Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

RANGKAIAN ASTABIL DAN MONOSTABIL

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Praktek Realisasi Perancangan


Elektronika I Pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Sarjana Terapan
Teknik Elektro Konsentrasi Mekatronika

Oleh :

Nama :
Nurul Hasanah 0614 4034 0734

Kelas :
5 EL.A

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI ELEKTRO KONSENTRASI MEKATRONIKA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2016
MULTIVIBRATOR RANGKAP ASTABIL/MONOSTABIL IC 556
Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah piranti aktif
dengan keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang lain. Umpan balik
positif yang dihasilkan menyebabkan piranti yang satu harus di cut off, sedangkan
piranti yang lain dipaksa melakukan penghantaran.
Multivibrator jenis ini mempunyai output dengan dua keadaan; keadaan
tinggi (bila tegangan output sama dengan batere 9 volt), dan keadaan rendah (bila
tegangan output sama dengan 0 volt). Multivibrator astabil atau free running tidak
stabil dalam kedua keadaan (karena itu disebut astabil, yang berarti tidak stabil)
melainkan berubah-ubah dari keadaan yang satu ke keadaan yang lain secara
bergantian dan memberikan output gelombang siku. Jadi alat ini merupakan osilator
gelombang siku. Disebut juga clock (jam), dan banyak digunakan pada bagian-bagian
komputer.
Multivibrator monostabil atau one shot, menghasilkan satu pulsa dengan selang
waktu tertentu dalam menanggapi suatu sinyal trigger dari luar. Ini berarti bahwa
hanya satu saja keadan stabil. Penerapan trigger mengakibatkan perubahan keadaan
kuasistabil, yang berarti bahwa rangkaian tetap berada pada keadaan kuasistabil pada
selang waktu yang ditentukan dan kemudian kembali ke keadaan awal. Akibatnya
adalah sinyal trigger internal dibangkitkan yang menghasilkan transisi keadaan stabil.
KOMPONEN YANG DIPERLUKAN
- Multivribrator rangkap astabel/monostabel IC 556 1 buah
- LED merah 1 buah
- Resistor (Biru, Abu-abu, coklat) 680 1 buah
- Resistor (coklat, hitam, jingga) 10k 3 buah
- Resistor (jingga, jingga, jingga) 33 k 1 buah
- Resistor (merah, merah, kuning) 220 k 1 buah
- Resistor (cokelat ,hitam, hijau) 1M 1 buah
- Resistor (merah, merah, hijau) 2,2 M 1 buah
- Kapasitor elektrolit 1F,4,7F 1 buah
- Kapasitor keramik 0,01F, 0,1F 1 buah
1
- Loudspeaker 2 2 inch 1 buah

- Batere 9 volt 1 buah


- Klip penghubung baterai 1 buah
- Papan rangkaian 1 buah
- Kawat berisolasi 0,6 mm secukupnya

RANGKAIAN ASTABEL
Dua hambatan luar R1 dan R2 serta kapasitor C1diperlukan untuk memperoleh
getaran (frekuensi) yang diinginkan dengan perhitungan.
1,4
= Hz
( 1+2 X C1)

R1 dan R2 dalam satuan ohm dan C1 dalam satuan farad. Bila R2 jauh lebih besar
dari R1seperti pada contoh ini maka:
1,4 0,7
= = R2 X C1
2 X R2 X C1

Sebagai contoh: bila R2 = 1 M = 106dan C1 = 1F = 10-6 farad


0,7
Maka = = 0,7 lebih kurang 1 gelombang siku setiap detik
(106 X 106 )

