Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu
unsur penentu status kesehatan. Angka kematian ibu (AKI) melahirkan
yang terjadi pada saat kehamilan maupun persalinan, 42 hari pasca
persalinan di Indonesia masih tinggi, bahkan jumlahnya makin meningkat.
Departemen Kesehatan mengklaim pada tahun 2003 sebesar 307 per
100.000 kelahiran hidup. Besaran ini merupakan tingkatan yang tinggi
setelah Laos, Kamboja dan Miyanmar, permasalahan itu merupakan
permasalahan yang amat besar yang berdampak pada kualitas SDM di
Indonesia (Depkes, 2001). Salah satu penyebab tingginya AKI di
Indonesia adalah kurangnya perhatian dan dukungan dari keluarga dalam
proses selama kehamilan. Penyebab tersebut yang berhubungan langsung
atau tidak langsung terhadap kehamilan (Depkes, 2006).
Kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan salah satu
periode krisis dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan
perasaan yang bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan
tingkat kecemasan tentang apa yang akan dialaminya semasa kehamilan.
Tingkat kecemasan tersebut dapat muncul karena masa panjang saat
menanti kelahiran penuh ketidakpastian, selain itu bayangan tentang hal-
hal yang menakutkan saat menghadapi persalinan walaupun apa yang
dibayangkannya belum tentu terjadi. Situasi tersebut menimbulkan
perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis (Huliana,
2008).
Peplau (1952 dalam Videbeck 2008) mengungkapkan tingkat
kecemasan meliputi: ringan, sedang, berat dan panik. Pada masing-masing
tahap, individu memperlihatkan perubahan perilaku, kemampuan kognitif
dan respon emosional ketika berupaya menghadapi kecemasan.
Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung
2

oleh situasi (Videbeck, 2008). Ketika merasa cemas, individu merasa tidak
nyaman, takut dan mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka
padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut
terjadi. Perasaan yang tidak menyenangkan tersebut umumnya
menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat dan
detak jantung meningkat) dan gejala-gejala psikologis (seperti panik,
tegang, bingung dan tak dapat berkonsentrasi). Dengan makin tuanya
kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada
sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan, ketakutan dan
kecemasan-kecemasan yang dialami ibu hamil mulai dirasakan saat
menjelang persalinan (Huliana, 2008).

Kecemasan yang dialami ibu hamil sangat berpengaruh dengan


keadaan kesehatan janin. Kesehatan ibu hamil sangat ditentukan oleh
kesehatan jiwanya. Oleh karena itu, ibu hamil sangat membutuhkan
dukungan emosional dan psikologi untuk kesanggupan menyesuaikan diri
selama proses kehamilan, persalinan dan menjadi ibu (Huliana, 2008).
Dukungan kebutuhan emosional dan psikologis dari keluarga yang tidak
terpenuhi menimbulkan ancaman pada kehidupan. Perubahan sosial
ancaman kehidupan tersebut menjadikan keluarga sebagai pengaruh
penurunan pada individu anggotanya (Potter & Perry, 2005).

Dukungan keluarga mempengaruhi kesehatan dengan cara


melindungi individu dari efek negatif cemas dan stres. Perlindungan
tersebut akan efektif hanya ketika individu menghadapi kecemasan dan
stressor yang berat. Dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga
mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian akal, sehinga akan
meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan (Setiadi,
2008).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Widowati (2006),


menunjukan bahwa penelitian tentang gambaran tingkat kecemasan ibu
3

hamil trimester 1 berdasarkan graviditas dan pendidikan diwilayah kerja


Puskesmas Pangkah kabupaten Tegal tahun 2006 dengan jumlah
responden 46 orang adalah : Tingkatan kecemasan berat 28,2%, sedang
54,3%, dan ringan 17,3%. Menurut hasil penelitian lain yang dilakukan
oleh Hidayati (2011), menunjukan bahwa penelitian tentang hubungan
dukungan keluarga dengan kunjungan antenatal care di Desa Pagejugan
Brebes didapatkan nilai terendah dari dukungan keluarga adalah 15 dan
tertinggi dukungan keluarga 60. Dalam penelitian tersebut,
mengungkapkan bahwa masa trimester ini seorang individu akan
mengalami gejala anoreksia, gelisah, susah tidur, perasaan tidak enak dan
banyak bicara. Kehadiran keluarga sebagai pendukung sosial ibu hamil
terutama suami akan membawa pengaruh positif secara psikologis dan
berdampak positif pula pada kesiapan ibu secara fisik (Musbikin, 2008).

