Anda di halaman 1dari 25
aX ces! SS B Rr S 31) T AB in| VP) Ad J 2014 PANDUAN TRANSFER PASIEN Latar Belakang ‘Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondis pasien layak untuk ditransfer. Prinsip dalam melakukan transfer pasien adalah memastikan keselamatan dan keamanan pasien saat mejalani transfer. Pelaksanaan transfer pasien dapat dilakukan intra rumah sakit atau antar rumah sakit ‘Transfer pasien dimulai dengan melakukan koordinasi dan komunikasi pra transportasi pasien, menentukan SDM yang akan mendampingi pasien, menyiapkan peralatan yang disertakan saat transfer dan monitoring pasien selama transfer. Transfer pasien hanya boleh dilakukan oleh staf medis dan staf Keperawatan yang Kompeten seria petugas professional lainnya yang sudah terlatih. IL Pengertian Transfer ‘Transfer pasien adalah memindahkan pasien dari satu rvangan keruang perawatan / ruang tindakan lain didalam rumah sakit (intra rumah sakit) atau memindahkan pasien pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain (antar rumah sakit) TH. Tujuan ‘Tujuan dari manajemen transfer pasien adalah : = Agar pelayanan transfer pasien dilakukan secara professional dan berdedikasi tinggi. = Agar proses transfer / pemindahan pasien berlangsung dengan aman dan lancar serta pelaksanaannya sangat memperhatikan keselamatan pasien serta sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. TV, Ruang Lingkup ‘Transfer pasien didalam rumah sakit terdiri dari - Transfer pasien dari IGD ke IRNA, ICU/HCU, Kamar operasi, HD - Transfer pasien dari IRJ ke IRNA, ICU/HCU, Kamar operasi, HD - Transfer pasien dari IRNA ke ICU/HCU, Kamar operasi, HD - Transfer pasien dari (CU/HCU ke IRNA, Kamar operasi, HD - Transfer pasien dari Kamar operasi ke IRNA, ICU/HCU ~ Transfer pasien dari IGD,IRNA, ICU/HCU ke Ruang Radiologi, Endoscopi ‘Transfer pasien antar rumah sakit terdiri dari : - Transfer pasien dari BRSU Tabanan ke RS lain atau sebaliknya Pengaturan Transfer 1. BRSU Tabanan memi tim transfer yang terdiri dari dokter senior (dr.ICU), DPIP, dr. IGD/dr. ruangan, perawat yang berkompeten dalam merawat pasien kritis (perawat ICU), petugas medis, dan petugas ambulans. Tim ini yang berwenang untuk memutuskan metode transfer mana yang akan dipilih, 2. BRSU Tabanan mempunyai system resusitasi, stabilisasi, dan transfer untuk pasien — pasien dengan sakit berat/kritis, tanpa terkecuali 3. Dokter senior /spesialis DPJP/dr. ICU yang bertanggung jawab dalam tim transfer pasien harus siap sedia 24 jam untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan transfer pasien sakit berat/kritis antar rumah sakit Keputusan Melakukan Transfer 1. Lakukan pendekatan yang sistematis dalam proses transfer pasien 2. Awali dengan pengambilan keputusan untuk melakukan transfer, kemudian lakukan stabilisasi pre ~ transfer dan manajemen transfer. 3. Hal ini mencakup tahapan ; evaluasi, komunikasi, dokumentasi/pencatatan, pemantauan, penatalaksanaan, penyerahan pasien antar ruangan dalam rumah sakit maupun ke rumah sakit rujukan / penerima, dan kembali ke R BRSU Tabanan. 4. Tahapan yang penting dalam menerapkan proses transfer yang aman : edukasi dan persiapan 5. Pengambilan keputusan untuk melakukan transfer harus dipertimbangkan dengan matang karena transfer berpotensi mengekspos pasien dan personel rumah sakit akan risiko bahaya tambahan, serta menambah kecemasan keluarga dan kerabat pasien, 6. Pertimbangkan risiko dan keuntungan dilakukannya transfer. Jika risikonya lebih besar, sebaiknya jangan melakukan transfer. 7. Dalam transfer ps . diperlukan personel yang terlatih dan kompeten, peralatan dan kendaraan khusu: 8. Pengambil keputusan harus melibatkan DPJP / dokter senior (biasanya seorang konsultan) dan dokter ruangan 9. Dokumentasi pengambilan keputusan harus mencantumkan nama dokter yang mengambil keputusan (berikut gelar dan biodata detailnya), tanggal dan waktu diambilnya keputusan, serta alasan yang mendasari. 