Penerusnya seorang saintist Belanda bernama Anton van Leeuwenhoek, menemukan organisme
yang sekarang kita kenal sebagai organisme bersel tunggal. Dengan menggunakan butiran-
butiran pasir yang telah ia ubah menjadi kaca pembesar berkekuatan 300x, Leeuwenhoek
menemukan suatu dunia mikroba di dalam tetesan-tetesan air kolam dan juga meneliti sel-sel
darah dan sel sperma hewan. Pada tahun 1839, hampir dua abad setelah penemuan Hooke dan
Leeuwenhoek, sel akhirnya diakui sebagai unit kehidupan yang terdapat di mana saja oleh
Matthias Schleiden dan Theodor Schwann, dua ahli biologi Jerman.
Dalam kasus klasik tentang penalaran induktif pencapaian suatu kesimpulan umum
berdasarkan pengamatan-pengamatan khusus ini, Schleiden dan Schwann merangkum
penelitian mikroskopik mereka sendiri dan hasil-hasil penelitian saintis lainnya dengan
menyimpulkan bahwa semua bentuk kehidupan tersusun dari sel. Kesimpulan umum ini menjadi
dasar bagi teori sel. Teori ini kemudian dikembangkan untuk memasukkan gagasan bahwa
semua sel berasal dari sel-sel lain. Kemampuan sel untuk membelah diri menghasilkan sel-sel
yang baru adalah dasar bagi semua reproduksi dan bagi pertumbuhan dan perbaikan organisme-
organisme multiseluler, termasuk manusia.
Semua sel diselimuti oleh suatu membran yang mengatur perjalanan materi antara sel tersebut
dan lingkungan sekelilingnya. Setiap sel, pada tahapan tertentu dalam hidupnya, mengandung
DNA, yaitu materi yang dapat diwariskan yang mengarahkan aktivitas-aktivitas sel tersebut.
2. Ultra struktur sel
a. Membran sel
Membran sel, yang menyelubungi sel, merupakan struktur elastik tipis, tebalnya hanya 7,5
sampai 10 nanometer. Membran sel ini hampir seluruhnya terdiri dari protein dan lipid.
Perkiraan komposisi adalah protein 55%, fosfolipid 25%, kolesterol 13%, lipid lain 4%, dan
karbohidrat 3%.
b. Sitoplasma
Sitoplasma dipenuhi oleh partikel-partikel dan organel-organel berukuran besar dan kecil yang
tersebar, berkisar dari beberapa nanometer sampai beberapa mikrometer. Bagian cairan bening
dari sitoplasma yang merupakan tempat dimana partikel-partikel itu tersebar disebut sebagai
sitosol, yang terutama terdiri atas protein yang larut, elektrolit, dan glukosa, serta sejumlah kecil
senyawa lipid.
c. Retikulum Endoplasmik
merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma
adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas
ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9
meter). Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope.Pada
bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau ribosome
d. Aparatus Golgi
Aparatus golgi biasanya terdiri atas empat atau lebih tumpukan lapisan vesikel tipis dan gepeng
yang terletak dekat dengan nukleus. Aparatus ini penting pada sel sekretoris. Pada sel sekretoris
aparatus golgi terletak di sebelah sel tempat substansi sekretorik akan dikeluarkan. Aparatus
golgi ini dalam fungsinya bekerjasama dengan retikulum endoplasmik. Vesikel pengangkut kecil
yang juga disebut vesikel retikulum endoplasmik atau secara singkat disebut sebagai vesikel RE.
e. Lisosom
Lisosom merupakan organel vesikular yang dibentuk oleh aparatus golgi yang kemudian tersebar
di seluruh sitoplasma. Lisosom ini merupakan sistem pencernaan intraselular yang
memungkinkan sel untuk mencernakan bahan-bahan dan struktur intraseluler, khususnya struktur
sel yang telah rusak, partikel-partikel makanan yang telah dicernakan sel, dan bahan-bahan yang
tidak diinginkan tubuh, misalnya bakteri.
f. Peroksisom
adalah organel yang terbungkus oleh membrane tunggal dari lipid dwilapis yang mengandung
protein pencerap (reseptor). Peroksisom tidak memiliki genom dan mengandung sekitar 50
enzim, seperti katalase dan ureat oksidase yang mengkristal di pusatnya. Peroksisom ditemukan
pada semua sel eukariota.
g. Vesikel sekretoris
Salah satu fungsi penting dari banyak sel adalah menyekresi substansi-substansi khusus. Hampir
semua substansi sekretorik dibentuk oleh retikulum endoplasmik sistem aparatus golgi dan
kemudian dilepaskan dari aparatus Golgi ke dalam sitoplasma di dalam vesikel penyimpan, yang
disebut vesikel sekretoris atau granula sekretoris.
h. Mitokondria
mitokondria sebagai tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi
merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi
berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi
sel.
i. Struktur filamen dan tubular sel
Biasanya protein fibrilar sel disusun membentuk filamen atau tubulus. Keduanya merupakan
molekul protein prekursor yang disintesis oleh ribosom di dalam sitoplasma. Molekul prekursor
berpolimerisasi membentuk filamen. Sebagian besar filamen aktin seringkali terdapat di sisi luar
sitoplasma, yang merupakan daerah yang disebut sebagai ektoplasma, untuk membentuk suatu
penunjang elastik bagi membran sel. Juga, di dalam sel-sel otot, filamen aktin dan miosin
tersusun menjadi suatu mesin kontraktil khusus yang merupakan dasar timbulnya kontraksi otot
di seluruh tubuh.
j. Nukleus
Nukleus merupakan pusat pengaturan sel. Secara singkat, nukleus mengandung sejumlah besar
DNA, yang telah kita sebut bertahun-tahun sebagai gen. Gen menentukan karakteristik protein
sel, termasuk enzim-enzim sitoplasma yang mengatur aktivitas sitoplasma. Nukleus juga
mengatur reproduksi;
k. Membran nukleus
Membran nukleus, yang juga disebut selubung inti, sebenarnya merupakan dua membran yang
terpisah, satu membran terdapat di dalam membran yang lain. Membran luar bersambung dengan
retikulum endoplasmik, dan ruang antara kedua membran nukleus juga bersambung dengan
ruang di sebelah dalam retikulum endoplasmik.
l. Nukleoli
Nukleus sebagian besar sel memiliki satu atau lebih struktur yang terpulas pucat disebut nukleoli.
Nukleolus, tidak seperti organel lainnya, tidak memiliki sebuah membran pembatas, sebaliknya,
nukleoli hanya merupakan suatu struktur yang mengandung sejumlah besar RNA dan protein.
Sel Otot
Otot adalah kontraktil jaringan hewan dan berasal dari lapisan mesodermal sel germinal
embrio. sel-sel otot mengandung filamen kontraktil yang bergerak melewati satu sama lain dan
mengubah ukuran sel. Mereka diklasifikasikan sebagai tulang, jantung, atau halus otot. Fungsi
mereka adalah untuk menghasilkan gaya dan menyebabkan gerak. Otot dapat menyebabkan baik
tenaga dari organisme itu sendiri atau gerakan dari organ internal. Jantung dan halus kontraksi
otot terjadi tanpa sadar pikiran dan diperlukan untuk kelangsungan hidup. Contohnya adalah
kontraksi jantung dan peristaltik yang mendorong makanan melalui sistem pencernaan. Sukarela
kontraksi otot rangka digunakan untuk menggerakkan tubuh dan dapat dikendalikan halus.
Contohnya adalah gerakan mata, atau gerakan kotor seperti otot paha depan dari paha. Ada dua
jenis yang luas dari serat otot sukarela: lambat berkedut dan cepat berkedut. Slow berkedut serat
kontrak untuk jangka waktu yang lama tetapi dengan kekuatan sedikit sambil cepat berkedut
kontrak serat cepat dan kuat tetapi sangat cepat kelelahan.
Otot yang mayoritas didukung oleh oksidasi dari lemak dan karbohidrat , tetapi anaerobik
reaksi kimia juga digunakan, khususnya dengan cepat berkedut serat. Reaksi-reaksi kimia
menghasilkan adenosin trifosfat (ATP) molekul yang digunakan untuk daya gerakan myosin
kepala.
