BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangat berperan dalam menjaga kelancaran sistem tubuh suatu organisme terutama
manusia (Halim, 2006). Akan tetapi keberadaan air dapat menjadi suatu masalah
apabila tidak tersedia dalam kondisi yang baik dalam kuantitas maupun
kualitasnya. Kualitas air suatu perairan ditentukan oleh beberapa faktor seperti
zat yang terlarut, zat yang tersuspensi, dan makhluk hidup khususnya jasad renik
yang positif juga memberikan dampak negatif. Dampak positif berupa perluasan
negatif yang muncul adalah penurunan kualitas perairan akibat buangan air
jenis dan ukuran industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan
air, dan derajat pengolahan air limbah yang ada. Selain limbah cair, limbah padat
(sampah) juga merupakan beban pencemaran yang dapat masuk ke perairan baik
secara langsung maupun tak langsung. Pada limbah industri seringkali terdapat
bahan pencemar yang sangat membahayakan seperti logam berat (Palar, 1994).
2
Selain mencemari air, logam berat juga akan mengendap di dasar perairan yang
mempunyai waktu tinggal sampai ribuan tahun dan logam berat akan
hidupnya. Sumber pencemaran ini secara umum berasal dari kegiatan alam dan
kegiatan manusia. Pencemaran yang berasal dari kegiatan alam seperti kegiatan
vulkanik, pengikisan batuan, hujan tanah longsor dan bencana alam lainnya.
rekreasi dan pariwisata. Pencemaran yang berasal dari kegiatan manusia memiliki
kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan pencemaran yang berasal dari
kegiatan alam. Hal ini dipengaruhi oleh semakin bertambah besarnya populasi
2002).
B. Rumusan Masalah
3
ini adalah bagaimana kadar logam berat seng (Zn) dan tembaga (Cu) dalam air
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam berat seng (Zn) dan
tembaga (Cu) dalam air limbah elektroplating di DKI Jakarta sehingga dapat
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air
Air adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup
misalnya untuk diminum, pembawa zat makanan, zat pelarut, pembersih dan lain
sebaginya. Oleh karena itu penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan
utama bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya dan menjadi faktor penentu
Agar air yang masuk kedalam tubuh manusia baik berupa minuman maupun
makanan tidak mengandung bibit penyakit, maka pengolahan air baik yang
berasal dari sumber air dan jaringan transmisi ataupun distribusi adalah sangat
diperlukan.
dimana pada musim penghujan konsentrasi logam berat cenderung lebih rendah
5
karena terencerkan oleh air hujan. Logam berat yang masuk perairan akan
dengan berat jenis lebih besar. Logam ini memiliki karakter seperti berkilau, lunak
atau dapat ditempa, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang tinggi dan
bersifat kimiawi, yaitu sebagai dasar pembentukan reaksi dengan asam. Selain itu
logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih besar dari 5 gr/cm3,
mempunyai nomor atom lebih besar dari 21 dan terdapat di bagian tengah daftar
periodik. Logam berat adalah istilah yang digunakan secara umum untuk
kelompok logam dan metaloid dengan densitas lebih besar dari 5 g/cm3, terutama
pada unsur seperti Cd, Cr, Cu, Hg, Ni, Pb dan Zn. Unsur-unsur ini biasanya erat
kaitannya dengan masalah pencemaran dan toksisitas. Logam berat secara alami
ditemukan pada batu-batuan dan mineral lainnya, maka dari itu logam berat secara
normal merupakan unsur dari tanah, sedimen, air dan organisme hidup serta akan
konsentrasi relatif logam dalam media adalah hal yang paling penting (Alloway
khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994). Logam berat dapat menjadi bahan racun
yang akan meracuni tubuh mahluk hidup, tetapi beberapa jenis logam masih
dibutuhkan oleh mahluk hidup, walaupun dalam jumlah yang sedikit. Banyak
6
logam berat yang bersifat toksik maupun esensial terlarut dalam air dan
mencemari air tawar maupun air laut. Sumber pencemaran ini banyak berasal dari
pertambangan, peleburan logam dan jenis industri lainnya, dan juga dapat berasal
dari lahan pertanian yang menggunakan pupuk atau anti hama yang mengandung
oleh faktor kadar dan kesinambungan zat pencemar yang masuk dalam perairan,
laku, efek fisiologi, genetik dan resistensi (Moriarty, 1987 in Racmansyah et al.,
1998).