10. Alasan untuk melakukan transfer pasien keluar BRSU Tabanan yaitu a. Transfer untuk penangenan dan perawatan spesialistik lebih lanjut b. Transfer antar rumah sakit untuk alas an non ~ medis (misalnya karena ruangan penuh, fasilitas kurang mendukung, jumlah petugas rumah sakit tidak adekuat) 11, Saat keputusan transfer telah diambil, dokter yang bertanggung jawab /dokter ruangan akan menghubungi unit / rumah sakit yang dituju. 12. Dalam mentransfer pasien antar rumah sakit, tim transfer BRSU Tabanan akan menghubungi RS yang dituju dan melakukan negosiasi. Jika setuju untuk menerima pasien rujukan tim transfer BRSU Tabanan harus memastikan tersedianya peralatan rmedis yang memadai di RS yang dituju. 13, Keputusan final untuk melakukan transfer ke luar BRSU Tabanan dipegang oleh dokter senior /DPJP/konsultan rumah sakit yang dituju. 14, Beritahukan kepada pasien (jika kondisinya memungkinkan) dan keluarga mengenai perlunya dilakukan transfer antar rumah sakit, dan mintalah persetujuan tindakan transfer, * 15, Proses pengaturan transfer ini harus dicatat dalam status rekam medis pasien yang meliputi : nama, jabatan, dan detail kontak personel yang membuat kesepakatan baik di rumah sakit yang merujuk dan rumah sakit penerima, tanggal dan waktu dilakukannya komunikasi antar — rumah sakit/hasil negoisasi kedua belah pihak 16, Personel tim transfer harus mengikuti pelatihan transfer, memiliki kompetensi yang sesuai, berpengalaman, mempunyai peralatan yang memadai. VIL. Stabilisasi Sebelum Transfer 1. Meskipun berpotensi memberikan risiko tambahan terhadap_pasis , transfer yang aman dapat dilakukan bahkan pada pasien yang sakit berat / krtis (extremely ill) 2. Transfer sebaiknya tidak dilakukan bila kondisi pasien belum stabil (pasien kalau Kondisi sudah stabil) 3. Hipovolemia adalah kondisi yang sulit ditolerensi oleh pasien akibat adanya akselerasi dan deselerasi selama transfer berlangsung, sehingga hipovolemia harus sepenuhnya dikoreksi sebelum transfer. 4, Unit / rumah sakit yang dityju untuk transfer harus memastikan bahwa ada prosedut / pengaturan transfer pasien yang memadai 5. Perlu waktu hingga beberapa jam mulai dari setelah pengambilan keputusan dibuat hingga pasien ditransfer ke unit / rumah sakit lain. 6, Hal yang penting untuk dilakukan sebelum transfer a. Amankan patensi jalan nafas Beberapa pasien mungkin membutuhkan intubasi atau trakeostomi dengan pemantauan end-tidal carvondioxide yang adekuat, b. Analisis gas darah harus dilakukan pada pasien yang menggunakan ventilator portable selama minimal 15 menit ¢. Terdapat jalur / akses vena yang adekuat (minimal 2 kanula perifer atau sentral) 4. Pengukuran tekanan darah invasif kontinu / terus menerus merupakan teknik erbaik untuk memantau tekanan darah pasien selama proses transfer berlangsung, €. Jika terdapat pneumotoraks, selang drainase dada (water ~ sealed Drainage- WSD) harus terpasang dan tidak boleh diklem. f.Pasang kateter urin dan nasogastric tube (NGT), jika diperlukan. g. Pemberian terapi / tatalaksana tidak boleh ditunda saat menunggu pelaksangian transfer 7. Unit / rumah sakit yang dituju dapat memberikan saran mengenai penanganan segera / resusitasi yang perlu dilakukan terhadap pasien pada situast ~ situasi khusus, namum tanggung jawab tetap pada tim transfer 8. Tim transfer harus familiar dengan peralatan yang ada secara independen menilai kondisi pasien 9. Seluruh peralatan dan obat — obatan harus dicek ulang oleh petugas transfer 10. Gunakanlah dafiar persiapan transfer pasien (lamplran 1) untuk memastikan bahwa semua persiapan yang diperlukan telah lengkap dan tidak ada yang terlewat, VIII. Pendampingan Pasien Selama Transfer 1, Pasien dengan sakit berat / kritis harus didampingi oleh minimal 2 orang tenaga medis. 