Anda di halaman 1dari 10

SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN UNTUK LAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA SURAKARTA

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemrograman Komputer dan Sistem Informasi

NADIA NUR ANISA


NRP. 03111750050007

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
SURABAYA
2017
I. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sampah merupakan permasalahan yang tidak dapat


dihindari, khususnya di wilayah perkotaan. Pertambahan jumlah penduduk dan pesatnya
pertumbuhan ekonomi menyebabkan volume sampah yang ada di perkotaan semakin
meningkat. Untuk mengatasi masalah inisecara efektif perlu dilakukan pendekatan holistik
sebagai suatu solusi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat,
merupakan suatu peluang dalam mendiseminasikan informasi secara cepatdan akurat
kepada masyarakat. Penggunaan media elektronik kenyataannya merupakan sarana yang
efektif dalam pendistribusian informasi (KEMENLH, 2009). Kurangnya informasi mengenai
persampahan membuat masyarakat kurang menjaga kondisi lingkungan. Kenyataan yang
terjadi di Kota Surakarta saat ini adalah semakin besarnya timbulan sampah yang
kondisinya sangat mengkhawatirkan dan ditambah dengan ketersediaan lahan di TPA
untuk menampung timbulan sampah semakin rendah.
Salah satu TPA yang ada di Kota Surakarta yaitu TPA Putri Cempo,TPA tersebut sudah
mulai beroperasi mulai tahun 1987 dan dapat menampung sampah sebesar 100.000 ton,
dan memiliki luas 17 Ha. Sampah yang dibuang ke TPA tersebut tiap tahunnya mengalami
peningkatan. Peningkatan volume sampah disebabkan oleh pertambahan jumlah
penduduk yang berimbas pada besarnya sampah yang dibuang ke TPA. Peningkatan
sampah tersebut akan berimbas bagi berkurangnya umur layan TPA (Ratih, 2011). Ditinjau
dari permasalahan di atas perlu diupayakan pengelolaan sampah dengan cara memberikan
informasi tentang pelayanan persampahan di kota Surakarta yang berbasis Sistem
Informasi Lingkungan (SIL)sehingga timbulan sampah dapat diminimalkan.

b. Tujuan

i. Untuk mengetahui kuantitas sampah yang ada di Kota Surakarta


ii. Untuk mengetahui kualitas pelayanan persampahan di Kota Surakarta
iii. Untuk mengetahui kontinuitas pelayanan persampahan di Kota Surakarta
iv. Untuk mengetahui informasi pelayanan berbasis sistem informasi lingkungan (SIL) di
Kota Surakarta

II. Pembahasan

a. Metode

i. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Surakarta yang Secara geografis terletak di antara


1104515- 1104535 BT dan 73600- 75600LS.

ii. Tahapan Penelitian

Pembuatan basis data (tabular)

Basis data ini berfungsi untuk menyimpan, mencari, serta sebagai koneksi ke aplikasi
sistem informasinya.

Pengolahan Data Spasial


Melakukan proses editing peta Kota Surakarta, seperti dijitasi peta, kemudian
mengkonversi dari format .dwg ke format shapefile atau .shp.

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, langkah-langkahnya yaitu sebagai


berikut :

Reduksi Data (Data Reduction)


Data yang akan direduksi adalah hasil wawancara, sehingga untuk
mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya
b. Penyajian Data (Data Display)
Data akan disajikan dalam bentuk peta yang terlebih dahuli dianalisis
menggunakan analisis spasial Sistem Informasi Geografis (SIG) dan uaraian
singkat.
c. Analisis Spasial Sistem Informasi Geografis
Dilakukan dengan menggunakan analisis spasial yang merupakan fungsi dari
SIG

