PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan
yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport.
Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar
yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli (Hardjono, H. dkk. 2003)
Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika
keadaannya telah pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. Sistem
ini bekerja tanpa kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil.
Jika terjadi pendarahan, pembekuan darah harus segera terjadi demi mencegah
kematian. Di samping itu, darah beku tersebut harus menutupi keseluruhan luka,
dan yang lebih penting lagi, harus terbentuk tepat hanya pada lapisan paling atas
yang menutupi luka. Jika pembekuan darah tidak terjadi pada saat dan tempat
yang tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk tersebut akan membeku dan
berakibat pada kematian.
Kelainan hematologi yang sering terjadi adalah malaria, anemia anemia
aplastik ,anemia autoimun hemolitik, anemia sel sabit, polisitemia vera, leukimia,
multiple myeloma, sindrom mielodisplasia, limfoma, hemofilia, sepsis, penyakit
hiperkoagulasi (darah mudah beku), penyakit von willebrand. (Brunner &
Suddarth. 2002).
1
B. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa jalur khusus S1 keperawatan UNIMUS mampu memahami
gangguan sistem hematologi.
2. Khusus
Mahasiswa jalur khusus S1 keperawatan UNIMUS mampu memahami
tentang:
Anatomi Darah
Anatomi sistem hematologi
Fungsi darah
Fungsi hematologi
Gangguan hematologi
C. Metode Penulisan
BAB II
2
ANATOMI SISTEM HEMATOLOGI
3
besi yang terdapat pada hemoglobin kemudian dilepas dan digunakan
untuk membentuk sel darah merah baru.
CO2 lebih mudah larut saat berada di dalam air dari pada O2,
CO2 mudah berikatan dengan air dalam plasma darah membentuk
asam karbonat. asam karbonat kemudian membebaskan ion hidrogen
yang menyebabkan pH darah akan turun (asam). apabila CO2 hanya
di angkut dengan cara ini, maka metabolisme tubuh akan mengalami
gangguan, agar tidak membahayakan tidak lebih dair 5-10% CO2
yang di hasilkan jaringan mengalami pengangkutan dengan cara ini.
selebihnya, pengangkutan CO2 dilakukan oleh sel darah merah,
sekitar 25% CO2 berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah
membentuk karbminohemoglobin.
4
rata 8000) sel darah putih. Tempat pembentukan sel darah putih adalah
pada sumsum merah tulang pipih, limpa dan kelenjar getah bening.
semua sel darah putih memiliki masa hidup antara 6 hingga 8 hari.
Umumnya sel darah putih berukuran lebih besar dari pada sel
darah merah, bentuk amoeboid atau tidak beraturan, dan berinti sel
bulat atau cekung, jenis sel darah putih yang terbanyak di dalam tubuh
adalah Neutrofil, yakni sekitar 60%. Neutrofil berfungsi untuk
menyerang dan mematikan bakteri penyebab penyakit yang masuk ke
dalam tubuh, dengan cara menyelubunginya dan melepaskan suatu zat
yang mematikan bakteri.
5
bersifat abnormal. Hal ini terjadi pada penderita kanker darah atau
yang di kenal dengan penyakit leukemia.
6
Plasma darah adalah cairan yang berwarna Kuning Jernih, pada
plasma darah terkandung 90% air serta larutan bermacam-macam zat
sejumlah 7 sampai 10%. zat-zat yang terkandung dalam plasma darah
terdiri atas, sari makanan, hormon, enzim, mineral, antibodi serta zat-zat
sisa (contohnya karbon dioksida dan sisa pembongkaran protein). sisa
makanan tersebut di serap oleh usus halus. Mineralomineral ang berada di
dalam plasma darah terdapat dalam bentuk garam mineral. adapun fungsi
garam-garam mineral adalah untuk mengatur tekanan osmotik dan pH
darah. Protein yang terdapat dalam darah atau protein darah terdiri dari
albumin, globulin dan fibrinogen. adapun penjelasan sebagai berikut.