2. Kebutuhan akan jumlah tenaga medis / petugas yang mendampingi pasien bergantung pada kondis penyakit/kondisi pasien) J situasi Klinis dari tiap kasus (tingkat / derajat beratnya 3. Dokter senior (dr. ICU/dr. Anesthesi), bertugas untuk membuat keputusan dalam menentukan siapa saja yang harus mendampingi pasien selama transfer berlangsung, 4, Sebelum melakukan transfer, petugas yang mendampingi harus paham dan mengerti akan kondisi pasien dan aspek — aspek lainnya yang berkaitan dengan proses transfer 5. Berikut ini adalah pasien ~ pasien yang tidak memerlukan dampingan dr. ICU¢dr Anesthesi selama proses transfer antar — rumah sakit berlangsung. a. Pasien yang dapat mempertahankan patensi jalan nafasnya dengan baik dan tidak membutubkan bantuan ventilator / oksigenasi te” (DNR) itransfer untuk tindakan manajemen definitif akut dimana b. Pasien dengan perintah “Do Not Resusci . Pasien yang tidak intervensi anestesi tidak aken mempengaruhi hasil. 6. Berikut adalah panduan perlu atau tidaknya dilakukan transfer berdasarkan tingkat / derajat kebutuban perawatan pasien kritis. (Keputusan harus dibuat oleh dokter ICU/DPIP) a. Derajat 0 Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa di unit / rumah sakit yang dituju ; biasanya tidak perlu didampingi oleh dokter, perawat atau paramedis (selama transfer) 4 b, Derajat 1 Pasien dengan resiko perburukan kondisi, atau pasien yang sebelumnya menjalani perawatan di High Care Unit (HCU); dimana membutuhkan perawatan di ruang rawat biasa dengan saran dan dukungan tambahan dari tim perawatan kritis; dapat didampingi oleh perawat, petugas ambulan, dan atau dokter (selama transfer). ©. Derajat 2 Pasien yang membutuhkan observasi / intervensi lebih ketat, termasuk penanganan Kegagalan satu system organ atau perawatan pasca ~ operasi, dan pasien yang sebelumnya dirawat di HCU ; harus didampingi oleh petugas yang kompeten, terlatih, dan berpengalaman (biasanya dokter dan perawat / paramedis lainnya) 4d. Derajat 3 Pasien yang membutuhkan bantuan pemafasan lanjut ( advanced respiratory support) atau bantuan pemafasan dasar (basic respiratory support) dengan dukungan / bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien — pasien yang, membutuhkan penanganan kegagalan multi — organ; harus didampingi oleh etugas yang kompeten, terlatih, dan berpengalaman (biasanya dokter anestesi dan perawat ruang intensif / IGD dan paramedis lainnya) 7. Saatdokter ICU / DPIP di BRSU Tabanan tidak dapat menjamin terleksananya bantuan / dukungan anestesiologi yang aman selama proses transfer ; pengambilan eputusan haruslah mempertimbangkan prioritas dan risiko terkait transfer, 8. Semua petugas yang tergabung dalam tim transfer untuk pasien dengan sakit berat / kritis harus kompeten, terlatih dan berpengalaman 9. Petugas yang memdampingi harus membawa telepon genggam selama transfer berlangsung yang berisi nomor telepon BRSU Tabanan dan rumah sakit tujuan. 10. Keselamatan adalah parameter yang penting selama proses transfer, IX, Kompetensi Pendamping Pasien dan Peralatan yang harus Dibawa Selama ‘Transfer 1. Kompetensi SDM untuk Transfer Intra BRSU Tabanan [ Pasien ‘Petugas Ketrampilan yang | Peralatan utama pendamping dibutuhkan (minimal) ‘ Derajat 0 TPK/petugas Bantuan hidup keamanan dasar Derajat 0.5 | TPK/petugas Bantuan hidup (orang keamanan dasar tua/delirium) | Derajat 1 Perawat 7” petugas!* Bantuan hidup | ® Oksigen yang berpengataman | dasar * Suction (sesuai dengan |» Pelatihan tabung | * Tiang — infus kebutuhan pasien) gas portable * Pemberian obat | © Pompa — infus —obatan dengan baterai * Kenal akan) © Oksimetri tanda denyut deterioriasi | | © Ketrampitan tn rr takeostomi dan | TPK/petugas keamanan suction Derajat 2 Perawat dan petugas| e Semua ‘© Semua peralatan | keamanan/TPK ketrampilan diatas, diatas, ditamban | ditambah; ¢ Dua tahun | ¢ Monitor EKG pengalaman dan tekanan dalam perawatan darah intensif * Defibrillator (oksigenasi, sungkup | pernafasan, | defibrillator, monitor ) Derajat 3 Dokter, perawat dan | Standar Kompetensi | Monitor ICU dokter harus di atas| portable