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

1. Temukan kaki 1 dari IC, dengan tanda bulatan pada salah satu ujung wadahnya.
Tempatkan IC dengan teliti pada papan rangkaian dengan posisi seperti pada
gambar masukkan IC dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki yang bengkok.
2. Sisipkan kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif, serta
antara soket-soket lain pada papan rangkaian, sesuai dengan gambar rangkaian.
3. Sisipkan R1, R2,R3, C1,C2.Usahakan agar pemasangan kapasitor C1 tidak keliru;
biasanya dekat kutub + terdapat lekukan, sedang dekat kutub - ada gelang
hitam.
4. Sisipakan LED jangan lupa, kaki katoda adalah yang terdapat dekat potongan
rata pada alas kotaknya (atau: kaki katoda c biasanya lebih pendek dari kaki
anoda a).
5. PERIKSALAH RANGKAIAN DENGAN TELITI.
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya. Kawat penghubung
S1 bertindak sebagai sakelar hidup/mati (on/off). Bila sakelar S1 dalam
keadaan On, maka LED akan menyala kira-kira satu kali setiap detik
(menunjukkan bahwa astabel bekerja). Apabila tidak demikian, mungkin
terdapat sambungan yang salah.

PERCOBAAN
1. Pengaruh R2 dan C1 terhadap frekuensi. Frekuensi akan bertambah dengan
mengubah nilai R2 dan C1 sebagai berikut:
a. R2 = 220 kdan C1 = 1F
b. R2 = 220 kdan C1 = 0,1F
c. R2 = 33 kdan C1 = 0,1 F
Pada keadaan b dan c LED akan menyala-mati dengan cepat sehingga nampak
seolah-olah menyala terus.
Pada setiap mencoba nilai R2 dan C1 ini engkau dapat menghubungkan
loudspeaker pada output astebel (kaki 5) melalui kapasitor 1F, hingga
terdengar bunyi. Disamping terjadi efek cahaya.
2. Reset (kaki 4) biasanya dihubungkan dengan tegangan positif batere. Jika
tegangan yang dipasang padanya lebih kecil dari 0,7 volt, astabel berhenti
bekerja (hal ini diterapkan pada percobaan : Bel dua nada
Periksalah hal ini dengan memindahkan ujung kawat yang menghubungkan
jalur positif dari kaki 4 dan masukkan pada jalur negatif. Astabel akan berhenti
bekerja.
3. Tegangan pengatur (kaki 3) dihubungkan kepada kutub negative batere melalui
kapasitor 0,01 F, seperti akan kita lihat pada percobaan 3 (sirene polisi),
dengan memberikan tegangan kepadanya, frekuensi output astabel dapat
diubah-ubah tanpa bergantung dari R1,R2 dan C1. Proses seperti ini dinamakan
modulasi frekuensi
Hubungkan dua hambatan 10 k, R4, dan R5 secara seri (sebagai pembagi
tegangan) antara jalur positif dan negative, seperti yang digambarkan dengan
garis titik-titik pada diagram papan rangkaian di halaman 12. Pasanglah
sepotong kawat pada sebuah soket yang dihubungkan dengan kaki 3 sewaktu
astabel sedang bekerja, lalu pasangkan ujung yang satu lagi pada titik temu R4
dan R5, sehingga memberikan setengah tegangan batere (4,5 volt) kepada kaki
3. Frekuensi astabel akan naik; peningkatannya akan tampak dari lebih
kerapnya nyala LED dan lebih tinggi nada dari loudspeaker.
RANGKAIAN MONOSTABEL
Diperlukan sebuah resistor luar R1 dan kapasitor C1. Waktu T untuk satu pulsa
dapat dihitung dari :
T = 1,1 X R1 X C1
Dimana T dalam satuan detik R1 dalam satuan ohm dan C1 dalam satuan Farad.
Sebagai contoh bila R1 = 2,2 M = 2,2 X 106dan C1 = 10-6 farad, maka T = 1,1 X
2,2 X 106 X 10-6 = 2,4 detik.