mudah ditempa dan liat pada suhu 110-150oC. Zink melebur pada 410oC dan
mendidih pada 906oC. Logamnya yang murni, melarut lambat sekali dalam asam
dan dalam alkali, adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau
tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari
logam-logam ini, mempercepat reaksi. Pada manusia seng merupakan unsur yang
terlibat dalam sejumlah besar enzim yang mengkatalisis reaksi metabolik yang
vital. Karena fasilitasnya yang digunakan dalam sintesis DNA dan RNA dan
anak. Meskipun Zn merupakan unsur esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis
7
menekan absorpsi Co dan Fe. Paparan Zn dosis besar sangat jarang terjadi. Zn
keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan dalam kaleng yang
invertebrate, dan ikan. Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan
yang dilapisi Zn. Gejala toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual,
dan liat. Logam ini melebur pada suhu 1038oC. Karena potensial elektroda
standarnya positif, maka logam ini tidak dapat larut dalam asam klorida dan asam
sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia dapat larut sedikit. Asam nitrat
oleh organisme dalam konsentrasi yang sangat rendah (Duffus, 1980; Palar,
2004). Tubuh manusia secara normal mengandung 1.4 2.1 mg Cu per kilogram
8
berat badan. Cu terdistribusi terutama dalam hati, otot dan tulang. Transpor Cu
sirkuit, solder bebas timbal, magnetron dalam oven microwave, tabung vacuum,
sebagai pelapis antifouling pada kapal atau bangunan laut, peralatan memasak,
proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam menggunakan arus listrik
ion logam dengan bantuan arus listrik melalui elektrolit sehingga ion logam
terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai katoda. Lapisan logam yang
mengendap disebut juga deposit. Sumber arus listrik searah dihubungkan dengan
dua buah elektroda, yaitu elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif
disebut katoda dan elektroda positif disebut anoda. Benda yang akan dilapisi harus
9
bersifat konduktif atau menghantarkan arus listrik dan berfungsi sebagai katoda,
disebut sebagai benda kerja. Pada elektroplating dengan anoda aktif digunakan
anoda logam yang mempunyai kemurnian tinggi. Arus mengalir dari anoda
potasium emas sianida, tembaga sianida, tembaga sulfat, nikel klorida, nikel
sulfat, asam kromat, natrium karbonat, asam klorida, asam sulfat, asam nitrat,
menghasilkan pula limbah padat, emisi gas dan cair. Limbah padat berasal dari
elektroplating. Limbah berupa emisi gas pada umumnya berasal dari penguapan
larutan elektrolit, solven, uap asam, maupun cairan pembersih. Limbah cair
berupa air limbah yang berasal dari pencucian, pembersihan dan proses
atom unsur yang dianalisis. AAS banyak digunakan untuk analisis unsur. Atom
10
suatu unsur akan menyerap energi dan terjadi eksitasi atom ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Keadaan ini tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan
mengalami deeksitasi.
Teknik ini dikenal dengan SEA (spektrofotometer emisi atom). Untuk SSA
keadaan berlawanan dengan cara emisi yaitu, populasi atom pada tingkat dasar
dikenakan seberkas radiasi, maka akan terjadi penyerapan energi radiasi oleh
atom-atom yang berada pada tingkat dasar tersebut. Penyerapan ini menyebabkan
intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat dasar
tersebut.
Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam
sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur unsur
yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala,
tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar
(ground state). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang
diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang bersangkutan.
Panjang gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan
panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom dalam nyala. Absorpsi ini
panjang uyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala. Kedua
variabel ini sulit untuk ditentukan tetapi panjang nyala dapat dibuat konstan
11
Vis yaitu standar tunggal, kurva kalibrasi dan kurva adisi standar.