Data survey awal di Puskesmas Genuk Kota Semarang


berdasarkan wawancara dengan tenaga medis Koordinator Ibu dan Anak
(KIA) yang bertanggungjawab di Institusi Puskemas Genuk disertai
pengambilan data pada bulan Agustus 2011 sampai November 2011
pemeriksaan ibu hamil sebanyak 123 orang terdiri dari primigravida 40
orang dan multigravida 83 orang. Dari jumlah ibu hamil tersebut banyak
yang mengeluh bingung dan panik, terhadap perubahan-perubahan pada
proses kehamilan seperti mual, muntah, payudara terasa tegang dan
perubahan tubuh yang tidak menarik lagi, khawatir terhadap kondisi bayi
dalam kandunganya apakah normal atau tidak dan tingkat kecemasan
menjalani kehamilannya dengan berbagai ketidaknyamannan dan mereka
tidak mampu mengatasinya. Salah satu penyebab tingginya tingkat
kecemasan ibu dalam menghadapi kehamilan adalah kurang dukungan
oleh keluarga saat kehamilan, sehingga ibu tidak bisa berbagi rasa sakit
dan cemas saat kehamilan dan persalinan tiba, sedangkan ibu yang
mendapatkan dukungan keluarga secara lebih akan mendapatkan
ketenangan batin secara menyenangkan akan kehamilannya dan
4

mengurangi nilai kecemasan. Dukungan keluarga yang diberikan kepada


wanita hamil dapat menumbuhkan perasaan tenang, aman dan nyaman
sehingga dapat mempengaruhi kecemasan ibu hamil.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut rumusan masalah penelitian yaitu :
Adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan
primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Genuk Kota Semarang tahun
2011-2012?.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan primigravida.
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya gambaran tentang dukungan keluarga dalam
proses kehamilan.
b. Teridentifikasinya tingkat kecemasan primigravida.
c. Teridentifikasinya hubungan antara dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan primigravida.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat aplikatif
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan
menambah khasanah ilmu di bidang keperawatan terutama mengenai
dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan primigravida.
5

2. Manfaat keilmuan
a. Bagi Institusi Puskesmas
Dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan tentang pengaruh
dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan primigravida.
b. Bagi Masyarakat
Dengan mengetahui tentang kehamilan diharapkan keluarga lebih
meningkatkan dukungan dan perannya, khususnya dalam
mendampingi primigravida.

E. Bidang Ilmu
Bidang ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu
keperawatan dengan kajian dibidang ilmu keperawatan jiwa, bidang ilmu
keperawatan maternitas dan bidang ilmu keperawatan keluarga.
6

F. Originalitas Penelitian
Tabel 1.1 : Originalitas penelitian
No Peneliti Tahun Judul Hasil

1. Widowati, L. 2006 Gambaran tingkat Distribusi frekuensi tingkat


R. P kecemasan ibu hamil kecemasan ibu hamil
trimester 1 berdasarkan trimester 1 dengan jumlah
graviditas dan responden 46 orang adalah :
pendidikan di Wilayah Tingkatan kecemasan berat
Kerja Puskesmas 28,2%, sedang 54,3%, dan
Pangkah Kabupaten ringan 17,3%
Tegal 2006

2. Hidayati, N 2011 Hubungan dukungan Distribusi frekuensi


keluarga dengan dukungan keluarga di Desa
kunjungan Antenatal Pagejugan Brebes dengan
Care di Desa nilai terendah dari dukungan
Pagejugan Brebes keluarga 15 dan tertinggi 60
dengan nilai rata-rata
(mean) 42,803, Nilai
median 45 dan nilai standart
devisiasi (SD) 1,131.

Anda mungkin juga menyukai