CARA PEMASANGAN KOMPONEN


Adakah beberapa perubahan pada rangkaian astabel :
1. Lepaskan R2
2. Ganti R1dari 10 K menjadi 2,2 M
3. Lepaskan kawat penghubung dari kaki 2 dan kaki 6 lalu pasang kawat
penghubung tersebut pada kaki 1 dan kaki 2
4. Hubungkan kaki 6 (trigger) dengan jalur positif menggunakan kawat panjang.
Monostabel akan menyala (trigered) oleh sisi negatif (kaki 6) dari jalur positif
dan sentuhkan kawat sebentar pada jalur negative, setelah itu kembalikan lagi
segera pada jalur positif. LED akan memancarkan cahaya lebih kurang 2 detik.
Selama waktu untuk penyalaan (triggering t) lebih kecil dari waktu pulsa output
monostabel (T), (lihat halaman 10), monostabel akan bekerja.
PERCOBAAN
Ganti C1 dari 1 F menjadi 4,7F pulsa output berlangsung lebih kurang 10
detik.
ANALISA
Pada percobaan kali ini yaitu, rangkaian Astabil dan Monostabil menggunakan
IC 556. Sebelum melakukan praktek, siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang
akan kita gunakan. Setelah sudah lengkap, baru kita bisa melakukan praktek.
Pertama kita pasang terlebih dahulu IC 556 pada protoboard dengan benar.
Setelah itu lihat gambar tata letak komponen pada buku panduan. Lalu sambung
semua komponen dengan menggunakan kabel jumper.
Pada percobaan pertama, yaitu rangkaian Astabil. Komponen yang digunakan
adalah IC 556, Resistor, Kapasitor, LED dan sumber tegangan menggunakan batre 9
V. Nilai R1 adalah 10 K , R2 1 M , R3 680 yang terhubung pada LED. C1 1
F, C2 0,01F. Komponen harus terpasang dan tersambung dengan benar. R1 akan
terhubung ke pin 1 dan 14 (VCC0 IC 556, R2 akan terhubung ke pin 1 dan 2 IC 556,
C1 akan terhubung ke pin 2 dan 7 (GND), C2 akan terhubung pada pin 3 dan pin 7
(GND). Pin 2 dan pin 6 harus terhubung, gunakan kabel jumper untuk
menyambungnya. Lalu anoda LED akan terhubung pada pin 5 IC 556 sedangkan
katodanya terhubung dengan resistor dan terhubung ke GND.
Setelah itu jangan lupa untuk menyambungkan pin 7 pada Ground (Negatif)
dan pin 14 pada Vcc (Positif). Setelah semua sudah terhubung dengan benar, lalu
sambungkan batere Positif pada pin 7 dan Negatif pada pin 14. Perhatikan nyala
LED. LED akan menyala sekitar satu kali setiap detik.
Pada percobaan kedua, yaitu rangkaian Monostabil. Komponen yang digunakan
adalah sama pada rangkain Astabil hanya saja menggunakan R1 menjadi 2,2 M , C1
0,1 F, C2 0,01 F dan R2 680 yang terhubung pada LED.
Kemudian lepas jumper dari pin 2 dan pin 6, lalu hubungkan jumper ke pin1
dan pin 2. Pin 6 sebagai Trigger yang dihubungkan dengan jumper ke sisi positif.
Setelah itu lepaskan Trigger dan sentuh sebentar jumper pada sisi negatif maka LED
akan menyala kurang lebih selama 2 detik.
KESIMPULAN
1. Astable multivibrator adalah suatu rangkaian yang bagian outputnya tidak bisa
stabil pada satu keadaan atau level, akan tetapi berubah-ubah secara terus
menerus dari keadaan 0 ke keadaan 1 berulang-ulang. Keadaan tidak stabil ini
sering disebut sebagai keadaan quasi stabil atau semi stabil (keadaan fase
running).
2. Pin 2 dan pin 6 dibuat terhubung. Itu akan memicu dirinya sendiri dan bergerak
bebas sebagai multivibrator, rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja
secara bebas dan tidak lagi memerlukan pemicu.
3. LED akan menyala kira-kira satu kali setiap detik.
4. Jika ingin memperbesar frekuensi, maka kecilkan R1 dan C1.

Perhitungan yang di dapat:


Hasil perhitungan pada LED
1,4
=
(1 + 2 2 ) 1
1,4
=
(2 2 ) 1
1,4
= = 0,7
(106 106 )

5. Pada rangkaian Monostabil, jumper yang terpasang adalah pin 1 dan pin 2.
6. Pin 6 digunakan sebagai Trigger.

Perhitungan yang di dapat:


Hasil perhitungan pada LED
= 1,1 1 1
= 1,1 2,2 106
= 2.4
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai