UPAYA PEMBERDAYAAN MASAYARAKAT DALAM PELESTARIAN

HUTAN SEBAGAI PENCEGAH PEMANASAN GLOBAL

Mikael Peres Ranggen

03141003

PRODI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI DAN PROSES

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN BALIKPAPAN

Abstrak

Pemanasan global yang kini menjadi isu duniam nampaknya mulai

dirasakan oleh sebagaian dari masyarakat, dengan berbubahnya suhu udara,
naiknya jumlah volume hujan dan munculnya genangan (banjir) di beberapa
daerah Kemunculan global warming yang dipicu dari efek rumah kaca
menyebabkan buruknya lingkungan disekitar dan semakin besarnya global
warming terjadi.. Atas dasar itulah pemberdayaan masyarakat untuk ikut berkiprah
, merupakan salah satu bentuk sumbangsih kiat-kiat kepedulian dalam kaitannya
dengan upaya pengendalian global warming.
 BAB I

PENDAHULUAN

Bumi mempunyai suhu yang sesuai bagi kehidupan manusia maupun

lainnya, akibat dari efek rumah kaca. Jika tidak ada efek rumah kaca di dunia ini,
maka bumi akan mempunyai suhu di bawah titik beku, yang akan berpengaruh
terhadap kehidupan di muka bumi ini. Dengan demikian Efek Rumah Kaca
tidaklah seburuk apa yang kita duga oleh setiap insan yang awam terhadap
penge-tahuan tersebut.

Cahaya matahari yang berwarna putih, sebenarnya terdiri atas berbagai

macam jenis warna (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu). Masing-
masing jenis warna mempunyai panjang gelombang tertentu, cahaya ungu
mempunyai panjang gelompang terpendek, dan merah terpanjang. Di sisi lain
ada cahaya yang tidak tampak yaiut Ultra Violet dengan panjang gelombang
lebih pendek dari pada cahaya ungu; namun sebaliknya cahaya inframerah
dengan panjang gelombang lebih panjang dari pada merah; dan merupakan
sinar yang bersifat panas.

Gas yang menyebabkan terjadinya ERK disebut gas rumah kaca (GRK);
yang antar lain meliputi uap air, carbon oksida, metan, Nitrodioksida, ozon dan
CFC (gas buatan manusia).

Pemantuan terhadap kadar GRK dalam atmosfer, kecuali air menunjukan

kecenderungan semakin meningkat; oleh karena itu dikhawatirkan intensitas
ERK akan menjadi naik, peristiwa inilah yang dikenal dengan istilah pemanasan
global. Menurut Scneirder (1989), jika kecenderungan seperti sekarang ini terus
berlangsung, maka pada abad yang akan datang suhu udara permukaan bumi
akan naik antara 2,3oC sampai 7,0oC; walaupun kenaikan ini nampaknya kecil,
namun dampaknya akan sangat besar.
 BAB II

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan tinjauan

pustaka dari internet dan referensi buku yang menyiratkan mengenai pemanasan
global.

Penelitian dilakukan dengan mencari informasi mengenai pemanasan

global dan solusi yang harus dilakukan demi mengurangi pemanasan global yang
sudah mencapai tingkat yang tinggi.
 BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Apabila benar kenaikan kadar GRK akan menyebabkan pemanasan

global, maka fenomena yang terjadi tidak dapat dihindari lagi, akan tetapi harus
diatasi serta ditangani secara cermat berkelanjutan. Oleh karena itu usaha
pertama yang harus ditempuh adalah dengan mengurangi emisi karbon ke
atmosfer; dengan demikian upaya-upaya yang dapat dilakukan; 1. Menaikkan
efesiensi penggunaan energy bahan bakar fosil, 2. Mengikat dan mendaur ulang
CO2, 3. Pengendalian pemanfaatan hutan secara tidak terkontrol, 4. Peningkatan
reboisasi dab penghijauan yang secara rinci diuraikann sebagai berikut;

1. Efesiensi Penggunaan Energi Bahan Bakar Fosil

Melalui kesadaran untuk efisiensi dalam penggunaan bahan bakar fosil,
nampaknya merupakan alternative yang dinilai positif. Kesadaran tersebut mlai
muncul dengan perancangan pemanfaatan energy surya sebagai sumber
penerangan dan atau kini sedang diuji pemanfaatannya untuk kepentingan
otomotif.
2. Mengikat dan Mendaur Ulang CO2
Secara umum telah diketahui bahwa secara alamiah dalam kaitannya
dengan CO2 terdapat dua proses yang berlawanan; yaitu proses fotosintesis dan
pernafasan. Dalam proses fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh hijau daun;
dimana CO2 diolah menjadi gula dengan bantuan cahaya matahari sebagai
sumber energinya. Sedangkan hasil samping diperoleh Oksigen. Adapun
pernafasan menusia membutuhkan Oksigen sebagai sumber utama dan
diproses lalu dikeluarkan nya CO2. Oleh karena itu, dua hal ini saling berikatan.
3. Pengendalian Pemanfaatan Hutan
Penebangan hutan yang tidak terkontrol, perladangan berpindah dan
aktifitas perhutanan lainnya. Penebangan hutan selain mengurangi jumlah
biomassa yang berperanan fungsi sebagai pengikat CO2 namun demikian akan
dinilai wajar apabila terciptanya keseimbangan antara biomassa yang diproduksi
dengan biomassa yang dibangun.
4. Peningkatan Reboisasi dan Penghijaun
Kegiatan ini selain memperbaiki kerusakan tanah, juga merupakan
sumber oksigen yang diperoleh dari proses pengikatan (penyerapan) CO2 di
alam bebas. Semakin luas implementasi reboisasi yang dibangun; berarti pula
memberikan efektifitas terkendalinya ERK. Dengan reboisasi dan penghijauan,
selain memberikan manfaat terhadap pengendalian ERK, juga bermanfaat dalam
hal pemulihan dan peningkatan produktifitas lahan.
 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Dampak pemanasan global akibat efek rumah kaca, nampaknya kini

menjadi tanggung jawab bersama mengingat bahwa ancaman-
ancamannya mulai dapat dirasakan.
2. Upaya pengendalian terhadap pemanasan global dinilai belum terlambat;
serta keyakinan para pakar lingkungan bahwa pepohonan baik dalam
bentuk hutan, budidaya pertanan atau lainnya mampu untuk mengegah
dan mengendalikannya. Untuk itu menggalkan partisipasi masyarakat
untuk ikut berkiprah merupakan pendekatan yang dinilai cukup strategis.
3. Penyuluhan atas peranan fungsi jasa biologis, ekologis dan hidrologi
kawasan hijau, nampaknya perlu diperdayakan kepada masyarakat
secara luas; mengingat bahwa pepohonan merupakan bagian dari
kehidupan setiap insan.
 DAFTAR PUSTAKA

Falk., J,. and Brownlow, 1989. The Greenhouse Challenge. Penguin Books
Australia.

Graedal., TE., 1989. The Cahangging Atmosfer. Scientific American.

Seputar Pengetahuan.com. 08 Maret 2015.

www.superpengetahuan.com/2015/03/pengertian-global-warming-
penyebab.html

Wikipedia.2014.

Id.wikipedia.org/wiki/pemanasan_global