yang standar minimal lengkap Dokter © Ventilator dan * Minimal 6 bulan | peratatan pengalaman transfer yang mengenai memenuhi perawatan standah Pasien intensif} minimal dan bekerja di Icu © Ketrampilan bantuan —hidup dasar dan lanjut + Ketrampitan menangani Permasalahan Jalan nafias dan | pernafasan, minimal level ST 3 atau sederajat © Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat/kritis Perawat : Minimal 2 tahun bekerjadiIcU | © Ketrampilan | dasar hidup | dasar dan lanjut © Harus mengikuti pelatihan untuk transfer _pasien dengan sakit berat/kritis (lengkapnya — lihat Jampiran 1) ‘TRANSFER INTRA - RUMAH SAKIT 1 Standar pemantauan minimal, pelatihan dan petugas yang berpengalaman diaplikasikan pada transfer intra — dan antar — rumah sakit Sebelum transfer, lakukan analisis mengenai risiko dna keuntungannya Sediakan kapasitas cadangan oksigen dan daya baterai yang cukup untuk ‘mengantisipasi kejadian emergensi. Peralatan listrik harus terpasang ke sumber daya (stop kontak) dan oksigen sentral digunakan selama perawatan di unit tujuan Petugas yang mentransfer pasien ke ruang pemeriksaan radiologi harus paham akan bahaya potensial yang ada. Semua peralatan yang digunakan pada pasien tidak boleh melebihi level pasien 2. Kompetensi SDM untuk Transfer Antar Rumah Sakit Pasien Petugas Ketrampilan yang Peralatan pendamping dibutuhl utamadan Jenis (minimal) | kendaraan Derajat 0 Petugas ambulan Bantuan ~hidup | Kendaraan High dasar (BHD) Dependency Service (HDS) 1 ambulance Derajat 0,5 | Petugas ambulan dan | Bantuan _hidup | Kendaraan (orang, paramedic dasar | HDS/ambulance tua/delirium) | Derajat 1 Petugas ambulan dan |* Bantuan hidup [> Kendaraan perawat dasar HDS/ambulan * Pemberian © Oksigen oksigen * Suction obat |* Tiang infus portable | akan }* Infuse pump tanda deteriorasi * Ketrampilan | Oksimetri perawatan trakeostomi dan suetin Derajat2——S Semua ‘Ambulance | petugas ambulan ketrampian |e Semua diatas, ditambah | peralatan diatas, | © Banwan hidup | ditambah dasar * Monitor EKG © Penggunaan dan tekanan kantong darah Pemafasan (bag- |e Defibrillator valve mask) bila diperlukan © Penggunaan defibrillator * Penggunaan monitor intensif’ Derajat 3 Dokter, perawat, dan | Dokter + Ambulans Petugasambulan —/ Minimal 6 bulan | lengkap / AGD pengalaman =| jag mengenai © Monitor 1cU Perawatan Portable yang) pasien intensif| — lengkap dan bekerja di|e Ventilator dan Icu peralatan © Ketrampilan transfer yang bantuan —hidup | memenuhi dasar dan lanjut | standar minimal © Keterampilan menangani | permasalahan Jalan nafes dan pernafasan, minimal — level ST 3 atau sederajat © Hanus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis Perawat: © Minimal 2 tahun bekerja di ICU © Keterampilan bantuan —hidup dasar dan lanjut_| © Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat /Kritis (lengkapnya —lihat lampiran 1) X. PEMANTAUAN, OBAT ~ OBATAN, DAN PERALATAN SELAMA TRANSFER PASIEN KRITIS 1. 2. 3. 4 5: Pasien dengan kebutuhan perawatan kritis memerlukan pemantauan selama proses transfer Standar pelayanan dan pemantauan pasi pelayanan di BRSU Tabanan / RS Tuj Peralatan pemantauan harus tersedia dan berfungsi dengan baik sebelum transfer selama transfer setidaknya harus sebaik an, dilakukan. Standar minimal untuk transfer pasien antara lain : a. Kehadiran petugas yang kompeten secara kontinu selama transfer b. EKG kontinu Pemantauan tekanan darah (non-invasif) d. Saturasi ksigen (oksimetri denyut) €. Terpasangnya jalur intravena f.Terkadang memerlukan akses ke vena sentral g. Peralatan untuk memantau cardiac output h. Pemantauan end-tidak carbon dioxide pada pasien dengan ventilator i, Mempertahankan dan mengamankan jalan nafas J Pemantauan temperatur pasien secara terus-menerus ( untuk mencegah terjadinya hipotermia atau hipertermia) . Pengukuran tekanan darah non invasif intermiten, sensitif terhadap gerakan dan fidak dapat diandalkan pada mobil yang