Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang
banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular,
namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi
dan arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang
mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang
tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini,
usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum
berhasil sepenuhnya, karena adanya factor-faktor penghambat seperti
kurang pengetahuan tentang hipertensi ( pengertian, tanda dan gejala, sebab
akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya. Saat ini, angka kematian
karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Oleh karena perlu di galakkan
pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi.
Diharapkan dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga resiko tinggi
hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena
hipertensi dalam masyarakat khususnya dalam keluarga.

B. TUJUAN
Ada 2 macam tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan Umum : Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan
keluargaagar mandiri mengatasi masalah
kesehatannya.
Tujuan Khusus adalah keluarga dapat :
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah keluarga
c. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga
yang sakit atau yang mempunyai gangguan fungsi tubuh atau yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
d. Memelihara lingkungan baik fisik, psikis maupun social sehingga dapat
menunjang peningkatan kesehatan keluarga.

1
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seperti Puskesmas,
Puskesmaspembantu, kartu sehat, posyandu, RS,dll untuk memperoleh
pelayanan kesehatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian
a. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam
peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan. (Bailon dan Maglaya, 1989 dikutip Nasrul Effendy,
1998, hal ; 32 - 33).
b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketegantungan.
( Departemen Kesehatan RI, 1988 dikutip Nasrul Effendy,
1998, hal ; 32).
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga
adalah :
1) Unit terkecil dari masyarakat
2) Terdiri dari 2 orang atau lebih
3) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4) Hidup dalam satu rumah tangga
5) Di bawah asuhan seorang kepala keluarga
6) Berinterkasi diantara sesama anggota keluarga
7) Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing
8) Menciptakan, mempertahankan suatu budaya

2. Ciri ciri Struktur Keluarga


Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy 1998 hal 33 dibagi
menjadi 3 yaitu :
a. Terorganisasi : Saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing masing.

3
c. Ada perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing masing.

3. Tipe Keluarga
Menurut Nasrul Effendy (1998) hal 33 34 tipe keluarga terdiri dari :
a. Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.
b. Keluarga besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (Single Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Compocite)
Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation)
Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

4. Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul
Effendy 1998, hal 34 adalah sebagai berikut :
a. Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak anak, berperan
sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak anaknya. Ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik
anak anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,

4
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
c. Peran anak : Anak anak melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai
hasil atau konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang
paling berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga
adalah ;
a. Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas
kepribadian kaum dewasa, memenuhi kebutuhan kebutuhan para
anggota keluarga.
b. Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak
anak yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota
masyarakat yang produktif, dan juga sebagai penganugrahan status
anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi
dan menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup
masyarakat.
d. Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber sumber ekonomi yang
memadai dan mengalokasikan sumber sumber tersebut secara efektif.
e. Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan
fisik pangan, sandang, papan dan perawatan kesehatan.

6. Tahap perkembangan keluarga


Menurut Duvall (1977) dikutip Friedman, 1998; hal 109 135, tahap dan
tugas perkembangan keluarga ada 8, yaitu:

Tabel I. Delapan tahap siklus kehidupan keluarga.


No Tahap Perkembangan Tugas perkembangan
1 Keluarga pemula a. membangun perkawinan yang saling
memuaskan

5
b. menghububgkan jaringan persaudaraan secara
harminis
c. keluarga berencana (keputusan tentang
kedudukan sebagai orangtua
2 Keluarga sedang a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah
mengasuh anak unit yang mantap.
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang
bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga
besar dengan menambahkan peran-peran
orangtua dan kakek nenek
3 Keluarga dengan anak a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga se[erti
usia prasekolah rumah, ruang bermain, privasi, keamanan
b. Mensosialisasikan anak
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara
tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang
lain
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga

4 Keluarga dengan anak a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk


usia sekolah meningkatkan prastasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya yang sehat
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
keluarga

5 Keluarga dengan anak a. Mengembangkan kebebasan dengan


remaja tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa
dan semakin mandiri

6
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua
dan anak-anak

6 Keluarga melepaskan a. Memperluas siklus keluarga dengan


anak dewasa muda memasukkan anggota keluarga baru
didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
c. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-
sakitan dari suami maupun istri

7 Orangtua usia a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan


pertengahan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan hubungan yang
memuaskan dan penuh arti dengan para
orangtua lansia dan anak-anak
c. Memperkokoh hubungan perkawinan

8 Keluarga lansia a. Mempertahankan pengaturan hidup yang


memuaskan
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang
menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar
generasi
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi
mereka (penelaahan dan integrasi hidup)

7. Tugas Kesehatan Keluarga


Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42,
adalah sebagai berikut :

7
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat.

B. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

1. Konsep Keperawatan Keluarga


Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan
Aracelis Maglaya 1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai sarana atau penyalur.

2. Konsep Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal.
Seseoarang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya
lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet
Corwin, hal 356).
b. Penyebab

8
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1) Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya disebut juga Hipertensi Idiopatik.
Terdapat sekitar 95 % kasus. Faktor resiko dari hipertensi essensial
adalah :
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Riwayat keluarga
d) Obesitas
e) Serum lipid
f) Diet
g) Perokok
2) Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal
Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebabnya specifik diketahui seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal,
hiper aldesteronisme sindrom chausing, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.

c. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National
Committee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999
hal 519, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi


Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg
a. Normal < 130 < 85
b. Perbatasan 130 139 85 89
c. Hipertensi tingkat I 140 159 90 99
d. Hipertensi tingkat 2 160 179 100 109
e. Hipertensi tingkat 3 > 180 > 110

d. Manifestasi Klinik

9
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya
gejala bila demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada
ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan
adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging, mata
berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).

10
e. Pathway
Pathway Keperawatan disusun dengan mengambil sumber dari ;Kapita Selecta Kedokteran,
Jilid I, Ed. Ketiga, 1999 dan Nasrul Effendy, Asuhan Keperawatan Keluarga, 1999.

Jenis kelamin Gaya hidup Obesitas


Umur

HYPERTENSI
Otak
Retina
Pembuluh darah

Resistensi pemb. drh Suplay O2 Ginjal


otak meningkat otak menurun

Vasokontriksi
Tek..Pemb. drh pemb drh ginjal Sistemik Koroner Spasmus
otak meningkat arteriole
jntung
After load Iskhemi
Sinkope
Blood flow meningkat miokard Diplopia
menurun
Gangguan
Nyeri Resti perfusi vasokontriksi
injuri Respon Nyeri dada Resti injuri
jaringan RAA
kepala
Gangguan Fatique
rs nyaman
Vasokontriksi Rangsang Penurunan
CVA Aldosteron COP

Gangguan Odem Retensi Na


keseimbangan

3. Fokus Intervensi
a. Fokus Intervensi Individu
Diagnosa 1 : Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan
program terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan
pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor
resiko.
Intervensi :
1) Identifikasi faktor-faktor penyebab atau penunjang yang
menghalangi.
2) Bangun rasa percaya dan kekuatan.
3) Tingkatkan percaya diri dan kemajuan diri yang positif.
4) Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
5) Tingkatkan sikap positif keikutsertaan individu dan keluarga.
6) Jelaskan dan bicarakan :

11
a) Proses penyakit
b) Aturan pengobatan
c) Perubahan gaya hidup yang diperlukan
d) Metode untuk memantau kondisi
7) Jelaskan bahwa perubahan gaya hidup dan kebutuhan belajar akan
membutuhkan waktu untuk integrasi.
8) Identifikasi rujukan atau layanan komunitas yang diperlukan untuk
tindak lanjut.
Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring selama fase akut.
2) Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit
kepala.
3) Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat
meningkatkan rasa sakit kepala, misalnya mengejan.
4) Bantu pasien untuk ambulasi sesuai kebutuhan.

b. Fokus Intervensi pada keluarga


Berikut ini intervensi keperawatan keluarga yang dilakukan
pada masalah hipertensi sesuai dengan 5 tugas keluarga :
1) Mengenal masalah kesehatan
Intervensi :
a) Gali pengetahuan keluarga tentang hipertensi
b) Jelaskan pada keluarga tentang pengertian hipertensi
c) Jelaskan pada keluarga mengenai macam-macam penyebab
hipertensi
d) Jelaskan pada keluarga tanda dan gejala hipertensi

2) Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat


Intervensi :
a) Jelaskan akibat-akibat bila hipertensi tidak ditangani dengan
tepat

12
b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat guna
menangani hipertensi
c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga

3) Merawat anggota keluarga yang sakit


Intervensi :
a) Jelaskan pada keluarga tentang perawatan hipertensi
b) Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk
hipertensi
c) Beri kesempatan keluarga untuk mendemonstrasikannya
d) Beri reinforcement atas ketrampilan keluarga

4) Memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan


Intervensi :
Jelaskan tentang pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan
keluarga di rumah

5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan


Intervensi :
a) Jelaskan pada keluarga mengenai tempat pelayanan kesehatan
yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi
b) Motivasi keluarga untuk mengunjungi tempat fasilitas kesehatan
c) Beri reinforcement (+) atas minat keluarga.

BAB III
PEMBAHASAN

I. PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


A. Data Umum
Nama KK : Tn. M
Umur : 70 Tahun

13
Alamat : Ds. Dua RT 36/ RW 10 Desa Pal IX
Pekerjaan KK : Petani
Pendidikan : SR
Tanggal Pengkajian : 16 Agustus 2017
Komposisi Keluarga
N Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikann
o kelamin keluarga terakhir
1 Tn. Muhayang Laki2 Suami 70 th SR
2 Ny. Erna wanita Istri 58 th Tidak sekolah
4 Anis suryani Wanita Anak 40 th Tidak sekolah
5 Khairul amin Laki2 anak 35 th SMA
Tipe Keluarga : Nuklear Family ( Keluarga inti )
Genogram :

Keterangan :
: laki-laki meninggal : klien : perempuan
: Perempuan meninggal : Laki - laki
Suku Bangsa
Semua anggota keluarga berasal dari suku Bugis, dengan kultur budaya Bugis.
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Bugis dan melayu. Tidak ada
pantangan dalam makanan atau hal-hal yang lain asalkan tidak bertentangan
dengan budaya dan agama. Hanya saja terkadang apabila Tn. M sakit anak nya
memanggil orang pintar terlebih dahulu baru ke petugas kesehatan
Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam, taat menjalankan sholat. Sholat
dilakukan dengan berjamaah dan selalu membaca Al Quran setelah sholat.
Status Sosial ekonomi keluarga

14
Keluarga Tn. M termasuk keluarga dengan ekonomi menengah. Hasil
perkebunan kerang dari Rp.1.000.000 / bulan
Aktivitas rekreasi keluarga : Kelurga Tn M beraktivitas rekreasi dengan
menonton Tv dan mendengarkan radio. Sambil bercengkrama bersama
keluarga. Klien jarang berjalan diluar rumah dikarenakan kondisi yang sedang
sakit dan terbatasnya ekonomi

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap Perkembangan keluarga saat ini :
Tn.M mempunyai 2 orang anak, anak yang pertama berumur 40 tahun, dan anak
yang ke dua berumur 35 tahun (usia dewasa muda). Tahap perkembangan Tn.
M untuk saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga usia lansia.
Tugas perkembangan kelurga yang belum terpenuhi :
Tugas perkembangan keluarga pada usia lansia yang belum terpenuhi adalah
belum dapat memodifikasi lingkungan kesehatan.ini dapat diketahui dari
pernyataan Nn. A bahwa Tn. M suka makan asin dan minum kopi
Riwayat keluarga inti :
Tn. M menderita hipertensi 170/100 mmHg tapi tidak merasakan pusing
ataupun keluhan lainnya. Tn. M jarang melakukan kontrol ke pelayanan
kesehatan dan belum pernah opname di Rumah Sakit. Sedangkan Istrinya (
Ny E ) hanya mengeluh sakit rematik dan terasa nyeri dikedua kakinya, anak
pertama Tn. M ( Nn. A) belum berkeluarga sedangkaan anak nya yang bungsu (
Tn. K) sudah menikah dan tinggal di Jalan juruju Pontianak. Seluruh keluarga
tidak ada mempunyai penyakit yang menular
Riwayat Kesehatan Sebelumnya;
Ayah dari Tn. M menderita penyakit hipertensi dan adik dari Tn . M yang
berumur 55 th juga menderita hipertensi. Dalam keluarga Tn. M tidak ada yang
mempunyai penyakit menular.

C. Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah
Jenis bangunan rumah Tn. M bersifat permanent dengan ukuran 11 x 5 m2,
dengan lantai keramik yang terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar

15
mandi, 1 tempat sholat dan ruang makan serta 1 ruang keluarga. Dan
mempunyai toko yang terletak di samping rimah dengan ukuran 3 x 5 m2.
Ventilasi rumah baik dengan 1jendela tiap ruangan, kecuali ruang tamu
mempunyai 2 jendela, kondisi rumah bersih dn tertata rapi. Pembuangan
sampah ada dibelakang rumah, kondisi air bening tidak berbau. Setiap hari
lantai disapu, di pel setiap pagi.
Karakteristik tetangga dan komunitas
U
Ruang tamu Dapur
K.tdr

K.tdr

KM

KM

Lingkungan rumah Tn. M mayoritas sebagai petani tiap pagi berangkat ke


sawah dengan naik sepeda atau berjalan kaki. Sedangkan transportasi yang
berada di desa Tn. M adalah motor ( kendaraan pribadi ) tidak ada angkutan
umum.
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. M belum pernah berpindah tempat, apabila ada anggota keluarga
yang sakit menggunakan transportasi sepeda motor.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Dalam keluarga Tn M sering dikunjungi oleh anak bungsunya sedangkan anak
pertama masih tinggal bersama Tn.M. Kesempatan ini digunakan oleh keluarga
untuk saling bercerita dan bersenda gurau. . Hubungan keluarga Tn. M dengan
tetangga tampak baik dan harmonis. Anak nya yang pertama Nn. A selalu aktip
dalam kegiatan organisasi dilingkungannya seperti pengajian,PKK dll. Kadang
tetangga terdekat juga datang berkunjunag untuk menjenguk Tn M
System Pendukung Keluarga

16
Anggota keluarga Tn. M yang sehat adalah Ny. E beserta anak anaknya,
apabila ada keluarga Tn. M akan berobat dengan menggunakan sepeda motor,
apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota yang lain
memberikan dorongan atau mengingatkan serta mengantar untuk pergi berobat
ke orang pintar baru ke petugas kesehatan. Sedangkan masyarakat menjenguk
apabila ada anggota keluarga Tn. M yang sakit.

D. Struktur Keluarga
Pola komunikasi keluarga
Dalam berkomunikasi sehari-hari Tn. M dan anggota keluarga menggunakan
bahasa Bugis dan Melayu dengan komunikasi secara verbal. Jika kalau ada
masalah dimusyawarahkan. Setiap anggota keluarga menerima dan menghargai
hasil keputusan terakhir. Pengambil keputusan adalah Tn. M selaku kepala
keluarga setelah bermusyawarah dengan anak dan istrinya

Struktur Peran
Peran formal : Tn. M tidak mampu menjalankan perannya sebagai kepala
keluarga terutama dalam mencari nafkah,. Ny. N masih mampu menjalankan
perannya sebagai Ibu rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah,
untuk kebutuhan sehari-hari menjadi tanggung jawab Tn K sebagai anak laki
laki dan di bantu oleh Nn A kebetulan belum menikah, Tn. M juga mempunyai
hasil dari perkebunan kelapa, langsat, dan pinang yang dapat menambah
perekonomiannya
Peran Informal : setiap anggota keluarga lainnya berperan sebagai pendorong
jika ada salah satu anggota keluarga yang bermasalah, sebagai sahabat bagi
semua anggota keluarga dan sebagai penghibur apabila ada anggota keluarga
yang sedang bersedih.
Nilai atau norma keluarga
Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota keluarga
yang satu dengan yang lain, mengormati yang lebih tua dan menyayangi yang
lebih muda. Menurut Nn. A ( anak pertama ) semua anggota keluarga berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, nilai yang ada dikeluarga

17
merupakan gambaran diri dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik
dalam nilai.
Keluarga Tn. M mempunyai persepsi bahwa penyakitnya sudah biasa dan tidak
dirasakan sehingga sangat jarang kontrol ke fasilitas kesehatan.

