Morbili
Morbili
PENDAHULUAN
disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, dapat menular
sejak masa prodormal sampai lebih kurang 4 hari sampai munculnya ruam.
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola
(bahasa Latin), yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama
masern, dalam bahasa Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles
dalam bahasa Inggris. Campak adalah penyakit infeksi yang sangat menular
adalah penyakit infeksi virus akut yang sangat menular yang ditandai dengan 3
stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalensi yang pada
pada anak, sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal (4 hari
sebelum muncul ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam.1,3
1
Campak timbul karena terpapar droplet yang mengandung virus campak. Sejak
kasus sejak awal Januari hingga awal Februari 2015.3 Di Indonesia, kasus
campak masih banyak terjadi dan tercatat peningkatan jumlah kasus yang
(berkisar 400 kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam) pada sebagian
besar anak kurang dari 5 tahun.2 Berdasarkan laporan DirJen PP&PL DepKes RI
tahun 2014, masih banyak kasus campak di Indonesia dengan jumlah kasus yang
dengan 2.104 kasus. Sebagian besar kasus campak adalah anak-anak usia pra-
sekolah dan usia SD. Selama periode 4 tahun, kasus campak lebih banyak terjadi
pada kelompok umur 5-9 tahun (3591 kasus) dan pada kelompok umur 1-4
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MORBILI
droplet.1
2.1.2 Epidemiologi
dunia (berkisar 400 kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam)
besar kasus campak adalah anak-anak usia pra-sekolah dan usia SD.
kelompok umur 5-9 tahun (3591 kasus) dan pada kelompok umur 1-4
3
2.1.3 Infectious Agent
sensitif terhadap temperatur sehingga virus ini menjadi tidak aktif pada
hilang.1,5
maka mudah diinaktivasi oleh cairan yang melarutkan lipid seperti eter
dan kloroform. Selain itu, virus juga dapat diinaktivasi dengan suhu
4
panas (>370C), suhu dingin (<200C), sinar ultraviolet, serta kadar (pH)
ekstrim (pH <5 dan >10).5,7 Virus ini jangka hidupnya pendek (short
kelabu, sebesar ujung jarum timbul pertama kali pada mukosa bukal
b) Stadium erupsi
palatum durum dan palatum mole. Kadang terlihat pula bercak Koplik.
5
muka bengkak. Ruam kemudian akan menyebar ke dada dan abdomen
dan akhirnya mencapai anggota bagian bawah pada hari ketiga dan
2-3 hari.
c) Stadium konvalesensi
ada komplikasi.
melalui sekret hidung atau tenggorokan dari orang yang terinfeksi. Masa
2.1.6 Patofisiologi
6
Multiplikasi virus juga terjadi di tempat awal melekatnya virus. Pada hari
terutama di kulit dan saluran pernapasan. Pada hari ke-11 sampai hari ke-
lainnya, 2-3 hari kemudian virus mulai berkurang. Selama infeksi, virus
a) Host (penjamu)
antara lain:6,7
1. Umur
7
Sebelum imunisasi disosialisasiksan secara luas,
usia 4-6 tahun ataupun usia sekolah dasar dan pada anak dengan
dimana kasus lebih banyak pada anak dengan usia yang lebih tua,
8
peningkatan morbiditas dan mortalitas akibat campak yang cukup
cukup.
4. Imunisasi
9
tumbuh menjadi besar atau dewasa tanpa pernah terpajan dengan
mempunyai imunitas.
5. Asi eksklusif
10
umur beberapa bulan, sehingga dapat memberikan perlindungan
Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak berumur
2. Otitis media
3. Laringotrakoebronkiitis
4. Bronkopneumonia
5. Ensefalitis akut
Terjadi 2-10/ dari 10.000 kasus dengan angka kematian 10-15%.
6. Subacut sklerosing panenchepalitis (SSPE)
Suatu proses degeneratif susunan saraf pusat dengan gejala
karakteristik terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual yang
diikuti dengan kejang. Disebabkan oleh infeksi virus yang menetap,
timbul beberapa tahun setelah infeksi dan merupakan slah satu
komplikasi campak awitan lambat. Terjadi pada 1 dari 25.000 kasus
menyebabkan kerusakan otak progresif dan fatal.
2.4 Penatalaksanaan
Medikamentosa
Pengobatan bersifat suporatif, berupa pemberian cairan yang
cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi
11
sekunder, antikonvulsi apabila terjadi kejang, dan pemberian
vitamin A.1
Tanpa komplikasi:1
1) Tirah baring ditempat tidur.
