Anda di halaman 1dari 36

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT

UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________
1. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)

1.1. PERKEMBANGAN PLTU

Pada tahun 1831, setelah sebelas tahun melakukan percobaan, Michael Faraday dapat
membuktikan prinsip pembangkitan listrik dengan induksi magnet. Dengan peragaan
dijelaskan, bahwa bila kumparan atau penghantar memotong medan magnet yang
berubah-ubah akan terinduksi suatu tegangan listrik padanya. Kini rancangan semua mesin
listrik adalah didasarkan pada bukti nyata tersebut.

Kemudahan membangkitkan listrik secara induksi memunculkan perkembangan pembuatan


dynamo dan pada tahun 1882 tersedia pasok listrik untuk publik di London. Pasokan ini
diperoleh dari generator DC yang digerakkan dengan mesin bolak balik (reciprocating) yang
di catu dengan uap dari boiler pembakaran manual. Permintaan tenaga listrik tumbuh
berkembang dan pembangkit kecil muncul di seluruh negeri. Hal ini memberikan keinginan
untuk bergabung agar menjadi ekonomis.

Pada tahun 1878 generator pertama dibuat oleh Gramme, tetapi tidak menghasilkan listrik
sampai tahun 1888 ketika Nikola Tesla memperkenalkan sistem banyak fasa (poly phase)
medan berputar. Pada tahun 1882 Sir Charles Parson mengembangkan Turbin generator
AC pertama dan pada 1901 dibuat generator 3 fasa 1500 kW untuk pusat pembangkit
Neptune di Tyne Inggris.

Inilah mesin awal dengan kumparan yang berputar didalam medan magnet, tetapi
ternyata bahwa semakin besar output yang diinginkan akan lebih mudah mengalirkan arus
listrik pada medan magnet berputar didalam kumparan yang diam atau stator. Rancangan
mesin secara bertahap berkembang sehingga pada 1922, generator 20 MW yang berputar
pada 3000 rpm beroperasi.

Sementara itu karena tuntutan permintaan kebutuhan rancangan unit pembangkit juga
berkembang dan kapasitasnyapun meningkat sehingga dibentuk organisasi untuk
mengoperasikan sistem transmisi interkoneksi yang disebut pusat penyaluran dan pengatur
beban.

PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena
efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga menghasilkan energi listrik
yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam
bahan bakar menjadi energi listrik.

1.2. Konversi Energi

Untuk menggerakkan suatu mesin dibutuhkan energi. Kata energi hampir setiap hari
terdengar diantara kita, tetapi kadangkala tidak mengerti apa arti kata tersebut. Energi
adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Seseorang dikatakan berenergi jika ia mampu
melakukan gerak fisik tertentu. Darimana ia memperoleh energinya ? Tentu saja energi
diperoleh dari makanan yang ia makan atau suatu aksi kimia. Energi yang diperoleh dari
makanan yang kita makan sesungguhnya berasal dari matahari. Pada kenyataanya semua
energi yang kita gunakan dimuka bumi ini berasal dari matahari. Batubara yang kita bakar,
bensin yang kita gunakan untuk kendaraan, angin yang berhembus melintasi negara, hujan
yang turun membasahi bumi semua melepaskan energi.

BPS/TtB/Sdr 1 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________
Energi dapat disimpan dalam berbagai bentuk, tetapi untuk dapat dimanfaatkan oleh kita
energi harus diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Ketika membuat segelas teh, maka
kita merebus air dengan cara menyalakan kompor. Proses yang terjadi adalah merubah
energi kimia bahan bakar menjadi energi panas untuk memanaskan (diberikan) pada air
hingga mendidih. Apabila kemudian air panas dibiarkan mendingin, maka energi panas ini
diserahkan ke udara sekitarnya.

Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk menjadi bentuk lain.

Pusat pembangkit listrik adalah salah satu contoh bagaimana proses konversi energi itu
terjadi. Pada dasarnya semua pembangkit mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya.
Batubara atau minyak yang dibakar terjadi dari tumbuhan, tanaman atau organisme yang
membusuk. Tanaman pada dasarnya tumbuh pada bumi dan menyimpan energi yang
diperoleh dari matahari. Dengan berlalunya waktu dimana tanaman ini tertimbun tetapi tetap
menyimpan energinya .

Ketika batubara dibakar energi panas dilepas dan diberikan ke air didalam boiler. Air
berubah menjadi uap superheat yang bertekanan dan uap ini dialirkan ke turbin.
Energi panas didalam uap dilepas ketika uap mengalir melalui turbin. Energi panas diubah
menjadi energi mekanik ketika uap mengalir mendorong turbin sehingga poros berputar.

Gambar 1. konversi energi di PLTU

Energi mekanik yang diberikan oleh uap uap ke turbin akan menyebabkan rotor generator
berputar. Rotor generator adalah magnet yang besar berputar didalam kumparan sehingga
menghasilkan energi listrik.