E. Fungsi Keluarga
Fungsi Affektif
Keluarga Tn. M tampak sangat harmonis, antar anggota keluarga saling
menghargai dan menghormati. Tn. M menerapkan disiplin yang tinggi terhadap
anaknya dan memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada anak-anak nya
dalam berbagai hal.

Fungsi Sosialisasi
Hubungan antara anggota keluarga tampak baik dimana anak dan menantu
beserta cucu-cucunya menjenguk Tn. M sekeluarga. Tn. M menerapkan disiplin
yang tinggi pada anaknya baik disipilin waktu maupun disiplin dalam janji.
Keluarga Tn. M mengikuti adaptasi dan norma yang ada di masyarakat serta
dari adat istiadat suku bugis yang kuat.
Fungsi Perawatan Kesehatan
- Kebiasaan makan sehari - hari
Kebiasaan makan keluarga Tn.M tidak teratur, frekuensi makan 2-3x sehari
dengan susunan menu seperti nasi, ikan, sayur, tahu/tempe,ikan asin. Porsi
makan Tn. M selalu habis 1 piring, cara pengolahan sayuran adalah : dicuci,
dipotong kemudian dimasak, pengolahan makanannya dengan cara dimasak.
Kebiasaan minum keluarga Tn.M setiap hari menggunakan air putih dan minum
kopi di pagi dan sore hari.
- Kebiasaan istirahat dan tidur
Semua anggota keluarga Tn.M jarang tidur siang, kecuali Ny.E biasanya tidur
siang selama 1-2 jam/hari. Sedangkan pada amalam harinya Ny.E mengatakan
tidak bisa tidur nyenyak dikarenakan suka terbangun dan kadang susah untuk

18
tidur lagi, sedangkan anggota keluarga yang lain biasa tidur malam pukul 22.00
WIB dan bangun pada pukul 05.00 WIB .
Keluarga Tn.M belum dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan, hal ini bisa dilihat Tn. M jarang pergi ke fasilitas kesehatan untuk
dilakukan pemeriksaan
Keluarga Tn. M kurang tahu bagaimana memodifikasi lingkungan kaitannya
dengan pola makan dalam keluarga tersebut.
Keluarga Tn. M jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
yaitu Puskesmas, dokter swasta ataupun bidan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada pada keluarga.

Fungsi reproduksi
Jumlah anak keluarga Tn. M dua orang, saat ini yang tertua belum berkeluarga
dan tinggal bersama. Sedangkan anak yang terakhir sudah berkeluarga dan
menetap di pontianak , seminggu sekali datang menjenguk orang tuanya. Ny.E
tidak mengikuti program KB sejak usia 45 tahun karena Ny.E sudah
menopause.
Fungsi ekonomi
Menurut Tn. M keluarganya sudah tercukupi sandang maupun pangannya.
Untuk pakaian yang penting bersih, beli baju setahun sekali kalau mau lebaran.
Keluarga Tn. M mempunyai rumah sendiri. Apabila sakit Tn. M jarang kontrol
ke RS karena merasa bahwa penyakitnya merupakan hal yang biasa. Sedangkan
Ny. A apabila sakit pergi kepuskesmas, tapi lebih sering pergi ke orang pintar
( dukun ) .

F. Stress dan Koping Keluraga


Stresor jangka pendek dan jangka panjang.
Stresor pendek : Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah Tn M
merasa sedih karena anak pertama belum menikah. Stresor jangka panjang :
Bagaimana jika tiba-tiba meninggal dan anak pertamanya belum juga
menikah

19
Strategi koping yang di gunakan
Apabila ada masalah di selesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat.
Dan dicari jalan yang terbaik serta tidak lupa berdoa kepada Allah SWT.
Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor
Keluarga tidak bisa apa-apa, hanya bisa pasrah dan selalu berdoa agar anak
yang tertua cepat mendapatkan jodoh dan anak ankny diberikan
keselamatan duni dan akhirat

