Karya Tulis 1
Semester genap
Oleh
1100043556
Kelas 06PBM
BINUS UNIVERSITY
Jakarta Barat
2010
ABSTRAKSI
Kebutuhan akan penggunaan teknologi sistem informasi menjadi hal yang tak
terelakkan lagi dewasa ini, tak terkecuali di dalam dunia ritel masakini. Penggunaan
sistem informasi pada tempatnya menjadikan suatu proses yang lebih efisien daripada
proses konvensional.
Proses yang kompleks menuntut suatu perusahaan ritel mencari cara agar proses
identifikasi yang terjadi dapat berjalan dengan lebih efisien, mulai dari proses
pengadaan , percepatan transaksi,hingga sirkulasi barang yang terjual. Teknologi
identifikasi dapat meningkatkan kinerja layanan ritel lebih optimum. Dalam
perkembangan diperlukan teknologi baru yang lebih handal , yaitu identifikasi dengan
signal gelombang radio (RFID). Perwujutan yang memadai dapat digunakan oleh
manager swalayan, agar dapat memanfaatkan berbagai kelebihan teknologi RFID
untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan pelayanan ritel. Usaha ritel
adalah salah satu dari jenis industri jasa yang menghadapi tantangan, berupa faktor-
faktor seperti :
sirkulasi barang, , ketangguhan terhadap gangguan, keamanan data, kestabilan dan
kinerja yang tinggi. Salah satu teknologi yang menawarkan solusi adalah RFID. RFID
adalah teknologi conpact wireless yang diunggulkan untuk mempercepat objec
identification. Sebagai pembaharuan dari barcode, RFID dapat melakukan kontrol
otomatis yang terintegrasi untuk banyak hal. Sistem – sistem RFID memberikan
kenaikan efisiensi dalam pengendalian iventaris stock, logistik dan supply chain
management. Pada tulisan ini saya akan mengenalkan RFID dan beberapa serangan
yang potensial yang mungkin terjadi pada sistem keamanan dan privasi pada
penggunaan RFID, dan menawarkan beberapa konsep keamanan untuk RFID yang
meliputi lowcost access control, pencegahan penelusuran tag oleh reader yang tidak
memiliki autorisasi, encripsi, algoritma dua varian tree-walking anti collision untuk
menanggulangi penyadap jarak jauh, konsep sederhana memperkuat keamanandata.
KATAKUNCI
RFID,Ritel,wall mart,supply chain,value chain
PENDAHULUAN
Tag RFID terbuat dari microchip dengan dasar bahan dari silikon yang mempunyai
kemampuan fungsi identifikasi sederhana yang disatukan dalam satu desain.
Kemampuan tag RFID untuk membaca dan menulis menyimpan pada storage untuk
mendukung enkripsi dan kontrol akses. Terjadinya perubahan pola pikir tentang
business retail, yaitu penyediaan inventory yang dimiliki ke arah konsep dalam
memberikan informasi, telah menjadikan jalinan kerjasama dengan distributor dalam
menampilkan inventory yang dapat memudahkan penyampaian informasi, semakin
mudah untuk diwujudkan, apalagi dengan adanya perkembangan sistem RFID yang
dipakai dalam ritel (swalayan). Maka konsep gedung yang besar dan mewah serta
banyaknya inventory bukanlah merupakan sesuatu yang ideal lagi. Oleh karena itu
pengembangan swalayan yang berbasis RFID bagi tenaga pengelola Retail, dapat
membantu pekerjaan di swalayan melalui fungsi sistem otomasi swalayan, sehingga
proses pengelolaan swalayan lebih efektif dan efisien.
RUANG LINGKUP
Tujuannya :
Untuk mengetahui dan memahami peranan implementasi RFID di dalam business
retail. Teknologi RFID mampu membuat transaksi lebih mudah dan pencarian data
harga barang, dan mempermudah dalam sarana pengetahuan.