Sel Tulang
Ada tiga jenis sel tulang yaitu :
1. Osteoblas
Osteoblast adalah mononucleate sel-sel yang bertanggung jawab untuk pembentukan
tulang, pada intinya, osteoblast adalah canggih fibroblas yang menyatakan semua gen yang
fibroblast mengungkapkan, dengan penambahan gen untuk tulang sialoprotein dan osteocalcin.
Osteoblast menghasilkan osteoid, yang terutama terdiri dari Tipe I kolagen. Osteoblas juga
bertanggung jawab untuk mineralisasi dari osteoid matriks. Seng, tembaga dan natrium adalah
beberapa dari banyak mineral yang dihasilkan. Tulang adalah jaringan dinamis yang terus-
menerus dibentuk kembali oleh osteoblas, yang membangun tulang, dan osteoklas, tulang yang
mengisap. sel osteoblas cenderung menurun sebagai individu menjadi tua, sehingga menurunkan
renovasi alami dari jaringan tulang.
2. Osteocytes
Sebuah osteocyte, bintang berbentuk sel, adalah yang paling melimpah. sel ini ditemukan di
kompak tulang . Sel-sel mengandung inti dan sebuah cincin tipis sitoplasma. Ketika osteoblas
terperangkap dalam matriks mereka mengeluarkan, mereka menjadi osteocytes. Osteocytes
adalah jaringan satu sama lain melalui ekstensi sitoplasma panjang yang menempati kanal kecil
yang disebut canaliculi, yang digunakan untuk pertukaran nutrisi dan limbah. Ruang yang
osteocyte sebuah menempati disebut kekosongan ( Latin untuk pit a). Meskipun osteocytes telah
mengurangi aktivitas sintetis seperti osteoblast tidak mampu pembelahan mitosis, mereka secara
aktif terlibat dalam perputaran rutin matriks tulang, melalui berbagai mekanisme
mechanosensory. Mereka menghancurkan tulang melalui, cepat sementara (relatif terhadap
osteoklas mekanisme) disebut osteolysis osteocytic dalam. osteoblas / osteocytes
mengembangkan mesenkim. Hydroxyapatite, kalsium karbonat dan kalsium fosfat disimpan di
sekitar sel.
3. Osteoklas
Sebuah osteoklas adalah jenis sel tulang yang menghilangkan jaringan tulang dengan
menghapus yang mineralisasi matriks dan memecah tulang organik (bobot kering organik adalah
90% kolagen). Proses ini dikenal sebagai resorpsi tulang . Osteoklas ditemukan oleh Kolliker
pada tahun 1873.
Osteoklas dan Osteoblas berperan dalam mengendalikan jumlah jaringan tulang :
osteoblast membentuk tulang, osteoklas tulang mengisap. Osteoklas dibentuk oleh fusi dari sel-
sel monosit - makrofag. lini sel osteoklas ditandai oleh tinggi ekspresi dari asam fosfatase tahan
tartrat (TRAP) dan cathepsin K .
Sel Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran
oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang
menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke
jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang
ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat
oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil,
oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut
secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat
pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru,
mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan
vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen
yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan
nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem
imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari
sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah
tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru
untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui
pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu
darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan
oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah
kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing
ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah,
angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang
berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk
medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari :
1. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel
dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah
juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita
penyakit anemia.
2. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
3. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit
bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit
menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit
leukopenia.
Serum darah atau plasma terdiri atas:
Air: 91,0%
Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi,
dll)
Metabolisme Sel
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel.
Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan
katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Anabolisme / AsimilasI / Sintesis,
yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi. Contoh :
fotosintesis (asimilasi C)
energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O > C6H1206 + 6 02
klorofil glukosa (energi kimia)
Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik
berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada
glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila
dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik.
Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.
2. Katabolisme (Dissimilasi),
yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa
organik tersebut. Contoh : enzim
C6H12O6 + 6 O2 > 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.
energi kimia
Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga
terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi
eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul
yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar
yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran
besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke
dalam sel.
Membran Plasma
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran.
Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul
yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang
membutuhkan mekanisme khusus.
a) Transpor pasif
Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua sisi membran.
Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi rnetabolik. Transpor pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu
difusi sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion), dan
osmosis.
l) Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi
sederhana (simple difusion),d ifusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple
difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau
bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer
pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon
steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran
sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul
kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau
chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang
memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya.
Sementara itu, molekul molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam
garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein
pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi difasilitasi.
3) Mekanisme osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang
konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput
atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh
selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel
ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut
dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan
yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya
tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya
tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang
konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai
larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut
larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada
di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam
suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel
tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan
akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel
menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam
larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei
hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor
dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hew'an/sel darah
merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah
mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.
b. Transpor aktif
gambar:difusi sifasilitasi.jpg
Pada transpor aktif diperlukan adanya protein pembawa atau pengemban dan memerlukan energi
metabolik yang tersimpan dalam bentuk ATP. selama transpor aktif, molekul diangkut melalui gradien
konsentrasi. Transpor aktif dibedakan menjadi dua, yaitu transpor aktif primer dan sekunder.
Transpor aktif primer secara langsung berkaitan dengan hidrolisis ATP yang akan menghasilkan
energi untuk transpor ini. contoh transpor aktif primer adalah pompa ion Na- dan ion K+. Konsentrasi
ion K+ di dalam sel lebih besar dari pada di luar sel, sebaliknya konsentrasi ion Na+ diluar sel lebih besar
daripada di dalam sel. Untuk mempertahankan kondisi tersebut, ion-ion Na- dan K+ harus selalu
dipompa melawan gradien konsentrasi dengan energi dari hasil hidrolisis ATP. Tiga ion Na+ dipompa
keluar dan dua ion K+ dipompa ke dalam sel. Untuk hidrolis ATP diperlukan ATP-ase yang merupakan
suatu protein transmembran yang berperan sebagai enzim.
Tranpor aktif sekunder merupakan transpor pengangkutan gabungan yaitu pengangkutan ion-ion
bersama dengan pengangkutan molekul lain. Misalnya pengangkutan asam amino dan glukosa dari
lumen usus halus menembus membran sel epitel usus selalu bersama dengan pengangkutan ion-ion
Na+. Pada transpor aktif sekunder juga melibatkan protein pembawa dan membutuhkan energi dari
hasil hidrolisis ATP
Molekul-molekul besar seperti protein, polinukleotida, dan polisakarida tidak akan dapat menembus
membran dengan cara-cara seperti pada pengangkutan molekul-molekul kecil. Akan tetapi, sel memiliki
kemampuan untuk memasukkan dan mengeluarkan makromolekul. Bahkan beberapa jenis sel mampu
menelan partikel.
Pemasukan makromolekul ke dalam sel melibatkan pembentukan
vakuola atau vesikel endositik dengan cara endositosis. Ukuran vakuola yang terbentuk tergantung pada
materi yang dimasukkan. Berdasarkan ukuran vakuolanya, endositosis dibedakan atas pinositosis dan
fagositosis. Pada pinositosis, materi yang masuk berupa larutan dan vakuola endositik yang terbentuk
berukuran kecil, yaitu kurang dari 150 nm. Vakuola yang terbentuk pada pinositosis dinamakan
pinosom. Pada fagositosis, materi yang dimasukkan ke dalam sel berupa partikel dan vakuola yang
terbentuk berukuran kurang dari 250 nm. Vakuola yang terbentuk pada fagositosis dinamakan fagosom.
Semua sel hewan mampu melakukan pinositosis, tetapi hanya sel-sel tertentu yang mampu
melakukan fagositosis. Contoh sel pada mamalia yang mampu melakukan fagositosis adalah makrofag
dan neutrofil. Untuk melakukan endositosis diperlukan energi. Oleh karena itu, baik pinositosis maupun
fagositosis merupakan mekanisme aktif.
Pengeluaran makromolekul dari dalam sel dilakukan dengan cara eksositosis. Proses eksositosis
merupakan kebalikan dari endositosis. Vakuola yang berisi makromolekul yang akan dikeluarkan, berfusi
dengan membran plasma, selanjutnya isi vakuola akan dikeluarkan dari sel. Pengeluaran sekret oleh
vesikel sekretori yang dihasilkan oleh Aparatus Golgi tergolong sebagai peristiwa eksositosis
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran.
Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul
yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang
membutuhkan mekanisme khusus.
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif
ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi
terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan
campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan
oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih
dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan
lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan
protein transpor.
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif
ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi
terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan
campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan
oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih
dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Difusi
Adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi
ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh
tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam
udara
Osmosis
Adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian
yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat
terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu
fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke
larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Osmosis adalah suatu
topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat
ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
Proses transport melalui membran terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu transport aktif dan transport
pasif. Transport pasif terjadi tanpa memerlukan energi sedangkan transport aktif memerlukan energy.
Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan difusi sederhana yaitu difusi
fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini mempunyai kecepatan transport maksimum (Vmax).
Suatu bahan yang akan ditransport lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier protein yang
spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel. Jika
konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan, maka jumlah carrier akan habis berikatan dengan bahan
tersebut sehingga pada saat itu kecepatan difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada difusi sederhana hal ini
tidak terjadi, makin banyak bahan kecepatan transport bahan maakin meningkat tanpa batas.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun
meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap
pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase
II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke
profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis
Tujuan Untuk pertumbuhan Sifat mempertahan-kan diploid
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)
Tempat terjadinya sel somatis sel gonad
Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan
Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan
Mikrosporogenesis.
Mitosis
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh
(meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam empat fase,
yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan
maupun hewan. Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada
hewan terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase
sehingga kedua sel anak menjadi terpisah.
Profase. Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan
dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari
inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-
benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya
menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan
jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua kromatid identek
tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat memanjang dari
sentromer (Campbell et al. 1999).
Metafase. Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor
dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara
begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate) (Campbell et al.
1999).
Anafase. Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing
kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinetokor ke
kutubnya masing-masing (Campbell et al. 1999).
Telofase. Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing, mulainya telofase.
Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan pewarna
histologi (Campbell et al. 1999).
Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak terlihat
(membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari interfase. Pada
akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti (Campbell et al. 1999).
Sitokinesis. Selama fase akhir pembelahan mitosis, muncul lekukan membran sel dan lekukan
makin dalam yang akhirnya membagi sel tetua menjadi dua sel anak. Sitokinesis terjadi karena
dibantu oleh protein aktin dan myosin (Campbell et al. 1999).
Meiosis
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis,
terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk
terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu
pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada
sel tumbuhan. Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada
pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu
dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I , telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan
telofase II. Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk
akan menghasilkan empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom
setengah dari jumlah kromosom sel induk.
Keseimbangan Asam Basa dan Cairan Tubuh
1. TRANSPORT O2 DALAM DARAH
Metabolisme aerob berperan dalam pembakaran nutrien dan membentuk energi. Proses ini
menggunakan oksigen (O2) dan menghasilkan karbodioksida (CO2). Sistem sirkulasi berperan
mengantarkan O2 dan nutrien ke jaringan tubuh dan kemudian mengambil CO2 yang terbentuk. Peran
ganda dari sistem sirkulasi dalam hal transportasi oksigen dan karbondioksida disebut sebagai fungsi
respirasi darah.Sistem transportasi oksigen terdiri dari sistem paru dan sitem kardiovaskular. Proses
pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (ventilasi), aliran darah ke
paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen. Kapasitas darah
untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah
oksigen yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan
dengan oksigen (Ahrens, 1990). Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar
3%.Sebagian besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa
oksigen dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi
hemoglobin.Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah berbalik (revesibel), sehingga
memungkinkan hemoglobin dan oksigen
berpisah, membuat oksigen menjadi bebas.Sehingga oksigen ini bias masuk ke dalam jaringan.
Adapun dalam sistem transpornya O2 dapat dibagi menjadi 2: 1,5% O2 terlarut di plasm
Dengan tingginya tekanan parsial O2 (PO2) di darah dibanding di jaringan, maka O2 akan ditranspor dari
darah ke jaringan. Faktor yang dapat mempengaruhi transpor O2 selain PO2 adalah pH, PCO2, suhu, &
2,3 BPG. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi afinitas O2.
Transpor oksigen merupakan bagian dari proses eksternal respirasi, yaitu pertukaran gas antara atmosfir
dan paru-paru, pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara paru-paru dan darah, transpor oksigen
dan karbon dioksida dalam darah dan pertukaran gas antara darah dan sel. Normalnya, sekitar 97%
oksigen ditranspor dari paru-paru ke jaringan terikat dengan hemoglobin dan sisanya 3% terlarut dalam
plasma. Untuk memonitor oksegenasi dalam jaringan digunakan beberapa parameter seperti oxygen
delevery (DO2), oxygen Content ( CaO2) , tekanan parsial oksigen, saturasi oksigen, dan oxygen
consumption (VO2). Terapi oksigen harus segera diberikan pada keadaan-keadaan hipoksemia atau yang
dicurigai hipoksemia, Evaluasi terapi oksigen dapat dilakukan dengan pemeriksaan fungsi sistem
kardiopulmoner dan analisa gas darah (J Med Nus. 2006;26 : 134-140). Transpor O2 dari paru ke jaringan
diuraikan menjadi
4 parameter, yaitu:
Oksigen tidak mudah larut di dalam air. Sekitar 93% plasma adalah air sehingga untuk memudahkan
oksigenisasi darah diperlukan molekul khusus pengikat oksigen, yaitu hemoglobin. Konsentrasi oksigen
(O2) dalam darah, juga disebut kandungan O2 (O2 content), merupakan gabungan O2 yang terikat pada
hemoglobin dan O2 yang terlarut dalam plasma.
Konsentrasi O2 yang terikat pada hemoglobin (HbO2) ditentukan oleh variabel pada persamaan >
HbO2 = 1.34 x Hb x SO2
Hb adalah konsentrasi hemoglobin dalam darah dan biasa dinyatakan dalam gram per 100 militer (g/dL).
Angka 1,34 adalah kapasitas pengikatan oksigen oleh hemoglobin. (dinyatakan dalam mL O2 per gram
Hb). SO2 adalah rasio hemoglobin yang mengikat oksigen terhadap jumlah total hemoglobin dalam
darah (SO2 = HbO2/total Hb), juga disebut saturasi O2 dari hemoglobin. HbO2 dinyatakan dengan
satuan yang sama dengan Hb (g/dL).
Pada persamaan 1 diketahui bila hemoglobin tersaturasi semua dengan O2 (misal, bila SO2=1), maka
tiap gram hemoglobin akan mengikat 1,34 mL oksigen. Satu gram hemoglobin secara normal mengikat
1,39 mL oksigen. Namun ada fraksi kecil (3-5%) dari hemoglobin dalam sirkulasi yaitu methemoglobin
dan karboksihemoglobin, yang memiliki kapasitas pengikatan O2 rendah. Sehingga angka yang lebih
rendah, 1,34 mL/g, lebih representatif sebagai kapasitas pengikatan O2 dari hemoglobin total.
Konsentrasi O2 terlarut dalam plasma ditentukan oleh kelarutan O2 dalam air (plasma) dan tekanan
parsial oksigen (PO2) dalam darah. Kelarutan O2 dalam air dipengaruhi suhu (kelarutan akan meningkat
saat suhu menurun). Pada suhu tubuh normal (37), 0,03 mL O2 akan larut dalam 1 liter air saat PO2 1
mmHg. Nilai ini dinyatakan sebagai koefisien kelarutan yaitu 0,03 mL/L/mmHg (atau 0,003 mL/100
mL/mmHg. Konsentrasi O2 terlarut (dalam mL/dL) (pada suhu tubuh normal) dinyatakan dalam
persamaan > O2 terlarut = 0,003 x PO2
Persamaan ini menunjukkan bahwa kelarutan oksigen dalam plasma sangat kecil. Misalnya, jika PO2 100
mmHg maka 1 liter darah hanya akan mengandung 3 mL O2 terlarut.
Konsentrasi O2 dalam darah arteri (CaO2) dapat dihitung dengan menggabungkan persamaan 1 dan 2
serta menggunakan saturasi O2 dan PO2 dari darah arteri (SaO2 dan PaO2) > CaO2 = (1,34 x Hb x SaO2)
+ (0,003 x PaO2)
Konsentrasi normal O2 yang terikat, terlarut, dan total dalam darah arteri dapat dilihat pada tabel 2. Ada
sekitar 200 mL O2 dari tiap liter darah arteri dan hanya 1,5% (3 mL) yang terlarut dalam plasma.