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :

BPS/TtB/Sdr 2 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________
Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap
bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Bahan bakar
Bahan bakar adalah material yang digunakan untuk memproduksi panas dengan proses
pembakaran. Dua elemen yang membentuk kumpulan semua bahan bakar (kecuali nuklir)
adalah Carbon (C) dan Hydrogen (H). Ketika carbon dan hydrogen dipanaskan dengan
oksigen yang cukup ia akan terbakar dan menyala sehingga menghasilkan panas.

Ini mungkin bukan sesuatu yang mengejutkan bahwa biaya bahan bakar suatu unit
pembangkit sekitar 80% dari biaya operasi, sehingga adalah sangat penting untuk
melakukan pembakaran seefisien mungkin, yaitu proses pembakaran bahan bakar yang
menghasilkan panas maksimum.

Bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit listrik dapat dibagi menurut wujutnya, yaitu
:
- Padat
- Cair
- Gas
- Nuklir

BPS/TtB/Sdr 3 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

1.3. Keuntungan dan Kerugian

Dibanding jenis pembangkit lainnya PLTU memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan


tersebut antara lain :

Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair, gas).
Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
Kontinyuitas operasinya tinggi
Usia pakai (life time) relatif lama

Namun PLTU mempunyai bebrapa kelemahan yang harus dipertimbangkan dalam memilih
jenis pembangkit termal. Kelemahan itu adalah :

Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar


Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar
Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu
Investasi awalnya mahal

2. Prinsip Kerja PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus
tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya
secara singkat adalah sebagai berikut :

Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar
dengan udara sehingga berubah menjadi uap.

Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik
sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan.

Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin agar
berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi
sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-
ulang. Gambar 3 menunjukkan diagram sederhana PLTU dengan komponen utama dan
siklus kerja sistem-sistemnya.

Putaran turbin digunakan untuk memutar generator yang dikopel langsung dengan turbin
sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.

Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air dalam siklus
akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh kebocoran kebocoran
baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk mengganti air yang hilang, maka
perlu adanya penambahan air kedalam siklus. Kriteria air penambah (make up water) ini
harus sama dengan air yang ada dalam siklus.

BPS/TtB/Sdr 4 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 3, Siklus fluida kerja (air uap) PLTU

3. Siklus Rankine

Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan
diagram T s (temperatur entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal.
Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut :

a - b : air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah kompresi
isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
b - c : air bertekanan ini dinaikkan suhunya hingga mencapai titik didih.
c - d : air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isotermis, terjadi di boiler.
d - e ; uap dipanaskan lebih lanjut hingga mencapai suhu kerjanya. Langkah
ini terjadi di boiler dengan proses isobar.
e - f : uap melakukan kerja sehingga tekanan dan suhunya turun. Langkah
ini adalah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
f a ; pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air
kondensat. Langkah ini adalah isobar isotermis, dan terjadi didalam
kondensor.

BPS/TtB/Sdr 5 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 4, Diagram T s siklus PLTU (rankine)

BPS/TtB/Sdr 6 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________
4. JENIS PLTU

PLTU dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan kesamaan dalam
sistem atau peralatannya. Pengelompokkan kesamaan atau peralatan pada PLTU
terutama pada komponen boiler dan turbinnya adalah sebagai berikut dibawah ini.

4.1. PLTU Batubara


Ditinjau dari bahan bakar yang digunakan, maka PLTU dapat dibedakan menjadi :
- PLTU Batubara
- PLTU Minyak
- PLTU gas
- PLTU nuklir atau PLTN

Jenis PLTU batubara masih dapat dibedakan berdasarkan proses pembakarannya,


yaitu PLTU dengan pembakaran batubara bubuk (PF boiler) dan PLTU dengan
pembakaran batubara curah (chain grate boiler).

Perbedaan antara PLTU Batubara dengan PLTU minyak atau gas adalah pada
peralatan dan sistem penanganan dan pembakaran bahan bakar serta limbah
abunya. PLTU batubara mempunyai peralatan bantu yang lebih banyak dan lebih
komplek dibanding PLTU minyak atau gas. PLTU gas merupakan PLTU yang paling
sederhana peralatan bantunya.

Gambar 5, PLTU dengan (boiler) bahan bakar batubara

BPS/TtB/Sdr 7 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 6, PLTU dengan (boiler) bahan bakar minyak

4.2. PLTU dengan Balanced Draft Boiler


Ditinjau dari tekanan ruang bakar boilernya, PLTU dapat dibedakan menjadi :
- PLTU dengan pressurised boiler
- PLTU dengan balanced draft boiler
- PLTU dengan vacuum boiler

Sistem pengaturan tekanan ruang bakar (furnace pressure) biasa disebut draft
atau tekanan statik didalam ruang bakar dimana proses pembakaran bahan bakar
berlangsung. PLTU dengan pressurised boiler (tekanan ruang bakar positif)
digunakan untuk pembakaran bahan bakar minyak atau gas. Tekanan dalam ruang
bakar yang positif diakibatkan oleh hembusan udara dari kipas tekan paksa (forced
draft fan, FDF).
Gas buang keluar dari ruang bakar ke atmosfir karena perbedaan tekanan.

