KELOMPOK 1
1. Naufal Calvin Sudrajat (082001500041)
2. Rachel Dista Zebua (082001500047)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya
tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan
sekitarnya. Udara yang merupakan campuran dari gas adalah udara kering yang
bebas bahan pencemar (Mukono, 1997). Udara sebagai komponen lingkungan yang
penting dalam kehidupan perlu untuk dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya
sehingga dapat memberikan daya dukung bagi makhluk hidup secara optimal.
Namun dengan adanya kemajuan teknologi dan industri, selain memberikan
dampak positif berupa kehidupannya yang serba praktis, juga memberikan dampak
negatif terhadap udara, yaitu terciptanya udara yang mengadung senyawa - senyawa
kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup sehingga mengakibatkan
terjadinya pencemaran udara.
Salah satu fokus pencemaran udara yang berasal dari aktivitas manusia adalah
meningkatnya kadar nitrogen oksida (NOx) di udara bebas. Nitrogen oksida adalah
senyawa gas yang terdapat di atmosfer dan sebagian besar terdiri atas nitrit oksida
(NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Kedua gas tersebut memiliki sifat
yang berbeda namun keduanya sangat membahayakan kesehetan. Udara dengan
kadar NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf hingga
terjadi kejang-kejang. Gas NO yang teroksidasi akan menjadi gas NO2 yang
memiliki sifat lebih berbahaya. Udara yang terkontaminasi gas NO2 dapat
menyebabkan ancaman bagi manusia, hewan, maupun tanaman.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan pengujian yang bertujuan
untuk menentukan konsentrasi NO2 sebagai senyawa pencemar pada udara ambien
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara. Pengujian konsentrasi nitrogen dioksida (NO2) dilakukan
dengan menggunakan metode Griess Saltzman. Prinsipnya yaitu gas nitrogen
dioksida akan dijerap dalam larutan Griess Saltzman sehingga membentuk suatu
senyawa azo dye berwarna merah muda yang stabil setelah 15 menit. Konsentrasi
larutan akan diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 550 nm.
Pengambilan sampel dilakukan di Pos Satpam Pintu Gerbang I Kampus A Trisakti.
Botol Midget
1. - 3
Impinger
No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar
2. Pompa Hisap - 1
25 ml 1
4. Pipet volumetri
50 ml 1
5. Labu ukur 25 ml 2
6. Kuvet - 1
No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar
7. Kabel Roll - 1
8. Flow meter - 1
9. Anemometer - 1
10. Hygrometer - 1
11. Barometer - 1
No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar
12. Bulp - -
13. Lakban - 1
3.2 Bahan
Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan
No Bahan Jumlah Gambar
0,1 ml
0,2 ml
0,3 ml
2. Larutan Asam Sulfamat
0,4 ml
0,5 ml
0,6 ml
No Bahan Jumlah Gambar
3. Granul secukuppnya
5. Aquadest secukupnya
IV. CARA KERJA (harus ada skema diagram sampling dan analisis) (bobot 10)
4.1 Diagram Sampling
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Lokasi Penelitian
Kurva Kalibrasi
0.07
0.06 y = 2.7412x - 0.0016
R = 0.9966
0.05
0.04
Absorbansi
0.03
0.02
0.01
0
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025
-0.01
Konsentrasi
1 + 2 () 298
=
2 () 760
Keterangan:
V = Volume udara
F1 = tekanan alir awal
F2 = tekanan alir akhir
Pa = tekanan udara (mmHg)
Ta = suhu udara (oK)
t = waktu (menit)
298 = temperatur pada keadaan normal 25 oC (K)
760 = tekanan udara pada kondisi normal 1 atm (mmHg)
Keterangan:
x = hasil kurva kalibrasi
V = volume udara
C = konsentrasi nitrogen dioksida
BM SO2 = berat molekul SO2
Absorbansi
y = a + bx
a = hasil kalkulator
b = hasil kalkulator
y = hasil spektrofotometer
1 0,185
24 = ( )
2
Keterangan:
C24 = konsentrasi nitrogen dioksida selama 24 jam
C = 17,24 g/m3
T1 = 1 jam
T2 = 24 jam
6.2 Perhitungan
6.2.1 Volume Udara
Diketahui:
F1 = 1 L/menit
F2 = 1 L/menit
t = 60 menit
Pa = 763,5 mmHg
Ta = 31oC = 304 K
Ditanya: Volume Udara ?
