Anda di halaman 1dari 12

Otitis Media Efusi

Pendahuluan
OME adalah peradangan telinga tengah yang di tandai dengan adanya cairan efusi di
rongga telinga tengah dengan membran timpani utuh tanpa disertai dengan tanda-tanda ifeksi
akut. OME termasuk dalam golongan otitis media non supuratif. Terdapat banyak sinonim
dari OME ini. Tetapi yang paling banyak diterima berdasarkan terminologi adalah otitis
media efusi.

Adanya cairan di dalam telinga tengah mengakibatkan terjadinya gangguan


pendengaran. Orang tua mengeluhkan anak-anaknya mendengarkan suara televise dengan
volume terlalu keras, sering menanyakan ulang atas jawaban yang diberikan orang tuanya
dan tidak segera mengacuhkan bila di panggil. Beberapa anak mungkin tidak didapatkan
keluhan. Cairan dalam telinga tengah pada anak-anak bisa berbulan-bulan dan baru diketahui
ketika diadakan pemeriksaan rutin.1

Anak-anak memerlukan kemampuan mendengar untuk belajar berbicara. Adanya


gangguan pendengaran karena cairan di telinga tengah mengakibatkan terjadinya kelambatan
bicara. Diagnosis dan penatalaksanaan dini dapat mencegah hambatan pendengaran anak
akibat OME. Pada makalah ini akan disampaikan diagnosis dan penatalaksanaan dari OME.1

Anamnesis
Anamnesis adalah kumpulan informasi yang merupakan informasi dengan sifat
subjektif yang diperoleh dari apa yang dipaparkan oleh pasien maupun keluarga pasien terkait
dengan keluhan utama yang menyebabkan pasien mengadakan kunjungan ke dokter.
Anamnesis diperoleh dari pasien atau penderita itu sendiri merupakan auto anamnesis,
sedangkan informasi yang didapatkan dari keluarga pasien merupakan allo anamnesis.
Anamnesis yang perlu ditanyakan untuk mendiagnosis kasus ini adalah:2
1. Identitas pasien: Nama, Umur, Alamat, dll
2. Keluhan Utama:
3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Telinga seperti tertutup/ rasa penuh?

Tinitus frekuensi rendah?

Pendengaran berkurang, diplakusis?

Otofoni?

Nyeri ? (Bila ada, deskripsikan kwantitas dan kwalitasnya)

Infeksi saluran napas atas?

Aktivitas akhir-akhir ini?3
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
Adakah riwayat pernah mengalami hal yang sama?
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
Apakah ada keluarga yang dahulu pernah mengalami hal yang sama?
Apakah di keluarganya pernah ada yang mengalami hal yang sama?
6. Riwayat Pengobatan
Sudah mengkonsumsi obat apa saja, atau sudah mendapat pengobatan apa dan
apakah keadaan membaik atau tidak?2,3

Pemeriksaan Fisik

Nyeri tarik ?

Nyeri tekan tragus ?

Inspeksi kondisi liang telinga luar4
Beberapa pemeriksaan fisik yang dapat membantu menegakkan diagnosis OME, antara lain:
Otoscope
Pemeriksaan otoskop bertujuan untuk memeriksa liang dan gendang telinga
dengan jelas. Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang
menggembung, perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak
kuning dan suram, serta cairan di liang telinga. Pemeriksaan otoskopik dapat
memperlihatkan:
Membran timpani yang retraksi (tertarik ke dalam), dan opaque yang ditandai
dengan hilangnya refleks cahaya
Warna membran timpani bisa merah muda cerah hingga biru gelap.
Processus brevis maleus terlihat sangat menonjol dan Processus longus tertarik
medial dari membran timpani.
Adanya level udara-cairan (air fluid level).4
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi : Pemeriksaan radiologi foto mastoid dahulu efektif digunakan untuk skrining
OME, tetapi sekarang jarang dikerjakan. Anamnesis riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
banyak membantu diagnosis penyakit ini.CT Scan sangat sensitive dan tidak diperlukan
untuk diagnosis. Meskipun CT scan penting untuk menyingkirkan adanya komplikasi dari
otitis media missal mastoiditis, trombosis sinus sigmoid ataupun adanya kolesteatoma. CT
scan penting khususnya pada pasien dengan OME unilateral yang harus dipastikan
adanya massa di nasofaring telah disingkirkan.

Anatomi dan Fisiologi Kuping


Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apayang terjadi di sekitar kita
tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar
disebut tuli. Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian
dalam.4

Telinga luar berfungsi mengumpulkan suara dan mengubahnya menjadi energi getaran
sampai ke gendang telinga. Getaran suara ditangkap oleh aurikel yang diteruskan keliang
telinga sehingga menggetarkan membran tympani.9Telinga tengah menghubungkan gendang
telinga sampai ke kanalis semisirkularis yang berisi cairan. Di telinga tengah ini, gelombang
getaran yang dihasilkan tadi diteruskan ke tulang tulang pendengaran, stapes akhirnya
menggerakkan foramen oval yang juga menggerakkan perilymph dalam skala vestibuli.
Dilanjutkan melalui membran vestibuler yang mendorong endolymph dan membran basal ke
arah bawah, perilimfe dalam skala timpani akan bergerak sehingga mendorong foramen
rotundum ke arah luar. 9Telinga dalam merupakan tempat ujung-ujung saraf pendengaran
yang akan menghantarkan rangsangan suara tersebut ke pusat pendengaran di otak manusia.
Skala media yang menjadi cembung mendesak endolimfe dan mendorong membran basal dan
menggerakkan perilimfe pada skala timpani. 5
Pada saat istirahat, ujung sel rambut berkelok-kelok dan dengan berubahnya membran
basal, ujung sel rambut menjadi lurus. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan
ion kalium dan natrium menjadi aliran listrik yang diteruskan ke nervus VIII yang diteruskan
ke pusat sensorik pendengaran diotak ( area 39-40) melalui sarafpusat yang ada dilobus
temporalis.5
Untuk memahami terjadinya OME, anatomi dan fungsi tuba Eustachius memegang
peranan penting. Tuba Eustachius merupakan bagian dari system yang paling berhubungan
termasuk hidung, nasofaring, telinga tengah, dan rongga mastoid. Tuba Eustachius tidak
hanya berupa tabung melainkan sebuah organ yang mengandung lume dengan mukosa,
kartilago, dikelilingi jaringan lunak, muskulus peritubular seperti veli palatine, levator veli
palatine, salpingofaringeus, dan tensor timpani dan di bagian superior didukung tulang.
Perbedaan tuba Eustachius pada anak dan dewasa yang menyebabkan meningkatnya insiden
otitis media pada anak-anak.5

Panjang tuba pada anak setengah panjang tuba dewasa, sehingga sekret nasofaring
lebih mudah refluks ke dalam telinga tengah melalui tuba yang pendek. Arah tuba bervariasi
pada anak, sudut antara tuba dengan bidang horizontal adalah 100. Sedangkan pada dewasa
450. Sudut antara tensor veli palatine dengan kartilago bervariasi pada anak-anak tetapi relatif
stabil pada dewasa. Perbedaan ini dapat membantu menjelaskan pembukaan lumen tuba
( kontraksi tensor veli palatini ) yang tidak efisien pada anak-anak. Masa kartilago bertambah
dari bayi sampai dewasa. Densitas elastin pada kartilago lebih sedikit pada bayi tetapi
densitas kartilago lebih besar. Ostmann fat pad lebih kecil volumenya pada bayi. Pada anak-
anak banyak lipatan mukosa di lumen tuba Eustachius, hal ini dapat menjelaskan
peningkatan compliance tuba pada anak-anak.5

Diagnosis Kerja
Otitis media dengan efusi (selanjutnya disebut OME) adalah suatu proses pada
inflamasi pada mukosa telinga tengah yang tandai dengan adanya cairan non purulen (serous
atau mukus) di dalam telinga tengah, tanpa tanda-tanda infeksi akut. Penyakit ini mempunyai
banyak sinonim antara lain glue ear, allergic otitis media, mucoid ear, otitis media sekretoria,
non suppurative otitis media dan otitis media serosa.5
Apabila efusi tersebut encer otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental
seperti lem otitis media mukoid (glue ear). Otitis media serosa terjadi terutama akibat
adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang
sebagian besar terjadi akibat adanya perbedaan tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis
media mukoid cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan
kista yang terdapat didalam mukosa telinga tengah dan tuba Eustachius. Faktor yang berperan
utama dalam keadaan ini adalah terganggunya fungsi tuba Eustachius. Faktor lain yang dapat
berperan sebagai penyebab adalah adenoid, hipertrofi, adenoitis, sumbing palatum (cleft-
palate), tumor di nasofaring, barotrauma, sinusitis, rhinitis. Keadaan alergik sering berperan
sebagai faktor tambahan dalam timbulnya cairan ditelinga tengah (efusi di telinga tengah). 5
Beberapa ahli memberi batasan yaitu otitis media efusi adalah keadaan terdapat cairan
di telinga tengah baik berbentuk nanah, sekret encer, ataupun sekret yang kental (mucoid glue
ear). Dengan kata lain otitis media efusi dapat berupa otitis media serosa/otitis media
sekretoria/otitis media mukoid/otitis media efusi terbatas pada keadaan dimana terdapat efusi
dalam kavum timpani dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda radang. Bila efusi
tersebut berbentuk pus, membran timpani utuh dan disertai tanda-tanda radang maka disebut
otitis media akut (OMA). 6
Pada dasarnya otitis media serosa dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
1. Otitis Media Serosa Akut
Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga secara tiba-tiba
yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba. Kadaan akut ini dapat disebabkan antara lain
oleh:
-
Sumbatan tuba, dimana terbentuk cairan di telinga tengah disebabkan oleh
tersumbatnya tuba secara tiba-tiba seperti pada barotrauma.
-
Virus. Terbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan infeksi virus
pada jalan nafas atas
-
Alergi terbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan keadaan alergi
pada jalan nafas atas
-
Idiopatik.6

2. Otitis Media Serosa Kronik


Batasan antara kondisi otitis media kronik hanya pada cara terbentuknya sekret. Pada
otitis media serosa akut sekret terjadi secara tiba-tiba di telinga tengah dengan disertai rasa
nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronis sekret terbentuk secara bertahap tanpa
rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama.
Otitis media serosa kronik lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan otitis media
serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa. Otitis media serosa unilateral pada orang
dewasa tanpa penyebab yang jelas harus selalu dipikirkan kemungkinan adanya karsinoma
nasofaring.
Sekret pada otitis media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka disebut glue
ear. Otitis media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut
(OMA) yang tidak sembuh sempurna.5,6
Etiologi
Etiologi dan patogenesis OME bersifat multifaktorial antara lain infeksi virus atau
bakteri, gangguan fungsi tuba Eustachius, status imunologi, alergi, faktor lingkungan dan
sosial. Walaupun demikian tekanan telinga tengah yang negatif, abnormalitas imunologi, atau
kombinasi dari kedua faktor tersebut diperkirakan menjadi faktor utama dalam pathogenesis
OME. Faktor penyebab lainnya termasuk hipertropi adenoid, adenoiditis kronis, palatoskisis,
tumor nasofaring, barotrauma, terapi radiasi, dan radang penyerta seperti sinusitis atau rinitis.
Merokok dapat menginduksi hiperplasi limfoid nasofaring dan hipertropi adenoid yang juga
merupakan patogenesis timbulnya OME.7

