Anda di halaman 1dari 6

PAPER

MASALAH UMUM DAN GANGGUAN ANAK


THUMBSUCKING
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Masalah Umum
dan Gangguan Umum

Dosen Pengampu :
Afini Freudwi Asri, M. Psi, Psik

Disusun Oleh:
Demi Paranita R 7111151087
Bima Aldan P 7111151089
Erlina Aprillia 7111151095
Tri Herpin L 7111151096
Faujiah Inta W 7111151103
Kelas: 5C

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2017
PENDAHULUAN
Istilah habit disorder atau nervous yang terjadi secara menetap , pola sebagian tidak
disadari difungsi motorik pada anak-anak. Gangguan tersebut meliputi mengompol,
mengotori, menggigit kuku, mengisap jempol, makan berlebihan, tidur sambil berjalan,
gagap, dll. Karena kebiasaan tersebut sering diulang dimasa lalu mereka sangat
resistent terhadap perubahan.

THUMBSHUCKING
Ketika seorang anak memasukan ibu jarinya ke dalam mulutnya, bibirnya disegel di
sekitar ibu jari, dan hasilnya menghisap dengan mengerakan bibir, pipi, dan lidah.
Permukaan palmar jempol biasanya menghadap ke atas. Seringkali tangan lain anak
tersebut menggosok bagian tubuh lain seperti telinga atau rambut, atau benda lain
seperti boneka binatang atau selimut.
Meskipun cukup umum pada tahun pertama atau kedua kehidupan, luasnya akibat
thumbsucking telah ditemukan secara bertahap menurun dengan bertambahnya usia
anak-anak. Lebih khususnya, sekitar 40% anak usia 1 tahun, 20% berusia 5 tahun, dan
5% anak berusia 10 tahun secara aktif menghisap jempol mereka di masyarakat kita.
Dengan demikian, kebanyakan anak secara alami dapat mengatasi kebiasaan tersebut,
namun beberapa anak terus berlanjut sampai usia remaja dan dewasa. Sebagian besar
anak yang menghisap jempol mereka, dimulai pada usia 9 bulan. Dan lebih banyak
anak perempuan daripada anak laki-laki yang menghisap jempol nya.

Alasan Thumbsucking
Alasan mengapa bayi menghisap jempol demi dirinya sendiri itu adalah dari dorongan
yang kuat dari muda. Ada bukti bahwa bayi bahkan dari Rahim mereka menghisap
jempolnya. Bayi menghisap tidak hanya karena tidak makan (lapar). Tetapi ini
menyenangkan bagi mereka. Ini memberikan anak rasa menyenangkan, hangat, penuh
dan perasaan nyaman di dalam. Penggunaan empeng adalah contoh dari efek
menghisap yang menenangkan bagi anak-anak. Anak-anak menghisap jempol ketika
mereka takut, lapar, mengantuk atau ketika mereka membutuhkan kegiatan yang
menyenangkan. Anak perlahan-lahan berhenti menghisap seiring berjalan nya usia dan
mengembangkan rasa aman dan sudah menemukan kesenenangan yang lain.

Effect of Thumbsucking
Dokter gigi memperingati bahwa Efek buruk yang dihasilkan oleh thumbsucking pada
perkembangan tulang rahang, yaitu, kelainan gigi, kesulitan dalam mengunyah dan
bernapas, dan cacat pada wajah. Penelitian yang dilakukan dalam 2 tahun terakhir telah
jelas menetapkan fakta bahwa thumbsucking memang meningkatkan risiko malformasi
gigi dan wajah.
Tipe dari thumbsucking yang memberikan tekanan pada langit-langit mulut atas, keluar
pada gigi depan atas, dan ke dalam di bawah gigi depan. Hal ini cenderung membuat
gigi atas menonjol keluar, lebih rendah gigi depan dan menonjol ke dalam, dan langit-
langit terlalu sempit. Ketiga efek itu disebut dengan maloklusi.
Penghisap jempol cenderung menjadi kurang responsif terhadap orang lain ketika
mengisap sehingga ia kurang untuk merespon saat dipanggil dengan nama. Ketika
mengisap, pengisap jempol cenderung menutup dunia luar dan banyak melamun.
Masalah dari penghisap jempol lebih meningkat ketika anak-anak lain mengolok-olok
dia dan dia sadar telah bertindak seperti bayi.