(Pearce, Evelyn. 2000)
BAB III
FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI
7
A. Penjelasan Fungsi Darah
I. Plasma Darah
Plasma darah memiliki banyak fungsi di dalam tubuh , antara lain :
Alat yang mengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
Alat yang mengangkut Oksigen dan disebarkan keseluruh tubuh
Alat yang mengangkut sari makanan serta membawa sisa pembakaran dari
sel ke tempat pembuangan
8
BAB IV
PATOFISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI
9
A. Gangguan Mekanisme Sistem Hematologi
Gangguan Mekanisme sistem hematologi adalah kondisi yang
memengaruhi salah satu atau beberapa bagian dari darah dan mencegah
darah untuk bisa bekerja secara normal. Kelainan darah bisa bersifat akut
maupun kronis, dan kebanyakan dari kondisi ini merupakan penyakit
turunan.
Darah sendiri terbagi menjadi dua bagian, cairan dan padat. Bagian
yang terbuat dari cairan disebut dengan istilah plasma. Lebih dari setengah
bagian darah merupakan plasma. Plasma terdiri dari air, protein, dan
garam. Sedangkan bagian yang padat dari darah mengandung sel darah
merah, sel darah putih, dan platelet (trombosit).
Berikut ini adalah kelainan darah yang memengaruhi sel darah merah:
10
dan mudah kelelahan. Anemia bisa terjadi karena pendarahan berlebihan,
kekurangan zat besi atau kekurangan vitamin B12.
Anemia Aplastik, adalah kondisi ketika sumsum tulang tidak
menghasilkan cukup banyak sel darah, salah satunya sel darah merah.
Untuk menangani kondisi ini beberapa cara seperti transfusi darah,
transplantasi sumsum tulang, dan obat-obatan mungkin akan digunakan.
Anemia aplastik bisa disebabkan oleh infeksi virus, penyakit autoimun,
atau efek samping penggunaan obat.
Anemia Autoimun Hemolitik, sistem kekebalan tubuh yang terlalu
aktif dan keliru akan menghancurkan sel darah merah pada tubuh itu
sendiri sehingga menyebabkan anemia. Kondisi ini akan membutuhkan
obat-obatan yang berfungsi menekan kinerja sistem kekebalan tubuh agar
tidak menghancurkan sel dan jaringan tubuh sendiri.
Polisitemia vera, yaitu kondisi ketika tubuh menghasilkan terlalu
banyak sel darah tanpa penyebab yang jelas. Sel darah merah yang
berlebihan bisa menyebabkan penyumbatan aliran darah pada sebagian
orang.
Berikut ini adalah kelainan darah yang berdampak kepada sel darah
putih.
Leukimia, leukimia terbagi menjadi dua jenis, yaitu akut dan kronis.
Leukimia adalah salah satu bentuk dari kanker darah yang mana sel darah
putih menjadi ganas dan diproduksi secara berlebihan di dalam sumsum
tulang.
Multiple Myeloma Mieloma adalah sejenis kanker darah ketika sel
darah putih menjadi ganas. Sel darah putih akan diproduksi berlipat-lipat
dan melepaskan unsur yang merusak organ. Pengobatan yang dilakukan
untuk kondisi ini dengan kemoterapi dan/atau transplantasi sel punca.
Sindrom mielodisplasia, yaitu salah satu bentuk dari kanker darah
yang berdampak kepada sumsum tulang. Kondisi ini sering kali
berkembang secara perlahan, tapi bisa berubah secara mendadak dan
11
menjadi leukemia pada tingkatan yang serius. Untuk menangani kondisi
ini bisa dilakukan transfusi darah, kemoterapi, dan transplantasi sel punca.
Limfoma, merupakan kanker darah yang berkembang di dalam sistem
limfa. Sel darah putih pada orang yang mengalami kondisi ini akan
menjadi ganas, menyebar secara abnormal, dan berlipat ganda tanpa
terkendali. Penanganan kondisi ini biasanya dilakukan dengan kemoterapi
dan/atau dengan radiasi.