Manfaatnya :
RFID dapat digunakan untuk menjalankan 2 fungsi sekaligus yaitu : objek
identifikasi dan sekuriti. RFID tag menggantikan barcode dan peralatan anti maling.
Fitur yang unik tersebut meningkatkan pengelolaan koleksi dan membuat aktivitas
sirkulasi makin cepat serta akurat dalam satu operasi. Sistem RFID dapat
mempercepat penjualan dalam entri data dan perubahan harga, memelihara koleksi
pada susunan yang benar, dan bahkan mengurangi kesalahpahaman di pelabelan
harga.
METODOLOGI PENULISAN PENELITIAN
PEMBAHASAN
RFID mulai banyak dilirk bergagai institusi dan individu untuk digunakan secara
general misalnya beberapa perusahaan yang secara bersama-sama melakukan
kerjasama baik dalam pembuatan produk sampai dengan mengantarkannya ke tangan
pengguna akhir ,kegiatan ini disebut supply chain,berbagai sektor perusahaan yang
akan diperkirakan melirik ke pengunaan RFID untuk mengoptimalkan supply chain
yang akan diimplementasikan antara lain supplier,pabrik,distributor ,toko (Ritel),serta
perusahaan jasa logistik.
Pada umumnya Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu:
pertama, aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari
supplier ke pabrik Untuk diolah, setelah produksi selesai dikirim ke distributor,
pengecer, kemudian ke pemakai akhir
kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu dan
ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya
Dalam kondisi nyata tidak sesederhana sebagaimana diatas, contoh sebuah produk
sederhana yaitu biskuit kaleng.
Pihak yang terlibat dalam supply chain biskuit kaleng tersebut adalah 1. penghasil
gandum 2. penghasil tebu 3. penghasil garam 4. penghasil aluminium 5. pabrik
tepung terigu 6. pabrik gula 7. distributor garam 8. pabrik kaleng 9. pabrik biskuit
10. distributor biskuit 11. supermarket 12. perusahaan transportasi dan pergudangan.
Mata rantai tersebut pasti akan berkembang seiring berkembangnya teknologi untuk
menuju supply chain ideal dengan tujuan akhir adalah meningkatkan kepuasan
konsumen serta mendapatkan efisiensi dan profit yang tinggi.
Pendekatan yang ditekankan dalam SCM adalah terintegrasi dengan semangat
kolaborasi. Orientasi Supply chain manajement yang sangat luas bahkan melibatkan
perusahaan luar
Salah satu teknologi yang berkembang untuk meningkatkan SCM adalah teknologi
RFID (Radio Frequency identification) yang merupakan metode identifikasi dan
komunikasi dengan ID menggunakan gelombang radio. Teknologi RFID bergantung
pada transmisi data nirkabel melalui medan elektro magnetik. Jantung teknologi ini
adalah perangkat yang dinamakan RFID tag: sebuah label identifikasi berisi chip yang
dapat diprogram, dilengkapi dengan sebuah antena mini. RFID tag bisa dibaca dengan
sebuah reader yang dikendalikan komputer tanpa harus membutuhkan direct line-of-
sight seperti halnya pembaca barcode. Jangkauan reader ini bisa mencapai satu meter.