Gangguan fungsi tuba


Gangguan fungsi tuba menyebabkan mekanisme aerasi ke rongga telinga tengah
terganggu, drainase dari rongga telinga ke rongga nasofaring terganggu dan gangguan
mekanisme proteksi rongga telinga tengah terhadap refluks dari rongga nasofaring. Akibat
gangguan tersebut rongga telinga tengah akan mengalami tekanan negatif. Tekanan negatif di
telinga tengah menyebabkan peningkatan permaebilitas kapiler dan selanjutnya terjadi
transudasi. Selain itu terjadi infiltrasi populasi sel-sel inflamasi dan sekresi kelenjar.
Akibatnya terdapat akumulasi sekret di rongga telinga tengah. Inflamasi kronis di telinga
tengah akan menyebabkan terbentuknya jaringan granulasi, fibrosis dan destruksi tulang.7

Obstruksi tuba Eustachius ytang menimbulkan terjadinya tekanan negatif di telinga


tengah akan diikuti retraksi membran timpani. Orang dewasa biasanya akan mengeluh adanya
rasa tak nyaman, rasa penuh atau rasa tertekan dan akibatnya timbul gangguan pendengaran
ringan dan tinnitus. Anak-anak mungkin tidak muncul gejala seperti ini. Jika keadaan ini
berlangsung dalam jangka waktu lama cairan akan tertarik keluar dari membran mukosa
telinga tengah, menimbulkan keadaan yang kita sebut dengan otitis media serosa. Kejadian
ini sering timbul pada anak-anak berhubungan dengan infeksi saluran nafas atas dan sejumlah
gangguan pendengaran mengikutinya.7

Infeksi
Infeksi bakteri merupakan faktor penting dalam patogenesis terjadinya OME sejak
dilaporkan adanya bakteri di telinga tengah. Streptococcus Pneumonia, Haemophilus
Influenzae, Moraxella Catarrhalis dikenal sebagai bakteri pathogen terbanyak ditemukan
dalam telinga tengah. Meskipun hasil yang didapat dari kultur lebih rendah. Penyebab
rendahnya angka ini diduga karena :

1. Penggunaan antibiotik jangka lama sebelum pemakian ventilation tube akan mengurangi
proliferasi bakteri patogen,
2. Sekresi immunoglobulin dan lisosim dalam efusi telinga tengah akan menghambat
proliferasi patogen,
3. Bakteri dalam efusi telinga tengah berlaku sebagai biofilm.8

Status Imunologi
Faktor imunologis yang cukup berperan dalam OME adalah sekretori Ig A.
immunoglobulin ini diproduksi oleh kelenjar di dalam mukosa kavum timpani. Sekretori Ig A
terutama ditemukan pada efusi mukoid dan di kenal sebagai suatu imunoglobulin yang aktif
bekerja dipermukaan mukosa respiratorik. Kerjanya yaitu menghadang kuman agar tidak
kontak langsung dengan permukaan apitel, dengan cara membentuk ikatan komplek. Kontak
langsung dengan dinding sel epitel adalah tahap pertama dari penetrasi kuman untuk infeksi
jaringan. Dengan demikian Ig A aktif mencegah infeksi kuman.8

Alergi
Bagaimana faktor alergi berperan dalam menyebabkan OME masih belum jelas. Akan
tetapi dari gambaran klinis di percaya bahwa alergi memegang peranan. Dasar pemikirannya
adalah analogi embriologik, dimana mukosa timpani berasal sama dengan mukosa hidung.
Setidak-tidaknya manifestasi lergi pada tuba Eustachius merupakan penyebab okulasi kronis
dan selanjutnya menyebabkan efusi. Namun demikian dari penelitian kadar Ig E yang
menjadi kriteria alergi atopik, baik kadarnya dalam efusi maupun dalam serum tidak
menunjang sepenuhnya alergi sebagai penyebab.

