Anda di halaman 1dari 8

JST Kesehatan, April 2013, Vol.3 No.

2 : 188 195 ISSN 2252-5416

GAMBARAN GAS DARAH PADA ANAK DENGAN KESADARAN MENURUN

Blood Gases Profile in Childreen with Decrease of Conciousness

Asri Warsi, Idham Jaya Ganda, Hadia Angriani

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

(E-mail: asriwarsidr@yahoo.com)

ABSTRAK

Kesadaran menurun memerlukan suatu perhatian dan penanganan yang lebih kompleks untuk
menghindari efek samping, perubahan analisis gas darah dapat terjadi akibat penurunan kesadaran
oleh karena kerusakan jaringan otak. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengevaluasi gambaran gas
darah pada anak dengan kesadaran menurun. Desain penelitian adalah cross sectional study dengan
jumlah sampel 70 penderita yang mengalami kesadaran menurun. Data dikumpulkan oleh peneliti
dengan menilai tingkat kesadarannya kemudian dikelompokkan koma dan tidak koma dan dilakukan
pemeriksaan analisis gas darah. Hasil penelitian didapatkan pH dan PaO2 darah penderita koma
dengan tidak koma tidak berbeda bermakna masing-masing p=0.204 dan p=0,872 (p>0.05). PaCO2,
HCO3 dan SatO2 darah penderita dengan kesadaran menurun koma dan tidak koma ada perbedaan
bermakna yaitu masing-masing p=0,032, p=0.040 dan p=0,000 (p<0.05). Asidosis metabolik 25.7 %
lebih banyak pada penderita koma. Tanpa koma yang terbanyak normal, asidosis respiratorik,
alkalosis respiratorik dan asidosis metabolik yang masing-masing 11.4 %. Disimpulkan bahwa
kesadaran menurun dapat menyebabkan gangguan asam basa dan lebih berat pada koma. Diharapkan
pemeriksaan gas darah secara rutin pada setiap penderita kesadaran menurun terutama yang koma
sehingga dapat dilakukan penanganan yang cepat dan tepat agar dapat menghindarai kerusakan
jaringan otak yang lebih lanjut, bila melakukan koreksi gangguan asam basa perlu pengawasan yang
ketat.

Kata Kunci: Gas Darah, Kesadaran Menurun, Gangguan Asam Basa

ABSTRACT

Reduced alertness and attention requires a more complex treatment to avoid side effects, blood gas
analysis changes can occur due to decreased consciousness due to brain tissue damage. The purpose
of this reseacrh is to evaluate blood gas picture in children with decreased consciousness. The study
design was a cross sectional study collected by researchers with assessing the level of consciousness
and coma then grouped examination coma and blood gas analysis. The results showed blood pH and
PaO2 blood of patients with coma coma was not significant, respectively p = 0.204 and p = 0.872
(p> 0:05). PaCO2, HCO3 and blood SatO2 patients with decreased consciousness, coma, and
uncoma Translation there are significant differences, respectively p = 0.032, p = 0.040 and p = 0.000
(p <0.05),. Metabolic acidosis 25.7% more in patients with coma. Without the most normal coma,
respiratory acidosis, Translation and metabolic acidosis 11.4% respectively. Concluded that
decreased awareness can lead to acid-base disorders and more severe in coma Translation Hopefully
routine screening of blood gases in each patient decreased consciousness, especially in a coma so it
can be done quickly and accurately handling so can damage brain tissue menghindarai Further, when
correcting acid-base disturbances need close monitoring.