2) Vit A 100.000 IU, apabila terjadi malnutrisi dilanjutkan 1500
IU tiap hari.
3) . Jenis makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien
dan ada tidaknya komplikasi.
Pengobatan dengan komplikasi.1
a. Ensefalitis
1) Kloramfenikol 75 mg/kgbb/hari dan ampisilin 100
mg/kgbb/hari selama 7-10 hari.
2) Kortikosteroid: deksametason 1mg/kgbb/hari sebagai dosis
awal dilanjutkan 0,5 g/kgbb/hari dibagi menjadi 3 dosis
sampai kesadaran membaik.1
3) Kebutuhan jumlah cairan dikurangi kebutuhan serta
koreksi gangguan elektrolit.
b. Bronkopneumonia
1) Kloramfenikol 75 mg/kgbb/hari dan ampisilin 100
mg/kgbb/hari selama 7-10 hari
2) Oksigen 2L/menit.
12
4. Demam scarlet (scarlet fever)
Dengan gejala nyeri tenggorokan dan demam tanpa konjungtivitis
ataupun coryza.
5. Penyakit Kawasaki
Dengan gejala demam tinggi, konjungtivitis, dan ruam, tetapi tidak
disertai batuk dan bercak Koplik. Biasanya timbul nyeri dan
pembengkakan sendi yang tidak ada pada campak.
2.6 Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi campak ataupun vaksinasi
MMR (Measles, Mumps, Rubella). Sesuai jadwal imunisasi rekomendasi IDAI
tahun 2014, vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan. Selanjutnya, vaksin
penguat dapat diberikan pada usia 2 tahun. Apabila vaksin MMR diberikan pada
usia 15 bulan, tidak perlu vaksinasi campak pada usia 2 tahun. Selanjutnya,
MMR ulangan diberikan pada usia 5-6 tahun. Dosis vaksin campak ataupun
vaksin MMR 0,5 mL subkutan.8
Imunisasi ini tidak dianjurkan pada ibu hamil, anak dengan
imunodefisiensi primer, pasien tuberkulosis yang tidak diobati, pasien kanker
atau transplantasi organ, pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak
immunocompromised yang terinfeksi HIV. Anak terinfeksi HIV tanpa
imunosupresi berat dan tanpa bukti kekebalan terhadap campak, bisa mendapat
imunisasi campak.1,8
Reaksi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi) yang dapat terjadi pasca-
vaksinasi campak berupa demam pada 5-15% kasus, yang dimulai pada hari ke
5-6 sesudah imunisasi, dan berlangsung selama 5 hari. Ruam dapat dijumpai
pada 5% resipien, yang timbul pada hari ke 7 s/d 10 sesudah imunisasi dan
berlangsung selama 2-4 hari.8 Reaksi KIPI dianggap berat jika ditemukan
gangguan sistem saraf pusat, seperti ensefalitis dan ensefalopati pasca-imunisasi.
Risiko kedua efek samping tersebut dalam 30 hari sesudah imunisasi
diperkirakan 1 di antara 1.000.000 dosis vaksin.6,8Reaksi KIPI vaksinasi MMR
yang dilaporkan pada penelitian mencakup 6000 anak berusia 1-2 tahun berupa
13
malaise, demam, atau ruam 1 minggu setelah imunisasi dan berlangsung 2-3
hari.8 Vaksinasi MMR dapat menyebabkan efek samping demam, terutama
karena komponen campak.14 Kurang lebih 5-15% anak akan mengalami demam
>39,40C setelah imunisasi MMR.6,8,14 Reaksi demam tersebut biasanya
berlangsung 7-12 hari setelah imunisasi, ada yang selama 1-2 hari. Dalam 6-11
hari setelah imunisasi, dapat terjadi kejang demam pada 0,1% anak, ensefalitis
pasca-imunisasi terjadi pada <1/1.000.000 dosis.8
2.7 Prognosis
Campak merupakan self limited disease, namun sangat infeksius.
Mortalitas dan morbiditas meningkat pada penderita dengan faktor risiko yang
mempengaruhi timbulnya komplikasi. Di negara berkembang, kematian
mencapai 1-3%, dapat meningkat sampai 5-15% saat terjadi KLB campak.9
14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Campak merupakan penyakit yang sangat infeksius yang disebabkan
oleh virus campak yang ditularkan melalui perantara droplet. Manifestasi
klinis berupa demam, batuk, pilek, konjungtivitis, dan ruam seluruh tubuh.
Tatalaksana umumnya suportif disertai pemberian vitamin A sesuai usia
penderita. Pencegahan dilakukan dengan imunisasi vaksin campak ataupun
vaksin MMR.