Supaya informasi yang tersimpan di chip bisa dibaca, reader memancarkan medan
frekuensi elektromagnetik yang diterima oleh antena mini di RFID tag. Melalui
hubungan elektronis ini, data yang tersimpan bisa dibaca, diproses dan diedit. Tenaga
chip terintegrasi ini dipasok melalui medan frekuensi radio yang dipancarkan oleh
reader, sehingga RFID tidak membutuhkan sumber tenaga yang terpisah. sebuah tag
RFID memiliki electronic product code (EPC) berisi identitas produk tersebut, mulai
dari nomor seri, tanggal produksi, lokasi manufaktur, bahkan tanggal kadaluarsa. EPC
adalah identifikasi produk generasi baru, mirip dengan UPC ( Universal Product Code
) atau barcode . Seperti halnya barcode , EPC terdiri dari angka-angka yang
menunjukkan kode produsen, produk, versi dan nomor seri. Namun, EPC memiliki
digit ekstra untuk mengidentifikasi item yang unik. Ukuran bit EPC yang mencapai
96-bit memungkinkannya secara unik mengidentifikasi lebih dari 268 juta produsen,
masing-masing memiliki lebih dari satu juta jenis produk, sementara sisanya masih
mencukupi untuk melabel seluruh produk individualnya. Informasi EPC inilah yang
tersimpan di dalam chip RFID. Dengan adanya RFID ini memungkinkan perusahaan
melacak masing-masing barang secara individu sepanjang value chain, meningkatkan
efisiensi masing-masing proses, memperbaiki utilisasi aset, meningkatkan akurasi
forecast, dan meningkatkan fleksibilitas perusahaan dalam merespon perubahan
kondisi supply dan demand. Berbeda dengan barcode yang digunakan sekarang.
Barcode memang bisa menyediakan identifikasi suatu produk, namun tidak secara
individu, dan masih membutuhkan intervensi manusua dalam pengambilan datanya .
“Tak hanya Wal-Mart di Amerika, Metro Group, kelompok perusahaan ritel Jerman
pun mensyaratkan 100 pemasok terbesarnya menerapkan RFID. Metro sendiri
diharapkan sudah akan menggelar jaringan RFID di 10 pusat distribusi dan 50
tokonya. Pada 1 Januari 2006, lebih dari 250 tokonya di seluruh Jerman diharapkan
sudah dilengkapi infrastruktur RFID agar bisa menerima ber-tag RFID. Sampai 2007,
Metro berharap sudah 800 toko yang menerapkannya”
Proses ini sangan kompleks sehingga melibatkan supplychain lain salah satunya
dampak positif lain yang bakal dinikmati para pemanufaktur adalah inventory
management yang lebih baik. Dengan menempelkan tag pada dus dan pallet, juga
barang, perhitungan inventaris lebih akurat. Out-of-stock berkurang, karena para
pemasok mengetahui dengan tepat kapan jumlah stok menipis. Jika teknologi untuk
memprediksi permintaan konsumen sudah dimiliki, RFID membuatnya lebih efektif.
RFID dapat meningkatkan proses produksi. Bahan baku yang banyak dan beragam
bisa diberi tag untuk mengurangi kesalahan dalam proses pemilihan atau
pencampuran bahan baku. Selain dapat menghasilkan produk-produk yang bermutu
tinggi, lingkungan kerjanya lebih aman.
Pengiriman keluar oleh para pemanufaktur pun akan lebih akurat, karena
pengembalian barang dan pemrosesannya lebih sedikit. Pada saat barang
dikembalikan ke produsen, tag RFID akan memberi data yang lebih rinci, seperti
tanggal pengiriman produk, identitas pelanggan dan harga yang dibayar.
“ Teknologi ini juga memberi pemanufaktur tingkat kepastian yang lebih besar
mengenai apa yang terjadi di rantai pasok dibandingkan sistem-sistem yang ada
sekarang,” ujar Ginsburg. Secara teoritis, teknologi ini memungkinkan pemanufaktur
menggunakan sebuah PC dengan browser untuk melihat rak-rak pajang di suatu toko
lokal atau gudang.
perkembangan RFID
Sejarah awal dari RFID adalah dengan adanya penemuan alat mata-mata untuk
kepentingan pemerintahan Uni Soviet demi memperlancar persaingan senjata amerika
dan Uni soviet pada tahun 1946 dikembangkan oleh leon Theremin. Alat tersebut
dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara. Prinsip
dasarnya adalah Gelombang suara dapat menggetarkan sebuah diafrakma
(diaphragm) yang merubah sedikit bentuk resonator, yang kemudian resonator
memodulasi frekuensi radio yang terpantul tersebut.