Keywords: Blood Gas, Decreased Consciousness, Acid-Base Disturbances

188
Gas Darah, Kesadaran Menurun, Gangguan Asam Basa ISSN 2252-5416

PENDAHULUAN kemungkinan makin kecil terjadinya


Anak dengan kesadaran menurun penyembuhan sempurna (Lazuardi, 1999)
memerlukan suatu perhatian dan Sebanyak 3% dari penderita yang
penanganan yang lebih kompleks untuk datang ke unit gawat darurat merupakan
menghindari efek samping, gangguan penderita koma dan sebanyak 85%
neurologis bahkan kematian. Berbagai dengan penyebab medikal dan 15%
cara dilakukan untuk memprediksi dengan penyebeb struktural. Berdasarkan
kemungkinan yang terjadi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
banyaknya faktor penyebab terjadinya Wong CP (2001) penyebab terbanyak
gangguan kesadaran pada anak salah koma pada anak di Inggris pada tahun
satunya adalah gangguan keseimbangan 1994-1995 adalah infeksi (38%), diiikuti
asam basa. Untuk mencegah luaran yang intoksikasi, epilepsi dan kelainan
tidak diinginkan maka dilakukan dengan kongenital (masing-masing berkisar
berbagai pemeriksaan. Salah satunya antara 8-10 %), kecelakaan dan gangguan
adalah dengan melakukan pemeriksaan metabolik (masing-masing 6 %) dan
laboratorium, yaitu pemeriksaan analisis selebihnya adalah akibat pendarahan non
gas darah (Harsono, 2005). traumatik, asma dan penyakit keganasan
Pemeriksaan laboratorium selain (masing-masing 2 %) (Passat J, 2008).
merupakan sarana penunjang untuk Gangguan kesadaran merupakan
menegakkan diagnosis juga dilakukan suatu proses kerusakan fungsi otak berat
untuk mengenali secara dini dan yang dapat membahayakan kehidupan.
mendeteksi gangguan organ yang terjadi Pada proses ini susunan saraf terganggu
bahkan dapat memprediksi prognosis fungsi utamanya mempertahankan kesa-
yang akan dialami oleh pasien. Salah satu daran. Gangguan kesadaran ini dapat
pemeriksaan yang dilakukan adalah disebabkan beraneka ragam penyebab
pemeriksaan analisis gas darah untuk baik primer intrakranial maupun
mencegah adanya gangguan keseim- ekstrakranial yang mengakibatkan keru-
bangan asam basa pada anak yang dapat sakan struktural/metabolik ditingkat
menimbulkan gangguan kesadaran/ korteks cerebri, batang otak atau
penurunan kesadaran (Taslim dkk., keduanya. Penanggulangan koma sangat
2008). Pemeriksaan analisis gas darah tergantung pada patologi dasar serta
yang sering digunakan adalah dengan patofisiologi gangguan kesadaran. Hal ini
cara astrup dengan pengambilan darah sangat sulit, apalagi jika riwayat penyakit
arteri. dan perkembangan gejala fisik sebelumya
Kesadaran merupakan fungsi utama tidak jelas (Passat J, 2008).
susunan saraf pusat. Untuk memper- Pemeriksaan gas darah arteri sudah
tahankan fungsi kesadaran yang baik, secara luas digunakan sebagai pegangan
perlu interaksi yang konstan dan efektif dalam penatalaksanaan pasien-pasien
antara hemisfer cerebri yang intak dan penyakit berat yang akut dan menahun.
formasio retikularis dibatang otak. Pemeriksaan gas darah dipakai untuk
Gangguan pada hemisfer cerebri atau menilai respirasi yaitu pertukaran gas
formatio retikularis dapat menimbulkan darah paru antara darah dan jaringan
gangguan kesadaran. Gangguan kesa- yang menganggu keseimbangan asam
daran dapat berupa apati, delirium, basa sehingga dapat menyebabkan
somnolen, soporous atau koma penurunan kesadaran. Pemeriksaan gas
tergantung pada beratnya kerusakan. darah dapat menggambarkan hasil ber-
Koma sebagai kegawatan maksimal bagai tindakan penunjang yang dila-
fungsi susunan saraf pusat memerlukan kukan, sehingga dipakai sebagai salah
tindakan yang cepat dan tepat, sebab satu kriteria untuk menilai pengobatan,
semakin lama berlangsung makin parah selain dapat membantu menegakkan
keadaan susunan saraf pusat sehingga diagnosis, analisis gas darah juga dapat

