Anda di halaman 1dari 17

Permanganometri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganat (KMnO4).

Reaksi[sunting | sunting sumber]


Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan
baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi
dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam
oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logamyang tidak dioksidasi dapat dititrasi
secara tidak langsung dengan permanganometri seperti:
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan
disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara
kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion
logam yang bersangkutan.
(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci, dan
dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi
oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan
KMnO4.

Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan
pentiter KMnO4 pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan
KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi
akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah
rosa.

Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti


H2C2O4[sunting | sunting sumber]
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan
telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ +
2H2O 5MnO2 + 4H+

Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti


H2C2O4[sunting | sunting sumber]
Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan
telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang
kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2

H2O2 H2O + O2

Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang pada
akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
Permanganometri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganat (KMnO4).

Reaksi[sunting | sunting sumber]


Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan
baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi
dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam
oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logamyang tidak dioksidasi dapat dititrasi
secara tidak langsung dengan permanganometri seperti:
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan
disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara
kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion
logam yang bersangkutan.
(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci, dan
dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi
oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan
KMnO4.

Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan
pentiter KMnO4 pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan
KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi
akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah
rosa.

Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti


H2C2O4[sunting | sunting sumber]
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan
telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ +
2H2O 5MnO2 + 4H+

Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti


H2C2O4[sunting | sunting sumber]
Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan
telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang
kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2

H2O2 H2O + O2

Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang pada
akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
https://www.scribd.com/doc/250200895/ppt-Titrasi-permanganometri-cp-pptx

Upload

o triayupermanasari
o
o My Clipboards
o
o My Uploads
o
o Analytics
o
o Account Settings
o
o Support
o
o Logout