b. Hasil Penelitian

i. Kuantitas Timbulan Sampah Terlayani Kota Surakarta

Berdasarkan hasil analisis Kondisi timbulan pada tahun 2013 diprediksi sebesar
305.516 kg/hari atau sebesar 305,516 ton/hari, dengan tingkat pelayanan sebesar 88 %,
dan diperkirakan akan mengalami kenaikan pada tahun 2022 sebesar 350.945 kg/hari atau
sebesar 350,945 ton/hari dan tingkat pelayanan diharapkan menjadi 92%.
Kualitas Tingkat Pelayanan persampahan di Kota Surakarta Pada tahun 2013
diperkirakan mencapai 86% dan akan mengalami peningkatan menjadi 92% pada tahun
2022 atau sebesar 1% per tahun. Dengan persentase sekitar 86% pada tahun 2013, ini
menunjukan bahwa kualitas pelayanan persampahan di Kota Surakarta sudah cukup bagus,
dan hal ini bisa dikarenakan luas wilayah Kota Surakarta yang relatif kecil, sehingga
pelayanan persampahan terhadap masyarakat bisa optimal.
Dalam kaitannya dengan Kontinuitas pelayanan persampahan yang ada di Kota
Surakarta, perlu diupayakan pengelolaan terhadap timbulan sampah tersebut, diantaranya
adalah dengan penyediaan kontainer-kontainer sampah dan penerapan konsep Reuse,
Reduce And Recycle (3R), sehingga dampak dari timbulan sampah dapat diminimalkan.
Dengan Menggunakan Sistem informasi Lingkungan untuk layanan Persampahan,
maka masyararakat dapat mengetahui berbagai hal mengenai kondisi persampahan yang
ada di Kota Surakarta, baik itu jumlah timbulan sampah, komposisi sampah, lokasi Tempat
pembuangan sementara sampah, maupun rute kendaraan pengangkut sampah. Dengan
adanya sistem informasi lingkungan mengenai layanan persampahan di Kota Surakarta
diharapkan dapat menangani masalah persampahan yang ada di Kota Surakarta.

ii. Pelayanan Persampahan Berbasis Sistem Informasi Lingkungan

Pelayanan Persampahan berbasis Sistem Informasi Lingkungan dibuat dengan


menggunakan Sofware Arcview 3.3, dimana informasi persampahan di Kota Surakarta
memuat data-data distribusi sampah (tabel 5) dan di visualisasikan kedalam peta layanan
lersampahan, dan Kota Surakarta memiliki persentase layanan yang sudah baik, yaitu
sebesar 70-93%.

Gambar 4. Peta Pelayanan Persampahan


Gambar 5. Peta Pelayanan Persampahan
Kecamatan Jebres Kota Surakarta
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta

Gambar 9. Peta Rute Pengangkutan sampah


Kecamatan Jebres Kota Surakarta Gambar 10. Peta Rute Pengangkutan
sampah Kecamatan Pasar Kliwon Kota
Surakarta
Gambar 11. Peta Rute Pengangkutan
sampah Kecamatan Serengan Kota Sura-
karta

III. ASPEK KEBUTUHAN

Timbulan sampah yang berdampak buruk bagi lingkungan dan dapat memperburuk
kualitas lingkungan. Tujuan dari sistem informasi lingkungan ini sendiri bertujuan untuk
memberikan dan menyediakan informasi sebagai sarana edukasi mengenai ketersediaan
dari layanan persampahan yang ada di Kota Surakarta. Walaupun pada pelaksanaannya
diperlukan beberapa hal yang menunjukkan bahwa sistem informasi lingkungan ini
dibutuhkan keberadaannya, diantaranya adalah :

a. Memberikan informasi mengenai layanan persampahan Kota Surakarta

Sistem informasi ini dapat memberikan beberapa informasi terkait dari ketersediaan
layanan persampahan di Kota Surakarta. Informasi yang dapat diberikan diantaranya
adalah kuantitas sampah di kota Surakarta, kualitas layanan persampahan di Kota
Surakarta, mengetahui kontinuitas pelayanan persampahan di Kota Surakarta,
memberikan informasi berbasis Sistem Informasi Lingkungan di Kota Surakarta.