G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Tn. M Ny. E Nn. A
fisik
TD 170/100mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg
N 96x/mt 92x/mt 92x/mt
RR 20x/mt 24x/mt 24x/mt
BB/TB 60 kg/160 cm 55 kg/ 155cm 55 kg/ 155cm
Rambut Beruban, tidak ada Beruban, tidak ada Hitam , tidak ada
ketombe ketombe ketombe
Konjungtiva Tidak anemi Tidak anemi Tidak anemi
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
Hidung Tidak ada secret, simetris Tidak ada secret, Tidak ada secret,
simetris simetris
Telinga Tidak keluar seruman Tidak kelaur serumen Tidak kelaur serumen
Mulut Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab,
tidak sariawan tidak sariawan tidak sariawan
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan limfe kelenjar tiroid dan limfe kelenjar tiroid dan
limfe
Dada: Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Paru Tidak ada bunyi nafas Tidak ada bunyi nafas Tidak ada bunyi nafas
yang abnormal paru yang abnormal paru yang abnormal
Jantung Irama jantung teratur dan Irama jantung teratur Irama jantung teratur
jelas
Abdomen Datar, ada bising usus Datar, ada bising usus Datar, ada bising usus
20x/mt, tidak nyeri tekan 24x/mt, tdk nyeri tekan 27x/mt,tdk nyeri tekan
Ekstremitas Tidak edema, apabila Tidak edema, berjalan Tidak edema, berjalan
berjalan tampak tertatih & normal dan lambat tampak normal

20
lambat
Kulit Bersih, sawo matang, Bersih, sawo matang, Bersih, sawo matang,
tampak keriput dan kering tampak keriput & kering tekstur kulit normal
Turgor kulit Cukup baik Cukup Baik Cukup Baik
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

H. Harapan Keluarga
Harapan keluarga Tn M pada petugas kesehatan adalah Mendapatkan infornasi
yang berguna bagi kesehatan anggota keluarganya.

I. Data Tambahan
Keluarga mengatakan Tn. M selama ini jarang beraktivitas dikarenakan kondisi
yang sudah tidak memungkinkan, kadang disertai dengan nyeri di kedua lutut
kaki dan keadaan ini sudah dirasakan selama kurang kebih 1 tahun terakhir.
Keluarga mengatakan TN. M jarang mengontrol penyakitnya ke fasilitas
kesehatan

2. ANALISA DATA
Data Etiologi problem
1. Tanggal : 17 Agustus 2017 Ketidakmampuan Resiko terjadi
Data subjektif : keluarga mengenal komplikasi
Tn. M mengatakan tidak tahu masalah kesehatan penyakit
tentang penyakit dan dampak pada anggota hipertensi
dari penyakitnya Tn tidak keluarga yang ( cedera cerebro
merasakan keluhan yang sakit vaskular/ CVA )
berarti
Tn. M mengatakan tidak
pantang makan
Keluarga merasa masalah ini
merupakan hal yang biasa.

Data objektif :
TD = 170/100 mmHg,
N : 72 x/mt,

21
RR : 20 x/mt,
S : 37 C.

Tn. M jarang kontrol ke


fasilitas kesehatan
Keluarga Tn. M tidak tahu
tentang diet pada hipertensi
Keluarga tidak ada yang
mampu untuk mengidentifikasi
tanda tanda komplikasi dari
penyakit hipertensi

2. Tanggal : 17 Agustus 2017


Data Subjektif : Keluarga tidak Ketidakmampuan
Tn. A mengatakan suka mengetahui keluarga merawat
makanan yanga asin , dan tentang jenis anggota keluarga
minum kopi dipagi dan sore makanan yang yang sakit
hari harus dihindari hipertensi.
Ny.E mengatakan tidak oleh penderita
tahu secara rinci jenis hipertensi.
makanan dan diet makanan
pada penderita hipertensi.
Data objektif :
Makanan yang disajikan
terasa asin
Tn. M tidak rutin minum
obat dan jarang pergi
kontrol ke Puskkesmas/
kerumah sakit
TD : 190/ 100 mmHg
RR : 20 x/mt
N : 72 x/mt, S : 36,5

22
3. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi ( cedera cerebro vaskular/
CVA ) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
hipertensi berhubungan dengan keluarga tidak mengetahui tentang jenis
makanan yang harus dihindari oleh penderita hipertensi.

