Anda di halaman 1dari 9

Author :

Harri Prawira Ezeddin. Ked

Faculty of Medicine University of Riau

Pekanbaru, Riau 2010

Doctors Files: (http://www.Doctors-Filez.tk

0
PENDAHULUAN

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk


memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi,
menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa
sampai ukurannya yang terkecil; dalam posisi ini, daya refraksi lensa diperkecil,
sehingga berkas cahaya paralel akan terfokus ke retina.

Gangguan lensa dapat berupa kekeruhan, distorsi, dislokasi, dan anomali


geometrik. Pasien yang mengalami gangguan-gangguan tersebut mengalami
kekaburan penglihatan tanpa nyeri. Kekeruhan lensa disebut dengan katarak.
Beberapa faktor penyebab katarak antara lain yaitu kongenital, usia lanjut,
penyakit sistemik, infeksi, sekunder, dan trauma.

Katarak Traumatik
Definisi
Katarak traumatik merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera
pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang terlihat
sesudah beberapa hari ataupun beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat
muncul akut, subakut, atau pun gejala sisa dari trauma mata.

Epidemiologi
Di Amerika Serikat diperkirakan terjadi 2,5 juta trauma mata setiap
tahunnya. Kurang lebih 4-5% dari pasien-pasien mata yang membutuhkan
perawatan komperhensif merupakan keadaan sekunder akibat trauma mata.
Trauma merupakan penyebab tertinggi untuk buta monokular pada orang
kelompok usia di bawah 45 tahun. Setiap tahunnya diperkirakan 50.000 orang
tidak dapat membaca koran sebagai akibat trauma mata.

Dilihat dari jenis kelamin perbandingan tejadian katarak traumatik laki-laki


dan perempuan adalah 4 : 1. National Eye Trauma System Study melaporkan rata
rata usia penderita katarak traumatik adalah 28 tahun dari 648 kasus yang
berhubungan dengan trauma mata.

1
Patogenesis
a. Luka memar/ tumpul
Jika terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat mengenai mata
dapat menyebabkan lensa menjadi opak. Trauma yang disebabkan oleh benturan
dengan bola keras adalah salah satu contohnya. Kadang munculnya katarak dapat
tertunda sampai kurun waktu beberapa tahun. Bila ditemukan katarak unilateral,
maka harus dicurigai kemungkinan adanya riwayat trauma sebelumnya, namun
hubungan sebab dan akibat tersebut kadang cukup sulit untuk dibuktikan
dikarenakan tidak adanya tanda-tanda lain yang dapat ditemukan mengenai
adanya trauma sebelumnya tersebut.

Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior ataupun


posterior. Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula
dalam bentuk katarak tercetak (imprinting) yang disebut cincin Vossius.

Gambar 1. Cincin Vossius


(Disitasi dari kepustakaan no. 6)

b. Luka Perforasi
Luka perforasi pada mata mempunyai tendensi yang cukup tinggi untuk
terbentuknya katarak. Jika objek yang dapat menyebabkan perforasi (contoh :
gelas yang pecah) tembus melalui kornea tanpa mengenai lensa biasanya tidak
memberikan dampak pada lensa, dan bila trauma tidak menimbulkan suatu luka
memar yang signifikan maka katarak tidak akan terbentuk. Hal ini tentunya juga
bergantung kepada penatalaksanaan luka kornea yang hati-hati dan pencegahan
terhadap infeksi, akan tetapi trauma-trauma seperti di atas dapat juga melibatkan

2
kapsul lensa, yang mengakibatkan keluarnya lensa mata ke bilik anterior. Urutan
dari dampak setelah trauma juga bergantung pada usia pasien. Saat kapsul lensa
pada anak ruptur, maka akan diikuti oleh reaksi inflamasi di bilik anterior dan
masa lensa biasanya secara berangsur-angsur akan diserap, jika tidak ditangani
dalam waktu kurang lebih 1 bulan. Namun demikian, pasien tidak dapat melihat
dengan jelas karena sebagian besar dari kemampuan refraktif mata tersebut
hilang. Keadaan ini merupakan konsekuensi yang serius dan kadang
membutuhkan penggunaan lensa buatan intraokular. Bila ruptur lensa terjadi pada
dewasa, juga diikuti dengan reksi inflamasi seperti halnya pada anak namun
tendensi untuk fibrosis jauh lebih tinggi, dan jaringan fribrosis opak yang
terbentuk tersebut dapat bertahan dan menghalangi pupil.

Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat, perforasi kecil
akan menutup dengan cepat akibat proliferasi epitel sehingga bentuk kekeruhan
terbatas kecil. Trauma tembus besar pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya
katarak dengan cepat disertai dengan terdapatnya masa lensa di dalam bilik mata.
Pada keadaan ini akan terlihat secara histopatologik masa lensa yang akan
difagosit makrofag dengan cepatnya, yang dapat memberikan bentuk
endoftalmitis fakoanalitik. Lensa dengan kapsul anterior saja yang pecah akan
menjerat korteks lensa sehingga akan mengakibatkan terbentuknya cincin
Soemering atau bila epitel lensa berproliferasi aktif akan terlihat mutiara Elschnig.

Gambar 2. Cincin Soemering


(Disitasi dari kepustakaan no. 7)

3
Gambar 3. Mutiara Elschnig
(Disitasi dari kepustakaan no. 8)

c. Radiasi
Sinar yang terlihat cenderung tidak menyebabkan timbulnya katarak.
Ultraviolet juga mungkin tidak menyebabkan katarak karena sinar dengan
gelombang pendek tidak dapat melewati atmosfir. Sinar gelombang pendek (tidak
terlihat) ini dapat menyebabkan luka bakar kornea superfisial yang dramatis, yang
biasanya sembuh dalam 48 jam. Cedera ini ditandai dengan snow blindness dan

welder flash. Sinar infra merah yang berkepanjagan (prolong), juga dapat

menjadi penyebab katarak, ini dapat ditemui pada pekerja bahan-bahan kaca dan
pekerja baja, namun penggunaan kacamata pelindung dapat setidaknya
mengeliminasi sinar X ini dan sinar gamma yang juga dapat mengakibatkan
katarak. Katarak traumatik disebabkan oleh radiasi ini dapat ditemukan pada
pasien-pasien yang mendapat radioterapi (seluruh tubuh) leukemia, namun resiko
terjadinya hanya apabila terapi menggunakan sinar X.

Seringnya, manifestasi awal dari katarak traumatik ini adalah kekeruhan


berbentuk roset (rosette cataract), biasanya pada daerah aksial yang melibatkan
kapsul posterior lensa. Pada beberapa kasus, trauma tumpul dapat berakibat
dislokasi dan pembentukan katarak pada lensa. Katarak traumatik ringan dapat
membaik dengan sendirinya (namun jarang ditemukan).

4
d. Kimia
Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak, selain
menyebabkan kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen basa yang
masuk mengenai mata menyebabkan peningkatan PH cairan akuos dan
menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi secara akut ataupun
perlahan-lahan. Trauma kimia dapat juga disebabkan oleh zat asam, namun karena
trauma asam sukar masuk ke bagian dalam mata dibandingkan basa maka jarang
menyebabkan katarak.

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan dapat juga dibantu dengan pemeriksaan penunjang :
a. Anamnesis
Riwayat dan mekanisme trauma, apakah tajam atau tumpul
Riwayat keadaan mata sebelumnya, apakah ada riwayat operasi, glakoma,
, retinal detachment, penyakit mata karena gangguan metabolik.
Riwayat penyakit lain, seperti diabetes, sickle cell, sindroma marfan,
homosistinuria, defisiensi sulfat oksidase.
Keluhan mengenai penglihatan, seperti penurunan visus, pandangan ganda
pada satu mata atau kedua mata, nyeri pada mata.
b. Pemeriksaan fisik
Visus, lapangan pandang, dan pupil
Kerusakan ekstraokular - fraktur tulang orbita, gangguan saraf traumatik.
Tekanan intraokular - glaukoma sekunder, perdarahan retrobulbar.
Bilik anterior - Hipema, iritis, iridodonesis, robekan sudut.
Lensa - Subluksasi, dislokasi, integritas kapsular (anterior dan posterior),
katarak (luas dan tipe).
Vitreus - ada atau tidaknya perdarahan, Presence or absence of
hemorrhage, perlepasan vitreus posterior.
Fundus - Retinal detachment, ruptur khoroid, perdarahan pre intra dan sub
retina, kondisi saraf optik.

5
c. Pemeriksaan penunjang
B-scan - jika pole posterior tidak dapat terlihat.
A-scan - sebelum ekstraksi katarak
CT scan orbita - adanya fraktur, benda asing, atau kelainan lain.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan katarak traumatik tergantung kepada saat terjadinya. Bila
terjadi pada anak sebaiknya dipertimbangkan akan kemungkinan terjadinya
ambliopia. Untuk mencegah ambliopia pada anak dapat dipasang lensa intra
okular primer atau sekunder. Apabila tidak terdapat penyulit maka dapat ditunggu
sampai mata menjadi tenang. Bila terjadi penyulit seperti glaukoma, uveitis, dan
lain sebagainya maka segera dilakukan ekstraksi lensa. Penyulit uvetis dan
glaukoma sering dijumpai pada orang usia tua. Pada beberapa pasien dapat
terbentuk cincin Soemmering pada pupil sehingga dapat mengurangi tajam
penglihatan. Keadaan ini dapat disertai perdarahan, ablasi retina, uveitis, atau
salah letak lensa.

