Anda di halaman 1dari 50

PERKEMBANGAN KEPESERTAAN PBI JK

DAN
PERAN DINAS SOSIAL KABUPATEN/KOTA DALAM
PEMUTAKHIRAN DATA PBI
Kementerian Sosial
Republik Indonesia

Bali, 8 Desember 2016


Dasar Hukum
UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
UU No. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial
PP No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan PP No. 76 Tahun
2015 tentang Perubahan Atas PP No. 101 Tahun 2012 tentang
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
PP No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas PP No. 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
Permensos No. 05 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan PP No. 76
Tahun 2015 tentang Perubahan atas PP No. 101 Tahun 2012
tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
PROGRAM
INDONESIA SEHAT
Program Indonesia Sehat merupakan
program untuk mendapatkan jaminan
kesehatan yang diperuntukan bagi fakir
miskin dan orang tidak mampu

Kartu Indonesia sehat (KIS) menjadi


penanda Peserta Program

Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan


Kesehatan adalah Fakir Miskin dan
Orang Tidak Mampu akan mendapat
layanan kesehatan mulai dari preventif
(pencegahan) dan promotif.

Jumlah Penerima Bantuan Iuran (PBI)


yaitu 92,4 juta jiwa.
PERKEMBANGAN DATA KEPESERTAAN
PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN
Perkembangan data PBI JK
Tahun 2014. 2015, 2016
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Data PBI JK: 86.4 Juta Data PBI JK : 88,2 Juta Data PBI JK : 92.4 Juta
Jiwa Jiwa Jiwa

Data Penghapusan: Data Tambahan:


1.754.409 Jiwa (tidak Data Penggantian 2015: 3.848.077 Jiwa
valid) 1.674.516 Jiwa Bayi baru lahir (BBL):
Meninggal : 615.665 Data Tambahan 2015: 400.000 Jiwa *)
Jiwa 1.831.816 Jiwa *) Estimasi BBL
Ganda : 159.648 (FM Unregister/PMKS) 400.000
Jiwa (surat Sekjen
Mampu : 979.096 Kemenkes)
Jiwa

Jumlah PBI JK 2014


yang
masih valid:
84.645.591 Jiwa
(97,97%)
7/28/2016 6

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA


PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN

TOTAL
DATA AWAL MENINGGAL GANDA MAMPU JUMLAH PENGHAPUSAN
AKHIR

86.400.000 615.665 159.648 979.096 1.754.409 1.754.409 86.400.000

100%
Pencetakan KIS SK Mensos Nomor 42/HUK/2015 tanggal 24 April
2015
Hasil Verifikasi dan Validasi Data PBI-JK tahun 2015 telah digunakan
untuk penetapan PBI-JK tahun 2016 melalui SK Menteri Sosial
Nomor 170/HUK/2015
Usulan pengganti dilengkapi/ diperbaiki oleh daerah.
7/28/2016 7

