PRAKTIKUM I
PEMBUATAN BAKSO
Oleh
Nama : Trisnawati Empra
Asisten : Haikal
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
domba) yang dapat dimakan dan berasal dari otot rangka atau yang terdapat di
lidah, diafragma, jantung dan oesophagus dengan atau tidak mengandung lemak.
Daging merupakan otot hewan yang tersusun dari serat-serat yang sangat kecil
yang masing-masing serat berupa sel memanjang. Sel serat otot mengandung dua
macam protein yang tidak larut, yaitu kolagen dan elastin yang terdapat pada
jaringan ikat.
kebutuhan gizi. Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang
sebagai sumber gizi, juga perlu diperhatikan keamanan pangan serta aman,
bermutu dan bergizi baik disamping itu produk pangan dapat berpengaruh
kemudian dibentuk seperti boal-bola kecil, lalu di rebus dalam air panas. Produk
olahan daging seperti bakso telah banyak dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat.
Secara teknis pengolahan bakso cukup mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
Bila ditinjau dari upaya kecukupan gizi, bakso dapat dijadikan sebagai sarana
yang tepat dan produk ini bernilai gizi tinggi dan disukai oleh semua lapisan
masyarakat. Sekarang ini bakso tidak hanya disajikan seperti mie bakso atau mie
ayam. Tetapi bakso juga dapat disajikan sebagai bahan campuran dalam beragam
masakan lainnya, misalnya dalam nasi goring, mie goring, capcay dan aneka sup.
bakso.
dengan cara yang benar dan higienis, mengetahui komposisi bahan yang tepat
dengan cara yang benar dan higienis, mengetahui komposisi bahan yang tepat
diambil dari otot iliopsoas sapi Bali bagian has dalam (fillet) (M.Hatta dan E.
Murpiningrum, 2012). daging yang digunakan harus daging segar dari ternak yang
baru dipotong. Dan sebaiknya jangan menggunakan daging yang telah dilayukan,
yaitu daging yang telah mengalami proses aging atau penuaan, karena bila
menggunakan daging yang telah layu, tekstur bakso yang dihasilkan menjadi
kurang kenyal. Daging yang digunakan harus yang bebas lemak dan jaringan ikat.
Sebaiknya berasal dari bagian paha belakang, paha depan, daging penutup,
tanjung, pendasar, gandik atau bagian-bagian lain yang berserat halus. Jenis
daging sapi yang baik untuk pembuatan bakso adalah : daging (beef) bagian bahu
atas maupun bahu bawah atau yang disebut : Sampil (blade) yang merupakan
daging yang tebal dan empuk yang komposisinya 5,5 % dari bobot karkas sapi
bagi yang memakannya. Otot hewan berubah menjadi daging setelah pemotongan
penyusun daging. Daging juga tersusun dari jaringan ikat, epitel, jaringan-jaringan
saraf, pembuluh darah dan lemak. Hewan yang telah dipotong (postmortem),
fungsi otot tidak langsung berhenti dan otot menjadi daging, tetapi masih terjadi
perubahan-perubahan fisik dan kimia untuk beberapa jam bahkan beberapa hari.
Proses ini merupakan proses konversi otot (muscle) menjadi daging (meat).
Selama 24-36 jam pertama postmortem, proses yang dominan adalah glikolisis
terjadi sebelum pH ultimat atau pH akhir karkas atau daging tercapai. Penurunan
(Putri, 2009).
antara 5-40 %, tergantung pada jenis dan spesies, makanan dan umur terna.
Daging juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik. Secara umum,
daging merupakan sumber mineral kalsium, fosfor, dan zat besi, serta vitamin B
(Sudarwati, 2007).
suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk dari bahan baku
menjadi suatu produk olahan. Ada beberapa cara dalam melakukan pengolahan
daging yaitu pencacahan, penggilingan, pencampuran, pemberian bentuk,
2017).
Bakso merupakan produk gel dari protein daging, baik daging sapi, ayam,
ikan maupun udang. Bakso dibuat dari daging giling dengan bahan tambahan
utama garam dapur, tepung tapioka, dan bumbu, berbentuk bulat seperti kelereng
dengan berat 25-30 gram/butir. Setelah dimasak bakso memiliki tekstur yang
Salah satu produk olahan daging yang sudah lama dikenal dan sangat
Indonesia sudah sangat luas sehingga produk ini memegang peranan penting
Indonesia. Ciri khas dari produk bakso ini adalah bentuknya yang bulat
menyerupai bola padat yang sangat menarik. Produk ini mempunyai bahan baku
utama daging dan bahan tambahan lainnya seperti tepung, garam, es, Sodium
rasanya yang enak, harganya relatif murah dan kaya nilai gizi. Daging yang sering
digunakan adalah daging sapi segar prerigor yang diperoleh setelah pemotongan
hewan tanpa disimpan dahulu. Jumlah protein yang dapat terekstrak dari daging
pada fase prerigor akan lebih besar dibandingkan fase rigormortis (Putri, 2009).