Konsumsi oksigen rata-rata orang dewasa adalah 250 mL/menit, yang berarti jika orang dewasa terpaksa
hanya menggunakan O2 terlarut dalam plasma maka diperlukan curah jantung (cardiac output) 89
L/menit untuk mempertahankan metabolisme aerob. Hal ini menunjukkan pentingnya hemoglobin
dalam hal transport oksigen.
Konsentrasi O2 dalam darah vena (CvO2) dapat dihitung dengan cara yang sama dengan CaO2,
menggunakan saturasi O2 dan PO2 dari darah vena (SvO2 dan PvO2) > CvO2 = (1,34 x Hb x SvO2) +
(0,003 x PvO2)
Nilai SvO2 dan PvO2 paling baik diperiksa dari darah vena campur (mixed venous) yang diambil dari
arteri pulmonalis (menggunakan kateter arteri pulmonal). Tampak pada tabel 2, SvO2 normal adalah
73% (0,73), PvO2 normal 40 mmHg, dan CvO2 normal 15 mL/dL (150 mL/L).
Volume total O2 dalam sirkulasi darah dapat dihitung dari volume darah dan konsentrasi O2 dalam
darah. Perkiraan volume O2 dalam darah arteri dan vena dapat dilihat pada tabel 2. Jumlah volume O2
dalam darah arteri dan vena adalah 805 mL. Untuk memahami gambaran terbatasnya volume O2, maka
ingat bahwa konsumsi O2 seluruh tubuh dari orang dewasa rata-rata saat istirahat adalah sekitar 250
mL/menit. Artinya, volume total O2 di dalam darah cukup menopang metabolisme aerob hanya untuk
selama 3-4 menit. Jadi jika pasien berhenti napas, kita hanya punya sedikit waktu yang berharga
(hitungan menit) untuk memulai tindakan bantuan napas sebelum persediaan oksigen dalam darah
habis.
Keterbatasan jumlah O2 dalam darah juga diperlihatkan oleh metabolisme oksidatif glukosa,
Rumus ini menunjukkan bahwa oksidasi sempurna dari 1 mol glukosa membutuhkan 6 mol glukosa.
Untuk menentukan apakah O2 dalam darah cukup untuk memetabolisme glukosa dalam darah, perlu
diketahui jumlah glukosa dan oksigen dalam darah dalam satuan milimol (mmol). Nilai yang tampak di
sini berdasarkan kadar glukosa darah 90 mg/dL atau 90/180 = 0,5 mmol/dL, volume darah 5 liter, dan O2
darah total 805 mL atau 805/22,4 = 36,3 mmol:
Karbondioksida (CO2) merupakan produk akhir utama dari metabolisme oksidatif, dan karena mudah
berubah menjadi asam karbonat, CO2 dapat menjadi penyebab asidosis berat bila dibiarkan
terakumulasi. Pentingnya eliminasi CO2 dari tubuh jelas terlihat pada mekanisme sistem kontrol
ventilasi, yang bekerja mempertahankan PCO2 konstan di dalam darah arteri (PaCO2). Peningkatan
PaCO2 5 mmHg dapat menyebabkan peningkatan volume semenit (minute ventilation) dua kali lipat.
Untuk menghasilkan peningkatan ventilasi, PCO2 arteri akan turun hingga 55 mmHg. Sistem kontrol
ventilasi yang lebih cenderung memperhatikan adanya hiperkapnia dan mengabaikan hipoksemia sangat
menarik karena memberi kesan bahwa sistem ventilasi lebih perhatian pada pembuangan sisa
metabolisme (CO2) daripada meningkatkan metabolisme anaerob (memberi suplai oksigen).
Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat di hidrasi menjadi asam
karbonat(H2CO3) akibat adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian berpisah menjadi ion
hydrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO3-) berdifusi dalam plasma. Selain itu beberapa karbon dioksida
yang ada dalam sel darah merah bereaksi dengan kelompok asam amino membentuk senyawa
karbamino. Reaksi ini dapat bereaksi dengan cepat tanpa adanya enzim. Hemoglobin yang
berkurang (deoksihemoglobin) dapat bersenyawa dengan karbon dioksida dengan lebih midah daripada
oksi hemoglobin. Dengan demikian darah vena mentrasportasi sebagian besar karbon doiksida.
CO2 ditranspor secara difusi pasif, yaitu mengikuti gradien konsentrasi, dari konsentrasi tinggi ke
rendah.
7% terdisolusi di plasma
Saat tekanan parsial CO2 (PCO2) di jaringan lebih tinggi, maka CO2 akan ditranspor dari jaringan ke
darah.
CO2 tubuh total pada orang dewasa dilaporkan sekitar 130 liter, yang tampaknya tidak mungkin di mana
faktanya cairan tubuh total pada orang dewasa hanya berkisar 40-45 liter. Dilema ini dapat dijelaskan
oleh tendensi CO2 masuk dalam reaksi kimia dengan air dan menghasilkan asam karbonat. Hidrasi CO2
dan perubahannya menjadi asam karbonat merupakan proses berkelanjutan dan keadaan ini perbedaan
terus menerus yang menggerakkan CO2 ke dalam larutan. Karena CO2 terus menghilang, volume CO2
total dalam larutan dapat melebihi volume larutan. Jika kita kita pernah membuka botol sapanye hangat
maka kita akan tahu berapa banyak CO2 yang dapat larut dalam larutan.
Transpor CO2 merupakan proses yang kompleks. Titik temu dari transport CO2 adalah reaksi CO2
dengan air (H2O). Pada tahap pertama reaksi ini melibatkan pembentukan asam karbonat (carbonic
acid). Tahap ini biasanya reaksi lambat dan berlangsung 40 detik hingga selesai. Kecepatan reaksi The
reaction speeds up considerably in the presence of the enzyme carbonic anhydrase and takes less than
10 milliseconds (msec) to complete (18). Karbonat anhidrase terbatas pada sel darah merah dan tidak
terdapat di dalam plasma. Kemudian CO2 cepat terhidrasi hanya di dalam sel darah merah dan
membuat perbedaan tekanan yang menyebaban CO2 masuk ke dalam sel.
Asam karbonat langsung berdisosiasi menghasilkan ion hidrogen dan bikarbonat. Fraksi besar
bikarbonat yang terbentuk dalam sel darah merah dimasukkan kembali ke dalam plasma bertukar
dengan klorida. Ion hidrogen yang dibentuk dalam sel darah merah disangga (buffered) oleh
hemoglobin. Melalui jalur ini, CO2 yang masuk ke dalam sel darah merah terurai dan bagian yang
disimpan (hemoglobin) dan bagian yang dilepas (bikarbonat) agar ada ruangn untuk CO2 lain yang akan
masuk ke dalam sel darah merah. Proses ini membuat tempat untuk menyimpan CO2 dalam sel darah
merah dalam jumlah besar.
Fraksi kecil CO2 dalam sel darah merah bereaksi dengan kelompok amino bebas di hemoglobin untuk
menghasilkan asam karbamat (carbamic acid), yang berdisosiasi untuk membentuk residu karbamino
(HbNHCOO) dan ion hidrogen. Reaksi ini memberi kesempatan hemoglobin berperan sebagai penyangga
(buffer).
Seperti oksigen, bentuk CO2 terlarut, dan konsentrasi CO2 terlarut ditentukan hasil PCO2 dan koefisien
CO2 dalam air (misalnya 0,69 mL/L/mm Hg pada 37C). Kandungan CO2 terlarut dalam arteri dan vena
dapat dilihat pada tabel 4. Seperti oksigen, CO2 terlarut merupakan fraksi kecil dari total CO2 yang ada
dalam darah.
CO2 total yang terdapat dalam darah merupakan gabungan beberapa komponen, termasuk CO2 terlarut
dan konsentrasi bikarbonat dalam plasmda dan eritrosit, dan kandungan CO2 karbamino dalam eritrosit.
Nilai normal tiap komponen ini di dalam darah dapat dilihat pada tabel 5. Jika nilai-nilai ini dijumlahkan
maka CO2 total adalah 23 mEq/L, yaitu 17 mEq/L dalam plasma dan 6 mEq/L dalam sel darah merah.