Skoring
Diagnosa keperawatan 1
Resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi ( cedera cerebro vaskular/ CVA )
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

No kriteria skore bbt jumlah total pembenaran


1 Sifat masalah : 2 1 2/3 X 1 2/3 Apabila masalah yang
Ancaman dialami Tn M
kesehatan berkelanjutan maka akan
mengakibatkan suatu
masalah yang semakin
fatal yaitu stroke
Penyakit hipertensi adalah
penyakit menahun yang
sulit sembuh total

2. Kemungkinan 2 2 2/2 X 1 1 Masalah dapat mudah


masalah dapat diubah karena dalam hal
diubah : ini keluarga belum
Masalah mudah mengenal masalah dan
diubah jarang pergi ke Yan Kes
sehingga diharapkan
dengan pendekatan yang
baik dari petugas bisa
mengubah kebiasaan diet
makanannya dan dengan

23
bantuan peran serta
anggota keluarga

3. Potensi untuk 1 2 2/3 X 1 2/3 Masalah belum berat


dicegah : cukup walaupun Tn.M tidak
merasakan keluhan apa-
apa, tetapi TD Tn.M
termasuk kategori
hipertensi grade II jika
tidak mendapatkan
tindakan akan
Membahayakan

4. Menonjolnya 0 1 0/1 X 1 0 Tn.M tidak merasakan


masalah : keluhan apa-apa. Dan
Masalah tidak keluarga menganggap
dirasakan masalah ini hal yang biasa
.
Jumlah 1 1/2

Diagnosa II
Ketidak efektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan
dengan ketidak mampuan kelurga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
hipertensi

No Kriteria skor bbt Jumlah tota pembenaran


l

24
1. Sifat masalah: 3 1 3/3 X 1 1 Masalah adalah actual sudah
actual terjadi untuk itu perlu
tindakan perawatan,
sehingga tidak berdampak
pada masalah lain (stroke)

2. Kemungkinan 1 2 1/2 X 2 1 Masalah dapat dicegah dan


masalah dapat membutuhkan peran serta
diubah: keluarga, dalam merubah
sebagian perilaku pemenuhan nutrisi,
ada tenaga kesehatan yang
akan membina.

3. Potensial untuk 2 1 2/3 X 1 2/3 Masalah belum berat, dan


dicegah: cukup membutuhkan waktu untuk
mengubah kebiasaan klrg
Menonjolnya
4 masalah tidak 0 1 0 X1 0 Tn.A dan keluarga
dirasakan menganggap bahwa masalah
Ht ini adalah masalah yang
biasa dan oleh Tn.A tidak
dirasakan

Total 3
1/3

Prioritas masalah keperawatan


1) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit hipertensi berhubungan dengan keluarga tidak mengetahui tentang
jenis makanan yang harus dihindari oleh penderita hipertensi.
2) Resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi ( cedera cerebro vaskular/ CVA
) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan pada anggota keluarga yang sakit

25
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tujuan kriteria standar intervensi


NO Jangka Jangka
DX panjang pendek
1 Setelah 1x Setelah Secara Makanan yang 1) Berikan
pertemuan dilakukan verbal harus dihindari penyuluhan pada
keluarga penyuluhan diantaranya : keluarga tentang
mengetahui selama 15 - Makanan yang makanan yang
makanan menit byk mengandung harus dihindari dan
dan diet keluarga dpt garam : seperti contoh menu diet
makanan menyebutkn ikan asin, kacang- hipertensi serta
yang harus - 3 dari 5 jenis kacangan. dampak dari
dihindari makanan yg - Makanan yang makan tersebut
oleh harus byk mengandung 2) Anjurkan klrg utk
penderita. dihindari oleh lemak misalnya : membatasi intake
penderita daging,telor,rokok makanan yang
hipertensi. jeroan,alcohol, tinggi garam &
- Keluarga dpt kopi. tinggi lemak
menyebutkan 3) Anjurkan kpd
contoh menu keluarga untuk
diet Ht memisahkan
makanan anggota
klrg dan Tn M
yang sakit ht