Kualitas Organoleptik
organoleptik atau penilaian sensoris, merupakan peni laian yang biasa diterapkan
Aroma dan rasa bakso daging sapi cenderung berasal dari kandungan lemak
daging dari bahan penyusun bakso tersebut. Rasa, dinilai dengan indera pengecap
yang pada dasarnya dibagi menjadi empat kriteria rasa, meliputi : rasa asin, rasa
pahit, rasa asam dan rasa manis. Penentuan rasa bakso daging sapi merupakan
gabungan dari berbagai rasa bahan penyusun secara terpadu yang menjadi ciri
Tekstur merupakan sensasi tekanan yang diamati dengan gigi pada saat
dan; Ketiga, jumlah residu yang tertinggal setengah pengunyahan (Hasrati dan
Rini, 2011).
Warna merupakan refleksi cahaya pada permukaan bahan yang ditangkap
oleh indra penglihatan dan ditranmisi dalam sistem syaraf. Perubahan warna dapat
penerimaan bahan yang pertama kali dilihat adalah warna. Warna yang menarik
akan meeningkatkan penerimaan produk. Pada saat pemasakan warna bahan atau
produk pangan dapat berubah. Hal ini dapat disebabkan oleh hilangnya sebagian
pigmen akibat pelepasan cairan sel pada saat pemasakan atau pengolahan,
tapioka, telur, bawang putih (Allium cepa ), garam dapur (NaCl), merica bubuk,
Mono Sodium Glutamat (MSG) dan es batu (Hasrati dan Rini, 2011). .
menambah volume dan memperbaiki tekstur bakso. Dan karena harganya yang
relatif murah, bila digunakan sebagai bahan pengisi bakso, dapat menekan biaya
zat gizi tepung tapioka cukup baik (Hasrati dan Rini, 2011).
Bawang putih atau garlic (Allium cepa) merupakan salah satu bumbu yang
diperlukan untuk pengolahan bahan pangan, karena bawang putih ini akan
memberikan rasa, bau spesifik atau perangsang untuk dapat menimbulkan selera
makan. Di antara beberapa komponen bioaktif yang terdapat pada bawang putih,
tersebut antara lain adalah dialil sulfida atau dalam bentuk teroksidasi disebut
Garam dapur (NaCl) ditambahkan pada bahan olahan dapat berperan untuk
menghasilkan rasa asin, aroma dan sekaligus sebagai bahan pengawet (Putri,
2009). Garam yang ditambahkan pada daging yang digiling akan meningkatkan
protein myofibril yang terekstraksi. Protein ini memiliki peranan penting sebagai
Merica, merupakan salah satu bahan bumbu untuk memberikan kesan rasa
pedas pada produk pangan serta dapat memperbaiki rasa dan aroma. Manfaat lain
adalah untuk meningkatkan nafsu makan, karena efek stimulasi dalam saluran
usus, sehingga memberikan reaksi rasa pedas dari pengaruh non volatil ether
olahan bakso secara manual. Penggunaan es batu ini sangat penting dalam
pembentukan tekstur bakso. Dengan adanya es batu ini, suhu selama proses
terdenaturasi dan ekstraksi proteinnya akan berjalan dengan baik. Selain itu es
batu juga berfungsi untuk meningkatkan kandungan air dan rendemen adonan
bakso, sehingga tidak menjadi kering selama proses penggilingan maupun selama
Materi Praktikum
Alat yang digunakan pada pembuatan bakso yaitu food processor, sendok,
Bahan yang digunakan adalah daging sapi segar 200 gram, tepung
kanji/tapioka 80 gram, es, garam 8 gram, merica bubuk 2 gram, bawang putih 5
Prosedur Kerja
dadu kecil dan memasukkannya dalam food processor beserta garam dan es
secukupnya. Giling selama 1-2 menit lalu menambahkan tepung kanji, merica,
bawang putih, bawang goreng kedalam food processor dan menggilingnya selama
2-3 menit hingga adonan menjadi legit. Selanjutnya memanaskan air. Selama air
kemudian masukkan bakso kedalam air yang telah dipanaskan hingga matang
(mengapung).