Komponen-Komponen Utama Dalam Alat AAS
Sumber sinar
Merupakan sistem emisi yang diperlukan untuk menghasilkan sinar yang
energinya akan diserap oleh atom bebas. Sumber radiasi haruslah bersifat
emisi yang tajam dari suatu unsur yang spesifik tertentu dengan
elektroda, satu diantaranya berbentuk silindris dan terbuat dari unsur yang
diubah bentuknya dari bentuk ion menjadi bentuk atom bebas. Ada
beberapa jenis sistem pengatoman yang lazim digunakan pada setiap alat
nyala api adalah sampel yang dipakai lebih sedikit, tidak memerlukan
gas pembakar, suhu yang ada diburner dapat dimonitor dan lebih peka.
- Sistem pengatoman dengan uap dingin
Sistem ini hanya dilakukan untuk analisa unsur Hg, karena Hg
akan berada pada kesetimbangan antara fasa uap dan fasa cair.
- Sistem pengatoman sampel padat
Sistem ini dilakukan pada sampel dengan potensial eksitasi yang
rendah atau dengan energi yang rendah sudah bisa tereksitasi dan
mudah lepas.
Monokromator
Fungsi monokromator adalah mengisolasi salah satu garis
detektor yang digunakan adalah barier layer cell. Tetapi pada umumnya
Metode SSA sangat tepat untuk analisa zat pada konsentrasi rendah.
Logam logam yang membentuk campuran kompleks dapat dianalisa dan selain
itu tidak selalu diperlukan sumber energi yang besar. Sensitivitas dan batas
13
dapat bervariasi dengan perubahan temperatur nyala, dan lebar pita spektra.
BAB III
METODOLOGI
B. Metode Penelitian
sampel adalah purposive sampling. Sampel ini didapatkan dari pengiriman secara
alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah AAS (Atomic Absorbance
Spektrofotometry).
D. Cara Kerja
E. Pengukuran
16
HC lamp : 4 mA
Flame : Udara-asetilen
standar
pengukuran.
HC lamp : 3 mA
Flame : Udara-asetilen
standar
pengukuran.
F. Perhitungan
Konsentrasi seng dan tembaga dalam contoh uji ditentukan dari pembacaan
konsentrasi pada monitor atau kertas printer, konsentrasi tersebut didapat dengan
besar dari nilai standar terbesar, contoh uji diencerkan dan persiapan larutan uji
diulang. Konsentrasi seng dan tembaga pada contoh uji yang diencerkan adalah
pembacaan konsentrasi pada monitor atau kertas printer dikalikan dengan faktor
pengenceran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Dari hasil analisis terhadap beberapa sampel limbah cair dari industri
Jakarta Januari- Juni 2013 terlihat pada table 1. Table 1 Data Analisis Seng (Zn)
dan Tembaga (Cu) dari sampel limbah cair industri yang ada di DKI Jakarta.
Tabel 1. Hasil dan data analisis, Sumber Hasil Analisis Lab. Kimia-Fisik BPLHD
DKI Jakarta Januari- Juni 2013.
PARAMETER
KODE CONTOH SENG (Zn) TEMBAGA (Cu)
UJI
(mg/L) (mg/L)
A. 722 0.392 0.251
A. 832 0.004 0.241
A. 895 0.731 0.365
A. 1096 0.007 0.130
A. 1181 0.071 0.144
A. 1991 0.465 0.097
A. 2161 0.008 0.173
A. 2267 0.017 0.133
A. 2347 0.035 0.148
A. 2445 0.084 0.133
BMLC 2.0 mg/L 1.0 mg/L
20
Gambar 1.
Perbandingan
kadar seng (Zn)
contoh uji dengan
baku mutu limbah cair untuk industri pelapisan logam
Gambar 2.