REKAPITULASI HASIL VERIVALI


NO PROPINSI DATA AWAL MENINGGAL GANDA MAMPU JUMLAH
1 ACEH 2,170,960 13,829 905 17,108 31,842
2 BALI 904,863 1,293 344 20,664 22,301
3 BANTEN 3,221,966 8,675 660 12,963 22,298
4 BENGKULU 628,605 2,554 328 7,278 10,160
5 DI YOGYAKARTA 1,572,154 28,802 1,340 5,641 35,783
6 DKI JAKARTA 1,271,291 3,846 260 2,414 6,520
7 GORONTALO 504,293 7,727 1,414 11,318 20,459
8 JAMBI 821,557 2,681 128 10,446 13,255
9 JAWA BARAT 14,758,325 92,928 8,401 57,050 158,379
10 JAWA TENGAH 14,151,037 119,421 25,532 256,547 401,500
11 JAWA TIMUR 14,001,871 171,861 10,426 147,653 329,940
12 KALIMANTAN BARAT 1,343,859 5,946 302 6,563 12,811
13 KALIMANTAN SELATAN 753,526 15,774 4,980 18,335 39,089
14 KALIMANTAN TENGAH 449,376 1,608 28 5,358 6,994
15 KALIMANTAN TIMUR 639,937 2,621 264 31,606 34,491
16 KALIMANTAN UTARA 144,076 662 563 3,205 4,430
17 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 212,826 3,160 323 20,376 23,859
18 KEPULAUAN RIAU 333,633 38 0 36 74
19 LAMPUNG 3,087,541 9,089 3,249 120,977 133,315
20 MALUKU 754,627 1,040 80,901 2,134 84,075
21 MALUKU UTARA 328,965 1,214 318 4,254 5,786
22 NUSA TENGGARA BARAT 2,259,557 15,748 987 10,461 27,196
23 NUSA TENGGARA TIMUR 2,671,319 8,925 1,073 4,032 14,030
24 PAPUA 2,833,379 430 27 8,016 8,473
25 PAPUA BARAT 760,422 0 0 0 0
26 RIAU 1,304,716 4,948 344 21,183 26,475
27 SULAWESI BARAT 504,423 1,014 67 770 1,851
28 SULAWESI SELATAN 2,944,923 12,902 1,438 29,861 44,201
29 SULAWESI TENGAH 1,131,065 5,233 951 24,504 30,688
30 SULAWESI TENGGARA 984,912 5,093 192 6,520 11,805
31 SULAWESI UTARA 790,860 14,935 370 8,162 23,467
32 SUMATERA BARAT 1,533,170 9,096 1,432 14,960 25,488
33 SUMATERA SELATAN 2,433,669 15,297 4,955 62,549 82,801
34 SUMATERA UTARA 4,192,297 27,275 7,146 26,152 60,573
Grand Total 86,400,000 615,665 159,648 979,096 1,754,409
7/28/2016 8

USULAN PENGGANTIAN DAN PENAMBAHAN

Usulan penggantian sebanyak 1.674.516 jiwa (berdasarkan data


penghapusan), diproses dengan mengolah data yang diusulkan
daerah dan pusat (direktorat teknis) selesai tanggal 8 Desember
2015
Usulan penambahan 2015 dan 2016 sebanyak 5,679,893 jiwa
(kuota 2016 sebanyak 92.4 juta jiwa) diproses dengan mengolah
data yang diusulkan daerah dan usulan direktorat teknis yang
belum tertampung dalam usulan pengganti selesai tanggal 8
Desember 2015
Data PBI JK 2016 sebanyak 92.4 Juta jiwa terdiri atas Data hasil
verivali Tahun 2015, Data Penggantian dan Data Penambahan
Selesai tanggal 8 Desember 201524
7/28/2016 9

Peserta Usulan PBI JK dari peserta PKH


dan Usulan Daerah per 21 Juli 2016

Data yang belum ada di Master File BPJS

Data yang ter- PKH Usulan 276.036 1.142.122


mapping

KIS Usulan 866.086

Untuk menambahkan kekurangan Kemensos telah mengirimkan usulan


PBI JK sebanyak 1.142.122 jiwa untuk dimapping ke master file BPJS
10

KARTU YANG TELAH TERDISTRIBUSI (2015-


2016)
KARTU YANG TELAH DIDISTRIBUSIKAN KE END USER PER 22 Juli 2016
Target distribusi 87.006.370 KIS Jumlah Retur
Terdistribusi ke end user 81.464.095 KIS 3.014.960
(93.63%) 2.527.315 KIS
Distribusi oleh Pihak ke 3 (No
Info) Terima Kasih
471.351 Jiwa Sudah Non Aktif
Alasan Retur: 26.786 Jiwa Dimusnahkan
Meninggal 82.863 Jiwa Veri vali
Ganda 47.160 Jiwa Dimusnahkan
Anomali 72.800 Jiwa Sudah Non Aktif
Non Aktif 1.634.072 Jiwa Veri vali
Mampu 679.928 Jiwa Veri vali
Pindah Alamat
Sumber BPJS-K
Tidak 2016
dapat didistribusikan
PENETAPAN PBI JK 2016
Data PBI JK 2014 : 86.400.000 Jiwa
Data Penghapusan : 1.754.409 Jiwa (2,03% tidak valid lagi)
- Meninggal : 615.665 Jiwa
- Ganda : 159.648 Jiwa
- Mampu : 979.096 Jiwa

Jumlah PBI JK 2015 yang masih valid : 84.645.591 Jiwa (97,97%)