Home

Technology

Education

More Topics

My Clipboards

For Uploaders
Permanganometri
4,820 views

Share

Like

Ridwan
, Owner

Follow
3 5 2

Published on May 25, 2014

MAKALAH PRATIKUM KIMIA ANALISIS


Permanganometri

Download or

...
Published in: Education
0 Comments
10 Likes
Statistics

Notes

Post

Be the first to comment


Permanganometri
1. 1. MAKALAH PRATIKUM KIMIA ANALISIS Permanganometri Disusun Oleh : RIDWAN
(18123442A) Kelompok C Teori 2 Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta 2013
2. 2. Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat
(KMnO4). proses titrasi dimana garam kalium permanganat (KMnO4) digunakan sebagai zat standar
karena kalium permanganat (KMnO4) tidak murni, banyak mengandung oksida (MnO dan Mn2O3),
maka zat tersebut bukan merupakan standar primer. Standarisasi dapat dilakukan dengan beberapa
reduktor, seperti : As2O3, Fe, Na2C2O4, H2C2O4.2H2O, KHC2O4, K4{Fe(CN)6},
Fe(NH4)2(SO4)2. Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4
dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun.
Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam
atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat
dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri seperti: (1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg
(I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam
H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang
akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan. (2) ion-ion
Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan
dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat
tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4. Sumber-
sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan pentiter KMnO4
pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang
terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan
presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa. Pada proses titrasi
permanganometri tidak perlu ditambahkan indikator untuk mengatahui terjadinya titik ekivalen,
karena MnO4 - yang berwarna ungu dapat berfungsi sebagai indikator sendiri ( auto indikator ).
3. 3. Reaksi reduksi ion permanganat (MnO4 - ) tergantung pada suasana larutan. Dalam suasana asam
ion permanganat (MnO4 - ) yang berwarna ungu mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang tidak
berwarna menurut reaksi : MnO4 - + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O Dengan demikian, 1 ekivalen
MnO4 - = 1/5 mol, atau berat ekivalen (BE) = 158/5 = 31,6. Dalam suasana asam ini dapat digunakan
untuk menentukan secara langsung berbagai macam kation maupun anion, antara lain : Kation / anion
Hasil oksidasi Fe2+ , Sn2+ , VO2+ , H2O2 Fe3+ , Sn4+ , VO3 - , O2 Mo3+ , As3+ , Ti3+ , U4+
Mo3+ , As3+ , Ti3+ , U4+ C2O4 2- , NO2 - , SO3 2- CO2, NO3 - , SO4 2- Sedangkan secara tidak
langsung, melalui penambahan reduktor berlebih dapat digunakan untuk menentukan : MnO4 - ,
Cr2O7 2- , Ce4+ , MnO2, Mn3O4, PbO2, Pb2O3, dan Pb3O4. Dalam suasana netral dan basa, MnO4
- mengalami reduksi menjadi endapan MnO2 yang berwarna hitam, menurut reaksi : MnO4 - + 2H2O
+ 3e- MnO2 + 4OH- Dalam reaksi tersebut, 1 ekivalen MnO4 - = 1/3 mol, atau berat ekivalen (BE)
= 158/3 = 52,7. Zat-zat yang dapat ditentukan secara permanganometri dalam suasana netral dan basa
ini antara lain garam-garam Mn(II), asam format, dan garam format.
4. 4. Permanganat adalah oksidator, dalam titrasi bereaksi dengan cepat, namun beberapa pereaksi
membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi, seperti pada
proses penetapan kadar asam oksalat. Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir
dari titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 . Hal yang perlu
dilakukan untuk menghilangkan endapan tersebut adalah pemanasan yang berguna untuk
menghancurkan substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas yang
disinter untuk menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi dan jika disimpan
dalam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan.
Standarisasi Larutan KmnO4 Larutan KMnO4 dapat distandarisasi dengan larutan standar denhgan
larutan standar H2C2O4 atau Na2C2O4 dengan mereaksikan 10 mL H2C2O4 0,05M dengan 0 mL
larutan H2SO4 1M ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya dipanaskan dengan kompor listrik dalam ruang
asam hingga suhu 700C warna dari H2SO4dan H2C2O4 mula-mula tidak berwarna kemudian dititrasi
dengan KMnO4tetes demi tetes. Pemanasan dilakukan karena reaksi dengan permanganatt lambat
pada suhu kamar. Oleh karena itu dipanaskan hingga suhu 700C. Setelah itu suhu dipertinggi rekasi
memulai lambat tetapi kecepatan meningkat setelah Mn2+ terbentuk. Mn2+ bertindak sebagai katalis
dihasilkan oleh reaksinya sendiri. Setelah dilakukan pemanasan larutan tersebut dititrasi dengan
KMnO4 hingga diperoleh warna merah muda permanen. Setelah itu menghitung jumlah KMnO4 yang
digunakan dan mengulangi percobaan 2x. Dan pada percobaan I diperoleh volume sebesar 10 mL dan
berwarna coklat kemerahan. Disini bisa timbul warna coklat kemerahan karena sebelum dititasi
dengan KMnO4 larutan H2C2O4 + H2SO4 harus didinginkan setelah dipanaskan.Berbeda dengan
percobaan I, percobaan II diperoleh volume sebesar 8,3mL dan warna yang ditimbulkan adalah merah
muda yang konstan (karena sudah didiamkan terlebih dahulu). Larutan standarisasiyang digunakan