Jawab:
1 /+1 / 763,5 298
V = 60
2 304 760
= 59,09 L
C1 NO = 0,06 g/L
C1 NO = 4,89x 10-5 ppm
60 0,185
CNO2 = 0,07 x (1440 )
60 0,185
CNO = 0,06 x (1440 )
VII. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini merupakan pengujian kadar nitrogen dioksida (NO2) di udara
ambien yang menggunakan metode Griess Saltzman. Griess Saltzman merupakan larutan
untuk menjerap NO2. Dengan metode ini, kadar NO2 dapat diukur dari kisaran 0,005 ppm
sampai 5 ppm. Alat penjerap yang digunakan pada metode ini seharusnya impinger fritted
bubbler. Namun karena tidak tersedianya alat tersebut maka digunakan midget impinger
sebagai penggantinya meskipun alat ini tidak terlalu efisien untuk menjerap NO2.
Pengambilan sampel kelompok 1 dilakukan di Pos Satpam, Pintu I Kyai Tapa,
Kampus A Universitas Trisakti. Percobaan dilakukan pada pukul 10.20 - 11.20 WIB.
Dikarenakan jam ini merupakan jam sibuk, hal ini tentunya mempengaruhi kadar NO2
yang terjerap. Karena titik ini merupakan daerah yang sangat dekat dengan jalan raya dan
sangat sering dilalui oleh kendaraan bermotor.
Percobaan kali ini juga dilakukan dalam waktu 1 jam. Laju alirnya di atur pada
kecepatan 1 L/mnt. Hingga 55 menit berlalu, laju alir tetap dalam keadaan stabil.
Sehingga nilai F1 dan F2 adalah 1 L/mnt. Kecepatan angin yang cukup tinggi pada saat
itu yaitu 1,23 m/s juga tentunya mempengaruhi partikel yang terserap oleh rangkaian
alat.
Rangkaian alat penjerap yang digunakan tidak sesuai dengan SNI 19-7119.2-2005
yang hanya menggunakan satu midget impinger untuk larutan penjerap. Pada percobaan
ini digunakan dua midget impinger yang diisi dengan larutan Griess Saltzman. Botol satu
untuk menjerap NO2 dan botol lainnya untuk menjerap NO2 sebagai NO. Hasil
perhitungan tersebut nantinya akan menghasilkan NOx. Diantara kedua midget impinger
ini, terdapat granula yang berfungsi sebagai oksidator. Oksidator diperlukan karena pada
udara ambien gas yang dapat dijerap adalah gas NO2, sehingga diperlukan adanya
oksidator agar gas NO dapat terbentuk.
Setelah pengambilan sampel, larutan Griess Saltzman diharapkan akan berubah
warna menjadi merah muda setelah didiamkan selama 15 menit. Namun setelah
didiamkan selama 15 menit larutan penjerap untuk NO2 nyaris tidak berubah warna.
Ketika dibandingkan dengan blanko, larutan ini mendekati blanko 0,1 ml. Hasil
spektrofotometrinya menunjukan nilai 0,01. Untuk larutan NO, warnanya berubah
menjadi merah muda seulas. Blanko yang paling mendekati adalah 0,04 ml. Hasil
perhitungan spektrofotometrinya adalah 0,008.
Dari semua data yang telah didapatkan, maka dilakukan perhitungan dan dipatkan
hasil perhitungan volume udara sebesar 59,09 L, C1 NO2 adalah 0,07 g/Nm3 (3,7 x 10-5
ppm), C1 NO adalah 0,06 g/Nm3 (4,89 x 10-5 ppm), C24 NO2 adalah 0,04 g/Nm3 (2,13 x
10-5 ppm), C24 NO adalah 0,03 g/Nm3 (2,445 x 10-5 ppm).
