Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR PENANGANAN

DELIRIUM Ditetapkan Oleh


Kepala Puskesmas
No. Kode
Rangas
Terbitan :

SOP No. Revisi :


PEMERINTAH Tanggal Berlaku :
KABUPATEN PUSKESMAS
MAMUJU Muchlis, S.Kep, NS RANGAS
Halaman : NIP : 197011141994031007

Delirium adalah gangguan kesadaran yang ditandai dengan berkurangnya


1. Pengertian
kemampuan memfokuskan, mempertahankan dan mengaligkan perhatian

2. Tujuan Sebagai acuan untuk tatalaksana delirium dan mencari tahu penyebab

1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.


2. Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan mentri kesehatan no. 128 tahun 2004 tentang kebijakan
3. Kebijakan
dasar pusat kesehatan puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 5 Tahun 2014
4. Referensi tentangpanduanpraktikklinisbagidokter di fasilitaspelayanankesehatan
primer
5. Saratan dan
Poliklinik set
Prasarana
Anamnesis
Datang dengan penurunan kesadaran, ditandai dengan
1. Berkurangnya atensi
2. Gangguan psikomotor
3. Gangguan emosi
4. Arus dan isi pikir yang kacau
5. Gangguan siklus bangun tidur
6. Gejala diatas terjadi dalam jangka waktu yang pendek dan cenderung
berfluktuasi dalam sehari
6. Prosedur /
7. Faktor risiko
langkah langkah
a. Penyakit SSP : trauma kepala, tumor, perdarahan, TIA)
b. Penyakit sistemik : infeksi, gangguan metabolik, penyakit
jantung, COPD, Gangguan ginjal, gangguan Hepar
c. Penyalahgunaan zat
Pemeriksaan Mini mental state examination
Pemeriksaan laboratorium : hb, ht, leukosit, trombosit, gula darag,
elektrolit (terutama natrium), sgot, sgpt, ureum, kreatinin, urinalisis,
analisis gas darah
Diagnosa banding
a. Demensia
b. Psikosis fungsional
c. Kelainan neurologis
Penatalaksanaan
1. Kondisi pasien harus dijaga agar terhindar dari risiko kecelakaan
selama perawatan
2. Apabila pasien telah memperoleh pengobatan, sebaiknya tidak
menambahkan obat pada terapi yang sedang dijalani oleh pasien
3. Bila belum mendapatkan pengobatan, pasien dapat diberikan obat
anti-psikotik. obat ini dapat diberikan apabila ditemukan gejala
psikosis dan atau agitasi, yaitu : haloperidol injeksi 2-5mg intra
muskular (IM)/ intravena (IV). Injeksi dapat diulang setiap 30
menit, dengan dosis maksimal 20mg/hari

Konseling dan edukasi


Memberikan infromasi terhadap keluarga/care giver agar mereka dapat
memahami tentang delirium dan terapinya

Kriteria rujukan :
Bila gejala agitasi telah terkendali, pasien dapat segera dirujuk ke fasilitas
pelayanan rujukan sekunder untuk memperbaiki penyakit utamanya

anamnesis pemeriksaan
pemeriksaan fisik
penunjang

7. Diagram Alur

penegakan
penatalaksanaan
diagnosis

1. Poli Umum
2. UGD
8. Unit terkait
3. Pustu/Poskesdes.

Anda mungkin juga menyukai