b. Sarana evaluasi layanan persampahan Kota Surakarta

Layanan persampahan yang ada tidak dapat begitu saja dilaksanakan tanpa ada
perubahan yang mendasar pada masa yang akan datang, maka perlu dilakukan evaluasi
yang dilaksanakan secara rutin untuk membantu berkembangkan layanan persampahan
ini, mengingat masalah persampahan adalah masalah yang perlu diatasi dengan
keterlibatan dari seluruh pihak terkait.

c. Terwujudnya Sistem Informasi Lingkungan


Sistem Informasi Lingkungan (SIL) adalah suatu program sistem informasi yang
berisikan data status lingkungan hidup suatu daerah atau kawasan yang dikumpulkan
secara digital dilengkapi dengan peta, foto, video dan multimedia lainnya dan
biasadisajikandalam bentuk peta sumber daya wilayah tersebut, maka perangkat digital
yang digunakanadalah ArcView yang diintegrasikan dengan Sistem Informasi Geografis. Hal
ini dibutuhkan sebagai sarana penyampaian informasi yang mudah dipahami dan
representative dari kondisi dan keadaan yang ada sebenarnya.
IV. ASPEK KENDALA

a. Kurangnya data informasi pelayanan persampahan

Belum dilakukannya pendataan yang akurat berdasarkan kondisi dilapangan


menyebabkan sulitnya dilakukan tahapan penelitian selanjutnya. Data informasi pelayanan
persampahan harusnya dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup ataupun Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang daerah terkait. Belum adanya data ini membuktikan bahwa masih
kurangnya kesadaran dari pemerintah dan masyarakat terkait mengenai keterlibatan
setiap pihak terkait dalam mereduksi timbulan sampah.

b. Tidak adanya data digital peta lokasi, jalan dan administrasi lokasi studi

Tidak adanya data digital peta terkait penelitian sistem informasi lingkungan ini
menyebabkan perlu diadakannya usaha lebih dalam memperoleh data tersebut. Data yang
dimiliki oleh pihak terkait hanya data berbentuk hardfile yang tidak dapat langsung diolah
melalui program sistem informasi geografis, dalam hal ini digunakan program ArcView 3.3.

V. ASPEK SOLUSI

a. Dilakukan pengumpulan data secara primer

Pengumpulan data secara primer dilakukan apabila tidak ditemukan data sekunder
yang dimiliki oleh instansi terkait. Pengumpulan data secara primer memiliki kelebihan
berupa nilai kevalidan dari data tersebut yang lebih baik dibandingkan dengan data
sekunder dari instansi. Data primer ini juga memiliki kelemahan yakni membutuhkan
waktu dan tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan data sekunder.

b. Dilakukan digitasi secara manual

Apabila data digital tidak ditemukan, dapat dilakukan digitasi dari hardfile peta yang
dimiliki. Digitasi dapat dilakukan dengan membuat titik acuan dan kemudian dilakukan
dengan proses georeferencing. Proses ini dapat dilakukan dengan cepat jika sudah dimiliki
titik acuan tersebut. Sehingga lokasi yang dimiliki akan sesuai dengan peta aslinya.