Data Penggantian 2015 : 1.674.516 Jiwa


Data Tambahan 2015 : 1.831.816 Jiwa (FM Unregrister/ PMKS)
Data Tambahan Usulan 2016 : 3.848.077 Jiwa
Bayi baru lahir 2016 : 400.000 Jiwa*)
*) Estimasi BBL 400.000 (surat Sekjen Kemenkes)

Penetapan PBI JK 2016 :


SK Mensos No 170/HUK/2015 tgl 9 Desember 2015: 92.400.000 Jiwa
12
Penetapan PBI JK dan Perubahan Data
Tahun 2016
Kepmensos Nomor 170/HUK/2015 tentang Penetapan Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Tahun 2016 sebanyak 92.4
juta jiwa
Kepmensos Nomor 259/HUK/2016 tentang Penetapan
Penghapusan dan Penggantian Peserta PBI JK sebanyak
12.088 jiwa
Kepmensos Nomor 292/HUK/2016 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Sosial Nomor 170/HUK/2015 tentang
Penetapan Penerima Bantuan Iuran Jamian Kesehatan Tahun
2016 sebesar 18.234 jiwa
Kepmensos Nomor 298/HUK/2016 tentang Perubahan Kedua
atas Keputusan Menteri Sosial Nomor 170/HUK/2015 tentang
Penetapan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Tahun
2016 sebesar 542.056 jiwa dengan rincian meninggal: 469.311
jiwa; dan mampu : 72.745 jiwa.
13

Perkembangan Data PBI JK


1. Permasalahan yang dihadapi adalah adanya Perbedaan Master File
BPJS dengan Kementerian Sosial yaitu Perbedaan Data Wilayah yang
sangat signifikan dari wilayah kec. di 400 kec yang ada diseluruh
indonesia.
2. Data 92 juta ditambah 400 ribu BBL belum genap sampai bulan
November 2016
3. Jumlah Data PBI JK sampai November sebanyak 91.205.214 (sudah
diserahkan oleh Pusdatin ke Kemenkes dan BPJS sebagai bahan
rujukan updating PBI JK)
4. Jumlah sampai November Bayi Baru Lahir 20.808 jiwa
5. Sisa Jumlah Data sudah dilengkapi sesuai kuota 92.000.000 (revisi SK
170/HUK/2015
Pemenuhan Kuota
SK 170/HUK/2015

BAYI BARU
NO DATA PESERTA JUMLAH
LAHIR

1 Target Kuota 2016 92.000.000 400.000 92.400.000

2 Realisasi s.d.Okt 2016 20.808 91.226.022


91.205.214

4 Kekurangan atas kuota 794.786 379.192 1.173.978

Usulan pengisian
5 794.786 379.192 1.173.978
kekurangan kuota

Data kekurangan kuota diambil dari data hasil pemadanan dengan


BPJS terkait Data Usulan PKH yang sudah ada NIKnya
Solusi Pengambilan Data Kekurangan

DATA PENETAPAN PBI-JK DATA EXISTING


(Non BBL) per Novembe
92.000.000 91.205.214

DATA KEKURANGAN
794.786

Solusi Kekurangan Data:


1. Data kekurangan diambil dari data hasil pemadanan dengan BPJS terkait
Data Usulan PKH yang sudah ada NIKnya
2. Ada konsekuensi Kuota Per kabupaten tidak sesuai lagi dengan SK 170
3. Telah terpenuhi dan proses penetapan, data BNBA sudah diserahkan ke
Kemenkes dan BPJS
REKAPITULASI DATA PBI JK PER PROVINSI
(REVISI SK 170/HUK/2016)