Perbandingan
kadar tembaga (Cu)
contoh uji dengan baku mutu limbah cair untuk industri
pelapisan logam
21
B. PEMBAHASAN
Pelapisan logam dilakukan dengan tujuan untuk melindungi permukaan
udara, memberikan suatu dasaran yang bagus untuk pengecatan, dan memberikan
penampilan yang lebih bagus dan menarik dari benda dasarnya. Fungsi pelapisan
logam pada umumnya ditujukan untuk pencegahan timbulnya korosi dan untuk
seng. Beberapa komponen dari mobil, kendaraan bermotor dan sepeda juga
dilakukan pelapisan seng untuk mencegah terjadinya korosi besi baja dengan
cepat. Berbagai barang kerajinan untuk keperluan rumah juga dilakukan pelapisan
lampu listrik, kunci pintu dan aneka aksesoris permebelan. Pelapisan seng dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu proses pencelupan panas atau lebih dikenal
menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat yang dapat mencemari
logam dalam limbah cair adalah dengan melakukan destruksi logam dengan
menggunakan oksidator kuat yaitu HNO3 pekat. Setelah itu dilakukan pemanasan
yang berfungsi untuk mengubah unsur logam menjadi ion-ion yang bebas agar
22
dapat hasil pengukuran yang sempurna. Contoh uji yang telah diberi HNO 3 pekat
mempunyai intensitas pancaran radiasi yang kuat sehingga sangat cocok untuk
digunakan adalah udara-asetilen. Untuk tiap parameter logam yang diuji memiliki
gelombang yang berbeda pula sesuai dengan yang telah ditentukan. Pada
Shimadzu tipe AA-680 yang dilengkapi dengan sistem computer. Hasil yang
yang ada di wilayah DKI Jakarta yang dikirimkan ke UPT Laboratorium BPLHD
untuk parameter Seng (Zn) tidak melebihi baku mutu yang telah ditentukan sesuai
dengan lampiran V Keputusan Gubernur No. 582 Tahun 1995 yaitu sebesar 2.0
mg/L (lihat lampiran 2) . Hal ini dikarenakan industri tersebut telah melakukan
pengolahan limbah dengan baik sehingga limbah cair yang dihasilkan tidak
sampel maka harus dilakukan pengukuran standar seng yang telah diketahui
diatas bahwa sampel limbah cair tersebut berada dibawah nilai baku mutu yang
ditentukan sesuai dengan Keputusan Gubernur No. 582 Tahun 1995 yaitu sebesar
1.0 mg/L (lihat lampiran 2). Pengukuran standar tembaga yang telah diketahui
4).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap sampel limbah cair dari
beberapa industri pelapisan logam yang berada di DKI Jakarta, maka dapat
disimpulkan :
Kadar logam seng (Zn) dalam limbah industri pelapisan logam < 2.0
mg/L yaitu berada dibawah nilai baku mutu limbah cair industri
1.0 mg/L yaitu berada dibawah nilai baku mutu limbah cair industri
24
B. SARAN
Dari hasil analisis yang telah ditentukan terhadap limbah cair
baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan oleh pemerintah, untuk itu
penulis menyarankan :
Industri yang limbah cairnya sudah memenuhi syarat standar baku
cairnya.
Daftar Pustaka
Akbar, H.S. 2002. Pendugaan tingkat akumulsi logam berat Cd, Pb, Cu, Zn dan
Ni pada kerang hijau (Perna viridis L.) ukuran >5 cm di perairan Kamal
Muara, Teluk Jakarta. Skripsi. Progam Studi Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
25
Bryan, G.W. 1976a. Heavy metal contamination in the sea. In R. Johnston (Ed.)
Effects of pollutants on aquatic organisms. Cambridge university press,
Cambridge.
Connell, D.W. dan G.J. Miller. 1995. Kimia dan ekotoksikologi pencemaran.
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Etik, Sari Yunita. 2006. Analisis Kandungan Logam Berat Hg, Cd, Se dan
Zn dalam Cuplikan Air, Sedimen, dan Biota Diperairan Surabaya
dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron. Universitas Brawijaya : Malang
Said, N.I. 2006. Pengolahan Air Limbah Industri Pelapisan Logam. Kumpulan
Artikel Kelompok Teknologi Pengolahan air Bersih dan Limbah Cair.
Jakarta: BPPT.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
KURVA KALIBRASI
Tanggal : 23-Jul-13
Seng (Zn)
No Konsentrasi (X) Absorbansi (Y)
1 0.00 0.000
2 0.05 0.0118
3 0.1 0.0213
4 0.2 0.0410
5 0.4 0.0847
6 0.6 0.1262
7 0.8 0.1702
Lampiran 4
KURVA KALIBRASI
Tanggal : 23-Jul-13
Tembaga (Cu)
No Konsentrasi (X) Absorbansi (Y)
1 0.00 0.000
2 0.05 0.0011
3 0.1 0.0025
4 0.2 0.0048
5 0.4 0.0093
6 0.6 0.0142
7 0.8 0.0189