BPS/TtB/Sdr 8 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 7, diagram sistem draft pada (boiler) PLTU

PLTU dengan balanced draft boiler (tekanan berimbang) biasa digunakan untuk
pembakaran bahan bakar batubara. Tekanan ruang bakar dibuat sedikit dibawah
tekanan atmosfir, biasanya sekitar 10 mmH2 O. Tekanan ini hasil dari pengaturan
dua buah kipas, yaitu kipas hisap paksa (induced draft fan, IDF) dan FDF. IDF
berfungsi untuk menghisap gas dari ruang bakar dan membuang ke atmosfir melalui
cerobong.

Sedangkan PLTU dengan vacum boiler tidak dikembangkan lagi sehingga saat ini
tidak ada lagi yang menerapkan PLTU dengan boiler bertekanan negatif.

4.3. PLTU dengan Natural Circulation Boiler


Ditinjau dari sirkulasi airnya, maka PLTU dapat dibedakan menjadi :
- PLTU dengan natural circulation boiler
- PLTU dengan forced (assisted) circulation boiler
- PLTU dengan once through boiler

BPS/TtB/Sdr 9 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Penerapan sistem sirkulasi air pada boiler PLTU berhubungan erat dengan tekanan
uap yang dihasilkan. PLTU dengan tekanan uap dibawah 175 bar g umumnya
menerapkan natural circulation (sirkulasi alami). PLTU dengan tekanan uap diatas
175 bar g menerapkan forced (assisted) circulation (sirkulasi paksa) dengan bantuan
pompa. Sedangkan penerapan once through (sekali lewat) dilakukan untuk PLTU
dengan tekanan 221 bar keatas (tekanan kritis). Pada tekanan kritis atau diatasnya air
akan langsung berubah menjadi uap jika temperaturnya tercapai, tanpa melalui
proses mendidih.

Gambar 8, sistem sirkulasi air

4.4. PLTU dengan Superheat Reheat Steam


Ditinjau dari sirkulasi uapnya, maka PLTU dapat dibedakan menjadi :
- PLTU dengan radiant superheat steam
- PLTU dengan radiant superheat reheat steam

Sistem radiant superheat steam (uap superheat) digunakan pada PLTU dengan
kapasitas dibawah 100 MW dan tekanan kerja dibawah 100 bar. PLTU dengan
kapasitas diatas 100 MW dan tekanan diatas 100 bar sudah menerapkan sistem
superheat reheat steam. Pada sistem ini turbin uapnya terdiri dari turbin tekanan
tinggi (HP turbine), turbin tekanan menegah (IP turbine) fan turbin tekanan rendah (LP
turbine).

BPS/TtB/Sdr 10 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Uap superheat dari boiler dialirkan ke turbin HP melakukan kerja dan keluar dari
turbin HP uap dikembalikan ke boiler untuk dipanas ulang di reheater. Dari reheater
boiler, uap reheat dialirkan ke turbin IP dan keluar dari turbin IP dialirkan ke turbin LP.
Pada PLTU dengan kapasitas yang besar turbin LP nya bisa lebih dari satu silinder.

Gambar 9, sistem sirkulasi uap superheat reheat

BPS/TtB/Sdr 11 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

5. Bagian-Bagian PLTU

PLTU adalah mesin pembangkit yang merupakan integrasi dari komponen utama dan
instalasi peralatan penunjang. Komponen utama PLTU terdiri dari empat, yaitu
( i ) Boiler (Ketel uap)
(ii ) Turbin uap
(iii) Kondensor
(iv) Generator

Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan sistem-sistem


dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut.

5.1. Boiler dan Alat Bantu


Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah air
menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang
berada didalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran
dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara
dari luar.

Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang
tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran,
dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa
berisi air disebut dengan water tube boiler (boiler pipa air).

a. Sirkit air
Air sebagai fluida kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi (BFP)
dengan melalui economiser dan ditampung didalam drum boiler.

Economiser adalah pemanas air terakhir sebelum masuk ke drum. Didalam


economiser air menyerap panas gas buang yang keluar dari superheater sebelum
dialirkan ke pemanas lain untuk kemudian dibuang ke atmosfir melalui cerobong.

Air dari drum turun melalui down comer ke header bawah. Dari header bawah air
didistribusikan ke pipa-pipa pemanas (riser). Didalam riser air mengalami
pemanasan sehingga mendidih dan naik ke drum kembali.

Peralatan yang dilalui dalam sirkit air adalah drum boiler, down comer, header
bawah (bottom header), dan riser.