Etiologi dan patogenesis otitis media oleh karena alergi mungkin disebabkan oleh satu
atau lebih dari mekanisme di bawah ini :


Mukosa telinga tengah sebagai organ sasaran ( target organ )

Pembengkakan oleh karena proses inflamasi pada mukosa tuba Eustachius

Obstruksi nasofaring karena proses inflamasi, dan

Aspirasi bakteri nasofaring yang terdapat pada sekret alergi ke dalam ruang telinga
tengah.7,8

Epidemiologi
Diluar negeri, khususnya di Negara yang mempunyai 4 musim penyakit ini di
temukan dengan angka insiden dan prevalensi yang tinggi. Dari beberapa kepustakaan dapat
disimpulkan rata-rata insiden OME sebesar 14% - 62%, sedang peneliti lain ada yang
melaporkan angka rata-rata prevelensi OME sebesar 2% - 52%. Di Indonesia masih jarang
ditemukan kepustakaan yang melaporkan angka kejadian penyakit ini, hal ini di sebabkan
kerena belum ada penelitian yang khusus mengenai penyakit ini, atau tidak terdeteksi karena
minimalnya keluhan pada anak yang menderita OME.9

Patofisiologi
Otitis media dengan efusi (OME) dapat terjadi selama resolusi otitis media akut
(OMA) sekali peradangan akut telah teratasi. Di antara anak-anak yang telah memiliki sebuah
episode dari otitis media akut, sebanyak 45 % memiliki efusi persisten setelah 1 bulan, tetapi
jumlah ini menurun menjadi 10 % setelah 3 bulan.6,7

Terdapat 3 fungsi utama tuba eustachius yaitu ventilasi untuk menjaga agar tekanan
udara antara telinga tengah dan telinga luar selalu sama, pembersihan sekret dan sebagai
proteksi pada telinga tengah. Gangguan fungsi yang dapat disebabkan oleh sejumlah keadaan
dari penyumbatan anatomi peradangan sekunder terhadap alergi , infeksi saluran pernafasan
atas (ISPA) atau trauma. Jika gangguan fungsi tuba eustachius berlangsung terus-menerus,
tekanan negatif berkembang dalam telinga tengah dari penyerapan dan atau penyebaran
nitrogen serta oksigen ke dalam sel mukosa telinga tengah. Jika berlangsung cukup lama
dengan sejumlah besar yang sesuai, terjadi transudasi dari mukosa akibat tekanan negatif
yang menyebabkan terjadinya akumulasi serosa dengan dasar efusi yang steril. Disebabkan
gangguan fungsi dari tuba eustachius, efusi menjadi media yang baik untuk
perkembangbiakan bakteri dan bisa mengakibatkan terjadinya otitis media akut.
Hampir keseluruhan otitis media efusi disebabkan gangguan fungsi tuba eustachius. Apabila
peradangan dan infeksi bakteri akut telah jelas, kegagalan dari mekanisme pembersihan
telinga tengah memungkinkan terjadinya efusi pada telinga tengah. Banyak faktor yang telah
terlibat dalam kegagalan dari mekanisme pembersihan , termasuk gangguan fungsi siliar,
edema mukosa, hiperviskositas efusi, dan tekanan udara antar telinga tengah dan telinga luar
yang tidak baik.7,8
Gejala klinis
Penderita OME jarang memberikan gejala sehingga pada anak-anak sering terlambat
diketahui. Gejala OME ditandai dengan rasa penuh dalam telinga, terdengar bunyi
berdengung yang hilang timbul atau terus menerus, gangguan pendengaran dan rasa nyeri
yang ringan. Dizziness juga dirasakan penderita-penderita OME. Gejala kadang bersifat
asimtomatik sehingga adanya OME diketahui oleh orang yang dekat dengan anak misalnya
orang tua atau guru.10

Anak-anak dengan OME juga kadang-kadang sering terlihat menarik-narik telinga


mereka atau merasa seperti telinganya tersumbat. Pada kasus yang lanjut sering ditemukan
adanya gangguan bicara dan perkembangan berbahasa. Kadang-kadang juga ditemui keadaan
kesulitan dalam berkomunikasi dan keterbelakangan dalam pelajaran.9,10