1 ACEH 2.315.101
2 BALI 939.132
3 BANTEN 3.469.673
4 BENGKULU 663.315
5 DI YOGYAKARTA 1.658.012
6 DKI JAKARTA 1.333.768
7 GORONTALO 543.577
8 JAMBI 871.558
9 JAWA BARAT 15.626.384
10 JAWA TENGAH 15.327.025
11 JAWA TIMUR 14.854.661
12 KALIMANTAN BARAT 1.434.495
13 KALIMANTAN SELATAN 801.010
14 KALIMANTAN TENGAH 496.056
15 KALIMANTAN TIMUR 680.801
16 KALIMANTAN UTARA 151.993
17 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 216.755
18 KEPULAUAN RIAU 351.558
19 LAMPUNG 3.292.724
20 MALUKU 805.540
21 MALUKU UTARA 350.464
22 NUSA TENGGARA BARAT 2.415.019
23 NUSA TENGGARA TIMUR 2.847.802
24 PAPUA 2.827.988
25 PAPUA BARAT 776.214
26 RIAU 1.406.691
27 SULAWESI BARAT 553.240
28 SULAWESI SELATAN 3.172.246
29 SULAWESI TENGAH 1.254.593
30 SULAWESI TENGGARA 1.107.412
31 SULAWESI UTARA 854.480
32 SUMATERA BARAT 1.650.987
33 SUMATERA SELATAN 2.599.424
34 SUMATERA UTARA 4.350.302
Grand Total 92.000.000
KEWENANGAN KEMENSOS DALAM
VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA
1. PENETAPAN KRITERIA FAKIR MISKIN
DAN ORANG TIDAK MAMPU
Menteri menetapkan kriteria fakir miskin sebagai
dasar untuk melaksanakan penanganan fakir miskin
( UU NO.13/2011, pasal 8 ayat (1)

Kriteria Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu


ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi
dengan menteri dan/atau pimpinan lembaga terkait
(PP 101/2012 pasal 2 ayat (1)
Kriteria Kepesertaan Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan (PBI JK) sesuai Kepmensos Nomor 146 Tahun
2013

PBI JK adalah Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu


sebagai peserta program jaminan kesehatan (Pasal 1
ayat 4)

Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai


sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata
pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau
keluarganya (Pasal 1 ayat 5)

Orang Tidak Mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata


pencaharian, gaji atau upah, yang hanya mampu memenuhi
kebutuhan dasar yang layak namun tidak mampu membayar iuran
bagi dirinya dan keluarganya (Pasal 1 ayat 6)
Kriteria Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu Kepmensos
Nomor 146 Tahun 2013

1. tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau


mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak
mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar;
2. mempunyai pengeluaran sebagian besar digunakan
untuk memenuhi konsumsi makanan pokok dengan
sangat sederhana;
3. tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk berobat
ke tenaga medis, kecuali Puskesmas atau yang
disubsidi pemerintah;
4. tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam satu
tahun untuk setiap anggota rumah tangga; dan
Lanjutan
5. mempunyai kemampuan hanya menyekolahkan anaknya
sampai jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama;
6. mempunyai dinding rumah terbuat dari
bambu/kayu/tembok dengan kondisi tidak baik/kualitas
rendah, termasuk tembok yang sudah usang/berlumut
atau tembok tidak diplester;
7. kondisi lantai terbuat dari tanah atau kayu/semen/keramik
dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah;
8. atap terbuat dari ijuk/rumbia atau genteng/seng/asbes
dengan kondisi tidak baik/ kualitas rendah;
9. mempunyai penerangan bangunan tempat tinggal bukan
dari listrik atau listrik tanpa meteran;
10. luas lantai rumah kecil kurang dari 8 m2/orang; dan
11. mempunyai sumber air minum berasal dari sumur atau
mata air tak terlindung/air sungai/air hujan/lainnya
2. MELAKUKAN VERIFIKASI DAN VALIDASI

Menteri melakukan verifikasi dan validasi terhadap


hasil pendataan yang dilakukan oleh lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kegiatan statistik (UU No.13/2011, pasal 8 ayat (4)

Hasil pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak


Mampu yang dilakukan oleh lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
statistik diverifikasi dan divalidasi oleh Menteri untuk
dijadikan data terpadu (PP No. 101/2012, pasal 3)
Menurut PP 76 Tahun 2015 Pasal 11 A)
1) Perubahan data PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) diverifikasi dan
validasi oleh Menteri.

2) Verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilakukan setiap saat.

3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara verifikasi dan


validasi data PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Menteri.
3. PENETAPAN PENERIMA BANTUAN
IURAN JAMINAN KESEHATAN
Data fakir miskin yang telah diverifikasi dan divalidasi
yang disampaikan kepada Menteri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (9) dan Pasal 9 ayat (4)
ditetapkan oleh Menteri (UU No.13/2011, pasal 11)

Data Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu yang telah


diverifikasi dan divalidasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3, sebelum ditetapkan sebagai data terpadu oleh
Menteri, dikoordinasikan terlebih dahulu dengan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang keuangan dan menteri dan/atau pimpinan
lembaga terkait (PP No. 101/2012, pasal 4)
4. MENETAPKAN PERUBAHAN DATA

1) Menteri menetapkan perubahan data PBI Jaminan


Kesehatan berdasarkan hasil verifikasi dan validasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11A ayat (1).