Perpindahan panas dari api/gas ke air didalam pipa-pipa boiler terjadi secara
radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur naik hingga
mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami dari drum ke header bawah dan
naik kembali ke drum. Adanya sirkulasi ini sangat diperlukan agar terjadi
pendinginan terhadap pipa-pipa pemanas dan mempercepat proses perpindahan
panas. Kecepatan sirkulasi akan berpengaruh terhadap produksi uap dan
kenaikan tekanan serta temperaturnya.

BPS/TtB/Sdr 12 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 10, sirkit air boiler

Gambar 11, pipa-pipa ekonomiser (economiser bank)

BPS/TtB/Sdr 13 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 12.
Dinding ruang bakar

Gambar 13. Ruang bakar boiler

BPS/TtB/Sdr 14 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Drum boiler berfungsi untuk menampung dan mengontrol kebutuhan air di boiler.
Fungsi lain yang tidak kalah pentingnya adalah memisahkan uap dan air. Untuk
mengontrol kebutuhan air boiler, maka level air di drum harus dijaga konstan pada
level normalnya. Level ini dapat dilihat di kontrol room maupun di lokal. Kualitas air
di boiler juga harus dipantau dengan mengambil sampelnya dari air didrum.

Gambar 14. irisan drum boiler

b. Sirkit Uap

Aliran uap dalam boiler, uap dari drum boiler dalam kondisi jenuh dialirkan ke
superheater I (primary SH) dan ke superheater II (secondary SH) kemudian ke outlet
header untuk selanjutnya disalurkan ke turbin. Apabila suhu uap melebihi batas
suhu kerjanya, maka de superheater kerja menyemprotkan air untuk mengontrol
suhu sehingga sesuai harga yang diinginkan

Superheater berfungsi untuk memanaskan uap agar kandungan energi panas dan
kekeringan nya bertambah sehingga menjadi uap superheat (uap panas lanjut).
Pemanasan dilakukan dalam dua atau tiga tahap. Sebagai pemanasnya adalah gas
hasil pembakaran bahan bakar.

BPS/TtB/Sdr 15 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 15. sirkit uap

Pada PLTU dengan kapasitas > 100 MW dengan turbin multi cylinder, maka uap
dari HP turbin dialirkan kembali ke boiler, yaitu ke reheater. Konfigurasi reheater
sama dengan superheater.

Reheater berfungsi untuk memanaskan uap dari HP turbin agar kandungan energi
panasnya meningkat lagi setelah memutar turbin. Uap ini selanjutnya dialirkan
kembali ke turbin (IP turbin). Pemanasan dilakukan dengan gas buang keluar
superheater.

c. Sistem Udara dan Gas

Sirkit udara
Udara berfungsi untuk proses pembakaran bahan bakar sehingga disebut udara
pembakaran. Udara atmosfir dihisap oleh FD fan dan dialirkan ke air heater. Udara
panas dari air heater kemudian masuk kedalam windbox dan selanjutnya
didistribusikan ke tiap-tiap burner untuk proses pembakaran.

Peralatan yang berada dalam sirkit udara adalah Forced draft fan (FDF) berfungsi
sebagai pemasok udara pembakaran, dimana udara ini diambil dari atmosfir.

BPS/TtB/Sdr 16 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 16. sirkit udara dan gas

Gambar 17. sirkit udara

BPS/TtB/Sdr 17 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 18, Fan dan damper

Air heater berfungsi untu memanaskan udara pembakaran dengan menggunakan


gas buang. Wind box berfungsi untuk mendistribusikan udara pembakaran ke
masing-masing burner agar terjadi proses pembakaran yang sempurna.

Sirkit gas
Gas panas hasil pembakaran atau disebut gas buang (flue gas) dari ruang bakar
dialirkan ke pipa-pipa superheater I dan II, pipa-pipa reheater I dan II, ke
economiser, dan ke air heater. Dari air heater gas masuk ke alat penangkap abu
(EP). Keluar dari EP gas dihisap oleh ID fan dan dibuang ke atmosfir melalui
cerobong.

Peralatan yag dilewati sistem gas buang meliputi Air heater berfungsi sebagai
pemanas udara pembakaran dengan memanfaatkan panas gas buang.
Electrostatic Precipitator (EP) berfungsi untuk menangkap abu dalam gas sebelum
dibuang ke atmosfir.
Induced draft fan (IDF) berfungsi untuk menghisap gas dan membuang ke atmosfir
melalui cerobong. IDF juga berfungsi mengontrol tekanan ruang bakar agar selalu
sedikit vakum.

BPS/TtB/Sdr 18 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 19. sirkit gas

Gambar 20. air heater

BPS/TtB/Sdr 19 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________
d. Sistem Bahan Bakar Minyak

Bahan bakar minyak yang digunakan terdiri dari


Minyak HSD (solar)
Minyak MFO (residu)
Fungsi minyak HSD pada PLTU batubara maupun PLTU minyak adalah sebagai
bahan bakar penyala awal dan pembakaran awal. Sedangkan fungsi minyak MFO
pada PLTU minyak adalah sebagai bahan bakar utama.