Penatalaksanaan

Medikamentosa :
1. Antihistamin atau dekongestan
Antihistamin dan dekongestan terbukti membantu membersihkan dan menghilangkan sekresi
dan sumbatan di sinonasal, maka tampaknya logis bahwa keduanya dapat memberikan efek
yang sama untuk OME. Jika ternyata alergi adalah faktor etiologi OME, maka kedua obat ini
seharusnya memberikan efek yang menguntungkan terhadap OME.8
2. Antibiotik
Pemberian obat ini harus dipertimbangkan secara hati-hati, karena OME bukanlah infeksi
sebenarnya. Meskipun demikian OME seringkali diikuti oleh OMA, di samping itu isolat
bakteri juga banyak ditemukan pada sampel cairan OME. Organisme tersering ditemukan
adalah S. pneumoniae, H. influenzae non typable, M. catarrhalis, dan grup A streptococci,
serta S.aureus.
Antibiotik yang digunakan :
- Lini pertama : Amoksisilin 500 mg p.o 7-10 hari atau jika alergi, Eritromycin
300 mg p.o 7-10 hari
- Lini kedua : Amoksisilin dan asam klavulanat 875 mg 7-10 hari atau
Sefalosporin generasi ke 3.
3. Kortikosteroid.
Pemberian steroid bersama-sama antibiotika pada anak usia 1-3 tahun mampu
memperbaiki klirens OME dalam 1 bulan sebesar 25%. Namun demikian karena hanya
memberikan hasil jangka pendek dengan kejadian OME rekuren yang tinggi, serta resiko
gejala sisa maka kortikosteroid tidak lagi direkomendasikan.8

Non - Medika Mentosa:

1. Myringotomy
Anak-anak yang tidak dapat di terapi dengan antibiotik profilaksis atau dalam masa
infeksi/peradangan dapat disarankan untuk dilakukan operasi myringotomy. Prosedur ini
dilakukan di bawah anestesi umum.
Operasi yang disebut myringotomy meliputi pembukaan kecil (small surgical
incision: melubangi gendang telinga untuk mengeluarkan cairan yang menumpuk di
belakangnya) ke dalam gendang telinga untuk mengeluarkan cairan dan menghilangkan rasa
sakit. Bukaan (potongan/insisi) ini akan sembuh dalam beberapa hari tanpa tanda atau luka
pada gendang telinga.9
2. Pemasangan Tuba Ventilasi (Grommet's Tube)
Tube ventilasi ini dipasang sifatnya sementara, berlangsung 6 hingga 12 bulan di
dalam telinga hingga infeksi telinga bagian tengah membaik dan sampai tuba Eustachius
kembali normal. Selama masa penyembuhan ini, harus dijaga agar air tidak masuk kedalam
telinga karena akan menyebabkan infeksi lagi. Selain daripada itu, tuba tidak akan
menyebabkan masalah lagi, dan akan terlihat perkembangan yang sangat baik pada
pendengaran dan penurunan pada frekuensi infeksi telinga.
Terapi pembedahan (operatif) untuk faktor predisposisi, mungkin dibutuhkan
adenoidektomi, tonsilektomi dan membersihkan sinus maksillaris. Hal ini biasanya dilakukan
pada waktu dilakukannya myringotomi.
Keburukan utama dari tuba ventilasi adalah telinga tengah perlu dijaga agar tetap
kering. Untuk tujuan ini telah dikembangkan berbagai macam sumbat telinga. Insisi
miringotomi dan pemasangan tuba telah dikaitkan dengan pembentukan kolesteatoma pada
beberapa kasus (jarang). Drainase melalui tuba bukannya tidak sering terjadi, dan dapat
dikaitkan dengan infeksi saluran napas atas, atau memungkinkan air masuk ke dalam telinga
tengah, dan pada kasus-kasus tertentu dapat merupakan masalah menetap yang tidak bisa
dijelaskan. Pada kasus-kasus demikian, penanganan medis dengan antibiotik sistemik atau
tetes telinga harus diteruskan untuk waktu yang lebih lama bahkan saat tuba masih
terpasang.9
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada otitis media efusi :

