Hukum Nasional
Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu pernah mendengar istilah hukum pidana, hukum
perdata, dan hukum adat. Tahukah kamu perbedaan ketiga jenis hukum tersebut? Ketiga jenis
hukum tersebut hidup dan berkembang di negara Indonesia, tetapi memiliki bentuk yang
berbeda. Hukum pidana dan perdata digolongkan sebagai hukum yang tertulis, artinya hukum
yang dicantumkan dalam berbagai peraturan.
Perlu kamu ingat, jika ada hukum yang tertulis, tentu ada pula hukum yang tidak tertulis, yaitu
hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat. Hukum semacam itu tidak tertulis,
namun keberadaannya ditaati sebagai suatu peraturan perundangan (disebut juga hukum
kebiasaan). Hukum yang digolongkan kedalam hukum tidak tertulis adalah hukum adat.
Hukum tertulis sebenarnya bukan hanya pidana dan perdata, tetapi banyak macamnya, di
antaranya sebagai berikut.
1. Hukum Pidana
Hukum pidana termasuk dalam hukum publik. Hukum pidana mengatur hal-hal yang
menyangkut kepentingan umum. Hukum pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang
menyangkut sanksi atau hukuman khusus yang dijatuhkan kepada pelanggar hukum. Hukum
pidana identik dengan hukum yang mengatur pelanggaran yang menyangkut kepentingan umum.
Sebagai contoh, kamu tentu sering melihat tayangan kriminal di televisi, kasus-kasus seperti
pembunuhan, pencurian, dan penipuan. Kasus-kasus tersebut tergolong ke dalam pelanggaran
pidana. Pelaku tindak pidana wajib mendapat hukuman yang setimpal. Tahukah kamu macam-
macam hukumannya? Dalam hukum pidana di Indonesia dikenal dua macam hukuman, menurut
KUHP Pasal 10 hukuman atau pidana terdiri alas:
Hukum Internasional
Dalam buku Pengantar Hukum Indonesia, karya C.S.T. Kansil, S.H. Hukum internasional terdiri
atas hukum perdata intenasional dan publik internasional.
Hukum perdata internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara warga negara
suatu negara dan warga negara dari negara lain dalam hubungan internasional.
Hukum publik internasional (hukum antar negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan
hukum antara negara yang satu dan negara-negara lain dalam hubungan internasional.
Macam-macam hukum tersebut di alas termasuk dalam hokum publik, sedangkan hukum privat
(sipil), di antaranya sebagai berikut.
Hukum Perdata
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dan yang lain
dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Hukum perdata di Indonesia memuat
hal-hal sebagai berikut.
Hukum harta kekayaan yang mengatur tentang hubungan-hubungan hukum yang dapat dinilai
dengan uang. Hukum harta kekayaan terdiri atas:
1. hak mutlak, yaitu hak-hak yang berlaku terhadap tiap orang;
2. hak perorangan, yaitu hak-hak yang berlaku terhadap seorang atau suatu pihak tertentu saja.
Hukum waris (etfrecht), yang mengatur tentang Benda atau kekayaan seseorang jika ia
meninggal dunia (mengatur akibat-akibat dari hubungan keluarga terhadap harta peninggalan
seseorang).
Hukum Dagang
Hukum dagang adalah hukum yang menurut sebagian sarjana ahli hukum merupakan bagian
dalam hukum perdata. Hukum dagang merupakan perluasan dari Buku III Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, yaitu tentang perikatan (hukum persetujuan).
Di samping berbagai peraturan hukum tersebut pemerintah telah menetapkan berbagai macam
peraturan perundangan yang ditetapkan dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000. Ketetapan
MPR tersebut telah diubah menjadi UU No.10 Tahun 2004 yang memuat tentang Sumber
Hukum dan Tata Urutan Perundangan. Adapun Peraturan Perundangan yang ada di Indonesia
adalah sebagai berikut.
1) UUD 1945;
2) Ketetapan MPR (Tap MPR);
3) Undang-Undang (UU);
4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu);
5) Peraturan Pemerintah (PP);
6) Keputusan Presiden (Keppres);
7) Peraturan Daerah (Perda).
Tata urutan perundang-undangan yang dianut sekarang adalah Undang-Undang No. 10 Tahun
2004, tentang pembentukan peraturan perundang-undangan. Adapun tata urutannya secara
nasional adalah sebagai berikut:
1) UUD 1945;
2) Undang-Undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu);
3) Peraturan Pemerintah (PP);
4) Peraturan Presiden (Perpres);
5) Peraturan Daerah (Perda).
b. Ketetapan MPR
Ketetapan MPR (Tap MPR) adalah produk hukum yang dibuat oleh MPR. Tap MPR dibuat
dalam rangka melaksanakan UUD 1945. Produk hukum MPR ada dua macam, yaitu sebagai
berikut.
1) Ketetapan MPR, yaitu produk hukum MPR yang mengikat ke dalam dan ke luar MPR.
Contohnya Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-
undangan. Produk hukum yang mengikat ke dalam maksudnya ketetapan tersebut hanya berlaku
bagi anggota MPR. Adapun ketetapan yang mengikat ke luar maksudnya ketetapan MPR berlaku
bagi seluruh rakyat Indonesia, lembaga negara, dan penyelenggara negara.
2) Keputusan MPR, yaitu produk hukum MPR yang hanya mengikat ke dalam MPR saja.
Contoh, keputusan tentang tata tertib anggota MPR. Berdasarkan Ketetapan MPR No. III/
MPR/2000 tentang sumber Hukum dan Tata Urutan Perundangan, Ketetepan MPR (Tap MPR)
menempati urutan kedua seelah UUD 1945. Namun, berdasarkan UU No. 10 Tahun 2004, Tap
MPR tidak terrnasuk kedalam tata urutan perundang-undagan nasional lagi.
c. Undang-Undang
Undang-Undang (UU) dibuat dalam rangka melaksanakan UUD. UU dibuat oleh presiden
bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Contoh undang-undang yang telah
diberlakukan adalah UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
e. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah ditetapkan oleh presiden dengan tujuan menjalankan undang-undang.
UUD 1945 Pasal 5 ayat 2 menegaskan bahwa presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk
menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. Peraturan pemerintah ditetapkan oleh
presiden sebagai pelaksana kepala pemerintahan.
f. Keputusan Presiden
Keputusan Presiden adalah keputusan yang ditetapkan oleh presiden. Keputusan Presiden
merupakan peraturan yang dibentuk presiden berdasarkan Pasal 4 UUD 1945. Keputusan
Presiden dibuat dalam rangka menjalankan UUD 1945, UU, dan PP. Contoh Keppres No. 17
Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional (BNN). Keppres ini dibuat untuk menangkap
para bandar, pengedar, maupun pemakai narkoba. BNN telah berhasil mengungkap kasus-kasus
besar narkotika di Indonesia.
Berdasarkan UU Nol 10 Tahun 2004, Keputusan Presiden berubah menjadi Peraturan Presider
(Perpes) yang menempati urutan keempat dalam tata urutan perundang-undangan.
g. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah (Perda) adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten atau kota. Perda termasuk dalam peraturan perundang-undangan karena sejalan
dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Daerah dibuat untuk
melaksanakan peraturan perundangan yang lebih Perda juga dibuat dalam rangka melaksanakan
kebutuhan daerah.