Abstrak
Vehicular Ad hoc Network (VANET) merupakan subset dari Mobile Ad hoc Network (MANET)
dimana kendaraan bertindak sebagai node juga sebagai router pada jaringan. Tingkat mobilitas
node yang tinggi menjadi ciri khas VANET. Mobilitas node yang tinggi menyebabkan
perubahan yang cepat pada topologi jaringan. Komunikasi yang berlangsung pada VANET ini
nantinya dapat digunakan untuk menyediakan aplikasi-aplikasi transportasi untuk keperluan
keamanan, hiburan, hingga aplikasi untuk kenyamanan pengendara. Tujuan utama VANET
adalah untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan dan kenyamanan penumpang. Terdapat
salah satu pengaplikasian konsep VANET, yaitu pada T-Bike yang merupakan salah satu
produk keluaran Telkomsel. T-Bike yang mampu memonitor dan memandu lokasi, kecepatan,
area berkendara sepeda motor, serta mengendalikan akses mesin sepeda motor. Didukung
dengan sistem GPS yang canggih, T-Bike juga mampu mendukung operasional dan pengelolaan
armada secara real time (tracking & fleet management), efisien, pelaporan detail perjalanan,
pembatasan wilayah operasional (geofencing) dan pembatasan kecepatan (speed limit).
Kata kunci : VANET, M2M, IoT, T-Bike
1. Pendahuluan
Sebuah konsep baru telah berkembang yang memungkinkan komunikasi antar kendaraan
(inter vehicle) dan komunikasi antara kendaraan dengan infrastruktur di sekitar jalan (vehicle
to roadside). Konsep jaringan wireless yang merupakan subset dari Mobile Ad hoc Network
(MANET) ini dikenal dengan Vehicular Ad hoc Network (VANET). Pada Vehicular Ad hoc
Network (VANET), kendaraan bertindak sebagai node pada jaringan. VANET terdiri dari
banyak node yang juga berfungsi juga sebagai router. Berbeda dengan MANET, tingkat
mobilitas node pada VANET lebih tinggi. Komunikasi yang berlangsung pada VANET ini
nantinya dapat digunakan untuk menyediakan aplikasi-aplikasi transportasi untuk keperluan
keamanan, hiburan, hingga aplikasi untuk kenyamanan pengendara. Tujuan utama VANET
adalah untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan dan kenyamanan penumpang. Hal
ini tentunya memerlukan implementasi protokol routing yang sesuai dengan karakteristiknya
di dalam jaringan.
Routing merupakan proses pencarian jalur optimal antara node sumber dengan node
tujuan, untuk mengirimkan pesan secara tepat waktu. Rute antara node sumber dan node
tujuan memungkinkan berisi banyak hop. Topologi jaringan VANET sering berubah,
mancari dan mempertahankan rute yang merupakan hal terpenting pada VANET. Mobilitas
node yang tinggi menyebabkan perubahan yang cepat pada topologi jaringan. Hal tersebut
tentunya memerlukan implementasi protokol routing yang sesuai dengan karakteristiknya.
Walaupun merupakan subset dari MANET, protokol-protokol routing konvensional yang
sebelumnya diimplementasikan pada MANET dinilai kurang adaptif jika diimplementasikan
secara murni pada VANET. Dan dari sekian protokol ad hoc, protokol routing berbasis
posisi yang menyajikan komunikasi multihop untuk wireless ad hoc network, dimana node-
node-nya saling berbagi informasi posisi untuk memilih forwarding hop berikutnya dinilai
sebagai protokol routing yang lebih efesien untuk VANET.
Terdapat salah satu pengaplikasian konsep VANET, yaitu pada T-Bike yang merupakan
salah satu produk keluaran Telkomsel. T-Bike yang mampu memonitor dan memandu
lokasi, kecepatan, area berkendara sepeda motor, serta mengendalikan akses mesin sepeda
motor. Didukung dengan sistem GPS yang canggih, T-Bike juga mampu mendukung
operasional dan pengelolaan armada secara real time (tracking & fleet management), efisien,
pelaporan detail perjalanan, pembatasan wilayah operasional (geofencing) dan pembatasan
kecepatan (speed limit).
2. Dasar Teori
2.1. Vehicular Ad hoc Network
Vehicular Ad hoc Network (VANET) merupakan subset dari Mobile Ad hoc Network
(MANET) yang membangun komunikasi wireless, meliputi komunikasi Inter-vehicle
Communication (IVC), Vehicle to Roadside (V2R), atau Roadside to Roadside (R2R).