Minyak HSD
Persediaan minyak HSD ditampung dalam tangki atau bunker.
Untuk menyalurkan minyak HSD ke alat penyala (ignitor) digunakan pompa dengan
melalui filter, katup penutup cepat, katup pengatur dan flow meter.
Untuk kesempurnaan proses pembakaran, maka HSD yang disemprotkan ke ruang
bakar diatomisasi (dikabutkan) dengan menggunakan uap atau udara. Pengaturan
pembakaran atau panas yang masuk boiler dapat dilakukan dengan mengatur aliran
HSD atau menambah/ mengurangi ignitor yang operasi.

Minyak MFO
Persediaan minyak MFO di PLTU ditampung dalam tangki persediaan (storage tank),
sedangkan untuk penggunaan sehari-hari dilayani dengan tangki harian (day tank).
Untuk mengalirkan MFO dari day tank ke burner (pembakar) digunakan pompa
dengan melalui filter, katup penutup cepat, pemanas (oil heater), katup pengatur dan
flow met.

Gambar 21. Sistem pemindah BBM dari storage ke day tank (atas), burner minyak dengan
atomisai uap (bawah)

BPS/TtB/Sdr 20 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 22. sirkit BBM dari day tank hingga burner

Minyak MFO
Persediaan minyak MFO di PLTU ditampung dalam tangki persediaan (storage tank),
sedangkan untuk penggunaan sehari-hari dilayani dengan tangki harian (day tank).
Untuk mengalirkan MFO dari day tank ke burner (pembakar) digunakan pompa
dengan melalui filter, katup penutup cepat, pemanas (oil heater), katup pengatur dan
flow meter.

e. Sistem Bahan Bakar Batubara

Bahan bakar batubara pada PLTU batubara adalah sebagai bahan bakar utama.
Persediaan batubara ditampung dilapangan terbuka (coal stock area) dan untuk
melayani kebutuhan pembakaran di boiler, batubara ditampung pada bunker (silo) di
tiap boiler.
Pemasokan batubara dari bunker ke burner ruang bakar dilakukan melalui coal
feeder, mill pulveriser, dan coal pipe.
Pengaturan dan pencatatan jumlah aliran batubara dilakukan dengan coal feeder.
Mill pulveriser berfungsi untuk menggerus batubara sehingga menjadi bubuk. Sedang
untuk membawa bubuk batubara ke burner, dihembuskan udara primer ke mill. Udara
primer dihasilkan oleh primary air fan (PAF) dan dipanaskan pada pemanas udara
primer sehingga cukup untuk mengringkan bubuk batubara.

BPS/TtB/Sdr 21 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 23. sistem bahan bakar batubara

Gambar 24. Mill pulveriser

BPS/TtB/Sdr 22 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 25. burner batubara bubuk (pf)

5.2. Turbin Uap dan Alat Bantu

Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi gerakan memutar (putaran). Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi
mengalir melalui nosel sehingga kecepatannya naik dan mengarah dengan tepat
untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros. Akibatnya poros
turbin bergerak menghasilkan putaran (energi mekanik).

Uap yang telah melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur turun hingga
kondisinya menjadi uap basah. Uap ini kemudian dialirkan ke kondensor untuk
didinginkan, sedangkan tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar
generator.

BPS/TtB/Sdr 23 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 25, prinsip kerja turbin uap

A. Bagian-Bagian Turbin Uap

Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu Stator dan rotor
ditambah komponen lain yang menjadi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan
sistem bantu lainnya.

> Stator

Stator turbin terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu diam (fixed blade).
Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam yang pendek dipasang
diapragma.

BPS/TtB/Sdr 24 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 27, Sudu tetap terpasang pada diapragma.

> Rotor

Rotor adalah bagian yang berutar terdiri dari poros dan sudu-sudu gerak yang
terpasang mengelilingi rotor. Jumlah baris sudu gerak pada rotor sama dengan
jumlah baris sudu diam pada casing. Pasangan antara sudu diam dan sudu gerak
disebut tingkat (stage). Sudu gerak berfungsi untuk merubah energi kinetik uap
menjadi energi mekanik.

Gambar 28, rotor turbin

BPS/TtB/Sdr 25 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________
> Bantalan ( Bearing )

Bantalan berfungsi sebagai penyangga rotor sehingga membuat rotor dapat


stabil/lurus pada posisinya didalam casing dan rotor dapat berputar dengan aman
dan bebas. Adanya bantalan yang menyangga turbin selain bermanfaat untuk
menjaga rotor turbin tetap pada posisinya juga menimbulkan kerugian mekanik
karena gesekan.