Walaupun alat ini bukan sebuah kartu/label identitas melainkan sebuah alat pendengar
mata-mata yang pasif, tetapi alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu
nenek-moyang teknologi pelopor berbasis RFID. Beberapa sumber publikasi-
publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan RFID telah ada sejak awal era
1920-an, sementara beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru
muncul sekitar akhir era 1960-an.
Pada tahun 1936, sebuah teknologi yang lebih mirip RFID, yaitu IFF Transponder,
ditemukan oleh Inggris. Alat tersebut secara rutin digunakan oleh tentara sekutu di
Perang Dunia II untuk mengidentifikasi pesawat tempur lawan atau kawan.
Transponder semacam ini masih digunakan oleh pihak militer dan maskapai
penerbangan hingga saat ini.
Karya awal lainnya yang mengeksplorasi RFID adalah karya tulis ilmiah penting yang
di buat oleh Harry Stockman pada tahun 1948 yang berjudul Communication by
Means of Reflected Power (Komunikasi Menggunakan Tenaga Pantulan) yang terbit
di IRE(INSTITUTE FOR RESEARCH AND EMPOWERMENT), halaman 1196–
1204, Oktober 1948. Stockman memperkirakan bahwa
"...riset dan pengembangan yang lebih serius harus dilakukan sebelum problem-
problem mendasar di dalam komunikasi tenaga pantulan dapat dipecahkan, dan
sebelum aplikasi-aplikasi (dari teknologi ini) masih dalam explorasi lebih jauh."
Pada tahun 1973 di Amerika Serikat, seseorang bernama Mario Cardullo mematenkan
sebuah transponder radio pasif dengan nomor paten 9.317.148. alat tersebut pertama
didemonstrasikan pada tahun 1971 kepada perusahaan pelabuhan New York (new
york port Authority) dan para pengguna potensial laennya. Alat ini terdiri dari sebuah
transponder dengan memory 16 bit untuk digunakan sebagai sebuah alat pembayaran.
Pada dasarnya, paten Mario Cardullo meliputi penggunaan frekuensi radio, suara dan
cahaya sebagai media transmisi. Rencana bisnis pertama yang diajukan kepada para
investor di tahun 1969 menampilkan penggunaan teknologi ini di berbagai bidang,
misalnya
1. bidang transportasi: identifikasi kendaraan otomotif, sistem pembayaran tol
otomatis, plat nomor elektronik, manifest/daftar barang secara elektronik,
pendataan rute kendaraan, pengawas kelaikan kendaraan
2. bidang perbankan: buku cek elektronik, kartu kredit elektronik
3. bidang keamanan: tanda pengenal pegawai, pintu gerbang otomatis, pengawas
akses
4. bidang kesehatan: identifikasi dan sejarah medis pasien
Demonstrasi label RFID dengan teknologi tenaga pantulan, baik yang pasif maupun
yang aktif, dilakukan di Laboratorium Sains Los Alamos di tahun 1973. Alat ini
dioperasikan pada gelombang 915 Mhz dan menggunakan label yang berkapasitas 12
bit.
Sedangkan paten pertama yang menggunakan kata RFID diberikan kepada Charles
Walton di tahun 1983 dengan nomor Paten Amerika Serikat 4,384,288.
Definisi RFID
Definisi Menurut Maryono Identifikasi dengan frekuensi radio adalah
teknologi untuk mengidentifikasi seseorang atau objek benda menggunakan transmisi
frekuensi radio, khususnya 125kHz, 13.65Mhz atau 800-900MHz. RFID
menggunakan komunikasi gelombang radio untuk secara unik mengidentifikasi objek
atau seseorang.