2) Dalam hal perubahan data PBI Jaminan Kesehatan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
mengakibatkan jumlah nasional PBI Jaminan
Kesehatan terlampaui, Menteri menetapkan perubahan
data PBI Jaminan Kesehatan.

(PP 76 Tahun 2015 Pasal 11B)


lanjutan
3) Dalam hal perubahan data PBI Jaminan Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
terlampauinya jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan,
Menteri menetapkan perubahan data PBI Jaminan
Kesehatan setelah berkoordinasi dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan dan menteri dan/atau pimpinan lembaga
terkait.
4) Penetapan perubahan data PBI Jaminan Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilakukan paling lama setiap 6 (enam) bulan.
5) Bayi dilahirkan oleh ibu kandung yang terdaftar sebagai
PBI Jaminan Kesehatan secara otomatis ditetapkan
sebagai PBI Jaminan Kesehatan.
PERAN DAERAH DALAM VERIVALI DATA
UU 13 TAHUN 2011 (Pasal 8)

(7) Verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (4) dilaksanakan oleh potensi dan sumber
kesejahteraan sosial yang ada di kecamatan,
kelurahan atau desa.
(8) Hasil verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) dilaporkan kepada bupati/walikota.
(9) Bupati/walikota menyampaikan hasil verifikasi dan
validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (8) kepada
gubernur untuk diteruskan kepada Menteri.
PASAL 9
(1) Seorang fakir miskin yang belum terdata dapat secara aktif
mendaftarkan diri kepada lurah atau kepala desa atau nama
lain yang sejenis di tempat tinggalnya.
(2) Kepala keluarga yang telah terdaftar sebagai fakir miskin wajib
melaporkan setiap perubahan data anggota keluarganya
kepada lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis di
tempat tinggalnya.
(3) Lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis wajib
menyampaikan pendaftaran atau perubahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada bupati/walikota
melalui camat.
(4) Bupati/walikota menyampaikan pendaftaran atau perubahan
data sebagaimana dimaksud pada ayat (3)kepada gubernur
untuk diteruskan kepada Menteri.
(5) Dalam hal diperlukan, bupati/walikota dapat melakukan
verifikasi dan validasi terhadap pendaftaran dan perubahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
PERAN DAERAH DALAM VERIVALI PBI JK
(Permensos 5 Tahun 2016)
1. Pelaksanaan verifikasi dan validasi perubahan data PBI
Jaminan Kesehatan secara operasional dilakukan oleh
dinas sosial kabupaten/kota untuk disampaikan ke
dinas sosial provinsi dan diteruskan ke unit kerja yang
membidangi pelaksanaan fungsi pengolahan data dan
informasi kesejahteraan sosial Kementerian Sosial.

2. Verifikasi dan validasi perubahan data PBI Jaminan


Kesehatan dilakukan oleh TKSK atau PSKS lainnya
melalui:
a. pengecekan langsung ke rumah tangga/keluarga
PBI; dan
b. musyawarah desa/kelurahan/nama lain.
31

Peraturan Menteri Sosial No. 05 Tahun 2016 tentang


Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan
untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan verifikasi
dan validasi serta persyaratan perubahan data PBI
Jaminan Kesehatan.
untuk memperoleh data PBI Jaminan Kesehatan yang
mutakhir, tepat sasaran, tepat waktu, dan valid
Peraturan Menteri Sosial.

Peraturan ini mengatur tentang :


1. Tata cara verifikasi dan validasi data PBI JK
2. Tata cara dan persyaratan perubahan data PBI JK,
mencakup penghapusan, penggantian dan penambahan
BASIS DATA TERPADU
Data Terpadu
Data Terpadu adalah sistem data elektronik berisi
data nama dan alamat yang memuat informasi
sosial, ekonomi, dan demografi dari individu
dengan status kesejahteraan terendah di Indonesia.

