrat (Pb(NO3)2) menggunakan
konsentrasi X Normalitas untuk menghitung zat murninya terlebih dahulu sebelum dilakukan
pengenceran. Sehingga pada KI 0,2 N 0,05 Liter dengan persentase kemurnian 99,5% diperoleh
1,668 gram KI, pada Pb(NO3) 0,2 N 0,05 Liter dengan persentase kemurnian 99,5 % diperoleh
1,664 gram Pb(NO3) , dan pada larutan HCl 0,1 N 50 mL dengan persentase kemurnian 37 %
diperoleh 0,44 mL larutan HCl. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa untuk larutan KI
0,2 N dibutuhkan 1,668 gram dalam larutan 50 mL aquades, untuk larutan Pb(NO3) 0,2 N
dibutuhkan 1,664 gram dalam 50 mL aquades, dan untuk larutan HCl 0,1 N dengan persentase
kemurnian 37 % dan volume 50 mL dibutuhkan dalam 0,44 mL aquades.
Kata Kunci : Larutan, Konsentrasi Normalitas, Pengenceran Larutan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika mempelajari ilmu kimia, dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah
fase yang homogen mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam
jumlah besar disebut pelarut atau solvent, sedangkan komponen yang terdapat dalam jumlah
kecil disebut zat terlarut atau solute.
Penerapan titrasi di dunia industri ada banyak sekali. Contohnya saja dalam penetapan
kadar vitamin C dalam tablet vitamin C dan penetapan kadar asam dalam asam cuka, serta
penentuan asam oksalat menggunakan permanganate. Karena itu, praktikan tentunya harus tahu
dan memahami bagaimana cara menghitung konsentrasi larutan dan pengenceran larutan.
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan diri praktikan.
Dengan begitu, praktikan tidak hanya pintar dalam teori, tetapi juga dalam praktik dan
penerapannya. Sehingga nantinya praktikan dapat mengolah bahan-bahan yang memiliki
konsentrasi tinggi dan menguntungkan perusahaan, sehingga dapat meminimalisasi pengeluaran
perusahaan.
b. Molalitas (m)
Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Rumus molalitas adalah :
M = mol terlarut x 1000
Gram pelarut
X (pelarut) = n (pelarut)
n (terlarut) + n (pelarut)
Dalam fraksi mol dinyatakan sebagai mol persen.
f. Normalitas (N)
Normalitas merupakan jumlah mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan. Terdapat hubungan
antara normalitas dengan molaritas yaitu :
N = M x valensi N = gram ekivalen zat
Cm3 larutan/liter
Analisa Volumetri
Mengukur volume larutan adalah jauh lebih cepat dibandingkan menimbang berat suatu zat
dengan suatu metode Gravimetri. Akurasinya sama dengan metode Gravimetri, analisa
Volumetri juga dikenal sebagai Titrimetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi
dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dalam buret dan dalam bentuk
larutan. Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit) kemudian dihitung, maka syaratnya
adalah reaki harus berlangsung secara tepat, reaksi berlangsung secara kuantitaif dan tidak ada
reaksi samping.