Dimana ad hoc network merupakan jaringan nirkabel yang terdiri dari kumpulan mobile
node yang bersifat dinamik dan spontan. Teknologi dalam VANET mengintegrasikan
Wireless Local Area Network (WLAN), seluler, atau ad hoc network untuk mencapai
konektivitas berkelanjutan. VANET ini kelak akan sangat berperan pada perkembangan
teknologi Intelligent Transportation System (ITS) dalam menyediakan aplikasi
keamanan sepeti kemacetan lalu lintas, kontrol kecepatan, kecelakaan sisi jalan, bagian
bebas untuk kondisi darurat dan hambatan pada umumnya. Selain aplikasi keamanan,
VANET juga menyediakan aplikasi kenyamanan bagi pengguna jalan. Sebagai contoh,
informasi cuaca, mobile ecommerce, akses internet, dan aplikasi multimedia lainnya.
Gambar 2.1 menunjukkan komunikasi yang dapat dibangun pada VANET yang
meliputi IVC, V2R, dan R2R. IVC merupakan komunikasi antar kendaraan yang
digambarkan dengan panah berwarna merah yang menghubungkan kendaraan yang satu
dengan lainnya. Ketika kendaraan ingin mengakses layanan internet, maka kendaraan
tersebut akan menggunakan Road Side Unit (RSU) untuk menghubungkannya dengan
jaringan internet, yang digambarkan dengan panah berwarna biru muda. Dan panah
berwarna hijau menggambarkan adanya komunikasi antar RSU.
Pada VANET, tiap kendaraan dilengkapi dengan sensor On Board Units (OBU) yang
di-install di dalamnya, begitu halnya pada infrastruktur jalanan yang ikut dalam
komunikasi atau dikenal sebagai RSU. Data yang dikumpulkan oleh sensor pada
kendaraan, kemudian dapat ditampilkan pada pengendara, dikirim ke RSU, atau di-
broadcast ke kendaraan lain yang membutuhkan, seperti informasi dari weather centres,
traffic control centres, dan lain sebagainya.
Tiap node pada VANET berlaku baik sebagai partisipan ataupun router pada
jaringan, baik bagi node utama atau intermediate node yang berkomunikasi di dalam
radius transmisinya. VANET merupakan jaringan yang self-organized, artinya jaringan
ini tidak bergantung pada infrastruktur jaringan manapun. Walaupun ada beberapa node
yang secara tetap berdiri sebagai road side unit, yakni yang dapat memfasilitasi jaringan
kendaraan dengan informasi data geografis ataupun akses internet.
3. Pembahasan
3.1. T-Bike
Penggunaan transportasi sepeda motor sebagai pilihan utama masyarakat Indonesia
serta perkembangan penggunaan smartphone yang begitu pesat membuat adanya
peluang bagi sebuah perkembangan teknologi. Telkomsel sebagai salah satu operator di
Indonesia meluncurkan layanan M2M (Machine to Machine) terbaru berupa aplikasi
otomotif bernama T-Bike yang mampu memonitor dan memandu lokasi, kecepatan, area
berkendara sepeda motor, serta mengendalikan akses mesin sepeda motor. Pada
dasarnya, T-Bike merupakan perangkat mobile tracker untuk sepeda motor yang
dipasangkan pada sepeda motor dan kemudian perangkat tersebut berinteraksi dengan
aplikasi yang diunduh pada smartphone pemilik motor.
T-Bike merupakan sebuah bentuk aplikasi dari teknologi VANET yang hadir sebagai
bentuk dukungan Telkomsel dalam penerapan Smart City di Indonesia, dimana
penyelenggaraan Smart City dilakukan dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam
segala aspek, termasuk transportasi, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Indonesia. Didukung dengan sistem GPS yang canggih, T-Bike juga mampu mendukung
operasional dan pengelolaan armada secara real time (tracking & fleet management),
efisien, pelaporan detail perjalanan, pembatasan wilayah operasional (geofencing) dan
pembatasan kecepatan (speed limit). Aplikasi T-Bike juga mendukung upaya
peningkatan ketertiban berkendara dengan adanya fitur khusus bagi pengendara (rider)
dan pemantau (circle) yang terintegrasi.
Terdapat perangkat tambahan yang dipasang di sepeda motor pengguna. Perangkat
tersebut berfungsi sebagai on-board unit (OBU). OBU pada suatu sepeda motor
terintegrasi dengan smartphone pengguna. Dari smartphone tersebut, pengguna dapat
mengatur pengelolaan armada secara real time, pelaporan detail perjalanan, pembatasan
wilayah operasional, serta pembatasan kecepatan. Pada proses routing-nya, T-Bike
menggunakan Greedy Perimeter Stateless Routing (GPSR) yang menerapkan greedy
forwarding secara murni dan void handling sebagai strategi recovery-nya.
4. Daftar Pustaka