CO2 lebih besar dalam plasma membohongi kita karena kebanyakan komponen plasma adalah bentuk
bikarbonat yang telah dikeluarkan dari sel darah merah.
Karena CO2 mudah terurai menjadi ion-ion (hidrogen dan bikarbonat), konsentrasi CO2 sering
dinyatakan dalam ekuivalen ion (mEq/L), terlihat pada gambar 5. Konversi ke satuan volume bisa
dilakukan karena 1 mol CO2 akan memiliki volume 22,3 liter. Oleh karena itu: CO2 (mL/L) = CO2 (mEq/L
22.3)
Pada tabel 4 terlihat kandungan CO2 dalam darah dalam satuan volume. Perhatikan bahwa volume total
CO2 dalam darah (sekitar 2,6 L) adalah 3 kali volume O2 dalam darah (805 mL).
Asam adalah setiap senyawa kimia yang melepas ion hidrogen kesuatu larutan atau kesenyawa biasa.
Contoh asam klorida ( HCl), yang berionisasi dalam air membentuk ion-ion hidrogen ( H+) dan ion klorida
( Cl-). Demikian juga, asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion
bikarbonat ( HCO3-).
Basa adalah senyawa kimia yang menerima ion hidrogen. Contoh, ion bikarbonat HCO3-, adalah suatu
basa karena dapat menerima ion H+ untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Demikian juga fospat
(HPO4) suatu basa karena dapat membentuk asam fospat (H2PO4). Protein-protein dalam tubuh juga
berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir
negatif siap menerima ion-ion hidrogen.
Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan sejumlah besar ion
H+ dalam larutan. Contohnya HCl.
Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecendrungan untuk berdisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena
itu kurang melepaskan H+. contohnya H2CO3.
Basa kuat adalah suatu basa yang secara cepat dan kuat dengan H+ dan oleh karena itu dengan cepat
menghilangkannya dari larutan. Contoh ion hidroksil (OH-), yang bereaksi dengan cepat membentuk air
(H2O).
Basa lemah adalah basa yang secara lemah bereaksi dengan ion H+. Contohnya HC03-Konsentrasi ion
hidrogen dan PH.
b. Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
c. Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
a. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal memiliki
kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama
beberapa hari.
b. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan
yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk
meminimalkan perubahan pH suatu larutan.
1) Sistem penyangga bikarbonat, sistem ini terdiri dari larutan air yang mengandung dua zat : asam
lemah H2CO3 dan garam bikarbonat NaHCO3. H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO2 dan
H2O,yang dikatalisator oleh enzim karbonik anhidrase. CO2 + H2O H2CO3.
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat
dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan
dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
2) Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara yang serupa untuk mengubah asam kuat menjadi asam
lemah dan basa kuat menjdi basa lemah. Natrium hidrogen fosfat (Na2HPO4) adalah basa lemah dan
natrium dihidrogen fosfat (Na H2PO4) adalah asam lemah. HCl + Na2HPO4 NaH2PO4 + NaCl. NaOH +
NaH2PO4 Na2HPO4 + H2O
3) Sistem protein, merupakan sistem penyangga terkuat dalam tubuh. Karena mengandung gugus
karboksil yang berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang berfungsi sebagai basa.
4) Sistem Hemoglobin dalam sel darah merah berfungsi sebagai penyangga pembentukan H+ saat terjadi
transpor CO2 di antara jaringan paru.
Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator digunakan
untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Selain itu, indikator juga digunakan
untuk mengetahui titik tingkat kekuatan asam atau basa. Skala keasaman dan kebasaan ditunjukkan
oleh besar-kecilnya nilai pH yang skalanya dari 0 sampai dengan 14. Semakin kecil nilai pH maka
senyawa tersebut semakin asam. Sebaliknya, semakin besar nilai pH maka senyawa tersebut semakin
bersifat basa.
Indikator dapat terbuat dari zat warna alami tanaman atau dibuat secara sintetis di laboratorium. Syarat
dapat atau tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam-basa adalah bisa terjadi perubahan warna
apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam atau basa.
Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhan) Indikator alami hanya bisa menunjukkan
apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya
Ekstrak bunga mawar. Ekstrak kembang sepatu. Ekstrak kunyit. Ekstrak temulawak. Ekstrak wortel.
Ekstrak kol (kubis) merah. Tanaman Hydrangea.
Indikator sintetis yang umum ini digunakan di laboratorium adalah: Kertas lakmus. Indikator lakmus
tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau
asam. Jika lakmus berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti
lakmus bersifat basa.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau
pengurain zat di dalam sel yang di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses proses ini
terjadi di dalam sel setiap mahluk hidup.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa dalam proses metabolisme ada dua proses
yaitu proses pembentukan dan penguraian. Proses pembentukan dalam metabolisme di sebut juga
proses anabolisme. Sedangkan proses penguraian disebut juga dengan proses katabolisme.
METABOLISME LEMAK
Lemak juga merupakan substrat penting dalam proses respirasi. Secara kimiawi, lemak
tersusun dari penggabungan suatu asam lemak dengan gliserol. Lemak yang mengandung asam
lemak tak jenuh biasanya berbentuk cair, sedangkan lemak jenuh berbentuk padat.
Pencernaan lemak tidak terjadi di mulut dan lambung karena di tempat tersebut tidak
terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis atau memecah lemak. Pencernaan lemak terjadi
di dalam usus, karena usus mengandung lipase.
Lambung : selain dilewati oleh karbondioksida, lemak juga melewatiku. Setelah keluar
dariku lemak masuk ke usus
Usus : baru saja lemak masuk saluranku cairan empedu langsung mengemulsi dan
merubahnya.
empedu : aku adalah cairan yang dihasilkan akibat kontraksi kantong empedu, kemudia
aku masuk ke dalam usus dan mengemulsi lemak hingga menjadi trigliserida.
lipase : aku adalah enzim yang dihasilkan oleh pankreas. setelah cairan empedu mengubah
lemak menjadi trigliserida, lemak kemudian aku hidrolisis kembali sampai menjadi asam lemak
dan monogliserida.
Darah : setelah menjadi monogliserida, kemudian aku serap melalui dinding-dinding usus yang
penuh dengan sel-sel mukosa dan fili-fili untuk dijadikan cadangan energi di jaringan-jaringan
adiposa dalam tubuh. Lemak ini dapat digunakan setelah glikogen karbohidrat habis digunakan
untuk kebutuhan energi makhluk hidup.
1. Karbohidrat.
A. Jenis-jenis karbohidrat
Karbohidrat merupakan komponen zat gizi yang tersusun oleh atom karbon, hidrogen, dan
oksigen dengan rasio CnH2nOn. Karbohidrat dikelompokkan kedalam tiga kelompok besar
yaitu:
1. Monosakarida.
Monosakarida (C6H12O6) merupakan gula paling sederhana dan terdiri dari molekul tunggal.
Monosakarida tidak dapat di hidrolisasi menjadi bentuk yang lebih sederhana. Tata nama
monosakarida tergantung dari gugus fungsional serta letak gugus hidroksil penyusunnya.
Monosakarida yang mengandung satu gugus aldehida disebut aldosa (contoh glukosa),
sedangkan monosakarida yang mengandung gugus keton disebut "ketosa" (contoh fruktosa).
Berdasarkan jumlah atom karbon penyusunnya, monosakarida dapat dibagi lagi menjadi triosa
(3karbon), tetrosa (4karbon), pentrosa (5 karbon), heksosa (6 karbon), dan heptosa (7 karbon).
Diantara semua jenis monosakarida tersebut, heksosa yang memiliki 6 karbon merupakan
monosakarida yang paling banyak ditemukan dan mempunyai peranan yang sangat besar
dalam sistem pencernaan tubuh, terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Glukosa disebut juga "dekstrosa atau gula anggur" yang banyak terdapat dalam buah buahan,
jagung manis, sirup jagung, dan madu. Glukosa merupakan produk utama dari hidrolisis
karbohidrat kompleks dalam sistem pencernaan, dan merupakan bentuk gula yang biasanya
ada dalam peredaran darah. Dalam sel, glukosa dioksidasi untuk menghasilkan energi. Glukosa
dalam makanan merupakan bentuk gula yang paling mudah dimanfaatkan tubuh karena tidak
memerlukan perombakan.
