LK.01. Karakteristik Pelaksanaan Kurikulum yang di Indonesia.
Kurikulum 2004 Kurikulum 2006
Kurikulum 2013 (KBK) (KTSP) Peraturan Keputusan Direktur Permendiknas No 22 Permendibud No. Menteri yang Jendral pendidikan Tahun 2006 tentang 81 A tentang Mendasari Dasar Menengah Standar Isi untuk Implementasi Nomor Satuan Pendidikan Kurikulum 399a/C.C2/Kep/DS2 Dasar dan Menengah Permendikbud No 004 Permendiknas No. 57 Tentang Keputusan Direktur 23 Tahun 2006 Kurikulum SD Jendral pendidikan tentang Standar Permendikbud No Dasar Menengah Kompetensi Lulusan 103 Tahun 2014 Nomor untuk Satuan tentang 155a/C.C3/Kep/DS2 Pendidikan Dasar Pembelajaran 004 dan Menengah Pendidikan Dasar Keputusan Direktur Permendiknas No. dan Menengah Menengah Umum 24 Tahun 2006 Permendikbud No No.1247a/C4/MN/2 tentang 104 Tahun 2014 003 tahun 2003 pemberlakuan KTSP tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada Pendidikan dasar dan menengah Karakteristik Standar Kompetensi Standar Kompetensi Standar Komptensi standar Lulusan diturunkan Lulusan diturunkan Lulusan diturunkan Kelulusan dari Standar Isi. Mapel dari Standar Isi, Mapel dari kebutuhan. SKL 1 menurunkan SKL 1 menurukan SKL yang dimaksud Mapel 1 kemudian Mapel 1, kemudian terdiri atas SKL menjadi SK-KD menjadi SK-KD Sikap, Pengetahuan Mapel 1 sehingga Mapel 1 sehingga dan Keterampilan membentuk SKL membentuk SKL Satuan Pendidikan satuan pendidikan begitu seterusnya begitu seterusnya untuk Mapel 2,3 ... untuk Mapel 2, 3 .. Karakteristik Standar isi Standar isi Standar Isi standar isi dirumuskan dirumuskan diturnkan dari berdasarkan Tujuan berdasarkan Tujuan Standar Mata Pelajaran Mata Pelajaran Kompetensi (Standar Kompetensi (Standar Kompetensi Lulusan melalui Lulusan Mata Lulusan Mata kompetensi Inti pelajaran) yang dirinci pelajaran) yang dirinci yang bebas mata menjadi Standar menjadi Standar pelajaran Kompetensi dan Kompetensi dan Semua mata Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar pelajaran harus Mata Pelajaran Mata Pelajaran berkontribusi Pemisahan antara Pemisahan antara terhadap mata pelajaran mata pelajaran pembentukan Kurikulum 2004 Kurikulum 2006 Kurikulum 2013 (KBK) (KTSP) pembentuk sikap, pembentuk sikap, sikap, pembentuk pembentuk keterampilan dan kterampilan dan kterampilan dan pengetahuan pembentuk pembentuk Mata pelajaran pengetahuan pengetahuan diturunkan dari Kompetensi Kompetensi kompetensi yang diturunkan dari mata diturunkan dari mata ingin dicapai pelajaran pelajaran Semua mata Mata pelajaran lepas Mata pelajaran lepas pelajaran diikat satu dengan yang lain, satu dengan yang lain, oleh Kompetensi seperti sukumpulan seperti sukumpulan Inti (tiap kelas) mata pelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia terpisah terpisah sebagai penghela Bahasa Indonesia Pemisahan kembali mata pelajaran sejajar dengan Mapel PKPS menjadi PKn lain lain (Pendidikan Jumlah mata Adanya Kewarganegaraan) pelajaran dari 10 penggabungan mata dan IPS (Ilmu menjadi 6 pada pelajaran PPKN dan Pengetahuan Sosial) jenjang SD IPS menjadi PKPS Alokasi Waktu jam Penambahan 4 (Pendidikan pelajaran 35 menit jam pelajaran per Kewarganegaraan dan minggu Pengetahuan Sosial) Alokasi waktu 1 jam pelajaran 45 menit Karakteristik Penilaian Berbasis Penilaian Berbasis Penilaian Autentik penilaian Kelas (PBK) yaitu Kelas (PBK) yaitu yaitu pengukuran proses pengumpulan proses pengumpulan yang bermaknasecara informasi hasil belajar dan penggunaan signifikan atas hasil peserta didik yang informasi hasil belajar belajar peserta didik dilakukan oleh peserta didik yang untuk ranah sikap, pendidik untuk dilakukan oleh pengetahuan dan menetapkan tingkat pendidik untuk keterampilan. pencapaian dan menetapkan tingka Penilaian tersebut penguasaan peserta pencapaian dan mampu didik terhadap tujuan penguasaan peserta menggambarkan pendidikan (standar didik terhadap tujuann peningkatan hasil kompetensi, pendidikan (Standar belajar peserta didik, Kompetensi Dasar, Kompetensi, baik dalam rangka dan indikator Kompetensi Dasar dan mengobservasi, pencapaian hasil Indikator pencapaian menanya, mencoba, belajar) hasil belajar) menalar, mengkomunikasikan dan berbasis pada portofolio Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan pembelajaran pembelajaran pembelajaran Saintifik dengan yang berbasisi kompetensi berbasisi 5 M (mengamati, digunakan (terdiri atas SK, KD, Kompetensi (hanya menanya, HB dan indikator terdiri atas SK dan mencoba, Kurikulum 2004 Kurikulum 2006 Kurikulum 2013 (KBK) (KTSP) pencapaian) KD komponen lain menalar/mengaso Pendekatan dikembangkan oleh siasikan dan kontekstual dengan pendidik) mengkomunikasi model CTL Tematik untuk kelas kan) (Contectual I, II dan III Tematik Teaching Learning) PAIKEM integratif untuk (Pembelajaran Aktif, kelas I s.d VI Inovatif, Kreatif dan Pada edisi revisi Menyenangkan) tahun 2016, pendekatan yang digunakan berupa ruang kreatif pendidik dalam memilih dan mengembangkan pendekatan secara variatif sesuai dengan efektivitas pembelajaran Tuntutan Profesionalisme Profesionalisme Profesionalisme terhadap pendidik dituntut pendidik dituntut pendidik dituntut porfesionalism untuk dapat untuk untuk dapat e guru mengembangkan mengembangkan mengembangkan kompetensi peserta pembelajaran dengan pembelajaran secara didik secara merumuskan indikator tematik integratif menyeluruh, baik dala sendiri berdasarkan dengan memadukan aspek kognitif, agektif kebutuhan peserta berbagai muatan dan psikomotor sesuai didik, satuan pelajaran dengan dengan indikator yang pendidikan dan mengacu pada ruang telah ditetapkan lingkungan sekitar kreatif pendidik dalam memilih pendekatan, baik itu saintifik 5M maupun pendekatan lainnya yang relevan dengan kebutuhan. Serta pendidik dituntut untuk melakukan penilaian autentik proses dan hasil belajar secara nyata, valid dan reliabel LK.02. Penerapan Pendidikan Karakter dalam pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013
Apa Kesimpulan anda tentang pengembangan dan pelaksanaan kurikulum ?
Latar belakang diperlukannya pengembangan kurikulum saat ini :
Kurikulum berkontribusi dalam proses peningkatan kualitas potensi peserta didik yang berkarakter, menyesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional dan perkembangan dunia globalisasi. Kurikulum sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik untuk menjadi: - Manusia yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman - Manusia terdidik yang beriman - Warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab Rasional perkembangan zaman yang meliputi : - Pentingnya penerapan Pendidikan karakter. - Tantangan Internal - Tantangan Eksternal - Penyempurnaan Pola Pikir - Penguatan Tata Kelola Kurikulum - Penguatan Materi
Bagaimana peranan penerapan Pendidikan Karakter dalam setiap pelaksanaan
kurikulum? Paparkan pendapat saudara secara komprehensif.
Obyek yang berperan dalam prinsip pengembangan kurikulum :
Daftar mata pelajaran Standar Kompetensi Lulusan. Model kurikulum (yang mengacu pada ranah afektif, kognitif dan psykomotor, serta ketrampilan intelektual) Kompetensi dasar yang mengacu pada sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang dapat dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik Peserta didik ( perbedaan kemampuan dan minat peserta didik, serta peserta didik sebagai sentral dan aktif) Perkembangan zaman Kebutuhan hidup Kepentingan nasional dan daerah Penilaian hasil belajar LK.03. Analisis Pengalaman Belajar Siswa Berkarakter dalam Kurikulum 2013
Setelah mempelajari Pengalaman Belajar Peserta didik di Sekolah Dasar dengan
memanfaatkan buku guru dan buku peserta didik yang anda gunakan coba anda buatkan desain pembelajaran untuk :
a. Menerapkan komponen pendekatan saintifik untuk peserta didik dimana anda
mengajar! misalnya bagaimana menumbuhkan keterampilan untuk menganalisis permasalahan di sekolah dengan penerapan pendidikan karakter.
Kegiatan ilmiah yang dilakukan dalam menerapkan pendekatan Saintifik pada
Pembelajaran Tematik Terpadu meliputi kegiatan: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi /mencoba, mengasosiasi /menalar /mengolah informasi, serta menyajikan / mengkomunikasikan.
b. Menerapkan model pembelajaran yang anda kuasai untuk menunjang
pembelajaran dikelas agar lebih menarik dan bermakna
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif peserta didik. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki peserta didik dan membantu memadukannya secara harmonis konsep- konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan. Belajar bermakna tentunya tidak meninggalakan aspek karakter positif yang haus dimiliki siswa sebagai dampak belajar, maka perlu adanya integrasi yang tepat dalam menerapkan sikap gotong royong, mandiri, integrasi, nasionalis dan mandiri.