bergerak. Selain itu juga cukup menghabiskan baterai monitor. Pengukuran tekanan darah invasif yang kontinu (melalui kanula arteri) disarankan, 6. Idealnya, semua pasien derajat 3 harus dipantau pengukuran tekanan darah secara invasif selama transfer (wajib pada pasien dengan cedera otak akut; pasien dengan tekanan darah tidak stat atau berpotensi menjadi tidak stabil; atau pada pasien dengan inotropik), 7. Kateterisasi vena sentral tidak wajib tetapi membantu memantau filling status (status volume pembuluh darah) pasien sebelum transfer. Akses vena sentral diperlukan dalam pemberian obat inotropic dan vasopressor. 8, Pemantauan tekanan intracranial mungkin diperlukan pada pasien — pasien tertentu. 9. Pada pasien dengan pemasangan ventilator, lakukan pemantauan suplai oksigen, tekanan pernafasan (airway pressure), dan pengaturan ventilator 10. Tim transfer yang terlibat harus memastikan ketersediaan obat ~ obatan yang diperlukan, antara lain ; (sebaiknya obat ~ obatan ini sudah disiapkan di dalam jarum suntik) a, Obat resusitasi dasar; epinefin, ant b. Obat sedasi © Analgesic aritmi dd. Relaksans otot €. Obat inotropik * 11, Hindari penggunaan tiang dengan selang infus yang terlalu banyak agar akses terhadap pasien tidaK terhalang dan stabilitas brankar terjaga dengan baik. 12, Semua infuse harus diberikan melalui syringe pumps. 13, Penggunaan tabung oksigen tambahan harus aman dan terpasang dengan baik 14, Petugas transfer harus familiar dengan seluruh peralatan yang ada di ambulans 15, Pertahankan temperature pasien, lindungi telinga dan mata pasien selama transfer 16, Seluruh peralatan harus kokoh, tahan lama, dan ringan 17. Peralatan listrik harus dapat berfungsi dengan menggunakan baterai (saat tidak disambungkan dengan stop kontak/listrik) 18, Baterai tambahan harus dibawa (untuk mengantisifppasi terjadinya mati listrik) 19. Monitor yang portable harus mempunyai layar yang jemih dan terang dan dapat memperlihatkan elektrokardiogram (EKG) saturasi oksigen arteri, pengukuran tekanan darah (non-invasif), kapnografi, dan temperature. 20. Pengukuran tekanan darah non-invasif pada monitor portable dapat dengan cepat ‘menguras baterai dan tidak dapat diandalkan saat terdapat pergerakan eksternal / vibrasi (getaran) XL. 21. Alarm dari alat harus terlihat jelas dan terdengar dengan cukup keras. 22. Ventilator mekanik yang portable harus mempunyai (minimal) a, Alarm yang berbunyi jika terjadi tekanan tinggi atau terlepasnya alat dari tubuh pasien b. Mampu menyediakan tekanan akhir ekspirasi po: if (pos pressure) dan berbagai macam konsentrasi oksigen inspirasi ve end expiratory ©. Pengukuran ra: inspirasi: ekspirasi, frekuensi pemafasan per-menit, dan volume tidal Mampu menyediakan ventilasi tekanan terkendali (pressure — controlled ventilation) dan pemberian tekanan positif berkelanjutan (continuous positive airway pressure ) 23, Semua peralatan harus terstandarisasi sehingga terwujudnya suatu proses transfer ‘yang lancar dan tidak adanya penundaan dalam pemberian terapi / obat — obatan, 24, Catatlah status pasien, tanda vital, pengukuran pada monitor, tatalaksana yang diberikan, dan informasi klinis lainnya yang terkait. Pencatatan ini harus dilengkapi selama transfer, 25. Pasien harus dipantau secara terus menerus selama transfer dan dicatat di lembar pemantauan, ‘ 26. Monitor, ventilator, dan pompa harus terlihat sepanjang waktu oleh petugas dan harus dalam posisi aman di bawah level pasien. Pemilihan Metode Transfer 1. Pemilihan metode transfer harus mempertimbangkan sejumlah komponen penting seperti di bawah ini Derajat urger Kondisi pasien Faktor geofrafik Kondisi cuaca Arus lalu lintas Ketersediaan / availabilitas ‘Area untuk mendarat smpat tujuan PRs Jarak tempuh x in kendaraan untuk transfer pasien antara lain Jasa ambulan Gawat Darurat = Siap sedia dalam 24 jam ~ Perjalanan darat ~ Durabiltas : dengan pertimbangan petugas dan peralatan yang dibutuhkan dan lamanya waktu yang diperlukan, XIL Alat Transportasi Untuk Transfer Pasien Antar Rumah Sakit 1. Gunakan mobil ambulance BRSU Tabanan, mobil dilengkapi soket listrik 12 V, suplai oksigen, monitor dan peralatan lainnya. 