Hal ini merupakan teknologi pengumpulan data otomatis yang tercepat dalam
perkembangannya. Teknologi tersebut menciptakan cara otomatis untuk
mengumpulkan informasi suatu produk, tempat, waktu, atau transaksi dengan cepat,
mudah tanpa human error. RFID menyediakan hubungan ke data dengan jarak
tertentu tanpa harus melihat secara langsung, dan tidak terpengaruh lingkungan yang
berbahaya seperti halnya barcode. Identifikasi RFID bukan sekedar kode identifikasi,
sebagai pembawa data, dapat di tulis dan diperbarui data di dalamnya dalam keadaan
bergerak.
Terdapat beberapa pengertian RFID yang dikemukakan menurut Maryono
Sistem RFID
Suatu sistem RFID dapat terdiri dari beberapa komponen, seperti tag, tag
reader, tag programming station, circulation reader, sorting equipment dan tongkat
inventory tag. Keamanan dapat dicapai dengan dua cara. Pintu security dapat
melakukan query untuk menentukan status keamanan atau RFID tag-nya berisi bit
security yang bisa menjadi on atau off pada saat didekatkan ke reader station.
Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari piranti
portable, yang dinamakan tag, dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian
diproses oleh aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data yang dipancarkan dan
dikirimkan tadi bisa berisi beragam informasi, seperti ID, informasi lokasi atau
informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal pembelian dan lain sebagainya.
Penggunaan RFID untuk maksud tracking pertama kali digunakan sekitar tahun 1980
an. RFID dengan cepat mendapat perhatian karena kemampuannya dalam men-
tracking atau melacak object yang bergerak. Seiring dengan perkembangan teknologi,
maka teknologi RFID sendiripun juga berkembang sehingga nantinya penggunaan
RFID bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Dalam suatu sistem RFID
sederhana, suatu object dilengkapi dengan tag yang kecil dan murah. Tag tersebut
berisi transponder dengan suatu chip memori digital yang di dalamnya berisi sebuah
kode produk yang sifatnya unik. Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang berisi
transceiver dan decoder, memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag
sehingga dia dapat membaca dan menulis data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag
melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan mendeteksi sinyal aktivasi yang
dipancarkan oleh si reader. Reader akan men-decode data yang ada pada tag dan
kemudian data tadi akan diproses oleh komputer. Kita ambil contoh sekarang
misalnya belanjaan yang ada pada swalayan yg menggunakan RFID. Pintu security
bisa mendeteksi belanjaan yang sudah dibayar atau belum. Ketika seorang customer
membeli barang, security bit yang ada pada RFID tag barang tersebut akan di-reset
dan recordnya di ILS secara otomatis akan di-update. Pada beberapa solusi yang
berbasis RFID maka slip pembeliannya bisa di-generate secara otomatis pula. RFID
juga mempermudah orang untuk menyortir barang.
Read Rate
RFID : reader dapat membaca lebih dari 1 tag secara bersamaan.
Barcode : reader hanya dapat membaca tag secara satu per satu
Line Of Sight
RFID : tidak diperlukan karena tag suatu produk dapat dibaca dari semua arah
selama masih dalam jarak baca reader RFID.
Barcode : diperlukan karena reader nya harus ditujukan secara langsung ke
tag suatu produk tersebut.
Human Capital
RFID : tidak terlalu dibutuhkan karena sistem berjalan secara otomatis
Barcode : sangat dibutuhkan karena manusia yang akan melakukan scanner
tersebut
Read/Write Capability
RFID : dapat melakukan read, write, dan update
Barcode : hanya dapat melakukan read
Durability
RFID : tinggi karena sistem tag memiliki perlindungan yang lebih baik dan
dapat dibaca dalam keadaan yang tidak baik (kotor)
Barcode : Rendah karena tag sangat mudah rusak dan tidak dapat dibaca
dalam keadaan kotor
Identification
RFID : dapat mengidentifikasi secara unik untuk setiap item yang di baca
Barcode : hanya dapat mengidentifikasi tipe dari suatu item tersebut tetapi
tidak secara unik.
Technology
RFID : menggunakan gelombang radio
Barcode : menggunakan optical (laser)
-Pembeli suatu barang (yang dilengkapi RFID tag) tidak akan tahu keberadaan dari
RFID tag atau bahkan tidak dapat untuk melepasnya.
