Bab 2 Referat Bedah
Bab 2 Referat Bedah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kandung empedu (Vesica fellea) adalah kantong berbentuk buah pir yang
menggembung sampai 300 cc. Vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus dan
collum. Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah pinggir inferior
hepar yang dimana fundus berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi
ujung costa IX kanan. Corpus bersentuhan dengan permukaan visceral hati dan
arahnya keatas, belakang dan kiri. Collum dilanjutkan menjadi duktus sistikus
yang berjalan dalam omentum minus untuk bersatu dengan sisi kanan ductus
permukaan visceral hati. Pembuluh arteri kandung empedu adalah arteri sistikus,
cabang arteri hepatica kanan. Vena sistika mengalirkan darah langsung kedalam
vena porta. Sejumlah arteri yang sangat kecil dan vena vena juga berjalan antara
hati dan kandung empedu. Pembuluh limfe berjalan menuju ke nodi lymphatici
cysticae yang terletak dekat collum vesica fellea. Dari sini, pembuluh limfe
Duktus biliaris extrahepatik terdiri dari Ductus hepaticus kanan dan kiri,
koledokus memasuki bagian kedua dari duodenum lewat suatu struktur muskularis
Ductus hepaticus kiri lebih panjang dari yang kanan dan memiliki
kecenderungan lebih besar untuk berdilatasi sebagai akibat dari obstruksi pada
mendekati 4mm. Berada di depan vena porta dan di kanan Arteri hepatica. Ductus
choledochus.4
Panjang Ductus cysticus bervariasi. Dapat pendek atau tidak ada karena
memiliki penyatuan yang erat dengan Ductus hepaticus. Atau dapat panjang, di
belakang, atau spiral sebelum bersatu dengan Ductus hepaticus communis. Variasi
pada Ductus cysticus dan titik penyatuannya dengan Ductus hepaticus communis
penting secara bedah. Bagian dari Ductus sistikus yang berdekatan dengan bagian
leher kandung empedu terdiri dari lipatan-lipatan mukosa yang disebut Valvula
Heister.3
4
Panjang Ductus koledokus kira-kira 7-11 cm dengan diameter 5-10 mm.
Bagian supraduodenal melewati bagian bawah dari tepi bebas dari ligamen
hepatoduodenal, disebelah kanan Arteri hepatica dan di anterior Vena porta. Bagian
dan Arteri hepatica. Bagian terbawah dari Ductus koledokus (bagian pankreatika)
berada di belakang caput pankreas dalam suatu lekukan atau melewatinya secara
Vateri) kira-kira 10cm distal dari pylorus. Kira-kira 70% dari Ductus ini menyatu di
luar dinding duodenum dan memasuki dinding duodenum sebagai single ductus.
Sphincter Oddi, yang merupakan lapisan tebal dari otot polos sirkuler, mengelilingi
Ductus choledochus pada Ampulla Vateri. Sphincter ini mengontrol aliran empedu,
Suplai arteri untuk Ductus biliaris berasal dari Arteri gastroduodenal dan
Arteri hepatika kanan, dengan jalur utama sepanjang dinding lateral dan medial dari
Ductus choledochus (kadang-kadang pada posisi jam 3 dan jam 9). Densitas serat
saraf dan ganglia meningkat di dekat Sphincter Oddi tetapi persarafan dari Ductus
choledochus dan Sphinchter Oddi sama dengan persarafan pada kandung empedu.4
empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. Empedu dari hati tidak dapat
segera masuk ke duodenum, akan tetapi setelah melewati duktus hepatikus, empedu
pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorpsi air dari garam-garam anorganik,
sehingga empedu dalam kandung empedu kira-kira lima kali lebih pekat
5
dibandingkan empedu hati. Empedu disimpan dalam kandung empedu selama periode
cairan empedu diatur oleh 3 faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung
empedu, dan tahanan sfingter oddi. Dalam keadaan puasa, empedu yang diproduksi
empedu, lemak merupakan stimulus yang lebih kuat. Reseptor CCK telah dikenal
terletak dalam otot polos dari dinding kandung empedu. Pengosongan maksimum
terjadi dalam waktu 90-120 menit setelah konsumsi makanan. Empedu secara primer
terdiri dari air, lemak, organik, dan elektrolit, yang normalnya disekresi oleh
hepatosit. Zat terlarut organik adalah garam empedu, kolesterol, dan fosfolipid.
yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin
yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah menjadi bilirubin (pigmen
dari hasil pencernaan dan penyerapan dari lemak pada usus. Pada usus sekitar 80%
dari asam empedu di serap pada ileum terminal. Sisanya di dekonjugasi oleh bakteri
usus membentuk asam empedu sekunder deoxycholate dan lithocholate. Ini di serap
empedu. Sekitar 95% dari pool asam empedu di reabsorpsi dan kembali lewat vena
6
Kolesterol dan fosfolipid di sintesis di hepar sebagai lipid utama yang di
temukan di empedu. Proses sintesis ini di atur oleh asam empedu. Warna dari empedu
dari pemecahan hemoglobin, dan keberadaan pada empedu 100 kali lebih besar
daripada di plasma. Pada usus oleh bakteri diubah menjadi urubilinogen, yang
merupakan fraksi kecil dimana akan diserap dan di ekskresikan ke dalam empedu.3
Batu empedu diklarifikasikan menjadi dua yaitu batu kolesterol dan batu
pigmen. Batu pigmen sendiri dibedakan menjadi dua yaitu batu pigmen hitam dan
batu pigmen cokelat. Batu kolesterol terbentuk akibat ketidak seimbangan konsentrasi
kolesterol, garam empedu dan fosfolipid. Batu pigmen hitam terbentuk akibat
supersaturasi dari kalsium bilirubinat, karbonat dan fosfat yang sering kali akibat
sekunder dari penyakit hemolitik. Batu pigmen cokelat dapat terbentuk pada kandung
empedu maupun saluran empedu yang terjadi akibat presipitasi kalsium bilirubinat
a. Batu Kolesterol
dari 10%. Batu ini biasanya multipel, ukurannya bervariasi, bila keras
kuning, hijau, dan hitam. Batu kolesterol biasanya radiolusen, kurang dari
dengan kolesterol. Kolesterol adalah nonpolar dan tidak larut dalam air
7
kolesterol, garam empedu, dan lesitin (fosfolipid utama pada empedu).
dari 3 tahap. (1) supersaturasi kolesterol pada empedu (2) nukleasi kristal
dan (3) pertumbuhan batu. Mukosa kandung empedu dan fungsi motorik
b. Batu Pigmen
struktur yang sederhana dan biasanya di temukan pada duktus biliaris dan
8
terutama pada populasi Asia. Batu coklat lebih sering terdiri dari kolesterol
dan kalsium palmitat dan terjadi sebagai batu primer pada pasien di negara
bakteri. Dalam hal ini bakteri memproduksi slime dimana berisi enzim
glukuronidase.
2.4.1 Definisi
lebih sering dijumpai pada individu berusia diatas 40 tahun terutama pada
2.4.2 Diagnosis
9
(kolesistitis akut, ikterus, kolangitis dan pankreatitis). Sebagian besar
(80%) pasien dengan batu empedu tanpa gejala baik waktu dengan
Gejala batu empedu yang khas adalah kolik bilier, keluhan ini
dan kurang dari 12 jam, biasanya lokasi nyeri di perut atas atau
Gejala kolik ini terjadi jika terdapat batu yang menyumbat duktus
puncak bahu, disertai mual dan muntah. Jika terjadi kolesistitis, keluhan
nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik napas dalam dan
setempat.
10
Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan punktum
Kadang teraba hati dan sklera ikterik. Perlu diktahui bahwa bila kadar
bilirubin darah kurang dari 3 mg/dl, gejal ikterik tidak jelas. Apabila
a. Laboratorium
b. USG
11
menebal karena fibrosis atau udem karena peradangan maupun sebab
lain. Batu yang terdapat pada duktus koledokus distal kadang sulit
2 jam. Sebaiknya untuk prosedur yang aman dan akurat, perut dan
12
duodenum harus dikosongkan. Tidak boleh makan atau minum apapun
prosedur dan juga operator harus mengetahui adanya alergi atau tidak,
biliaris.1
13
2.4.4 Tatalaksana Terapi
a. Kolelithiasis asimtomatik
kelompok pasien ini kecuali bila disertai diabetes mellitus, penyakit sickle cell,
calcified/porcelain gallbladder dan batu berukuran > 2 cm atau batu lebih dari
b. Kolelithiasis simtomatik
ini : batu berukuran < 1 cm, keluhan ringan, fungsi pengisian dan
terapi cairan asam empedu. Saat ini terapi ini sudah jarang dilakukan.
14
2. Terapi Pembedahan
b. Indikasi : kolesistitis akut <48 jam atau kolesistitis akut yang telah
15