asam oksalat CH2C2O4 0,05M yang oleh KMnO4 akan dioksidasi menjadi CO2 menurut reaksi
sebagai berikut: 2MnO4 - (aq) + 6H+ (aq)+5H2C2O4(aq) 2Mn2+ (aq)+8H2O(l)+10CO2(g)
5. 5. Dalam percobaan ini, sebagai pengasam digunakan larutan H2SO4 encer dan bukan larutan yang
lain, misalnya HCl encer yang tidak boleh digunakan sebab fdapat dioksisdasi oleh KmnO4menjadi
Cl2 sebagai berikut: MnO4 - (aq) + 16H+ (aq)+10Cl- (aq) Mn2+ (aq) + 5Cl2(g) + H2O(l) Dalam titasi
permanganometri, tidak dibutuhkan indikator karena perubahan warna dari tidak berwarna menjadi
merah muda menunjukan titik akhir suatu titrasi warna yang diperoleh pun harus sudah dalam keadaan
tetap, artinya saat melakukan pengadukan, warna merah muda yang muncul tidak hilang, hal ini
menunjukan titik kestabilan. Dalam hal ini terjadi reaksi oksidasi dan reduksi: Oksidasi : H2C2O4
CO2 + 2H+ +2e- Reduksi : MnO4 - + 8 H+ Mn2+ + 4 H2O Dan dalam percobaan standarisasi larutan
KMnO4diperoleh molaritasnya sebesar 0,021M. Pembakuan Larutan Kalium Permanganat Titrasi
permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasana asam sulfat encer
dengan menggunakan kalium permanganat sebagai titran. Dalam suasana penetapan basa atau asam
lemah akan terbentuk endapan coklat MnO2 yang menggangu. MnO4 - + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O
(dalam sulfat encer) MnO4 - + 4H+ + 3e MnO2 + 2H2O (dalam asam lemah) MnO4 - + 2H2O + 3e
MnO2 + 4OH- (dalam basa lemah) Kalium permanganat merupakan zat pengoksidasi yang sangat
kuat. Pereaksi ini dapat dipakai tanpa penambahan indikator, karena mampu bertindak sebagai
indikator. Oleh karena itu pada larutan ini tidak ditambahkan indikator apapun dan langsung dititrasi
dengan larutan Natrium oksalat merupakan standar yang baik untuk standarisasi permangnat dalam
suasana asam. Larutan ini mudah diperoleh dengan derajat kemurnian yang tinggi. Reaksi ini berjalan
lambat pada temperatur kamar dan biasanya diperlukan pemanasan hingga 60C. Bahkan bila pada
temperatur yang lebih tinggi reaksi akan berjalan makin lambat dan bertambah cepat setelah
terbentuknya ion mangan (II).
6. 6. Pada penambahan tetesan titrasi selanjutnya warna merah hilang semakin cepat karena ion mangan
(II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis, katalis untuk mempercepat reaksi. Dari hasil perhitungan
maka didapatkan nilai normalitas dari KMnO4 adalah sebesar 0,7164 N. Pada standarisasi larutan
KMnO4 dengan menggunakan larutan standar Na2S2O4 berlangsung reaksi sebagai berikut: 2Na+ +
C2O4 - + 2H+ H2C2O4 + 2Na+ 2MnO4 + 5H2C2O4 + 6H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O Kelebihan dan
Kekurangan Permanganometri 1. kelebihan mudah dilakukan dan efektif tidak memerlukan
indicator Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak
memerlukan indicator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai indicator, yaitu
ion MnO4 - berwarna ungu, setelah diredukdsi menjadi ion Mn-tidak berwarna, dan disebut juga
sebagai autoindikator. 2. Kekurangan larutan kalium permanganat jika terkena cahaya atau dititrasi
cukup lama maka mudah terurai menjadi MnO2 , sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh
pembentukan presipitat coklat. Oleh karena itu penggunaan buret yang berwarna gelap itu lebih baik.
Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang
terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung
menyebabkan reaksi antara MnO4 - dengan Mn2+ . Dengan reaksi : MnO4 - + 3Mn2+ + 2H2O
5MnO2 + 4H+ Oleh karena itu pula, penambahan pentiter pada proses titrasi harus sedikit demi
sedikit, agar kesalahan dalam menentukan titik akhir titrasi dapat dihindari.
7. 7. Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan pentiter
KMnO4 pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada
buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh
pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa. Penambahan
KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada
larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan
reaksi antara MnO4 - dengan Mn2+ . MnO4 - + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+ Penambahan
KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat
pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi
kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4 + O2
H2O2 + 2CO2 H2O2 H2O + O2 Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4
yang diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang
dilaksanakan. Manfaat Titrasi Permanganometri Untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan
oksidasinya masih dapat dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam
pengolahan air, dimana secara permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat
oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya.
Recommended

Excel 2013 Essential Training

Gamification of Learning

The Neuroscience of Learning


Hemogram dan Sediaan Apus

Ridwan

Laporan Praktikum Permanganometri


Ridha Faturachmi

5. permanganometri
gun07

permanganometri
Happinessa Brilliant

Iodometri dan iodimetri

Stikes BTH Tasikmalaya

Ebook kimia analisis


priskalengkong

Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES


Semarang State University

English
Espaol
Portugus
Franais
Deutsch
About

Dev & API

Blog

Terms

Privacy

Copyright

Support




LinkedIn Corporation 2016

Anda mungkin juga menyukai