-RFID tag dapat dibaca oleh pihak lain dalam jarak yang jauh tanpa sepengetahuan
pemiliknya.
-Jika suatu barang yang mengandung RFID tag Anda beli dengan menggunakan kartu
kredit, maka akan sangat mungkin untuk mengasosiasikan ID tersebut dengan
identitas si pembeli.
-EPCglobal sedang membuat suatu standar untuk memberikan suatu ID yang unik
secara global dan ini dikhawatirkan akan menimbulkan masalah privasi dan juga
masih belum begitu perlu untuk beberapa aplikasi.
Sementara itu dengan dalih prifasi pihak Keamanan RSA Security sudah memiliki
suatu prototipe alat jammer yang bisa secara lokal untuk men-jam (pengacak signal
RFID)sinyal RFID. Ini memungkinkan seseorang nantinya bisa menghindari
identifikasi.
Walau terbukti murah dan dapat dipakai di berbagai bidang, barcode ini
ternyata mempunyai banyak kelemahan yaitu selain karena hanya bisa
diidentifikasi dengan cara mendekatkan barcode tersebut ke sebuah reader, juga
karena mempunyai kapasitas penyimpanan data yang sangat terbatas dan tidak
bisa diprogram ulang sehingga menyulitkan untuk menyimpan dan
memperbaharui data dalam jumlah besar untuk sebuah item.
Salah satu solusi menarik yang kemudian muncul adalah menyimpan data
tersebut pada suatu silikon chip. RFID yang merupakan singkatan dari Radio
Frequency Identification merupakan teknologi identifikasi baru yang dalam
pengoperasiannya terjadi kontak antara transponder (tag) atau divais pembawa
data yang terbuat dari silikon chip dilengkapi sebuah radio antena kecil dan reader
yang terhubung dengan sistem komputer. Kontak antara RFID tag dengan reader
tidak dilakukan secara kontak langsung atau mekanik melainkan dengan
pengiriman gelombang electromagnet. Berbeda dengan smart card yang biasa
dipakai di kartu telepon atau kartu bank yang juga menggunakan silikon chip,
kode-kode RFID tag bisa dibaca pada jarak yang cukup jauh.
Intellident Ltd., satu produsen sistem RFID telah menyatakan RFID bakal
menggantikan sistem manajemen swalayan tradisional berdasarkan barcode.
Teknologi barcode yang telah mereka andalkan untuk mengidentifikasi dan
melacak berbagai barang terbukti tidak cukup untuk memenuhi tantangan abad 21.
perkembangan sirkulasi dan meningkatnya permintaan jasa swalayan, tanpa
peningkatan anggaran dan staf yang cukup, telah memaksa banyak swalayan
mempertimbangkan teknologi untuk membantu mempertahankan sercis yang
memuaskan. Masuk ke teknologi RFID, yang menjanjikan lompatan efisiensi,
produktivitas, kenyamanan petugas, dan servis pelnggan serta membangkitkan
semangat besar di dunia peritelan.
Pendapat yang berbeda diterangkan oleh produsen lain Zebra Technologies,
bahwa kedua teknologi tersebut tidaklah saling eksklusif, tidak juga yang satu
akan menggantikan yang lain. Keduanya merupakan teknologi yang
memungkinkan, dengan sifat fisik yang berbeda. RFID dan barcode merupakan
teknologi data capture yang saling melengkapi.
Cara kerja dapat diterangkan sebagai berikut: Label tag RFID yang tidak
memilik baterai antenalah yang berfungsi sebagai pencatu sumber daya dengan
memanfaatkan medan magnet dari pembaca (reader) dan memodulasi medan
magnet. Kemudian digunakan kembali untuk mengirimkan data yang ada dalam
tag label RFID. Data yang diterima reader diteruskan ke database host computer.