-
Infeksi akut telinga
-
Terganggunya proses bicara dan tumbuh kembang
-
Kista di telinga tengah
-
Kerusakan tetap pada telinga dengan kehilangan pendengaran parsial atau
lengkap
-
Jaringan parut dari gendang telinga (timpanosklerosis)
-
Bicara terlambat (jarang).6
Diagnosis Banding
Infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah. Yaitu pada ruang di belakang gendang
telinga, di mana terdapat tiga tulang kecil yang menangkap getaran dan meneruskannya ke
telinga bagian dalam.
Penyebab dari otitis media akut adalah bakteri dan virus. Virus ditemukan sebagai
penyebab sekitar 25% kasus. Sedangkan bakteri merupakan penyebab utama otitis media
akut. Bakteri penyebab tersering adalah bakteri Streptococcus yang juga merupakan bakteri
utama penyebab batuk dan infeksi saluran napas. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah
radang telinga tengah.Terdapat beberapa hal yang tumpang tindih antara otitis media akut
(OMA) dan Otitis media efusi, sangat sulit membedakan keduanya pada pemeriksaan kecuali
terdapat otalgia dan demam.6
OMA dapat dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai OMA.
Efusi telinga tengah merupakan tanda yang ada pada OMA dan otitis media dengan
efusi.Untuk membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut:

Table 1 : Diagnosis banding OME

Kesimpulan

Otitis media dengan efusi (Ome) adalah penyebab utama gangguan pendengaran
pada anak-anak. Kondisi ini terkait dengan perkembangan bahasa pada anak-anak muda
tertunda dari 10 tahun, dan kehilangan pendengaran konduktif. Paparan kronis ini
metabolit asam arakidonat dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sementara dan
kadang-kadang permanen sensorineural. Otitis media dengan efusi biasanya hilang
dengan sendirinya selama beberapa minggu atau bulan. Pengobatan dapat mempercepat
proses ini. Ome biasanya tidak mengancam nyawa. Kebanyakan anak tidak mengalami
kerusakan pada pendengaran jangka panjang mereka atau kemampuan berbicara, bahkan
ketika cairan tetap selama berbulan-bulan.

Daftar Pustaka
1. Lalwani K, Anil. Editor: Current Diagnosis and Treatment Otolaryngology Head and
Neck Surgery , Ed.2. New York: McGraw Hill Lange . 2007.p 1-10.
2. Rukmini S, Herawati S. Tekhnik Pemeriksaan Telinga Hidung Dan Tenggorok.
EGC:Jakarta
3. Adams L George, R Lawrence, Higler A Peter. Buku Ajar Ilmu Penyakit THT. Edisi 6.
Jakarta: EGC. 1997: 88-118
4. Irwan AG. Sugianto. Atlas bewarna teknik pemeriksaan kelainan telinga hidung
tenggorok. FK UNSRI. Penerbit buku kedokteran EGC
5. Megantara, Imam. 2008. Informasi Kesehatan THT: Otitis Media Efusi. [5 screens] Cited
15 Juni 2009. Available from: http://www.perhati-kl.org/
6. Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit telinga tengah dan mastoid. Dalam:
Effendi H, Santoso K, Ed. BOIES buku ajar penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC
7. Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar
ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2001.
8. Helmi. Komplikasi otitis media supuratif kronis dan mastoiditis. Dalam: Soepardi EA,
Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi
kelima. Jakarta: FKUI, 2001.
9. Media,Wiki. 2009. Telinga. [7 screens] Cited 5 May 2011. Available from :
http://id.wikipedia.org/wiki/telinga
10. Megantara, Imam. 2008. Informasi Kesehatan THT : Otitis Media Efusi. [5 screens] Cited 5 May
2011. Available from : http://www.perhati-kl.org/

Anda mungkin juga menyukai