REFLEKSI KASUS
Disusun Oleh :
Nurlaela
12 16 777 14 133
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. HE
Umur : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : BTN Palupi Nagaya
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Kawin
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SMA
Tanggal Pemeriksaan : 15 April 2017
Tempat Pemeriksaan : Bangsal Manggis Rumah Sakit Daerah Madani
Tanggal Masuk RS : 15 April 2017
B. Deskripsi Kasus
Seorang laki-laki berusia 47 tahun MRS dengan keluhan gelisah yang
dirasakan sejak kurang lebih dua minggu SMRS. Keluhan gelisah disertai
dengan bicara yang banyak namun tidak nyambung. Pasien mengaku sangat
senang kembali ke Rumah Sakit karena dapat makanan yang enak dan
bertemu orang yang cantik-cantik. Pasien juga mengaku sulit tidur. Pasien
mengaku bahwa dirinya adalah orang yang jenius, atlet serba bias, putra
khatulistiwa, dokter boike, dan pemain sinetron. Pasien sering mondar-mandir,
berbicara sendiri dengan intensitas sangat banyak. Pasien menyangkal
mendengar bisikan-bisiskan ataupun dapat melihat sesuatu yang orang lain
tidak dapat lihat. Pasien mengeluh ia tidak diberi uang oleh istrinya sehingga
ia merasa kesal . Pasien sering berkelahi dengan istrinya karena istrinya
menganggap istrinya suka memerintah/menyetir dirinya. Pasien mengaku
kalau ia pernah beberapa kali diberitahukan oleh ibunya kalau istrinya
selingkuh sehingga ia menganggap hubungannya dengan istrinya sudah lama
berakhir hanya saja mereka tidak bercerai secara hukum. Istrinya jarang
berada di Palu Karen mencari nafkah untuk keluarga. Menurut pasien istrinya
merupakan mata duitan karena ketika ia menerima uang tunjangan istrinya
meminta uang kepadanya dan jika istrinya sedang butuh uang maka istrinya
akan dating ke Palu dan memintanya pada pasien.
Pasien mengaku ibunya baru saja meninggal beberapa minggu yang lalu
akibat ditabrak dari belakang saat naik motor. Pasien mengaku ia sangat
sayang terhadap ibunya sehingga jika mengingatnya ia akan sedih dan bias
sampai menangis. Ibunya merupakan seorang janda akbibat ayahnya telah
meninggal pada tahun 2009. Pasien sempat sangat marah terhadap ayahnya
akibat ayahnya kawin lagi pada saat usia pasien 14 tahun yang menyebabkan
ia menjadi anak yang nakal karena broken home. Ayah pasien merupakan
orang kaya (kepala bank BRI), ia sangat takut terhadap ayahnya, pasien sering
dimarahi dan dipukul oleh ayahnya. Pasien masuk RSD Madani sejak tahun
1993 dengan keluhan banyak bicara yang tidak nyambung. Pasien terakhir kali
masuk RSD Madani kurang lebih 1 bulan yang lalu. Pasien sempat tidak
minum obat dirumah. Pasien memiliki riwayat penggunaan NAPZA dan
alkohol. Menurut keluarga pasien sering mengamuk-mengamuk di rumah.
Pasien mengetahui nama-nama perawat serta dokter yang ada di ruangan
manggis, pasien juga mengetahui dengan benar tanggal bulan dan tahun.
Pasien dapat mengingat kejadian-kejadian jangka panjang seperti tanggal
kelahiran dan peristiwa-peristiwa beberapa bulan sebelumnya.
E. EVALUASI MULTIAKSIAL
Axis I : Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0).
Axis II : Diagnosis tertunda (R46.8)
Axis III : Tidak ditemukan diagnosis karena tidak ada ditemukan
gangguan organik.
Axis IV : Masalah dengan primary support group (keluarga)
Axis V : GAF Scale 60-51 : gejala sedang (moderate), disability
sedang.
F. PROGNOSIS
1. Pendukung ke arah baik :
- Genetik tidak ada
- Usia tua
- Faktor pencetus jelas
- Menikah
2. Pendukung ke arah buruk :
- Onset kronik
- Riwayat premorbid buruk
- Pernah sakit seperti ini
- Suportif lingkungan tidak ada
- Status ekonomi kurang
Psikoterapi suportif
- Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati
dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
- Memberikan penjelasan kepada keluarga dan lingkungan sekitar pasien
sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif
untuk membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan
kunjungan berkala.
H. Analisis
Gejala sasaran sindrom mania terjadi dalam jangka waktu paling sedikit satu
minggu hampir setiap hari terdapat keadaan afek (mood, suasana perasaan) yang
meningkat ekspresi atau iritable. Gejala tersebut disertai paling sedikit 4 gejala
tersebut:
A. Periode penyakit ini tidak terputus berupa, pada suatu waktu, episode depresif
mayor, episodik manik, atau episode campuran yang terjadi bersamaan dengan
gejala yang memenuhi kriteria A skizofrenia.
Catatan : Episodik Depresif mayor harus mencakup kriteria A1 : mood
terdepresif.
B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama
sekurang-kurangnya 2 minggu tanpa gejala mood yang menonjol.
C. Gejala yang memenuhi kriteria episode mood timbul dalam jumlah yang
bermakna pada durasi total periode aktif dan residual penyakit.
D. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth., obat yang
disalahgunakan, suatu obat) atau keadaan kesehatan umum.
Tentukan tipe :
Tipe Bipolar : jika gangguan mencakup episodik manik atau campuran (atau
episodik manik atau campuran dan episode depresif mayor)
Tipe Depresif : jika gangguan hanya mencakup episode depresif mayor.
Pada pasien ini dapat ditemukan adanya gejala skizofrenia dan gangguan
afektif yang sama-sama menonjol pada saat bersamaan, maka gangguan
skizoafektif dapat ditegakkan.Pada pasien ini terdapat afek yang meningkat dan
terdapat gejala-gejala manik, maka diagnosis axis I ditegakkan menjadi gangguan
skizoafektif tipe manik.
-
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan & Sadock. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. Jakarta: EGC; 2010
2. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atmajaya; 2013.
3. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik
(Psychotropic Medication). Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya;2007