Sebagai bagian yang berputar, rotor memiliki kecenderungan untuk bergerak baik
dalam arah radial maupun dalam arah aksial.Karena itu rotor harus ditumpu secara
baik agar tidak terjadi pergeseran radial maupun aksial yang berlebihan. Komponen
yang dipakai untuk keperluan ini disebut bantalan (bearing).

Turbin uap umumnya dilengkapi oleh bantalan jurnal (journal bearing) dan bantalan
aksial (Thrust bearing) untuk menyangga rotor maupun untuk membatasi
pergeseran rotor.

Gambar 30, bantalan jurnal

Diantara kedua collar ini dipasang thrust plate yang dilapis babbit dan di sangga
oleh bantalan aksial itu sendiri. Dudukan bantalan didalam rumah penyangga dan
dipasang pada penyangga turbin. Tapered land berhubungan dengan pad lapisan
babbit yang akan menyerap gaya aksial. Pad (dudukan) ini berbentuk tapered
dalam arah melingkar dan radial. Thrust wear (keausan) pada bantalan ini dibatasi
oleh thrust wear detector.

BPS/TtB/Sdr 26 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

> Katup utama


Katup utama turbin terdiri dari main stop valve (MSV) dan governor valve (GV).
Pada turbin dengan kapasitas > 100 MW dilengkapi dengan katup uap reheat, yaitu
reheat stop valve (RSV) dan interceptor valve (ICV).

Main Sop Valve (MSV)


Katup ini berfungsi sebagai katup penutup cepat jika turbin trip atau katup
pengisolasi turbin terhadap uap masuk. MSV bekerja dalam dua posisi, yaitu
menutup penuh atau membuka penuh. Pada saat turbin beroperasi MSV membuka
penuh. Sebagai penggerak untuk membuka MSV digunakan tekanan minyak hidroli.
Sedangkan untuk menutupnya adalah dengan kekuatan pegas.

Governor Valve
Turbin harus dapat beroperasi dengan putaran yang konstan pada beban yang
berubah ubah. Untuk membuat agar putaran turbin selalu tetap digunakan governor
valve yang bertugas mengatur aliran uap masuk turbin sesuai dengan bebannya.
Sistem governor valve yang digunakan umumnya adalah mechanic hydraulic (MH)
atau electro hydraulic (EH).

> Sistem Bantu Turbin Uap

a. Sistem Pelumasan

Pelumasan bantalan sangatlah penting sehingga turbin tidak boleh diputar tanpa
adanya pelumasan. Parameter utama dari sistem pelumasan adalah tekanan.
Untuk menjamin tekanan minyak pelumas yang konstan disediakan beberapa
pompa minyak pelumas
- Main oil pump (MOP)
- Auxiliary oil pump (AOP).
- Emergency oil pump (EOP)

Main oil pump adalah pompa pelumas utama yang digerakan oleh poros turbin
sehingga baru berfungsi ketika putaran turbin telah mencapai lebih besar 95 %.

Auxiliary oil pump adalah pompa yang digerakkan dengan motor listrik AC. Pompa
ini berfungsi pada start up dan shut down turbin serta sebagai back bila tekanan
minyak pelumas dari MOP turun.

Emergency oil pump adalah pompa yang digerakkan dengan motor listrik DC dan
digunakan sebagai cadangan atau darurat ketika pasok listrik AC hilang.

BPS/TtB/Sdr 27 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 33, sistem pelumasan

b. Turning Gear
Rotor turbin yang berat dan panjang apabila dibiarkan dalam keadaan diam dalam
waktu yang lama dapat melendut. Pelendutan menjadi lebih nyata apabila dari
kondisi operasi yang panas langsung berhenti.

Hal ini akhirnya dapat menyebabkan terjadinya persinggungan mekanis antara


bagian yang bergerak dengan bagian yang diam. Apabila turbin dicoba diputar
dalam kondisi ini, akan mengakibatkan kerusakan mekanis.

Bengkokan yang disebabkan oleh temperatur yang tidak merata tersebut dapat
dihindari bila porosnya dijaga tetap berputar meski secara perlahan-lahan selama
pendinginan. Untuk mencegah terjadinya pelendutan, maka rotor harus diputar
perlahan secara kontinyu atau berkala.

BPS/TtB/Sdr 28 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 34, turning gear

6. Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses perubahan nya
dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa
(tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin mengalir
didalam pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface (permukaan).
Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor sangat besar sehinga dalam perencanaan
biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil dari sumber yang cukup
persediannya, yaitu dari danau, sungai atau laut.

Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin sehingga memudahkan aliran uap
keluar turbin untuk masuk kondensor karena grafitasi.

Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-pipa dan
perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap menjadi air
terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada
kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar,
maka temperatur air kondensat nya maksimum mendekati temperatur udara luar.
Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan
dan temperatur.