189
Asri Warsi ISSN 2252-5416

membantu untuk mengetahui dengan Health Organization, 2000, dan peneliti


pasti beratnya suatu penyakit sehingga menilai tingkat keadaran anak dengan
secara lansung dapat kita lakukan menggunakan Glasgow Coma Scale
intervensi, sehingga perlu dilakukan (GCS) kemudian membagi 2 kelompok
penelitian untuk melihat perubahan koma dengan nilai GCS 3-8 dan yang
gambaran gas darah pada penderita tidak koma dengan nilai GCS 9-14, dan
kesadaran menurun (Taslim dkk, 2008). dilakukan pemeriksaan analisis gas darah
Menurut referensi peneliti, bahwa dengan mengambil sampel darah arteri
penelitian analisis gas darah pada anak dengan cara astrup di arteri radialis.
dengan kesadaran menurun belum pernah
dilakukan di Indonesia. Penelitian ini Analisis data
ditujukan untuk mengevaluasi gambaran Data biomedis umur, jenis kelamin,
gas darah pada anak dengan kesadaran status gizi dan karakteristik sampel
menurun sehingga dapat dilakukan dengan analisis univariat diolah dengan
penanganan yang cepat dan tepat. menggunakan SPSS for windows 11,5
dan untuk menilai hubungan dengan
BAHAN DAN METODE kejadian kesadaran menurun dengan
Lokasi dan rancangan penelitian analisis bivariat dengan metode Chi
Penelitian ini dilakukan di unit Square Person. Untuk menilai hubungan
perawatan (UP) anak dan ruang antara kesadaran menurun koma dan
perawatan intensif anak RSUP Dr. tidak koma terhadap analisis gas darah
Wahidin Sudirohusodo. Jenis penelitian (pH, PaO2, PaCO2, HCO3, SatO2)
yang digunakan adalah obsevational digunakan analisis bivariat dengan
analitic dengan menggunakan cross metode Chi Square Person.
sectional study.
HASIL
Populasi dan sampel Hasil evaluasi pemeriksaan analisis gas
Populasi adalah semua penderita darah
yang dirawat di unit perawatan (UP) anak Tabel 1 memperlihatkan, dari 70
dan ruang perawatan intensif anak RSUP penderita, koma dengan asidemia 15
Dr. Wahidin Sudirohusodo. Sampel orang (55,6%) dan tidak koma 12 orang
sebanyak 70 anak yang mengalami (44,4%), dan penderita koma dengan
kesadaran menurun yang dipilih secara alkalemia 11 0rang (57,1%) dan tidak
observational analitic yang telah koma alkalemia dengan 7 orang (42,9%).
memenuhi kriteria inklusi yaitu anak PH normal 9 orang (36%) dengan koma,
yang mengalami kesadaran menurun dan tidak koma 16 orang (64%). Hasil
berumur 1 bulan sampai 15 tahun, dan uji x2 didapatkan tidak ada perbedaan
bersedia untuk mengikuti penelitian ini bermakna yaitu p = 0,204 (p>0,05).
dengan menandatangani informed Berdasarkan Tabel 2, dari 70
consent yang telah dikeluarkan oleh penderita penurunan kesadaran, yang
Komite Etik Fakultas Kedokteran koma dengan hipokapnea 12 orang
Universitas Hasanuddin. Didapatkan 70 (35,3%), dan yang tidak koma 22 orang
anak penderita kesadaran menurun, 35 (64,7%), hiperkapnea yang koma 15
anak yang mengalami koma dan 35 anak orang(71,4%) dan yang tidak koma 6
yang tidak koma. orang (28,6%). pada nilai PaCO2 normal
pada koma sebanyak 8 orang (53,3%) dan
Metode pengumpulan data yang tidak koma 7 orang (46,7%). Hasil
Pengumpulan data dilakukan oleh uji x2 didapatkan perbedaan bermakna
peneliti, data faktor biomedis (umur, jenis yaitu p = 0,032 (p<0,05).
kelamin dan status gizi), status gizi Pada Tabel 3, dari 70 penderita
dinilai berdasarkan NCHS CDC World penurunan kesadaran, koma dengan nilai