Fruktosa. Disebut juga dengan levulosa atau gula buah. Fruktosa banyak ditemukan pada
makanan yang juga merupakan sumber glukosa dan sukrosa, yaitu madu dan buah-buahan.
Fruktosa merupakan gula yang paling manis dibandingkan dengan jenis gula sederhana
lainnya. Dalam kadar yang sama anda dapat membandingkan sendiri antara anggur manis dan
larutan gula manakah yang lebih manis. Galaktosa. Merupakan gula yang tidak ditemukan
dalam bentuk bebas di alam, tetapi harus dihidrolisasi terlebih dahulu dari disakarida laktosa
(gula dalam susu).
2. Oligosakarida.
Merupakan polimer monosakarida, terdiri dari 2 sampai 10 monosakarida dan pada umumnya
bersifat larut air. Oligosakarida dengan dua molekul monosakarida disebut disakarida, dengan
tiga molekul disebut trisakarida, sedangkan dengan empat molekul disebut tetrasakarida. Ikatan
antara dua molekul monosakarida dinamakan ikatan glikosidik. Ikatan ini terbentuk antara
gugus hidroksil dari atom C no 1 (disebut juga karbon anomerik) pada monosakarida pertama
dengan gugus hidroksil pada atom C (umumnya pada atom C no. 4) pada monosakarida
berikutnya, dengan melepas 1 mol air.
Maltosa
Sukrosa, dan
Laktosa.
Salah satu sifat umum dari molekul disakarida adalah sifat pereduksi yang ditentukan dengan
ada atau tidaknya gugus hidroksil (OH) bebas yang reaktif. Gugus hidroksil yang reaktif pada
aldosa (seperti glukosa) terletak pada karbon nomor satu (anomerik), sedangkan pada ketosa
(seperti fruktosa), gugus hidroksil yang reaktif terletak pada karbon nomor dua.
3. Polisakarida.
Serangkaian monosakarida yang membentuk polimer ikatan glikosidik rantai panjang akan
membentuk molekul baru, yaitu polisakarida. Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi
sebagai penguat tekstur (selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin), dan sebagai sumber energi
(pati, dekstrin, glikogen, fruktan).
Pati. Merupakan polisakarida utama yang terdapat pada tanaman, terutama pada tanaman
yang merupakan pangan pokok seperti serelia dan umbi-umbian. Pati terdapat dalam dua
bentuk yaitu amilosa dan amilopektin.
Glikogen. Merupakan bentuk simpanan karbohidrat utama pada jaringan hewan, terutama
terdapat pada organ hati dan jaringan otot.
Dekstrin. Merupakan produk antara hidrolisis pati menjadi maltosa dan akhirnya menjadi
glukosa. Dekstrin bersifat lebih mudah larut dan lebih manis dari pati biasa. Salah satu hasil
proses degradasi pati adalah sirup jagung yang dibuat dari pati jagung dan biasa digunakan
untuk meningkatkan viskositas pada proses pembuatan roti, bir, es krim atau buah-buahan
dalam kaleng.
Selulosa. Merupakan komponen utama dinding sel pada tanaman. Seperti halnya pati, selulosa
merupakan homopolisakarida glukosa, tetapi dengan ikatan glikosidik -(1,4)-D-glukosa.
Karbohidrat dalam makanan merupakan zat gizi yang cepat menyuplai energi sebagai bahan
bakar untuk tubuh, terutama jika tubuh dalam keadaan lapar. Makanan yang merupakan
sumber karbohidrat diantaranya adalah serealia, umbi-umbian, sayuran dan buah-buahan. Kita
akan merasa bertenaga kembali saat setelah mengkonsumsi pangan sumber karbohidrat.
B. Fungsi karbohidrat.
1. Sumber energi.
2. Pemberi rasa manis.
3. Pengatur metabolisme lemak.
4. Menghemat fungsi protein.
5. Sumber energi utama bagi otak dan susunan syaraf pusat.
6. Membantu mengeluarkan fases.
2. Protein.
Protein berasal dari kata Yunani Proteos yang berarti "yang utama". Istilah ini pertama kali
diperkenalkan oleh seorang ahli kimia asal Belanda Gerardus Mulder, yang berpendapat bahwa
protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme. Protein merupakan komponen
penyusun tubuh terbesar kedua setelah air yaitu sebesar 17% susunan tubuh orang dewasa.
Sementara itu air 63%, lemak 13% dan lainnya sebesar 1%. Protein memiliki peran penting
sebagai komponen fungsional dan struktural pada semua sel tubuh. Enzim, zat pengangkut,
matriks intraseluler, rambut, kuku jari merupakan komponen protein. Protein memiliki fungsi
khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu sebagai zat pembangun dan
pemelihara sel-sel jaringan tubuh.
Asam amino merupakan kesatuan gugus yang mengandung satu gugus asam (Karboksil -
COOH), satu gugus basa (Amino -NH2), satu gugus radikal (-R), serta satu atom hidrogen (-H).
Gugus R merupakan unsur pembeda antar asam amino, yaitu membedakan dalam hal ukuran,
bentuk, muatan dan aktivitas protein.
Dalam membentuk protein, asam-asam amino berkaitan satu sama lain dengan ikatan peptida,
yaitu ikatan C-O-N-H dengan melepaskan satu molekul air. Satu molekul protein dapat terdiri
12-18 asam amino. Terdapat kurang lebih 20 jenis asam amino, 10 diantaranya bersifat
esensial.
2. Klasifikasi Protein
Protein dapat diklasifikasikan dalam berbagai bentuk, yaitu menurut kemampuan tubuh dalam
menyintesis, struktur susunan molekul, kelarutan, keterikatan dengan senyawa lain, serta
berdasarkan kelengkapan kandungan zat gizi.
1) Protein Fibriler
Yaitu protein berbentuk serabut, bersifat sulit larut, memiliki kekuatan mekanis yang tinggi serta
tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam struktur tubuh seperti:
2) Protein Globular
Yaitu protein yang berbentuk bola, bersifat mudah larut dan berubah akibat adanya garam,
basa dan asam, serta mudah terdenaturasi.
Albumin: bersifat larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, terdapat dalam telur, serum,
laktalbumin susu.
Globulin: tidak larut dalam air, tetapi larut dalam garam encer, terkoagulasi oleh panas,
terdapat dalam otot, serum, kuning telur (ovoglobulin), serta kacang-kacangan (legumin)
Glutelin: larut dalam asam/basa encer, tidak larut dalam pelarut netral, glutenin gandum,
orizein beras.
1. Protein lengkap
2. Protein setengah lengkap
3. Protein tak lengkap
3. Fungsi Protein
Telur
Ikan
Daging (pangan hewani)
Kacang-kacangan / biji-bijian (pangan nabati)
3. Lemak
Lemak dikenal juga dengan istilah lipida, seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak juga
mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), hanya saja pada lemak proporsi
oksigen lebih kecil dibandingkan dengan kandungan karbon (C) dan hidrogen (H). Dalam
proses metabolismenya, lemak memerlukan lebih banyak oksigen dan menghasilkan energi
lebih banyak dari karbohidrat dan protein.
Lemak bersifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, benzena,
dan kloroform. Secara umum istilah lemak lebih menunjukkan lemak dalam bentuk padat pada
suhu kamar atau sekitar 23 derajat celcius, sedangkan lemak dalam bentuk cair dalam suhu
kamar lebih umum dikenal sebagai minyak. Lemak bentuk padat banyak ditemukan pada
sumber hewani, sedangkan lemak dalam bentuk cair/minyak banyak ditemukan pada sumber
nabati.
1. Fungsi Lemak
Sumber energi
Pembawa vitamin larut lemak
Sumber asam lemak esensial
Sebagai pelindung bagian tubuh penting
Memberi rasa kenyang dan kelezatan pada makanan
Penghemat Protein
Memelihara suhu tubuh.