6.1. Konstruksi Kondensor


Aliran air pendingin satu lintasan (single pass atau dua lintasan (double pass).
Untuk mengeluarkan udara yang terjebak pada water box (sisi air pendingin),
dipasang venting pump atau priming pump.

Udara dan noncondensable gas pada sisi uap dikeluarkan dari kondensor dengan
ejector atau pompa vakum.

BPS/TtB/Sdr 29 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Gambar 36, diagram kondensor lintasan tunggal

Gambar 37, konstruksi kondensor

BPS/TtB/Sdr 30 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

6.2. Unit Pembuang Udara dan Gas

Adanya sejumlah gas dan udara yang tidak terkondensasi akan mengurangi laju
perpindahan panas. Terhambatnya laju perpindahan panas dikarenakan gas dan
udara ini akan menyelimuti permukaan pipa air pendingin, sehingga panas yang
akan dilepaskan oleh uap bekas turbin berkurang. Pengurangan laju perpindahan
panas antara uap bekas dan air pendingin akan menyebabkan penurunan tekanan
(vakum ) didalam kondensor yang berarti mengurangi kemampuan unjuk kerjanya.

Peralatan penghisap udara/gas kondensor harus mampu memenuhi dua keadaan, yaitu
pembuang udara/gas selama opeasi normal dan membuat vakum kondensor pada saat
start. Pada saat menaikkan vakum peralatan penghisap udara harus mampu mengeluarkan
secara cepat sejumlah besar udara/gas.

Peralatan penghisap udara/gas dari kondensor dapat menggunakan ejektor uap atau
menggunakan pompa vakum (vacuum pump). Pada kondisi turbin telah beroperasi main
ejector tetap dioperasikan untuk membuang udara dan gas-gas yang tidak terkondensasi
dari dalam kondensor. Udara/gas dibuang ke atmosfir sedangkan uap untuk ejector
dikondensasi didalam kondensor ejector. Hasil air kondensatnya dialirkan ke kondensor
utama.

Gambar 38. Ejektor uap sebagai pembuang udara dan gas dari kondensor

BPS/TtB/Sdr 31 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________
6.3. SISTEM AIR PENDINGIN

Fungsi utama dari sistem air pendingin utama adalah menyediakan dan memasok
air pendingin yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap bekas dan drain uap
didalam kondensor. Fungsi lainnya adalah memasok air untuk mendinginkan
heat exchanger pada sistem air pendingin bantu (auxiliary cooling water) yang
merupakan siklus pendingin tertutup.

Proses perpindahan panas dari uap ke air terjadi melalui pipa-pipa, uap mengalir diluar
pipa sedangkan air pendingin mengalir didalam. Efektifitas pendinginan dipengaruhi oleh
kebersihan pipa-pipa, aliran air pendingin, dan perbedaan temperatur antara uap dan air
pendingin. Parameter keberhasilan sistem pendinginan adalah tekanan absolut atau
vakum kondensor. Vakum kondensor yang tinggi menunjukkan sistem pendinginan
berlangsung dengan baik. Sebaliknya vakum yang rendah berarti proses perpindahan
panas terhambat.

Gambar 39. sistem air pendingin

BPS/TtB/Sdr 32 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________
Sebagai pendingin dapat menggunakan air tawar atau air laut. Sistem air
pendingin diperlukan secara terus menerus selama turbin uap beroperasi.
Kelangsungan pengoperasian turbin uap sangat dipengaruhi oleh kelangsungan
pasok air pendingin. Apabila aliran air pendingin terganggu atau hilang, maka
operasi turbin uap harus dihentikan, karena turbin uap tidak dapat beroperasi
tanpa aliran air pendingin ke kondensor.

6.5. Sistem Air Pengisi

Air pengisi berfungsi untuk memasok kebutuhan air ke boiler dengan spesifikasi dan
kualitas air sesuai dengan yang ada diboiler. Didalam lintasannya dari tangki hotwell
kondensor hingga masuk boiler (economiser), air ini mengalami pemanasan dan
dijaga kualitasnya agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Pemanasan air pengisi dilakukan melalui pemanas atau feed heater dan kualitas
dijaga dengan injeksi bahan kimia.

Dengan menaikkan temperatur air pengisi masuk boiler akan mengurangi jumlah bahan bakar
yang diperlukan untuk memanaskan air dan memproduksi uap di boiler. Secara teori kita
dapat memanaskan air hingga mendekati temperatur jenuhnya (titik didih), tetapi hal ini akan
menurunkan efisiensi boiler karena temperatur gas buang keluar cerobong menjadi lebih
tinggi.

Gambar 40, diagram sistem air pengisi

BPS/TtB/Sdr 33 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Dalam penerapannya harus dibuat kesepakatan untuk mendapatkan efisensi siklus boiler dan
turbin (rankine) yang terbaik. Jumlah pemanas air (heater) yang digunakan pada suatu unit
pembangkit harus memperhitungkan keuntungan dan kerugian yang dapat diperoleh

Didalam pendingin bantu air kondensat berfungsi sebagai pendingin yang menyerap
panas sedangkan didalam pemanas air kondensat dipanaskan dengan uap ekstraksi
dari turbin.