Uji Organoleptik
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian
dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
Warna
Hitam Coklat Muda
1 2 3 4 5 6
Ket: 1. Hitam
2. Hitam kecoklatan
3. Coklat tua
4. Sedikit coklat
5. Cokla
6. Coklat muda
Tekstur
Kasar Halus
1 2 3 4 5 6
Ket: 1. Kasar
2. Agak kasar
3. Sedikit kasar
4. Agak halus
5. Sedikit halus
6. Halus
Keempukan
Tidak Empuk Sangat Empuk
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
Menyiapkan
Memotong daging Menyiapkan bahan
bentuk dadu peralatan
yang bersih
Warna
Warna dari bakso yang di buat berada pada skala 3,95 (cokelat), hal ini
menunjukkan bahwa warna bakso yang dibuat pada saat praktikum berada pada
kualitas warna yang sedang. Warna yang di hasilkan oleh bakso dipengaruhi oleh
bahan campuran ataupun jenis daging yang digunakan. Namun perubahan warna
pada bakso juga dapat di pengaruhi oleh proses pada saat pemasakan bakso. Hal
ini sesuai dengan pendapat Putri (2009) bahwa Pada saat pemasakan warna bahan
atau produk pangan dapat berubah. Hal ini dapat disebabkan oleh hilangnya
sebagian pigmen akibat pelepasan cairan sel pada saat pemasakan atau
Tekstur berada pada skala 4,81 (agak halus), hal yang mempengaruhi
perubahan tekstur pada bakso adalah kandungan air yang terdapat dalam bakso.
Bakso dikatakan memiliki tekstur yabg baik jika bakso tersebut mudah di gigit
dan di kunyah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasrati dan Rini (2011) bahwa
Tekstur merupakan sensasi tekanan yang diamati dengan gigi pada saat menggigit,
secara keseluruhan, meliputi tekstur dan melibatkan tiga aspek penilaian. Pertama,
Keempukan
Keempukan bakso berada pada skala 4,61 (agak halus). Keempukan pada
setiap bakso berbeda-beda tergantung daging yang digunakan serta jumlah tepung
tapioka yang di gunakan, karena tepung tapioka pada pembuatan bakso berfungsi
untuk memperbaiki tekstur bakso. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasrati dan
Rini (2011) bahwa dalam pembuatan bakso, tepung tapioka ini berfungsi untuk
Kesukaan
Kesukaan pada bakso berada pada skala 3,45 (Lumayan suka) hal ini dapat
terjadi karena memang bakso merupakan makanan yang banyak di gemari oleh
masyarakat di Indonesia karena rasanya yang enak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Putri (2009) bahwa bakso banyak diminati karena rasanya yang enak,
Kesimpulan
Dari hasil praktikum pembuatan bakso diperoleh hasil yaitu bakso yang di
buat berwarna cokelat pada skala 3,95, dengan tekstur yang agak halus yaitu skala
4,81 dan teksturnya sedikit empuk dengan skala 4,61 serta tingkat kesukaan
lumayan suka pada skala 3,45. Setiap pembuatan bakso memiliki indikator yang
berbeda skalanya karena adanya pengaruh dari daging yang digunakan serta
Saran
Abustam, E. 2017. Bahan Ajar Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Hasil Ternak.
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar
Hasrati E dan Rini R. 2011. Kajian Penggunaan Daging Ikan Mas (Cyprinus
carpio linn) terhadap Tekstur dan Cita Rasa Bakso Daging Sapi. Jurnal
Agromedia Vol. 29 No. 1 Maret 2011.
Putri, A F E. 2009. Sifat Fisik dan Organoleptik Bakso Daging Sapi pada Lama
Postmortem yang Berbeda dengan Penambahan Karagenan. Skripsi
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Data Perhitungan
Warna
1 (0)+2(1)+3(8)+4(7)+5(3)+6(3) 0+2+24+28+15+18
=
22 22
87
= 22
= 3,95
Tekstur
1 (0)+2(2)+3(1)+4(2)+5(13)+6(4) 0+4+3+8+45+24
=
22 22
104
=
22
= 4,81
Keempukan
1 (0)+2(0)+3(2)+4(4)+5(15)+6(1) 0+0+6+16+75+6
22
= 22
103
= 22
= 4,61
Kesukaan
1 (2)+2(1)+3(6)+4(10)+5(3)+6(0) 2+2+18+40+15+6
=
22 22
77
= 22
= 4,68
Dokumentasi