190
Gas Darah, Kesadaran Menurun, Gangguan Asam Basa ISSN 2252-5416

HCO3 (<22mmol/l) sebanyak 24 orang penurunan kesadaran tidak koma dengan


(63,2%), dan yang tidak koma sebanyak hipoksemia 12 orang (46,2%),
14 orang (36,8%). Nilai HCO3 hiperoksemia 17 orang (51,5%), normal 6
(>26mmol/l) pada koma 4 orang (26,7%) orang (54.5%) Hasil uji x2 didapatkan
dan tidak koma 11 orang (73,3%). Dan tidak ada perbedaan bermakna yaitu p =
nilai HCO3 yang normal pada kesadaran 0,872 (p > 0,05).
menurun koma sebanyak 7 orang Pada Tabel 5, dari 70 penderita
(41,2%) dari kesadaran menurun tanpa terdiri dari, penurunan kesadaran koma
koma sebanyak 10 orang (58,8%). Hasil yang mengalami desaturasi 27 orang
uji x2 didapatkan ada perbedaan (75%), normal 8 orang (23,5%) dari 35
bermakna yaitu p = 0,040 (p<0,05). penderita penurunan kesadaran tidak
Pada Tabel 4, dari 70 penderita koma dengan desaturasi sebanyak 9
penurunan kesadaran, yang koma dengan orang (25,0%), normal 26 orang (76,5%).
hipoksemia 14 orang (53,8 %), Hasil uji x2 didapatkan ada perbedaan
hiperksemia 16 orang (48,5%), normal 5 sangat bermakna yaitu p = 0,000
orang (45,5%) dari 35 penderita (p<0,001).

Tabel 1. pH Darah pada kelompok koma dan tidak koma

pH
Kesadaran Menurun
Asidemia Alkalemia Normal Total
Koma 15 (55,6%) 11 (57,1%) 9 (36,0%) 35
Tidak koma 12 (44,4%) 7 (42,9%) 16 (64,0%) 35
Total 27 (100%) 18 (100%) 25(100%) 70
Person Chi-square X2=3.182 df=2 p=0.204

Tabel 2. PaCO2 darah kelompok koma dan tidak koma

PaCO2
Kesadaran Menurun
Hipokapnea Hiperkapnea Normal Total
Koma 12 (35,3%) 15 (71,4%) 8 (53,3%) 35
Tidak koma 22 (64,7%) 6 (28,6%) 7 (46,7%) 35
Total 34 (100%) 21 (100%) 15 (100%) 70
Person Chi-square X2=6.865 df=2 p=0.032

Tabel 3. HCO3 darah kelompok koma dan tidak koma

HCO3
Kesadaran Menurun <22 mmol/l >26 mmol/l Normal Total
(22-26mmol/l)
Koma 24 (63,2%) 4 (26,7%) 7 (41,2%) 35
Tidak koma 14 (36,8%) 11 (73,3%) 10 (58,8%) 35
Total 28 (100%) 15 (100%) 17 (100%) 70
Person Chi-square X2=6.426 df=2 p=0.040

191
Asri Warsi ISSN 2252-5416

Tabel 4. PaO2 darah kelompok koma dan tidak koma

PaO2
Kesadaran Menurun Hipoksemia Hiperoksemia Normal Total
(n=35) (n =35) (n=35)
Koma 14 (53,8%) 16 (48,5%) 5 (45,5%) 35
Tidak koma 12 (46,2%) 17 (51,5%) 6 (54,5%) 35
Total 26 (100%) 33 (100%) 11(100%) 70
Person Chi-square X2=0.275 df=2 p=0.872

Tabel 5. SatO2 darah kelompok koma dan tidak koma

SatO2
Kesadaran Menurun
Desaturasi <95 % Normal >95% Total
Koma 27 (75,0%) 8 (23,5%) 35
Tidak koma 9 (25,0%) 26 (76,5%) 35
Total 36 (100%) 34 (100%) 70
Person Chi-square X2=18,529 df=1 p =0,000