ZAT GIZI MIKRO :)
MINERAL MIKRO
Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil di dalam tubuh ,namun mempunyai
peranann esensial untuk kehidupan,kesehatan,dan reproduksi. Kandungan mineral
mikro bahan makanan sangat bergantung pada konsentrasi mineral mikro tanah asal
bahan makanan tersebut. Widya Karya Gizi Nasional tahun 1998 telah menetapkan
Angka Kecukupan Rata-rata Sehari untuk mineral mikro besi(Fe),seng(Zn),iodium(I),dan
selenium(Se). Di AS selain itu ditetapkan juga angka antarbatas sementara yang
dianggap aman dan cukup untuk dikonsumsi bagi mineral mikro
tembaga(Cu),mangan(Mn),fluor(F),Khrom(Cr),dan molibden(Me). Sedangkan kebutuhan
manusia akan mineral mikro arsen(As), nikel(Ni),silikon(Si),dan baron(Bo) masih dalam
penelitian.
a) Besi(Fe)
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia dan
hewan yaitu sebanyak 3-5 gram didalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai
beberapa fungsi esensial didalam tubuh :
Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh
Sebagai alat angkut elektron didalam sel
Sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim didalam jaringan tubuh
Absorpsi, Transplantasi dan Penyimpanan Besi
Tubuh sangat efesien dalam penggunaan besi. Sebelum di absorpsi, didalam lambung
besi dibebaskan dari ikatann organik,seperti protein. Absorpsi terutama terjadi dibagian
atas usus halus denagn bantuan alat angkut protein khusus. Ada dua jenis alat angkut
protein di dalam sel mukosa usus halus yang membantu penyerapan besi, yaitu
transferin dan feritin.
Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi-hem seperti terdapat dalam
hemoglobin dan mioglobin makanan hewani,dan besi non-hem dalam makanan nabati.
Besi hem diabsorpsi ke dalam sel mukosa sebagai kompleks porfirin utuh. Agar dapat
di absorpsi ,besi non-hem didalam usus halus harus berada dalam bentuk terlarut. Taraf
absorpsi besi diatur oleh mukosa saluran cerna yang ditentukan oleh kebutuhan tubuh.
Faktor intrinsik di dalam lambung membantu penyerapan besi,di duga karena hem
mempunyai struktur yang sama dengan vit B12.
Kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.Bila tubuh
kekurangan besi atau kebutuhan meningkat pada masa pertumbuhan,absorpsi besi-non
hem dapat meningkat sampai sepuluh kali,sedangkan besi-hem dua kali.
FUNGSI BESI
Dalam keadaan terduksi bvesi kehilangan dua elektron,oleh karena itu mempunyai dua
sisa muatan positif.Besi dalam bentuk dua ion bermuatan positif ini adalah bentuk
fero.Dalam keadaan teroksidasi,besi kehilangan tiga elektron,sehingga mempunyai sisa
tiga muatan positif yang dinamakan bentuk feri.Karena dapat berada dalam dua bentuk
ion ini,besi berperan dalam proses respirasi sel,yaitu sebagai kofaktor bagi enzim-enzim
yang terlibat di dalam reaksi oksidasi-reduksi.
Metabolisme energi. Di dalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein-
pengangkut-elektron,yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi.
Sebagian besar besi berada di dalam hemoglobin,yaitu molekul protein mengandung
besi dari sel darah merah dan mioglobin didalam otot. Hemoglobin di dalam darah
membawa oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh dan membawa kembali karbon
dioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan
sebagai resorvir oksigen;menerima, menyimpan dan melepas oksigen didalam sel-sel
otot. Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin. Selebihnya
terdapat di dalam mioglobin dan protein lain yang mengandung besi. Menurunnya
produktivitas kerja pada kekurangan besi disebabkan oleh 2 hal yaitu :
Akibatnya , kepekaan reseptor saraf dopamin berkurang yang dapat berakhir dengan
hilangnya reseptor tersebut. Daya konsentrasi,daya ingat dan kemampuan berlajar
terganggu,ambang batas rasa sakit meningkat,fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan
mengatur suhu tubuh menurun.
Sistem kekebalan. Besi memegang peranan dalam tubuh. Respon kekebalan sel oleh
limfosit T tergantung karena berkurangnya sel-sel yang kemungkinan disebabkan oleh
sintesis DNA. Berkurangnya sintesis DNA disebabkan oleh gangguan enzim reduktase
ribunukleutida yang membutuhkan besi untuk dapat berfungsi. Di samping itu sel darah
putih yang menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja secara efektif dalam keadaan
tubuh kekurangan gizi. Enzim yang berperan dalam sistem kekebalan adalah
nieloperokasidase yang juga terganggu fungsinya pada defisiensi besi. Infeksi dengan
cara memisahkan besi dari mikroorganisme yang membutuhkannya untuk
perkembangbiakan.
Pelarut obat-obatan. Obat-obatan tidak larut air oleh enzim mengandung besi dapat
dilarutkan hingga dapat dikeluarkan oleh tubuh.
Bayi : 3-5 mg
Balita : 8-9 mg
Anak sekolah : 10 mg
Remaja laki-laki : 14-17 mg
Remaja perempuan : 14-25 mg
Dewasa laki-laki : 13 mg
Dewasa perempuan :14-26 mg
Ibu hamil : +20 mg
Ibu menyusui : +2 mg
Nilai besi terhadap bahan makanan(mg/100gr)
Bahan makanan Nilai Fe Bahan makanan Nilai Fe
Defisiensi besi merupakan defisiensi besi yang paling umum terdapat,baik di negara
maju maupun di negara yang sedang berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang
golongan rentan seperti anak-anak, remaja, ibu hamil, dan menyusui serta pekerja
berpenghasilan rendah. Secara klasik defisiensi besi dikaitkan dengan anemia defisiensi
besi. Namun banyak bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh luas
terhadap kualitas sumber daya manusia, yaitu terhadap kemampuan belajar dan
produktivitas kerja. Kehilangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang
kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi. Selain itu kekurangan besi dapat terjadi
karena perdarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat penyaki-penyakit yang
mengganggu absorpsi seperti penyakit gastro instestinal.
1. Terjadi bila simpanan besi berkurang dan terlihat dari penurunan feritinin dalam
plasma hingga 12 ug/L. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorpsi besi yang
terlihat dari peningkatan mengikat besi total. Pada tahap ini belum terlihat perubahan
fungsional pada tubuh.
2. Terlihat dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh transfarin hingga
kurang dari 16% pada orang dewasa dan meningkatkannya protoporfirin, yaitu bentuk
pendahulu(rechursor) hem. Tahap ini nilai hemoglobin dalam darah masih berada pada
95% nilai normal.Hal ini dapat mengganggu metabolisme energi, sehinhha
menyebabkan menurunnya kemampuan bekerja.
3. Terjadi anemia gizi, dimana kadar hemoglobin total turun dibawah nilai normal.
Anemia gizi berat ditandai oleh sel darah merah yang kecil(mikrositisis) dan nilai
hemoglobin rendah (hipokromia). Oleh sebab itu anemia gizi besi dinamakan anemia
hipokromik mikrositik.
Kekurangan gizi pada umumya menyebabkan pucat,rasa lelah,letih,pusing,kurang nafsu
makan,menurunnya kebugaran tubuh,menurunnya kemampuan kerja,menurunya
kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Selain itu kemampuan mengatur
suhu tubuh menurun. Pada anak-anak kekurangnan besi menimbulkan apatis, mudah
tersinggung,menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.
Anemia gizi
Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan
hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorpsi. Zat
gizi yang bersangkutan adalah besi, proteiin, peridoksin (vit.B6) yang berperan sebagai
katalisator dalam sintesis hem di dalam molekul hemoglobin,vit.C yang mempengaruhi
absorpsi dan pelepasan besi dari transferin ke dalam jaringan tubuh,dan vit.E
mempengaruhi stabilitas membran sel darah merah. Sebagaian anemia gizi
adalah anemia gizi besi.penyebab anemia gizi besi terutama karena makanan yang
dimakan kurang mengandung besi, terutama dalam bentuk besi-hem. Disamping itu
pada wanita karena kehilangan darah karena haid dan persalinan.
Cara mengevaluasi status besi
Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh
suplemen besi. Gejalannya adlah rasa nek, muntah, diare, denyut jantung meningkat,
sakit kepala, menigau, dan pingsan.
Seng (Zn)
Bahwa seng esensial untuk kehidupan telah diketahui sejak lebih dari seratus
tahun yang lalu. Peranannya dalam pertumbuhan normal pada hewan telah
didemonstrasikan melakukan penelitian metabolisme seng pada manusia. Tubuh
mengandung 2-2,5 tersebar gr seng yang tersebar hampir disemua sel. Sebagian besar
seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal, otot dan tulang. Jaringan yng banyak
mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit,
rambut dan kuku. Di dalam cairan tubuh, seng terutama merupakan ion intraseluler.