Penetapan data terpadu untuk perbaikan targeting


program penanganan fakir miskin secara terarah,
terpadu, dan berkelanjutan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Pemutakhiran Basis Data Terpadu 2015 (BPS)

PSE PPLS PPLS


2005 2008 2011 PBDT 2015
Forum Konsultasi Publik
BDT Pemutakhiran informasi
rumah tangga

Basis Data Terpadu (BDT) adalah sistem data elektronik


yang berisi nama, alamat, NIK (Nomor Induk
Kependudukan) dan keterangan dasar sosial ekonomi
rumah tangga dan individu dari sekitar 25 juta rumah
tangga di Indonesia. BDT diperoleh dari hasil PPLS
2011 telah menjadi acuan utama penetapan sasaran
program perlindungan sosial dan penanggulangan
kemiskinan dalam skala nasional maupun daerah.
Karakteristik Rumah Tangga
Data Terpadu PFM
Identitas RTS Demografi Ketenagakerjaan Perumahan

Nama Kepala RTS Nama anggota RTS Kegiatan bekerja Status penguasaan
Alamat/SLS Hubungan dengan Lapangan kerja bangunan tempat tinggal
Desa Kepala RTS Status/kedudukan Luas lantai
Kecamatan Jenis kelamin pekerjaan Luas bangunan
Kabupaten/Kota Umur Usaha Mikro Kecil Jenis lantai
Provinsi Status perkawinan (UMK): pemilik usaha, Jenis dinding
Jumlah Anggota RTS Kepemilikan kartu ID jenis usaha, jumlah Jenis atap
No. Induk tenaga kerja, omset. Sumber air minum
Kependudukan (NIK) Cara memperoleh air minum
Akte/Buku Nikah Sumber penerangan
Kepesertaan Program Akte Cerai Kepemilikan Aset
Kelas daya listrik terpasang
Akte Kelahiran Bahan bakar untuk
PKH Mobil
memasak
Raskin Sepeda Motor
Kesehatan Tempat buang air besar
Jamkesmas Perahu Motor
TPA tinja
Asuransi kesehatan lain Kapal Motor
Jenis cacat Kamar tidur
Jamsostek Sepeda
Penyakit kronis menahun
KKS Perahu
Status kehamilan wanita Pendidikan
KIP Lemari es
Penggunaan alat/
BPJS/KIS Tabung gas
cara KB Partisipasi sekolah
Penguasaan lahan
Kepemilikan ternak Status sekolah
Emas Kelas/jenjang tertinggi
HP Ijazah tertinggi
TV

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA


Penetapan Data Terpadu
Program Penanganan Fakir Miskin (PFM)
Kepmensos No. 32/HUK/2016

Data Terpadu PFM sebanyak 92.994.742 Jiwa


digunakan sebagai basis data dalam
pelaksanaan program penanganan fakir miskin
yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah, baik yang
menggunakan APBN maupun APBD.
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
REKAPITULASI HASIL PBDT TAHUN 2015
NO PROVINSI JUMLAH
1 ACEH 2.706.670
2 BALI 997.324
3 BANTEN 3.498.451
4 BENGKULU 702.635
5 DI YOGYAKARTA 1.584.014
6 DKI JAKARTA 1.133.270
7 GORONTALO 556.730
8 JAMBI 950.181
9 JAWA BARAT 15.314.341
10 JAWA TENGAH 14.955.503
11 JAWA TIMUR 14.147.199
12 KALIMANTAN BARAT 1.772.020
13 KALIMANTAN SELATAN 1.014.705
14 KALIMANTAN TENGAH 550.717
15 KALIMANTAN TIMUR 692.279
16 KALIMANTAN UTARA 173.118
17 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 239.588
18 KEPULAUAN RIAU 385.048
19 LAMPUNG 3.442.015
20 MALUKU 836.537
Lanjutan
21 MALUKU UTARA 354.888