PEMBAHASAN meskipun ada perbedaan bermakna tetapi


Penelitian ini menunjukkan bahwa tergantung dari faktor penyebab dan
evaluasi hubungan antara kesadaran beratnya penyakit, dapat disebabkan
menurun dengan koma dan tidak koma karena jenis gangguan keseimbangan
terhadap perubahan pH didapatkan hasil asam basa yang ditemukan selain
uji statistik menunjukkan tidak berbeda mengakibatkan peningkatan PaCO2
bermakna p = 0.204 (P>0,05). Meskipun (asidosis respiratorik) juga mengaki-
tidak ada perbedaan bermakna tapi hasil batkan penurunan (alkalosis repiratorik
evaluasi didapatkan anak yang dan asidosis metabolik). Ini disebabkan
mengalami kesadaran menurun koma terjadi hipoksia yang merangsang
jumlah pH abnormal lebih banyak kemoreseptor (badan karotis dan badan
dibandingkan pH normal, begitupun yang aorta) sehingga timbul hiperventilasi
tidak koma, hal tersebut sesuai pada yang menyebabkan frekuensi napas lebih
hipotesis penelitian, namun demikian cepat sebagai awal mekanisme
jumlah alkalemia lebih banyak pada kompensasi dari tubuh, jika proses
koma dibandingkan yang tidak koma. hipoksia berlangsung lama karena
Kesadaran menurun karena defisit di otak beratnya suatu penyakit maka lama
mempengaruhi perubahan gas darah. kelamaan akan terjadi hipokapnea
Dari hasil evaluasi hubungan PaCO2 (Guyton, 1996).
dengan kesadaran menurun didapatkan Dari penelitian ini, hubungan
terjadinya hipokapnea pada koma 12 kesadaran menurun terhadap perubahan
orang dan yang tidak koma 22 orang, nilai PaO2, hasil uji statistik tidak
sedangkan yang mengalami hiperkapnea didapatkan perbedaan bermakna dengan
pada anak dengan koma 15 orang dan p = 0.743 (p>0,05). Jumlah anak yang
tidak koma 6 orang. PaCO2 yang normal mengalami kesadaran menurun koma
pada koma 8 orang sedangkan yang tidak maupun tidak koma lebih banyak
koma 7 orang. Dari hasil uji statistik mengalami perubahan nilai PaO2 yang
didapatkan perbedaan bermakna p = abnormal. Dan yang mengalami
0.032 (p=0.05). dari hasil didapatkan kesadaran menurun koma lebih banyak