2. Sebelum melakukan transfer pastikan kebutuhan — kebutuhan untuk mentransfer pasien terpenuhi (seperti suplai oksigen, baterai cadangan, dll) 3, Standar peralatan di ambulance a, Suplai oksigen Ventilator Jarum suntik a9 Suction Baterai cadangan Syringe / infusion pumps (tinggi pompa sebaiknya tidak melebihi posisi pasien Alat penghangat ruangan portable ( untuk mempertahankan temperature pasien) =e Alat kejut jantung (defribrillator ) 4, Tim transfer / SDM pendamping dapat memberi saran mengenai kecepatan ambulan yang diperlukan, dengan mempertimbangkan kondisi Klinis pasien. 5. Keputusan untuk menggunakan sirene rahkan kepada sopir ambulans, Tujuannya adalah untuk menfasilitasi transfer yang lancar dan segera dengan akselerasi dan deselerasi yang minimal, 6. Pendampingan oleh polisi dapat dipertimbangkan pada area yang sangat padat penduduknya. 7, Petugas harus tetap duduk selama transfer dan menggunakan sabuk pengaman, 8, Jika terdapat kegawatdaruratan medis dan pasien membutuhkan intervensi segera, berhentikan ambulan di tempat yang aman dan lakukan tindakan yagn diperlukan. 9. Jika petugas diperlukan untuk turun dari kendaraan / ambulan, gunakanlah pakaian ‘yang jelas terlihat oleh pengguna jalan lainnya. XII. |. Harus ada prosedur untuk menyeli . Saat tiba di rumah sal Dokumentasi dan Penyerahan pasien transfer antar rumah sakit |. Lakukan pencatatan yang jelas dan lengkap dalam semua tahapan transfer, dan harus mencakup a, Detail kondisi pasien b. Alasan melakukan transfer ¢. Nama konsultan yang merujuk dan menerima rujukan 4. Status klinis pre — transfer €. Detail tanda vital, pemeriksaan fisik, dan terapi yang diberikan selama transfer berlangsung . Pencatatan harus terstandarisasi antar — rumah sakit jejaring dan diterapkan untuk transfer intra ~ dan antar~ rumah sakit . Rekam medis harus mengandung : a. Resume singkat mengenai kondisi Klinis pasien sebelum, selama, dan setelah transfer; termasuk kondisi medis yang terkait, factor lingkungan, dan terapi yang diberikan, 4 b. Data untuk proses audit. Tim transfer harus mempunyai salinan datanya. ‘masalah — masala yang terjadi selama proses transfer, termasuk penundaan transportasi . Tim transfer harus memperoleh informasi yang jelas mengenai lokasi rumah sakit yang dituju sebelum mentransfer pasien. tujuan, harus ada proses serah — terima pasien antara tim transfer dengan pihak rumah sakit yang menerima (paramedic dan perawat) yang akan bertanggung jawab terhadap perawatan pasien Selanjutnya, Proses serah terima pasien harus mencakup pemberian informasi ( baik secara verbal ‘maupun tertulis) mengenai riwayat penyakit pasien, tanda vital, hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi), terapi, dan kondisi klinis selama transfer berlangsugn . Hasil pemeriksaan laboratorium, radiologi dan yang lainnya harus dideskripsikan dan diserahkan kepada petugas rumah sakit tujuan, . Setelah menyerahkan pasien, tim transfer dibebastugaskan dari kewajiban merawat pasien, 10, Perlu penyediaan pakaian, sejumlah peralatan yang dapat dibawa, dan sejumlah wang untuk memfasilitasi mekanisme perjalanan kembali tim transfer. XIV. Komunikasi dalam Transfer Pasien Antar Rumah Sakit 1, Pasien (jika memungkinkan ) dan keluarganya harus diberitahu mengenai transfer dan lokasi rumah sakit tujuan, Berikanlah nomor telepon rumah sakit tujuan dan jelaskan cara untuk menuju ke Rumah Sakit tersebut, 2. Pastikan bahwa rumah sakit tujuan dapat dan setuju untuk menerima pasien sebelum dilakukan transfer. 3. Kontak pertama harus dilakukan oleh konsultan / dokter penanggung jawab di kedua rumah sakit, untuk mendiskusikan mengenai kebutuhan medis pasien. 