22 NUSA TENGGARA BARAT 2.798.549

23 NUSA TENGGARA TIMUR 3.119.890

24 PAPUA 1.687.113

25 PAPUA BARAT 398.145

26 RIAU 1.713.751

27 SULAWESI BARAT 585.821

28 SULAWESI SELATAN 3.666.863

29 SULAWESI TENGAH 1.193.238

30 SULAWESI TENGGARA 1.285.208

31 SULAWESI UTARA 909.379

32 SUMATERA BARAT 1.887.980

33 SUMATERA SELATAN 2.820.529

34 SUMATERA UTARA 4.921.043

TOTAL 92.994.742
Pemanfaatan Data Terpadu PFM
Data Terpadu Berisi Kelompok Masyarakat
40% Status Sosial Ekonomi Terendah
Exclusion Error DATA
40% TERPADU
PENERIMA KIS/
35% BANTUAN IURAN
(PBI) JKN
Hampir Miskin/Rentan

Mencakup 24,7 juta rumah tangga atau 92,4 juta Jumlah Rumah Tangga
jiwa
PENERIMA
(RT)
25% KPS/KKS/ 25.771.493
KIP/Rastra Jumlah Keluarga (KK)
Mencakup 15,5 juta rumah tangga atau 65,6 juta jiwa 27.046.374
Inclusion
Error

11 PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)


Mencakup 6 juta KPM Jumlah Penduduk dalam
Miski

%
n

10,86 % Data Terpadu PPFM


GARIS KEMISKINAN (Mar 2016)
Mencakup 28,01 juta jiwa 92.994.742 Jiwa
REKAPITULASI PERMINTAAN DATA TERPADU PFM OLEH STAKEHOLDERS
SEJAK TERBENTUKNYA POKJA

Data tidak
untuk
kepentingan
politik dan
komersial
Daftar nama dan alamat

Kementerian/ SKPD Kabupaten/Kota


Lembaga
Masyarakat
Permintaan
luas 25 46 298
Diproses 39
Data
Diproses 7 Diproses 8
Selesai 18 Selesai 259
Selesai 38
Pokja Pengelola Data Terpadu PFM
(Kepmensos 284/HUK/2016)

1. Pengarah: Menteri Sosial Republik Indonesia


2. Penanggung Jawab:
a. Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial
b. Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial
c. Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan
Perlindungan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan
d. Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan
e. Deputi Statistik Sosial BPS
f. Dirjen Dukcapil Kemendagri
g. Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas
3. Ketua: Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial
Kementerian Sosial
4. Tim Teknis: Gabungan staf Menko PMK, Kemensos, TNP2K,
Kemendagri, Bappenas dan BPS
Layanan Permintaan Data Terpadu PFM

Memastikan Data Terpadu dapat dimanfaatkan


oleh program perlindungan sosial, dengan
Menyediakan
bekerja sama dengan penyelenggara program

1 layanan
program Memberi dukungan teknis kepada pengguna
Data Terpadu

Memastikan kesahihan berbagai studi untuk

2 Melakukan
riset
memperbaiki kualitas penetapan sasaran
program
Melakukan pemantauan dan evaluasi
pemanfaatan Data Terpadu

3
Membangun
sistem informasi
Manajemen Data Terpadu berbasis Teknologi
Informasi
Penyajian beragam informasi dari Data Terpadu
melalui media berbasis teknologi informasi
Mekanisme Penggunaan Data Terpadu PFM

1. Surat ditujukan kepada Menteri Sosial, dengan tembusan kepada


Sekretaris Eksekutif TNP2K
2. Menteri mendisposisi kepada Direktur Jenderal Penanganan Fakir
Miskin Kementerian Sosial
3. Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial
memerintahkan Pokja Pengelola Basis Data Terpadu Program
Penanganan Fakir Miskin untuk menyiapkan data sesuai dengan
permintaan.
4. Pokja melakukan penyiapan data (Alur Terlampir).
5. Data disampaikan kepada Dirjen Penanganan Fakir Miskin untuk
disetujui
6. Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh Dirjen PFM, Sekretaris
Eksekutif TNP2K, dan Pemohon Data
7. Penyerahan data kepada pemohon.
8. Asistensi Pemanfaatan Data
Posisi Strategis Basis Data Terpadu
BA
A
S K Perumahan K
U
I S A
E L
S S I
Pangan T
I A
Disfungsi B S
Anak, sosial
D I
keluarga A L Kesehatan H
I
miskin, I
Hambatan T T
D
U
komunitas fisik,
rawan sosial pengetahuan,
A A
Pendidikan
P
S
ekonomi keterampilan, &
K
mental/ sosial T P E
psikologis, E Air bersih & sanitasi lingkungan S
budaya, E L E
J
ge ografis R A A
Y Lapangan kerja H
P A T
E
A N
Akte Kelahiran R
A
D N
A
N
Pelayanan Kesejahteraan Sosial
U
Kebutuhan dasar lainnya