192
Gas Darah, Kesadaran Menurun, Gangguan Asam Basa ISSN 2252-5416

terjadi hipoksia (PaO2 < 80 mmHg) menyebab kekurangan oksigen pada


dibandingkan tidak koma karena kejadian otak/hipoksia otak yang meningkatkan
hipoksia yang lama semakin memung- terjadinya koma, penelitian ini sesuai dari
kinkan untuk terjadinya koma, meskipun hipotesis.
dari hasil uji statistik didapatkan tidak Pada kesadaran menurun koma
ada perbedaan bermakna gangguan asam basa terbanyak yang
Hasil evaluasi nilai HCO3 < terjadi adalah asidosis metabolik (baik
22mmol/l yang mengalami asidosis asidosis metabolik murni maupun
metabolik pada kelompok kesadaran campuran). Terjadi koma disebabkan
menurun koma 24 orang lebih banyak berat tidaknya penyakit yang mendasari
dibandingkan yang tidak koma 14 orang, dan organ tubuh yang terganggu terutama
penderita koma dengan nilai HCO3 pada daerah otak di bagian ARAS yang
>26mmol/l yang mengalami alkalosis berhubungan dengan kesadaran seperti
lebih rendah dari yang tidak koma, pada trauma capitis, penyakit infeksi
begitupun yang normal lebih rendah yang yang berat, penyakit ginjal, metabolik
koma daripada yang tidak koma. Hasil uji maupun keracunan, oleh karena
statistik ternyata terdapat perbedaan pembentukan CO2 oleh asam fixed dan
bermakna yaitu p = 0.04 (p<0.05). asam organik yang menyebabkan
Hal ini terjadi karena pada kesadaran peningkatan ion bikarbonat di jaringan
menurun terdapat kekurangan HCO3 perifer atau cairan ekstraseluler. Namun
karena banyak digunakan untuk proses indikasi pemberian NaHCO3 adalah bila
pendaparan (mengoreksi asidosis meta- pH <7.2 dan HCO3 < 12 mEq/L (Heilman
bolik), regenerasi HCO3 kurang dan dkk, 2005), sehingga tidak semua
gangguan keseimbangan asam basa asidosis metabolik perlu diberikan
didominasi oleh komponen metabolik NaHCO3. Pada penelitian ini didapatkan
pada kesadaran menurun koma sehingga nilai rerata pH dan HCO3 pada kesadaran
komponen metabolik (HCO3) banyak menurun koma adalah 7.36 (tidak ada pH
berubah. Sedangkan kesadaran menurun 7.2) dan HCO3 18.25 mEq/L (tidak ada
tanpa koma kurang didominasi oleh yang HCO3 < 12 mEq/L) sehingga dapat
gangguan keseimbangan asam basa meta- disimpulkan dari penelitian ini bahwa
bolik tapi komponen respiratorik baik pada kesadaran menurun koma tidak
murni maupun campuran ini terjadi dianjurkan untuk memberikan NaHCO3
karena ketidakseimbangan antara pem- sebelum diketahui hasil pemeriksaan gas
bentukan CO2 di jaringan perifer dengan darah (Andrade, 2007).
ekskresinya di paru ditandai peningkatan Dikatakan cara terpenting untuk
atau penurunan konsentrasi CO2. mengatasi asidosis metabolik adalah
Hasil evaluasi hubungan kesadaran dengan mengatasi penyakit dasarnya
menurun dengan perubahan saturasi (Schwaderer, dkk 2008). Bila diberikan
oksigen dari uji statistik didapatkan NaHCO3 harus dilakukan pemeriksaan
perbedaan yang sangat bermakna yaitu ulang analisis gas darah setiap hari untuk
p=0.000 (p<0,001) saturasi oksigen mengetahui apakah NaHCO3 masih
dengan kesadaran menurun didapatkan diperlukan dan bila masih diperlukan
penderita yang mengalami koma lebih mungkin dosis yang diberikan akan
banyak terjadi desaturasi yaitu 27 orang berubah (hal ini sesuai dengan salah satu
dibandingkan yang tidak mengalami fungsi analisis gas darah yaitu untuk
koma yaitu 9 orang. Hal ini akibat pada mengetahui hasil pemeriksaan penunjang
pasien yang koma penggunaan oksigen yang telah dilakukan jadi dapat dipakai
secara besar-besaran sehingga keku- sebagai salah satu kriteria untuk menilai
rangan oksigen yang banyak maka terjadi pengobatan.
hipoksia menyebabkan kurangnya Salah satu fungsi AGD adalah
pengikatan oksigen terhadap hemoglobin menilai proses oksigenasi. Pada