Berikut ini adalah kelainan darah yang memengaruhi plasma darah:
Hemofilia, merupakan kelainan turunan yang bisa menyebabkan
pendarahan secara abnormal. Hal ini disebabkan oleh plasma darah yang
tidak memiliki cukup protein yang penting dalam proses pembekuan
darah.
Sepsis, adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan dalam
melawan infeksi yang sudah menyebar ke dalam darah. Tubuh melepaskan
senyawa kimia ke dalam darah untuk melawan infeksi yang terjadi, hingga
akhirnya memicu penyebaran inflamasi. Gejala yang muncul akibat
kondisi ini adalah intensitas buang air kecil menurun, denyut nadi cepat,
napas cepat, demam, tekanan darah rendah dan gagal fungsi organ.
Penyakit hiperkoagulasi (darah mudah beku), yaitu kondisi darah yang
mudah membeku atau menggumpal . Hiperkoagulasi bisa dipicu oleh
banyak hal, salah satunya adalah faktor keturunan dalam keluarga Anda.
Kondisi lain yang bisa menjadi pemicu adalah operasi, kanker, kehamilan,
kebiasaan merokok, atau pemakaian pil KB. Pengobatan yang dilakukan
adalah dengan pemberian obat-obatan pengencer darah.
Penyakit von Willebrand, adalah kondisi yang bisa menyebabkan
pendarahan secara berlebihan dan biasanya merupakan penyakit turunan.
Penyakit von Willebrand ini disebabkan oleh kekurangan protein atau
terjadi kelainan pada protein yang membantu proses penggumpalan darah.
Orang yang mengalami kondisi ini membutuhkan waktu lebih lama dalam
membekukan darah, akibatnya pendarahan yang terjadi sulit untuk
dihentikan.
12
BAB V
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
Darah adalah suatu cairan yang diciptakan untuk memberi kita
kehidupan. Pada saat beredar didalam tubuh, darah menghangatkan,
mendinginkan, memberi makan dan melindungi tubuh dari zat-zat
beracun. Selain itu, darah segera memperbaiki kerusakan apapun pada
dinding pembuluh darah sehingga sistem tersebut kembali seperti semula.
Rata-rata terdapat 1,32 galon(5 liter) darah dalam tubuh manusia
mempunyai berat 132 pon (60 kg). Jantung mampu mengedarkan seluruh
jumlah ini didalam tubuh dengan mudah dalam sesaat. Bahkan, saat berlari
atau bahkan berolahraga, tingkat peredaran darah meningkat hingga lima
kali lipat lebih cepat. Pembuluh darah diciptakan dengan bentuk yang
sempurna sehingga tidak ada penyumbatan ataupun endapan yang
terbentuk.
Kelainan hematologi yang sering terjadi adalah malaria, anemia
anemia aplastik ,anemia autoimun hemolitik, anemia sel sabit, polisitemia
vera, leukimia, multiple myeloma, sindrom mielodisplasia, limfoma,
hemofilia, sepsis, penyakit hiperkoagulasi (darah mudah beku), penyakit
von willebrand. (Brunner & Suddarth. 2002).
DAFTAR PUSTAKA
14
1 Hardjono, H. dkk. 2003, Interpensi Hasil Test Laboratorium Diagnostik. Penerbit
Unhas (Lephas) Anggota IKAPI. Makassar.
2. Cines DB, Bussel JB. 2005. How I Treat Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
(ITP). In Blood Journal, Vol. 106, No. 7, pp. 2244-225.
3. Fischer R, Hageboutros A. 2006. Thrombocytopenia in Pregnancy.
George JN. 1998. Thrombocytopenia in Pregnancy
Harrison C, Machin S. 2006. Idiopathic Thrombocytopenia Purpurae(ITP).
4. Pearce, Evelyn. 2000. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. PT Gramedia
Jakarta.
5. Buku ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11, Arthur C. Guyton, MD, dan John E.
Hall, PhD. , 2012.
. Burner dan Suddart. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 Edisi 8 .
EGC Jakarta. 1996.
15