Anda di halaman 1dari 6

HUKUM LAUT DAN HUKUM MARITIM

INTERNASIONAL

Di Susun Oleh :

Desi Hardjiyanti W C1A415075

Jurusan Hubungan Interternasional


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Halu Oleo
1.1 Latar Belakang
Di dalam kehidupan berbangsa dan ber negara tentu
terdapat siklus dimana adanya interaksi baik yang berskala
kecil yakni individu, dan kelompok individu ataupun
dengan skala besar yakni interaksi antar pemerintah ke
pemerintah. Dari sinilah kita dapat melihat akan adanya
cikal bakal kerJasama. Interaksi ini umumnya bertujuan
untuk sama-sama mengemukakan apa yang menjadi
kepentingan nasional masing masing negara yang
tengah berinteraksi dalam proses berbangsa dan
bernegara.
Hukum dalam hal ini sangat di perlukan melihat
bahwasanya hukum merupakan segala bentuk saangsi dari
kesepakatan yang telah di sepakati sebelumnya dengan
tujuan mengatur kegiatan atau proses kerjasama sesuai
pada tujuan awalnya. Selama ini hukum telah menjadi
bagian yang sangat penting dalam proses kehidupan
berbangsa dan mengara, didalam hukumlah eksistensi
negara terlihat karena hukum di masing-masing negara
berbeda-beda.
Negara sangatlah mementingkan daerah teritorial mereka
bahkan negara rela mati-matian memperjuangkannya
meski dengan jalan perang. Di dalam hukum daerah
teritorial suatu negara telah di atur jelas terlebih hukum
yang di tujukan pada perbatasan laut antar negara-
negara yang sangat dekat letak geografisnya.
Terdapat dua jenis hukum yang ada di kawasan laut
melihat bahwasanya bumi ini terdiri dari 70% wilayah
laut dan 30% wilayah daratan berdasarkan kutipan dari
badan meteorologi dan klimatologi, pertama: Hukum laut
yang mengatur laut sebagai obyek yang diatur dengan
mempertimbangkan seluruh aspek kehidupan dan
kepentingan seluruh negara, kedua: hukum maritim yakni
yang mengatur pelayaran dalam arti pengangkutan barang,
orang melalui laut, kegiatan kenavigasian, perkapalan
sebagai sarana / moda transportasi laut termasuk aspek
keselamatan dan kegiatan terkait.
1.2 Hukum Laut
Hukum laut mengatur laut yang diatur dengan
mempertimbangkan seluruh aspek kehidupan serta
kepentingan seluruh negara terlebih negara yang tidak
berbatasan dengan laut secara fisik (Landlock Countries)
guna pemanfaatan laut dengan seluruh potensi yang
terkandung didalamnya dimana tercantum dalam
UNCLOS 1982, beserta konvensi-konvensi Internatioanal
yang lain yang terkait langsung dengan hukum laut
tersebut ini yang menjadi aspek penting bagi negara.
1.3 sejarah hukum laut
hukum laut internasional muncul ketika bangsa-
bangsa mulai memanfaatkan lautan sebagai sarana
transportasi mereka. Hal ini yang menjadikan laut hal
Yangs angat fital bagi suatu negara terlebih negara yang
terdiri atas gugusan pulau-pulau seperti hal nya indonesia.
pada abad ke 17 melalui karya Hugo Grotius yaitu Mare
Liberum merupakan tulisan yang mendukung klaim
VOC atas perairan Hindia Belanda yang sebelumnya
diklaim oleh Portugis dengan konsep Mare Clausum
yang di maksud yakni laut yang bebas di pergunakan oleh
negara manapun untuk memenuhi kebutuhan negara yang
perebutkan saat itu. Di lanjutkan saat inggris dan belanda
mulai merebutkan laut, Sejak saat itu negara-negara mulai
mengembangkan hukum internasional kebiasaan dalam
pemanfaatan laut dengan tujuan ke Pentingan nasional.
2.1 perkembangan Hukum laut internasional.
Terdapat dua bagian diantaranya :
1. Zonal development
Penentuan wilayah laut dan hak kewajiban negara yang
bersangkutan di dalam nya.
2. Functional development
Mengatur hak dan kewajiban negara dalam proses
pemanfaatan laut.
cakupan dari hukum tersebut diantaranya yakni:
teritorial, laut bebas, dan aktivitas Masyarakat yang
berada di laut serta penyelesaian sengketa yang
melibatkan laut di dalam nya. Contoh hukum laut yang
ada di dunia : UNCLOS 1 (1958) UNCLOS 2 (1960)
UNCLOS 3 (1982).
2.2 Hukum Maritim
Hukum maritim yakni hukum yang mengatur pelayaran
termasuk aspek keselamatan maupun kegiatan yang terkait
langsung dengan perdagangan melalui laut . hukum
maritim lebih mengatur pada lalu lintas commercial ships
atau marine transport, baik sebagai alat transportasi orang
maupun pengangkut barang lewat laut.
Contoh hukum maritim yakni: pertama International
Convention on Regulation for Preventing Collision at Sea
(1972),
International Convention on Standard of Training
Certification and Watchkeeping for Seafarers (1978
dengan amandemen tahun 1995)International Convention
of Safety of Life At Sea (1974). International Convention
for the Prevention of Pollution from Ship 1973.
2.3 Cakupan Hukum Maritim
1. Hubungan hukum antar Bangsa/Negara berkaitan
dengan persoalan kemaritiman.
2. Hubungan hukum antar Negara dengan Badan Hukum
Maritim (Perusahaan Pelayaran)
3. Hubungan hukum antar Badan hukum Maritim
(misalnya antara Pengusaha kapal selaku pengangkut
carrier, Perusahaan Bongkar Muat PBN, dan Ekspedisi
Muatan Kapal laut EMKL, selaku pengirim atau shipper).
Hubungan hukum antara Negara dengan Lembaga
Maritim Internasional (misalnya antara negara dengan
lembaga IMO).

Anda mungkin juga menyukai