193
Asri Warsi ISSN 2252-5416

penelitian ini didapatkan hipoksemia asidosis lebih mengancam nyawa pen-


lebih banyak pada penurunan kesadaran derita seperti pada kesadaran menurun
koma setelah uji statistik tidak ada dengan koma karena pada asidosis
perbedaan yang bermakna (p=0.872), kelainan yang terjadi sudah pada tingkat
meskipun tidak ada perbedaan bermakna sel dan mempunyai komplikasi yang
tetapi menunjukkan bahwa lebih banyak lebih berat pada sistem kardiovaskuler,
terjadi gangguan transport oksigen pada neurologik dan tulang sehingga membu-
kesadaran menurun koma sehingga lebih tuhkan waktu yang lebih lama untuk
banyak membutuhkan oksigen untuk mengkompensasinya. Umumnya keadaan
memperbaiki oksigenasi. Hal ini asidosis kita dapatkan pada penyakit-
dikarenakan proses hipoksia yang lama penyakit sudah tahap lanjut. Kunci
sehingga menyebabkan kesadaran keberhasilan menanggulangi keadaan
menurun yang disertai koma lebih banyak asidosis adalah dengan mengobati
dibandingkan yang tidak koma. penyakit yang mendasarinya, tetapi pada
Pada kesadaran menurun dengan keadaan berat (pH < 7.2 dan HC03 < 12
koma rata-rata mengalami gangguan mEq/L) diper-timbangkan untuk
keseimbangan asam basa, dibandingkan pemberian NaHC03 karena pada keadaan
dengan tanpa koma. Gangguan alkalosis tersebut obat-obatan yang diberikan
respiratorik terjadi hiperventilasi alveolar untuk mengobati penyakit dasarnya tidak
sehingga terjadi penurunan PaCO2 dapat bekerja secara optimal dan dapat
(hipokapnea) yang dapat menyebabkan terjadi koma serta henti jantung.
peningkatan pH, Hiperventilasi alveolar Keterbatasan penelitian ini adalah
timbul karena adanya stimulus baik kurangnya jumlah sampel, bila mewakili
langsung maupun tidak langsung pada banyak jenis penyakit ini dapat
pusat pernapasan. Hiperventilasi menye- mpengaruhi distribusi penelitian, kegeli-
babkan eliminasi CO2 yang berlebihan sahan pasien saat pengambilan darah
sehingga menyebabkan alkalosis misalnya pasien kondisi delier dapat
respiratorik. Vasokonstriksi pembuluh mempengaruhi hasil AGD. Tidak dila-
darah otak dapat menyebabkan hipoksia kukan analisis A-aDO2. A-aDO2 dapat
otak dan hal ini merupakan gejala yang merupakan parameter untuk mengetahui
sering terjadi pada hperventilasi. sudah terjadi gangguan ventilasi dan
Asidosis respiratorik dapat terjadi perfusi.
akibat depresi pusat pernapasan misalnya
(akibat obat, anestesi, penyakit neurologi) KESIMPULAN DAN SARAN
kelainan atau penyakit yang mempe- Berdasarkan hasil penelitian kami
ngaruhi otot atau dinding dada, penu- simpulkan bahwa kesadaran menurun
runan area pertukaran gas atau dapat menyebabkan gangguan asam basa
ketidakseimbangan ventilasi perfusi, dan dan lebih berat pada anak yang koma.
obstruksi jalan napas. Manifestasi klinis Perlu dilakukan pemeriksaan gas darah
bervariasi tergantung derajat kepara- secara rutin pada setiap penderita kesa-
hannya dan penyakit yang mendasarinya. daran menurun terutama yang koma
Peningkatan PaCO2 secara akut akan sehingga dapat dilakukan penanganan
mengakibatkan penurunan kesadaran yang cepat dan tepat agar dapat
(confusion sampai somnolen) bahkan menghindarai kerusakan jaringan otak
dapat terjadi narkose CO2. Gas CO2 yang lebih lanjut, bila melakukan koreksi
merupakan vasodilator serebral maka gangguan asam basa perlu pengawasan
pembuluh darah difundus optikus akan yang ketat.
dilatasi bahkan dapat terjadi edema papil
(Madjid A dkk, 2008) DAFTAR PUSTAKA
Walaupun keadaan asidosis dan Andrade, O.V., Ihara, F.O., and Troster,
alkalosis sama-sama berbahaya tetapi E.J. (2007). Metabolic Acidosis in

194
Gas Darah, Kesadaran Menurun, Gangguan Asam Basa ISSN 2252-5416

Childhood: Why, When and How to Passat, Jimmy. (2008). Datang Tidak
Treat. (http://www,scielo.br/). Sadar, Apa yang Harus Dilakukan?
Guyton, Athur C. (1996). Fisiologi Pediatric Neurology and Neuro
Manusia dan Mekasnisme Penyakit, Emergency in Daily Practice. DIKA
ECG.Jakarta. FK. UI. RSCM. Jakarta
Harsono, (2005). Buku Ajar Neurologi, Schwaderer, AL., dkk, (2008) Acidosis
Kesadaran Menurun, Fakultas and Alcalosis. (http://pedsinreview.
Kedokteran UI, Jakarta. aappublication.org/)
Heilman, R.L and Charles, J.C., (2005), Taslim dan Sofyan,. (2008). Diare akut;
Metabolic Acidosis. (http//www. Kapita Selekta Gastrerologi Anak,
turner-white.com/). Lab/SMF Ilmu Kesehatan anak FK
Lazuardi, S (1999). Neurologi Anak; UNUD. Jakarta
Koma. Ikatan Dokter Indonesia. Wong CP, Forsyt RJ, Kelly TP, Eyree JA
Jakarta. (2001). Current topic: incidence,
Madjid A, dkk (2008). Gangguan aetilogy, and outcome of non-
Keseimbangan Air-Elektrolit dan traumatic coma: a population base
Asam-Basa. FK. UI. Jakarta. Ed.2 study. Arch Dis Child.

195

Anda mungkin juga menyukai