15
Laporan Kasus
I.ANAMNESE PRIBADI PASIEN
Umur : 9 Tahun
JenisKelamin : Perempuan
Agama : kristen
Suku : Batak
BB Masuk : 39 kg
II.ANAMNESE ORANGTUA
Umur : 45 Tahun
Pendidikan : STm
Pekerjaan : scurity
RiwayatPenyakit: -
Umur : 41 tahun
Pendidikan : SprG
16
Pekerjaan :Perawat Gigi
Kelahiran : SC
Panjang : 48 cm
7-12 bulan : Dapat duduktanpa dibantu, berdiri sendiri tanpa dIantu dan
berjalan sendiri
V. ANAMNESE MAKANAN
17
5-6 bulan : ASI + bubur saring
Kesan : ImunisasiLengkap
Thypoid fever
KeluhanUtama: Demam
Telaah : Dialami Os 5 hari yang lalu, demam bersifat terus menerus,os
mengeluh batuk 3 hari ini, dahak (+),pilek (+), mual(-), muntah (-), pusing (+) ,
oyong (-), nyeri sendi (-)nafsu makan menurun(+), BAB mencret 1 hari dengan
frekuaensi 2x , BAK (N). hari ke lima muncul ruam kemerahan pertama kali
terlihat di belakang teling lalu ke daerah wajah dan dadaruam kemerahan di
rasakan gatal.
18
RPO : - sanmol 3x1
-oxfezin 3x 1 1,2 cth
RPT : thypoid
STATUS PRESENT
KU/KP/KG : lemas/Sedang/Baik
HR : 94x/i
RR : 20x/i
Temperature : 38C
BB Masuk : 39kg
STATUS LOKALISATA
A.Kepala: Normocephali
C. Thoraks
19
Palpasi : Stem fremitus dextra = sinistra
D. Abdomen
Inspeksi :Simetris
E. Ekstremitas :
F. Genitalia :TDP
X. STATUS NEUROLOGI
1. SyarafOtak : DBN
2. SistemMotorik : DBN
NeuroMuskular : DBN
3.Koordinasi : DBN
4. Sensibilitas : DBN
20
XI. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. DARAH
(06/12/2016)
Hemoglobin : 14,2 g/dL
Hematokrit : 42%
Trombosit : 274 ribu/uL
Leukosit : 2,6 ribu/uL
Eritrosit : 4,9juta/uL
LED : 10 mm/jam
MCV : 85fl
MCVC : 34,7 g/dl
XII. RESUME
Seorang anak perempuan usia 9 Tahun dibawa ibunya ke IGD RSUD
Deli Serdang dengan keluhan demam dialami Os 5 hari yang lalu, demam
bersifat terus menerus,batuk 3 hari ini, dahak (+),pilek +) mual(-), muntah (-),
pusing (+) , oyong (-), nyeri sendi (-)nafsu makan menurun(+), BAB mencret 1
hari dengan frekuaensi 2x , BAK (N).
Dari pemeriksaan fisik ditemukan :ruam kemerahan pertama kali terlihat di
belakang telinga lalu ke daerah wajah dan dada, ruam kemerahan di rasakan
gatal.
ekstremitas superior et inferior : Akral hangat
21
Senin 05 des 2016 Selasa 06 des 2016 Rabu 07 des 2016 Kamis 09 des 2016 Jumat 09 des 2016
P INF RL 25gtt/i makro Inf asering 25 gtt/i Inf asering 25 gtt/i Inf asering 25 gtt/i Inf asering 25 gtt/i
Inj PCT 400 mg/8 Inj ceftriaxone 1 g/12 Inj ceftriaxone 1 g/12 Inj ceftriaxone 1 g/12 jam Inj ceftriaxone 1 g/12
jam (k/p) jam jam Inj ranitidine 1 amp/12 jam
Ceterizine 1x1 tab Inj ranitidine 1 Inj ranitidine 1 jam (k/p) Inj ranitidine 1 amp/12
L-zinck 1x20cc amp/12 jam (k/p) amp/12 jam (k/p) Oxfezine 3x1,1.2 cth jam (k/p)
Ambroxol 3x 1.1,2 Oxfezine 3x1,1.2 cth Oxfezine 3x1,1.2 cth Pronovir 3x1 cth Nasal ekspektoran
cth Pronovir 3x1 cth Pronovir 3x1 cth Bevita syr 2x1 cth 3x1,1.2 cth
Bevita syr 2x1 cth Bevita syr 2x1 cth Pronovir 3x1 cth
Bevita syr 2x1 cth
22