Harus diberikan antibiotik sistemik dan topikal serta kortikosteroid topikal


dalam beberapa hari untuk memperkecil kemungkinan infeksi dan uveitis. Atropin
sulfat 1%, 1 tetes 3 kali sehari, dianjurkan untuk menjaga pupil tetap berdilatasi
dan untuk mencegah pembentukan sinekia posterior.

Katarak dapat dikeluarkan pada saat pengeluaran benda asing atau setelah
peradangan mereda. Apabila terjadi glaukoma selama periode menuggu, bedah
katarak jangan ditunda walaupun masih terdapat peradangan. Untuk
mengeluarkan katarak traumatik, biasanya digunakan teknik-teknik yang sama
dengan yang digunakan untuk mengeluarkan katarak kongenital, terutama pada
pasien berusia kurang dari 30 tahun.

Penatalaksanaan bedah
Merencanakan pendekatan pembedahan sepenuhnya penting pada kasusn
kasus katarak traumatik. Integritas kapsular preoperatif dan stabilitas zonular
harus diketahui/ diprediksi. Pada kasus dislokasi posterior tanpa glaukoma,
inflamasi, atau hambatan visual, pembedahan mungkin tidak diperlukan. Indikasi

6
untuk penatalaksanaan pembedahan pada kasus-kasus katarak traumatik adalah
sebagai berikut :

Penurunan visus yang berat (unacceptable)


Hambatan penglihatan karena proses patologis pada bagian posterior.
Inflamasi yang diinduksi lensa atau terjadinya glaukoma.
Ruptur kapsul dengan edema lensa.
Keadaan patologis okular lain yang disebabkan trauma dan membutuhkan
tindakan bedah.
Fakoemulsifikasi standar dapat dilakukan bila kapsul lensa intak dan
dukungan zonular yang cukup. Ekstraksi katarak intrakapsular diperlukan pada
kasus-kasus dislokasi anterior atau instabilitas zonular yang ekstrim. Dislokasi
anterior lense ke bilik anterior merupakan keadaan emergensi yang harus segera
dilakukan tindakan (removal), karena dapat mengakibatkan terjadinya pupillary
block glaucoma. Lesentomi dan vitrektomi pars plana dapat menjadi pilihan
terbaik pada kasus-kasus ruptur kapsul posterior, dislokasi posterior, atau
instabilitas zonular yang ekstrim.

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain :
Dislokasi lensa dan subluksasi sering ditemukan bersamaan dengan
katarak traumatik.
Komplikasi lain yang dapat berhubungan, seperti phakolitik, phakomorpik,
blok pupil, glaukoma sudut tertutup, uveitis, retinal detachment, ruptur
koroid, hipema, perdarahan retrobulbar, neurophati optik traumatik.

Prognosis
Prognosis sangat bergantung kepada luasnya trauma yang terjadi pada saat
terjadinya trauma dan kerusakan yang terjadi akibat trauma.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Harper RA, John PS. Lensa. Dalam: Oftalmologi Umum. Edisi 1 Penerbit
Widya Medika; 2000. 175-80
2. Ilyas S. Trauma tumpul Pada Lensa. Dalam: Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3
Cetakan ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008. 267.
3. Graham RH. Opthalmology. In: Traumatic Cataract. [online database]
Available from URL: http://emedicine.medscape.com/article/1211083-
overview

4. Bletcher MH, Bobrow JC, Glasser DB et al. Traumatic Cataract. In: American
Academy of Opthalmology.54-5;2009.
5. Galloway NR, Amoaku WMK, Galloway PH, Browning AC. Common Eye
Diseases And Their Management. 3rd edition. London : Springer-Verlag; 2006.
129-34.

6. Indiana University. Traumatic Cataract. [online database] Available from


URL: http://www.opt.indiana.edu/NewHorizons/Graphics/Tray2/Slide07.jpg

7. Edward SH Eye Institute. Digital Reference of Ophthalmology Traumatic


Cataract. [online database] Available from URL:
http://dro.hs.columbia.edu/lc2/soemmeringb.jpg
8. Webmaster. Traumatic Cataract. [offline database] Available from URL
:http://img.medscape.com/pi/emed/ckb/ophthalmology/1189694-1220263-
271.jpg

Doctors Files: (http://www.Doctors-Filez.tk


8

Anda mungkin juga menyukai