Proses pemanasan ini menaikkan temperatur air kondensat, sedangkan pompa


kondensat menaikkan tekanan air dari kondisi yang vakum didalam hotwell
kondensor.

> Pemanas air tekanan rendah (LP Feed Heater)

Sesudah air meninggalkan pendingin alat bantu, air pengisi melewati deretan pemanas
dimana temperaturnya dinaikkan dengan uap pengambilan ( bled steam ) dari turbin..
Bagian pertama sistem air pengisi meliputi hotwell sampai kedeaerator dan dikenal
sebagai sistem pemanas air pengisi tekanan rendah.

Deaerator dianggap bagian terpisah walaupun pada kenyataannya termasuk bagaian dari
sistem pemanas air pengisi tekanan rendah. Pemanas air pengisi tekanan rendah dapat
dibedakan menjadi 2 (dua ) jenis yaitu : jenis permukaan atau tube (surface or tube type )
dan jenis kontak langsung ( direct contact type ).

Gambar 41 pemanas tipe surface (tube)

Pemanas tipe permukaan ( surface )


Pemanas air pengisi tekanan rendah jenis permukaan satu aliran, terlihat pada
gambar 13. Water box ( kotak air ) terbagi dua bagian yaitu bagian masuk dan
bagian keluar. Air mengalir dari sisi masuk water box melalui pipa pipa
berbentuk U ke sisi luar water box dan selanjutnya kepemanas berkutnya.
BPS/TtB/Sdr 34 Doc. 02.12/TU/2006
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________

Pemanas tipe permukaan ( surface )


Pemanas air pengisi tekanan rendah jenis permukaan satu aliran, terlihat pada
gambar 13. Water box ( kotak air ) terbagi dua bagian yaitu bagian masuk dan
bagian keluar. Air mengalir dari sisi masuk water box melalui pipa pipa
berbentuk U ke sisi luar water box dan selanjutnya kepemanas berkutnya.

2.2.. Deaerator
Setelah temperatur air dinaikkan didalam pemanas air pengisi tekanan rendah, kemudian
dialirkan ke deaerator. Rancangan deaerator yang banyak dipakai ditunjukkan dalam
gambar 17 dan terdiri dari bejana penyimpan mendatar yang besar dan diatasnya
dipasang satu atau lebih unitunit pembuang udara (deaerator), ini serupa dengan
pemanas kontak langsung.

`
Gambar 42, deaerator

Fungsi deaerator ialah menghilangkan gas dan udara terlarut dalam air dan
memanaskannya. Udara dan gas dapat menyebabkan korosi di dalam pipa-pipa air uap
ketel uap. Gas utama yang dihilangkan ialah oksigen yang konsentrasinya harus dijaga
dibawah 5 ppb ( part per bilion ) pada ketel tekanan tinggi. Gas gas dihilangkan dari air
pengisi dengan 2 cara yakni mendidihkan dan penghamburan ( diffusion ).

BPS/TtB/Sdr 35 Doc. 02.12/TU/2006


PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
SISTEM PLTU
_________________________________________________________________________________
> Sistem Air Pengisi Tekanan Tinggi

Sistem air pengisi tekanan tinggi memindahkan air dari tangki deaerator ke boiler
dengan melalui beberapa pemanas tekanan tinggi (HP heater). Pompa BFP
menghasilkan tekanan yang cukup untuk mengalirkan air pengisi ke boiler sekalipun
boiler sudah bertekanan. Pemanas HP heater mendapat uap ekstraksi dari turbin
sehingga menaikkan temperatur air pengisi hingga mendekati temperatur air didalam
boiler.

> Pompa Air Pengisi

Pompa air pengisi harus mampu ( dinyatakan dengan sertifikat uji ) mengisi ketel pada
penguapan maksimum dengan pembakaran penuh dan ketika katup pengaman superheater
dan drum ketel membuka pada saat terjadi akumulasi tekanan. Tekanan discharge pompa
harus lebih besar dari tekanan ketel, karena adanya rugi rugi dalam sistem aliran air pengisi.
Pada unit dengan laju pemompaan 100 % biasanya diambil pada 5 % diatas MCR penguapan
ketel, atau 5 % lebih besar dari uap yang dibutuhkan turbin yang beroperasi pada MCR.

Kemampuan pompa dapat diperlihatkan dengan karakteristiknya, meliputi head ( tekanan )


discharge pada seluruh daerah kerja output pompa mulai dari tidak berbeban sampai berbeban
penuh.

Gambar 43, sistem air pengisi PLTU 60 MW.

BPS/TtB/Sdr 36 Doc. 02.12/TU/2006

Anda mungkin juga menyukai