2 Setelah di 1. Keluarga Verbal Keluarga mengerti 1) Jelaskan dan


berikan mengenal Psikomotor tentang diskusikan tentang
perawatan masalah - Penyebab hipertensi :
selama satu kesehatan hipertensi,tanda & Pengertian, tanda
minggu salah satu gejala hipertensi, /gejala, factor yang
keluarga anggota - Faktor yang mempengaruhi,
dapat keluarga mempengaruhi ht, cara pencegahan &

26
merawat (Ny.A) komplikasi serta komplikasi
anggota - Cara pencegahan 2) Beri kesempatan
keluarga 2. Keluarga dan perawatannya kepada keluarga
yang mampu Keluarga untuk bertanya
memderita mengambil membawa Tn. M tentang hal2 yg
hipertensi keputusan ke puskesmas/RS belum diketahui
sehingga tentang untuk melakukan 3) Tanyakan kembali
tidak terjadi tindakan yang pemeriksaan hal2 yang telah
komplikasi tepat secara rutin didiskusikan
4) Beri reinforcement
3. Ny.A positif atas
bersama jawaban yang
anggota benar
keluarga 5) Motivasi untuk
mampu selalu melakukan
memanfaatka pemeriksaan
n pelayanan secara rutin ke
kesehatan fasilitas kesehatan
yang ada dan minum obat
yang teratur

5. Implementasi Dan Evaluasi


Tanggal No Implementasi E valuasi Paraf
DX
18/08/1 1 1) Berikan penyuluhan pada S : Keluarga mengatakan
7 keluarga tentang makanan sudah memahami
yang harus dihindari dan dengan jelas tentang
contoh menu diet hipertensi penyakit hipertensi,
dan dampak dari makanan penyebab tanda dan
tersebut gejala,faktor yang
2) Informasikan cara pengolahan mempengaruhi,
makanan yang baik dan benar komplikasi serta cara

27
3) Memberikan daftar menu pencegahan dan
makanan yang dianjurkan dan perawatan
yang tidak dianjurkan O : Keluarga tampak
mengerti dan dapat
menjelaskan kembali
dan menjawaab
pertanyaan yang
diajukan.
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi

18/08/1 2 1) Jelaskan dan diskusikan S : Klien/kekuarga


7 tentang hipertensi : Pengertian, mengatakan penyakit
tanda dan gejala, factor yang tekanan darah tinggi tidak
mempengaruhi, cara pen boleh makan yang asin
cegahan & komplikasi asin,berlemak, minum kopi
2) Beri kesempatan klrg untuk tapi untuk merubah
bertanya tentang hal2 yg belum kebiasaan perlu waktu
diketahui

3) Tanyakan kembali hal2 yang O : Keluarga nampak


telah didiskusikan tertarik dengan diskusi dan
4) Beri reinforcement positif atas membaca lembar diit yang
jawaban yang benar telah diberikan secara
5) Motivasi untuk selalu seksama
melakukan pemeriksaan secara Keluarga sedikit-sedikit
rutin ke fasilitas kesehatan dan mulai mengurangi

28
minum obat yang teratur makanan asin untuk Tn. M
A : masalah teratasi
sebagian

P : lanjutkan intervensi

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari asuhan keperawat keluarga yang dilakukan pada Tn. M maka dapat diambil

kesimpulan bahwa masih rendahnya tingkat pengetahuan keluarga Tn. M

tentang penyakit hipertensi dan perawatan klien dengan hipertensi, penyakit

hipertensi dianggap hal yang biasa dan tidak adanya inisiatif dari keluarga agar

membawa Tn. M ke fasilitas kesehatan untuk dapat dilakukan pemeriksaan dan

pengobatan secara rutin.

Setelah 1 minggu kami melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. M

dan membantu masalah yang dihadapi keluarga Tn. M dengan pendekatan

keluarga dan tentunya memberikan motivasi serta penyuluhan. Alhamdulilaah

29
keluarga Tn. M dapat mengerti dan memahami perawatan penderita dengan

hipertensi. Dan keluarga mau mengikuti arahan yang telah disampaikan oleh

mahasiswa.

B. Saran

1. Lakukan monitoring terus pada penderita hipertensi dengan membawanya

untuk selalu rutin berobat ke fasilitas kesehatan

2. Terapkan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit hipertensi.

3. Manajemen stress dengan baik

30
31

Anda mungkin juga menyukai