Berdasarkan baku mutu Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, baku mutu Jakarta menurut Keputusan Gubernur DKI
Jakarta No. 551 tahun 2001 Tentang Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku
Tingkat Kebisingan Di Propinsi DKI Jakarta, kadar NO2 selama 1 jam yang
diperbolehkan masing- masing adalah 400 g/m3, dan menurut World Health
Organizationtentang Air Quality Guidelines for Particulate matter, ozone, nitrogen
dioxide, and sulfur dioxide kadar NO2 selama 1 jam yang diperbolehkan adalah 200
g/m3, sedangkan kadar sampel adalah 0,07 g/m3. Maka dapat dikatakan bahwa kadar
NO2 di titik sampling 1 aman
Untuk hasil perhitungan konsentrasi NO2 di udara selama 24 jam adalah 0,04
g/m3. Apabila dibandingkan dengan baku mutu nasional menurut Peraturan Pemerintah
No. 41 tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, baku mutu Jakarta menurut
Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 551 tahun 2001 Tentang Penetapan Baku Mutu
Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan Di Propinsi DKI Jakarta dan menurut World
Health Organization tentang WHO Air Quality Guidelines for Particulate matter, ozone,
nitrogen dioxide, and sulfur dioxide, maka kondisi ini masih memenuhi standar, yaitu
dibawah 150 g/m3, 92,5g/m3 dan 40 g/m3.
Masing- masing kelompok mempunyai konsentrasi NO2 yang berbeda. Hal ini
dikarenakan perbedaan titik lokasi sampling. Konsentrasi NO2 tertinggi terdapat di
kelompok 3 dimana nilai C1 sebesar 0,227g/m3, sedangkan yang terendah adalah
kelompok 12 dimana nilai C1 sebesar 0,022g/m3.
Karena kadar NO2 sangat rendah dan tidak melewati baku matu, maka hal ini tidak
dapat dikatakan sebagai pencemaran. Dampak langsungnya juga tidak akan terlihat.
Manusia dapat merasakan pengaruh gas NO2 saat kadarnya 5 ppm, dimana manusia akan
sukar untuk bernafas. Namun jika gas NO2 terakumulasi, maka akan meningkatkan
gangguan penyakit lainnya, seperti jantung, asma, dll.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah seperti dengan memasang filter
pada knalpot, melakukan uji emisi dan merawat kendaraan bermotor. Untuk sumber tidak
bergerak dapat dilakukan pemasangan scruber pada cerobong asap dan memodifikasi
proses pembakaran. Untuk berjaga-jaga, maka manusia juga perlu menggunakan APD
seperti masker.
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Konsentrasi NO2 titik sampel 1 selama 1 jam adalah sebesar 0,07 g/m3 (3,7 x
10-5 ppm), sedangkan selama 24 jam adalah sebesar 0,04 g/m3 (2,13 x 10-5
ppm).
2. Konsentrasi NO titik sampel 1 selama 1 jam adalah sebesar 0,06 g/m3 (4,89 x
10-5 ppm), sedangkan selama 24 jam adalah sebesar 0,03 g/m3 (2,445 x 10-5
ppm).
3. Konsentrasi NOx titik sampel 1 selama 1 jam adalah sebesar 8,59 x 10-5 ppm),
sedangkan selama 24 jam adalah sebesar 4,575 x 10-5 ppm).
4. Konsentrasi NO2 di titik sampel 1 tidak melebihi baku mutu World Health
Organization (WHO), Peraturan Pemerintah no.41 tahun 1999, dan Keputusan
Gubernur DKI Jakarta No.551 tahun 2001.
DAFTAR PUSTAKA
A. Tresna, S. 1991. Pencemaran Lingkungan Hidup. Jakarta : Rineke Cipta.
Arya Wardhana ,W. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan Keempat.
Yogyakarta : Penerbit Andi.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air & Udara. Yogyakarta : KANISIUS.
Mukono, H.J. (1997). Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan
Saluran Pernapasan. Surabaya : Airlangga University Press.
PT Pertamina (Persero). 2011. Sustainability Report Terminal BBM Rewulu 2011.
Yogyakarta: PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Rewulu.
SNI 19-7119.2-2005. Cara Uji Kadar Nitrogen Dioksida (NO2) dengan Metoda Griess
Saltzman Menggunakan Spektrofotometer. Badan Standarisasi Nasional.
LAMPIRAN
Lokasi sampling Pos Satpam, Pintu I Kyai Tapa, Kampus A Universitas Trisakti
Pos
Satpam