VI. PERBANDINGAN DENGAN SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN LAINNYA

Penelitian Sistem Informasi Lingkungan untuk Layanan Persampahan di Kota


Surakarta ini dibandingkan dengan Penelitian Sistem Pengelolaan Sampah dengan
Memanfaatkan Sistem Informasi Geografis. Kedua penelitian ini memiliki tujuan yang sama,
yaitu menampilkan data display informasi persampahan melalui tools Sistem Informasi
Geografis. Ada beberapa perbedaan dan persamaan yang mendasar dari pembuatan data
display dan pengolahan data untuk mencapai tujuan yang sama. Selain itu juga terdapat
perbedaan lainnya berkaitan dengan aspek aspek tertentu. Perbandingan tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut :
Aspek SISTEM INFORMASI SISTEM PENGELOLAAN
LINGKUNGAN UNTUK SAMPAH DENGAN
LAYANAN PERSAMPAHAN MEMANFAATKAN SISTEM
DI KOTA SURAKARTA INFORMASI GEOGRAFIS
(SIG)
Lokasi Penelitian Kota Surakarta Kota Pontianak
Data yang dibutuhkan Volume Timbulan Sampah Volume Timbulan sampah
Per-Kecamatan, Jumlah Per-TPS,
Pelayanan Sampah, Waktu Tempuh
komposisi timbulan Pengangkutan, Rute
sampah Pengangkutan
Penentuan Alternatif rute Tidak ada Ada
pengumpulan sampah
Mempertimbangkan durasi Tidak Iya
waktu tempuh
Tools Software Sistem ArcView 3.3 ArcMap
Informasi
Penentuan rute Iya Iya
pengumpulan sampah
Penentuan rute dilakukan iya Tidak
per kecamatan
Data Display Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis

Dari tabel diatas, didapatkan adanya perbedaan data yang dibutuhkan, pada
penelitian Sistem Informasi Lingkungan untuk layanan persampahan di Kota Surakarta
hanya membutuhkan data volume timbulan sampah per kecamatan dan jumlah pelayanan
sampah serta komposisi timbulan sampah yang kemudian dikembangkan menjadi
beberapa informasi selanjutnya, sedangkan penelitian sistem pengelolaan sampah dengan
memanfaatkan sistem informasi geografis sama samam membutuhkan volume timbukan
sampah, tetapi skala yang berbeda yaitu per TPS, selain itu juga dibutuhkan data waktu
tempuh pengangkutan dan rute pengangkutan.
Beberapa aspek lainnya yang juga menunjukkan perbedaan, dapat disimpulkan
bahwa penelitian Sistem Informasi Lingkungan Untuk Layanan Persampahan Di Kota
Surakarta memiliki focus menampilkan data display informasi persampahan dan rute
pengangkutan sampah yang sudah ada. Penelitian ini memiliki kelebihan yaitu
menampilkan informasi pelayanan sampah yang lebih mendetail dibandingkan penelitian
di Kota Pontianak. Tetapi penelitian ini juga memiliki kekurangan dengan hanya
menampilkan informasi yang sudah ada, tidak menganalisis alternative rute berdasarkan
kondisi di lapangan.
Sistem Pengelolaan Sampah Dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografis
(SIG) memiliki focus berupa menganalisis rute pengangkutan sampah berdasarkan metode
pembobotan yang didasarkan dari kondisi dilapangan, sehingga dihasilkan rekomendasi
rute rute yang sebaiknya digunakan dan menjadi acuan bagi pemerintah untuk
menetapkan rute pengangkutan sampah dengan tetap memperhatikan beberapa aspek
lainnya termasuk daerah terlayani.
VII. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan pengkajian diatas, maka didapatkan kesimpulan yakni


sebagai berikut :

a. Penggunaan Sistem Informasi Lingkungan untuk database dari kondisi persampahan yang
ada dapat bermanfaat sebagai sarana informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat
serta berbagai pihak terkait.
b. Penggunaan Sistem Informasi Lingkungan memiliki kendala berupa ketidaktersediaan data
pada instansi yang bersangkutan sehingga harus dilakukan beberapa usaha pengambilan
data primer langsung dilapangan.
c. Dibandingkan dengan penelitian lainnya yang berkaitan dengan Sistem Informasi
Lingkungan dibidang persampahan maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini lebih
berfokus terhadap kondisi eksisting yang sebenarnya tanpa melakukan analisis lebih lanjut
mengenai rute pengambilan sampah dan beberapa hal lainnya.

Anda mungkin juga menyukai