Seng di dalam plasma hanya merupakan 0,1 % dari seluruh seng di dalam tubuh yang
mempunyai masa pergantian yang cepat.
Absorpsi seng dipengaruhi oleh status seng tubuh.Bila lebih banyak seng
dibutuhkan, lebih banyak pula jumlah seng yang diabsorpsi. Begitu pula jenis makanan
mempengaruhi absorpsi. Sebagian seng menggunakan alat transportransfering, yang
merupakan alat transpor besi.Bila perbandingan antara besi dengan seng lebih dari 2 :
1, transfering yang tersedia untuk berkurang, sehingga menghambat absorpsi seng.
Ekskresi Seng
Seng dikeluarkan tubuh melalui feses. Disamping itu seng dikeluarkan melalui
urin, dan jaringan tubuh yang dibuang, seperti jaringan kulit, sel dinding usus, cairan
haid dan mani.
Fungsi Seng
Seng memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh. Sebagai bagian
dari enzim atau sebagai kofaktor pada kegiatan lebih dari dua ratus enzim, seng
berperan dalam berbagai aspek metabolisme. Peranan penting lain adalah sebagai
bagian integral enzim DNA polimerase dan RNA polimerase yang diperlukan dalam
sintesis DNA dan RNA. Dengan demikian, seng berperan dalam pembentukan kulit,
metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka. Seng juga berperan dalam
pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma. Seng berperan
dalam fungsi kekebalan, yaitu dalam fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi
oleh sel-B. Seng tampaknya berperan dalam metabolisme tulang, transpor oksigen, dan
pemunahan radikal bebas, pembentukan struktur dan fungsi membran serta proses
penggumpalan darah.
Angka Kecukupan Seng yang Dianjurkan
Bayi : 3-5 mg
1-9 tahun : 8-9 mg
10-> 60 tahun : 15 mg (baik pria maupun wanita)
Ibu hamil : + 5 mg
Ibu menyusui : + 10 mg
Sumber Seng
Sumber paling baik adalah sumber protein, hewani terutama daging, hati, kerang
dan telur. Serealia tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan sumber yang baik,
namun mempunyai kletersediaan biologik yang rendah.
Kelebihan seng hingga 2-3 kali AKG menurunkan absorpsi tembaga. Kelebihan
sampai 10 kali AKG mempengaruhi metabolisme kolesterol, dan tampaknya dapat
memperce[pat timbulnya aterusklerosis. Dosis sebanyak 2 gram atau lebih
menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan
reproduksi. Suplemen seng bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang
asam dan disimpan didalam kaleng yang dilapisi seng.
Iodium ( I )
Iodium ada didalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit yaitu sebanyak kurang
lebih0,00004 % dari berat badan atau 15-23 mg yang digunakan untuk mensintesis
hormon tiroksin, tetraiodotironin, dan triodotironin. Hormon ini diperlukan untuk
pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan mental hewan.
Fungsi Iodium
Bayi : 50-70 g
Balita dan anak sekolah : 70-120 g
Remaja dan dewasa : 150 g
Ibu hamil : + 25 g
Ibu menyusui : + 50 g
Sumber Iodium
Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu makanan laut berupa
ikan, udang dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik.
Salah satu cara penanggulangan kekurangan iodium ialah melalui fortifikasi garam
dapur dengan iodium.
Gejala kekurangan iodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar,
pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam
keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan
pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme. Kekurangan iodium pada anak-anak
menyebabkan kemampuan belajar yang rendah. Kekurangan iodium berupa gondok
endemik merupakan salah satu masalah gizi utama di indonesia yang terdapat secara
merata di daerah pegunungan di seluruh propinsi kecuali DKI jakarta.
Tembaga ( Cu )
Fungsi Tembaga
Krom pertama kali dihubungkan dengan kekurangan pada manusia pada tahun 1966.
Krom merupakan mineral esensial yang berperan dalam metabolisme karbihidrat dan
lipida. Seperti halnya besi, krom berada dalam berbagai bentuk dengan jumlah muatan
berbeda. Krom paling mudah di asorbsi dan paling efektif bila berada dalam Cr+++.
Absorpsi krom naik, bila konsumsi rendah dan turun bila konsumsi tinggi.
Absorpsi dan Ekskresi Krom
Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorpsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain krom
hanya diabsorpsi sebanyak 1%. Mekanisme absorpsi belum diketahui dengan pasti.
Absorpsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom mengendap dalam
media alkali usus halus. Jumlah yang diabsorpsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49
ug, setelah itu ekskresi melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat oleh
konsumsi gula sederhana yang tinggi, aktifitas fisik berat atau trauma fisik.
Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin
tinggi, krom dapat diangkut oleh albumin.
Fungsi Krom
Kekurangan krom karena makanan jarang terjad, oleh karena itu AKG
untuk krom belum ditentukan. Amerika serikat menetapkan jumlah yang aman untuk
dikonsumsi oleh orang dewasa adalah sebanyak 50-200 ug sehari.
Sumber
Fungsi Selenium
Enzim glutation perokside berperan sebagai katalisator dan pemecah peroksida yang
terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang bersifat toksik. Peroksida dapat berubah
menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak-tidak jwnuh yang ada pada
membran sel,sehingga merusak membran sel tersebut.
Berdasarkan fungsi
Setiap zat gizi memiliki fungsi yang spesifik. Masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri
sendiri dalam membangun tubuh dan menjalankan proses metabolisme. Namun zat gizi
tersebut memiliki berbagai fungsi yang berbeda.
Sebagai sumber energi zat gizi bermanfaat untuk menggerakkan tubuh dan proses
metabolisme di dalam tubuh. Zat gizi yang tergolong kepada zat yang berfungsi
memberikan energi adalah karbohidrat , lemak dan protein. Bahan pangan yang
berfungsi sebagai sumber energi antara lain : nasi, jagung, talas merupakan sumber
karbohidrat; margarine dan mentega merupakan sumber lemak; ikan, daging, telur dan
sebagainya merupakan sumber protein.
Ketiga zat gizi ini memberikan sumbangan energi bagi tubuh. Zat-zat gizi tersebut
merupakan penghasil energi yang dapat dimanfaatkan untuk gerak dan aktifitas fisik
serta aktifitas metabolisme di dalam tubuh. Namun penyumbang energi terbesar dari
ketiga unsur zat gizi tersebut adalah lemak.
Zat gizi ini memiliki fungsi sebgai pembentuk sel-sel pada jaringan tubuh manusia. Jika
kekurangan mengkonsumsi zat gizi ini maka pertumbuhan dan perkembangan manusia
akan terhambat. Selain itu zat gizi ini juga berfungsi untuk menggantikan sel-sel tubuh
yang rusak dan mempertahankan fungsi organ tubuh. Zat gizi yang termasuk dalam
kelompok ini adalah protein, lemak, mineral dan vitamin. Namun zat gizi yang memiliki
sumber dominan dalam proses pertumbuhan adalah protein.
Proses metabolisme di dalam tubuh perlu pengaturan agar terjadi keseimbangan. Untuk itu
diperlukan sejumlah zat gizi untuk mengatur berlangsungnya metabolisme di dalam
tubuh.
Tubuh perlu keseimbangan, untuk itu proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh perlu
di atur dengan baik. Zat gizi yang berfungsi untuk mengatur proses metabolisme di
dalam tubuh adalah mineral, vitamin air dan protein. Namun yang memiliki fungsi utama
sebagia zat pengatur adalah mineral dan vitamin.
PENYAKIT
Mikrolitiasis Alveolus Paru
Penyakit yang jarang ditemui ini etiologinya belum diketahui. Seringkali mulainya selama
masa kanak-kanak,tetapi manifestasi klinisnya dapat terlambat sampai bebrapa tahun
kemudian. Mikrolitiasis alveolus paru ditandai dengan batu intra-alveolus yang tersebar
luas, dan membentuk pola khas pada roentgenogram. Sering kali penyakit ini diketahui
ketika mengambil roenrgenogram untuk penyakit yang tidak ada kaitannya atau ketika
gejala-gejala masih minimal. Diagnosis pasti memerlukan biopsy paru.