Reader mengirim gelombang elektromagnet, yang kemudian diterima oleh antena
pada label RFID. Label RFID mengirim data biasanya berupa nomor serial yang
tersimpan dalam label, dengan mengirim kembali gelombang radio ke reader.
Informasi dikirim ke dan di baca dari label RFID oleh reader menggunakan
gelombang radio. Dalam sistem yang paling umum yaitu sistem pasif, reader
memancarkan energi gelombang radio yang membangkitkan label RFID dan
menyediakan energi agar beroperasi. Sedangkan sistem aktif, baterai dalam label
digunakan untuk memperoleh jangkauan operasi label RFID yang efektif, dan fitur
tambahan penginderaan suhu. Data yang diperoleh / dikumpulkan dari label
RFID kemudian dilewatkan / dikirim melalui jaringan komunikasi dengan kabel
atau tanpa kabel ke sistem komputer.
Antena akan mengirimkan melalui sinyal frekuensi radio dalam jarak yang
relative dekat. Dalam proses transmisi tersebut terjadi 2 hal:
Antena melakukan komunikasi dengan transponder, dan
Antena memberikan energi kepada tag untuk berkomunikasi (untuk tag yang
sifatnya pasif)
Ini adalah kunci kehebatan teknologi RFID. Sebuah tag yang dipasang tidak
menggunakan sumber energi seperti batere sehingga dapat digunakan dalam waktu
yang sangat lama. Antena bisa dipasang secara permanent (walau saat ini tersedia
juga yang portable) Bentuknya pun beragam sekarang sesuai dengan keinginan kita.
Pada saat tag melewati wilayah sebaran antena, alat ini kemudian mendeteksi wilayah
scanning. Selanjutnya setelah terdeteksi maka chip yang ada di tag akan ”terjaga”
untuk mengirimkan informasi kepada antena.
Keunggulan lainnya tag RFID bisa dibaca dalam segala kondisi dimana barcode
atau alat semacamnya tidak mampu.
Tag tidak harus ada di permukaan obyek
Kecepatan pembacaan tag kurang dari 100 mili detik
Mampu membaca sejumlah tag pada saat hampir bersamaan (tidak
harus satu-satu)
Keterbatasan RFID
Cost : label RFID berharga lebih mahal jika diproduksi dalam jumlah yang
kecil
Moisture : gelombang radio mungkin terserap oleh uap air dalam produk
tersebut atau lingungan sekitar
Metal gelombang radio umumnya terpantul oleh logam. Artinya label
tersebut dapat tertutup oleh logam di sekitarnya atau sinyalnya mungkin
melemah
Electrical interference : gangguan elektronik (misal lampu pijar atau motor
listrik ) kadang- kadang dapat mengganggu komunikasi frekuensi radio
Accuracy : sukar mengidentifikasi dan membaca suatu label dari banyak label
lainnya di dalam jangkauan reader. Kegagalan membaca suatu tag tidak
diketahui oleh reader
Over Compensation : menyimpan banyak data pada label mungkin berguna,
tetapi akan meningkatkan biaya dan waktu yang diperlukan untuk
membacanya, penomoran identitas yang sederhana sering sudah memadai
Security : label yang bisa diperbarui (update) adalah berguna, tetapi
memastikan up-date telah dikerjakan dengan benar dan oleh pihak yang
berwenang adalah penting
Jenis RFID
Macam-macam RFID dapat berdasarkan atas :
Frekuensi
Sumber Energi
Kemampuan dibaca dan ditulis
Fungsi
Berdasarkan Frekuensi
Karakteristik
Sumber energi Baterai pada label Baterai untuk Energi gelombang
menjalankan chip. radio dari reader
Energi gelombang untuk menjalankan
radio dari reader chip dan komunikasi
untuk komunikasi
hanya di dalam
jangkauan reader
Ketersediaan sinyal Selalu ada 100 feet Rendah Hanya di dalam