4. Untuk kontak selanjutnya, tunjukkanlah satu orang lainnya (biasanya perawat senior). Bertugas sebagai Komunikator utama sampai transfer selesai dilakukan a. Jika selama transfer terjadi pergantian jaga perawat yang ditunjuk, berikanlah penjelasan mengenai kondisi pasien yang ditransfer dan lakukan penyerahan tanggung jawab kepada perawat yang menggantikan. b. Komunikator utama harus menghubungi pelayanan ambulan, jika menggunakan Jasanya dan harus menjadi Kontak satu-satunya untuk diskusi selanjutnya antara rumah sakit dengan layanan ambulans. ¢. Harus memberikan informasi terbaru mengenai kebutuhan perawatan pasien kepada rumah sakit tujuan, 5. Tim transfer harus berkomunikasi dengan rumah sakit asal dan tujuan mengenai penanggan medis yang diperlukan dan memberikan update pekembangannya. XV. Audit dan Jaminan Mutu 1. Buatlah catatan yang jelas dan lengkap selama transfer 2. Dokumentasi ini akan digunakan sebagai acuan data dasar dan sarana audit 3. Badan Rumah Sakit Umum Tabanan bertanggung jawab untuk menjaga berlangsungnya proses pelaporan insidens yang terjadi dalam transfer dengan ‘menggunakan protocol standar BRSU Tabanan, 4, Data audit akan ditinjau ulang secara teratur oleh BRSU Tabanan LAMPIRAN 1 KOMPETENSI UNTUK TRANSFER PASIEN DENGAN SAKIT BERAT / KRITIS DERAJAT 3 INTRA ~ DAN ANTAR - RUMAH SAKIT Semua pasien sakit berat / kritis derajat 3 didampingi oleh 2 orang selama transfer. Satu orang adalah dokter, biasanya spesialis anestesi yang sudah terlatih dalam penanganan jalan nafas, Satu orang lagi adalah perawat atau dokter umum terdapat standar keterampilan minimal untuk melakukan transfer pasien. Berikut adalah kompetensi yang diperlukan, Dokter Harus memiliki 1. Minimal 6 bulan pengalaman mengenai perawatan pasien intensif dan bekerja di ICU 2. Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut 3. Keterampilan menangani permasalahan jalan nafas dan pernafasan, minimal level ST 3 atau sederajat 4, Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit keras / kritis Perawat Harus mem 1, Minimal 2 tahun bekerja di (CU 2. Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut 3. Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / krti Peralatan 1. Ventilator Dokter harus : a, Memi pengetahuan yang cukup terhadap fungsi dan jenis ventilator yang digunakan b. Mampun mengganti baterai ¢. Mampu mengganti tabung oksigen dan menghitung kebutuhan oksigen pasien Perawat harus : Mampu mengganti tabung oksigen b. Mampu mengganti baterai 2. Pompa Dokter dan perawat harus a. Dokter mampu mengganti baterai b. Mampu mengoperasikan jarum suntik / syringe pumps ¢. Mampu mengatur kecepatan infus dan memberikan bolus cairan / obat 3. Monitor Dokter dan perawat harus dapat : a, Mendeteksi adanya gelombang yang invasive b, Melakukan pemantauan invasive ©. Mengoperasikan EKG d. Mengoperasikan kapnograti fe. Mengoperasikan oksimetri denyut 4. Kantong peralatan medis untuk transfer (iransfér bag) Dokter dan perawat harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai isi kantong peralatan medis. 3. Troli transfer Dokter dan perawat harus mengetahui cara mengoperasikan troli dan mengamankan pasien serta peralatan di dalamnya, Pengangkutan Pasien Dokter dan perawat harus dapat mendemontrasikan cara mengangkut pasien dengan aman Komunikasi Dan Panduan Dokter dan perawat harus dapat : 1. Mendemontrasikan cara berkomunikasi dengan rumah sakit tujuan dan pusat layanan ambulans. 2, Membaca dan memahami kebijakan transfer setempat dan nasional 3. Memiliki pengetahuan mengenai struktur kendali dan pemberian perintah untuk transfer Transfer Dokter dan perawat harus mempunyai pengetahuan yang cukup akan risiko yang dapat terjadi selama melakukan transfer pada pasien dengan sakit berat / kritis via menggunakan kendaraan yang bergerak ( baik pada transportasi darat maupun udara), dan waspada akan bahaya yang mungkin terjadi kepada petugas dan atau pasien, Penyerahan Pasien Dokter dan perawat harus mengetahui prosedur serah ~ terima pasien di rumah sakit tujuan, Orientasi Dokter dan perawat telah mengetahui kondisi di dalam kendaraan transportasi yang akan digunakan (ambulans atau pesawat ) sebelum melakukan transfer. Panduan Pemantauan Minimal Dokter harus memiliki pengetahuan mengenai panduan pemantauan minimal, LAMPIRAN 2 PERALATAN TRANSFER MINIMAL UNTUK ANTAR RUMAH SAKIT. 1, Manajemen jalan nafas / oksigenasi (dewasa dan anak ) 10. Gel / bantalan eletroda det a, System bag — valve dewasa dan anak dengan reservoir oksigen b. Sungkup dewasa dan anak Penghubung system bag — valve dengan endotracheal (ETT) | tracheostomytube Monitor end — tidal carbon dioxide (dewas dan anak) Laringoskop miller Stilet / mandarin ETT (dewasa dan anak) Forceps magil (dewasa dan anak) Selang ETT (5.0, 5.5, 6.0, 6.5, 7.0, 7.5, 8.0) Pegangan laringoskop (dewasa dan anak) e £ & h J. Baterai cadangan dan bola lampu laringoskop k. Nasopharyngeal airways (NPA) / oropharyngeal airways (OPA) 1. Pisau bedah (sealpel) mm. Alat kritkotiroidotomi n. Pelumas / gel ©. Nasal kanul (dewasa dan anak) Lem perekat Nebulizer Kapas aleohol Brankar (dewasa dan anak ) Jarum untuk bone marrow (sumsum tulang belakang) untuk infuse pads anak Pengukuran tekanan darah Winged neddle Telepon genggam ator 11. Stik gula darah sewaktu (GDS) 12. Monitor EKG / defibrillator 13. Elektroda EKG 14, Senter dengan baterai cadangan 15. Pompa infus (infusion pumps) 16, Selang infuse 17. Three - way 18. Kateter intravena 19, Cairan infuse ( normal saline ~ NS, ringer laktat-RL, dekstrosa 5%) 20. Spuit 21. Klem Kelley 22. Oksimetri denyut 23. Nasogastrie tube (NGT) 24, Tali penahan untuk ekstremitas 25. Stetoskop 26. Suction 27. Kassa 28. Tourniquet 29. Gunting 30. Tambahan : a. Alat imobilisasi spinal b. Ventilator portable LAMPIRAN 3 OBAT - OBATAN TRANSFER MINIMAL ANTAR RUMAH SAKIT (bila diperlukan ) 1. Adenosine, 6 mg/2ml . Albuterol, 2,5 mg/2ml . Amiodaron, 150mg / 3 ml Atropine, 1 mg/10 ml Kalsium klorida, Img/10 ml /. Dekstrosa 25%, 10 ml . Dekstrosa 50%, $0 ml Digoksin, 0,5mg/2ml 10, Diltiazem, 25 mg/5 ml 11. Difen! 12, Dopamine, 200 mg/5 ml 13. Epineftin, Img/10 ml (1:10.000) 14. Epinefrin, Img / 1 ml (1:1.000) 15. Fosfenitoin, 750 mg/10ml 16, Furosemide, 100 mg/10 ml 17, Glucagon, Img (vial) 18, Heparin, 1.000 U/I ml 19, Isoproterenol, Img/S ml 20. Labetalol, 40 mg/8 ml 21. Lidokain, 100mg/10mL 22. Lidokain, 2mg/10 ml 23. Manitol, $0 9/50 ml 24, MgS04. I g/2ml 2, Metilprednisolon, 125 mg/2ml 2 3. 4 5. 6. Catacaine / hurricaine spray 1 8. 9. iramin, 50 mg/1ml 26. Metoprolol, Smg/Sml 27. Nalokson, 2mg/2ml 28. Nitrogliserin IV, 5Omg/10 ml 29, Nitrogliserin tablet, 0,4 mg 30. Nitroprusid, 50 mg/2 ml 31. Normal saline NS, 30 ml untuk injeksi 32, Fenobarbital, 65 mg/ml atau 130/ml 33. KCL, 20 mEg/10 ml 34, Prokainamid, 1000 mg/10 ml 35. Natrium bikarbonat, SmEq/10 ml 36. Natrium bikarbonat, 50 mEq/50 ml 37. Akua bidestilata, 30 ml untuk injeksi 38. Terbuttalin, I mg/l ml 39. Verapamil, 5 mg/2ml Obat — obatan berikut ini ditambahkan ke tas emergency segera sebelum transfer sesuai dengan indikasi pasier 1. Analgesic narkose (morfin, fentanil ) 2. Sedasi / hypnosis (lorazepam, midazolam, propofol, etomidat, ketamin) 4 3. Agen neuromuscular blocker (suksinilkolin, pankuronium, atrakurium, rekuronium) 4, Prostaglandin E1 5. Surfaktan paru DAFTAR PUSTAKA Assocition of anaesthetists of Great Britain and Ireland (2009), AAGBI safety guideline interhospital transfer, London Welsh assembly government (200), designed for life : welsh guidelines for the transfer of critically ill adult ; 2009, Wareen J, fromm RE, orr RA, Rotello LC, Horst M. (2004), Guideliner for the inter ~ and intrahospital transfort of critically ill patients, American college of critical care medicine. Crit Care Med.2004;1:256-62, North West London Cardiac & Stroke Network (2010). Web ~ based interhospital transfers user guide. London : NHS

Anda mungkin juga menyukai