FUNGSI TARGETING
TUGAS POKOK
DAN FUNGSI FUNGSI VERIFIKASI DAN VALIDASI
KEMENSOS
DAN DINSOS FUNGSI CLOMPLAINT RESPONSE

FUNGSI UPDATING

FUNGSI KOORDINASI
Struktur Data Kemiskinan & PMKS

Status
Kemiskinan
Pendapatan

KELUARGA
Tinggi

NM Kategori
Kategori Kesejahteraan
Umur Sosial

RM Lansia (>60) Ketelantaran

Basis Data Ketunaan


Teregister Terpadu Usia Produktif Sosial
Pendapatan

HM (25-60)
Rendah

? Disabilitas
Program/
Memasuki Usia Kegiatan
Data PMKS Korban
Produktif
Tidak dalam LKS (19-24) Bencana
Teregister maupun di luar
M LKS.
Keterpencilan
Usia Sekolah
(6-18)
Masalah Sosial
Janin Lainnya
SM Balita (0-5)
Lanjutan...

Penetapan target yang diperoleh dberdasarkan hasil verifikasi dan validasi


merupakan bentuk community targeting dan categorical; hal ini bisa saling
melengkapi dengan sistem pendataan yang menggunakan proxy means
test
Manfaat dari verifikasi validasi data kemiskinan secara reguler dan terus
menerus, dapat memastikan bahwa aksesibilitas terhadap program-program
penanganan fakir miskin dan tidak mampu semakin tepat sasaran.
Tahun 2015 juga telah dilakukan pendataan PMKS binaan LKS/ Panti Sosial
dan PMKS Homeless yang selama ini tidak terregrister dan tidak terdata
dalam PPLS 2011 maupun dalam Pemutakhiran BDT 2015 (karena hanya
mencakup RT teregrister)
Dengan strategi penargetan seperti itu, ke depan tidak ada lagi complaint
dari Bupati/Walikota yang tidak merasa memiliki/ tidak menerima data
penduduk miskin di wilayahnya.
Dinamic Updating Data pasca BDT 2016 sudah menjadi kebutuhan karena
updating dengan cara sensus tidak dapat merespon perkembangan yang
dinamis pada tingkat keluarga.
Ketersediaan Data di Kemensos

Verivali PBI-JK : 92 Juta Jiwa


Verivali KPS : 15,8 Juta Keluarga
Data PMKS Berbasis Panti : 245.716 jiwa Data PMKS
Homeless : 55.000 Jiwa (20 kota)
Data PKH : 6.0 Juta Keluarga
Data Rastra : 15,8 Juta keluarga
Data KIP : 20,1 Juta Jiwa (6-21 thn)
Data Pemutakhiran BDT 2015 : 92,994,742 jiwa
Strategi
Sinkronisasi dan integrasi data BDT2015 dengan Hasil
Verivali KPS/KKS, PBI-JK/KIS & PMKS menggunakan
metode Merging (penggabungan).
Bisa saja Updating BDT2015 sebagai baseline data dan
selanjutnya data hasil verivali di merge menjadi
sandingan terhadap data BNBA yang sama, sehingga
diperlukan kolom sandingan dengan variabel yang
sama.
Lanjutan..

Bagi peserta yang tidak tercantum dalam Updating


BDT2015 tetap dimasukkan dalam daftar (tdk dikeluarkan),
karena peserta tersebut kemungkinan luput dari sensus
(exclusion error), sebaliknya juga begitu eclussion error
bisa terjadi dalam data hasil verivali KKS/KIS/PMKS. Hasil
verivali KKS/KIS/ PMKS bersumber dari data PPLS 2011
dan pendataan lainnya yang telah mengalami
pemutakhiran dalam pelaksanaan program pelayanan
(Rastra, PBI-JK/KIS, PSKS)
Semua peserta yang berasal dalam berbagai sumber data
yang berbeda akan menjadi target utama dalam verivali
berikutnya. Dengan catatan ada instrumen verivali terpadu
untuk memperoleh Single Register System.

Anda mungkin juga menyukai