gelombang radio jangkauan reader,
kurang dari 10 feet
Kekuatan sinyal Tinggi Rendah Sangat rendah
Kebutuhan sinyal Sangat rendah Sangat tinggi
yang kuat
Bidang penerapan Berguna untuk label barang yang bernilai Berguna untuk
tinggi untuk discam dalam jarak, misal mobil barang yang
bervolume tinggi,
dan bisa discan
dalam arak dekat,
misal perdagangan
ritel
Tabel Sumber Energi RFID
Berdasarkan fungsi
Penerapan RFID
Selain itu isi atau informasi yang bisa dibaca oleh siapapun (jika memiliki scanner) –
bahkan jika kita sudah keluar dari area scanning. Salah satu teknologi yang saat ini juga
dikembangkan adalah zombie RFID tag. Tag ini secara temporer akan di-non aktifkan jika
kita meninggalkan area scanning. Ilustrasinya seperti ini: jika kita membawa barang belanjaan
ke kasir, RFID scanner akan membaca item belanjaan, selanjutnya kita membayar dan
meninggalkan toko. Pada saat kita meninggalkan toko kita akan melewati sebuah alat yang
secara otomatis akan men-deaktivasikan tag melalui sinyal tertentu agar tag tersebut menjadi
”mati” atau tidak aktif (tidak bisa dibaca lagi)
Resiko RFID
Bentuk – bentuk kemungkinan resiko bahaya RFID :
Untuk konsep pengamanan RFID difokuskan pada serangan aktif dan serangan
penyadapan. Serangan ini dapat melanggar privasi pribadi seperti halnya kebocoran data
inventori yang sensitip. Serangan traffic analisis juga merupakan suatu ancaman. Fakta
Denial of servce dapat juga merupakan serangan yang berpotensi mengganggu dan mahal
penangannya. Active querying attacks may be addressed by limiting who is permittet to read
tag data throug access control. Serangan berupa query aktif mungkin ditujukan karena
pembatasan otoritas orang yang diijinkan untuk membaca data tag melewati kontrol akses.
Penyadap mungkin dihadapkan pada keyakinan untuk tidak membocorkan/ menyiarkan data
tag secara bebas.
PENUTUP
Simpulan
RFID adalah teknologi objec identifikasi yang relatif tergolong baru dan layak
diterapkan di segala aspek kehidupan, menjadi alternatif yang sangat strategis selain
barcode yang sebelumnya telah menjadi pendahulu. Kedua teknologi tersebut dapat
berdampingan(transisi) diterapkan secara bersama dengan menggunakan konfigurasi
sistem RFID yang tersedia dipasaran.
RFID yang dapat diperkirakakn akan menggantikan pemakain optical barcode
secara menyeluruh, karena RFID mempunyai beberapa keuntungan yaitu
kemungkinan data dapat dibaca secara otomatis tampa memperhatikan garis
pembacaan, Dapat melewati bahan non konduktor dan mempunyai kecepatan
pembacaan beberapa ratus tag per detik.
Saran
-Scott Denne. pg. B.5F Nov 7, (2007) After Being Overhyped, RFID Starts to
Deliver.New York, Wall Street Journal (Eastern edition)
- S-J Wang, C-T Huang, W-L Wang, Y-H Chen. 2010 Incorporating ARIMA
forecasting and service-level based replenishment in RFID-enabled supply chain.
London . International Journal of Production Research:. Vol. 48, Iss. 9; pg. 2655
-Maryono, Media Informasi vol XIV no.20Th 2005 Dasar-dasar Radio Fequensi
Identification (RFID) Teknologi Yang Berpengaruh di Perpustakan.
www.irfnet.org/files-upload/pdf-files/company_profile_gamatechno_id.pdf(di akses
pada 3 april 2010)
TK raudatul atfal,
SD muhammadiyah 1 ,
SMP N 2,
SMA muhammadiyah 1.
Pengalaman kerja : pramuniaga Toko,membantu pekerjaan orangtua