Bagaiman cara mencegah Thumbsucking


a. Subtitute a Pecifier (menggantinya dengan empeng/dot)
Dalam penelitian terbaru, empeng/dot ini adalah sebagai pengganti thumbsucking.
Anak yang menggunakan dot pada tahun pertama kehidupan menunjukan tanda
penurunan kebiasan menghisap jempol dimasa kecilnya nanti.
b. Tolerance (toleransi)
Sebagian besar anak anak pada masa pra sekolah akan menghisap jempol
mereka ketika waktu tidur, ketika lelah, sakit, malu, atau marah. Kebanyakan anak
akan mengatasi kebiasaan ini pada usia 4 tahun. Sengan demikian orang tua harus
menghindari dari mempermasalahkan hal tersebut ketika anak anak.

c. Provide Security (memberikan keamanan)


Semakin aman anak, semakin sedikit kebutuhan untuk mencari kenyamanan dari
ibu jari. Jika anak tersebut mengalami tekanan stres yang kuat, seperti kesulitan
sekolah, atau persaingan saudara, cobalah untuk mengurangi tekanan sebanyak
mungkin. Suasana rumah adalah salah satu kemudahan, keamanan, ketenangan,
dan kebahagiaan, serta ada yang persahabatan antara orang tua dan antara orang tua
dan anak-anak.

d. Increase Sucking Time (meningkatkan waktu menghisap


Jika bayi tampak akan segera mencari jempolnya setelah menyelesaikan perawatan
dan interval biasanya menyusui, cobalah menemukan sebuah cara untuk
meningkatkan waktu menghisapnya. Beberapa tahap yang dipertimbangkan: a. ASI
yang mengalir lebih lambat, b. waktu makan yang lebih lama dan lebih santai.
What To Do

a. Ignoring
Pendekatan toleran:
1. Kebanyakan anak akan menghentikan kebiasaan thumbsucking pada usia 5
atau 6, atas kemauan sendiri (biasanya sebelum gigi permanen belum muncul).
2. Adanya isu menghisap (issue of sucking) malah akan membuat permasalahan
semakin memburuk, dan menimbulkan ketegangan antara orangtua dan anak.
3. Ketika anak yang memiliki kebiasaan thumbsucking(thumbsucking child)
menunjukkan masalah emosional selain thumbsucking, menghentikan isapan akan
menimbulkan masalah lain seperti tics, nailbiting, atau tantrum.
Membuat anak sibuk dengan kegiatan alternatif konstruktif yang menggunakan
tangannya. Pastikan anak sering bermain dengan orang dewasa dan teman-temannya.
Sediakan bahan yang menggunakan tangan untuk dimainkan, seperti clay dan krayon.
Dalam upaya mengabaikan thumsucking tidak diperkenankan mengomel,
mempermalukan, mengejek, berteriak, atau menghukum.

b. Guidance
Orang tua mencoba untuk memotivasi anaknya untuk berhenti dari kebiasaanya di
tahap itu. Beritahu bahwa ada efek negatif dari menghisap jempol. Dan meminta pada
anak dalam penetapan tindakan korektif. Hal ini dapat membuat anak berhenti dari
kebiasaanya.

c. Rewards and Penalties (imbalan dan hukuman)


Imbalan, ternasuk diantaranya pujian social dan objek nyata seperti mainan dan
makanan telah berhasil digunakan oleh orang tua untuk mengontrol thumbsucking pada
anak-anak. Langkah pertama untuk mengatur prosedur pemberian reward adalah
dengan membatasi thumbsucking pada anak pada ngesankan sebuah hukuman yang
ringan untuk -tempat khusus (kamar sendiri) dan waktu (pada waktu tidur dan tidur
siang). Begitu anak setuju dengan batasan-batasan ini, orang tua setuju mengamati
anaknya pada waktu tertentu lainnya di siang hari. Jika anak tidak memasukan jempol
ke dalam mulutnya ketika diamati, dan jika jempolnya tidak basah, maka orang tuanya
akan memberikan bintang yang ditampilkan pada grafik. 5 bintag yang didpatkan anak,
akan memberikannya imbalan atau hadiah.

Ketika anak berhasil tidak menghisap jempol pada waktu siang hari, system pemberian
reward untuk jempol kering pada malam hari bias ditetapkan. Ketika mereka pergi tidur
pada malam hari, orang tua memeriksa jempol anaknya. Jika jempolnya kering maka
orang tua akan mengatakan Bagus dan memberikan bintang lagi pada grafik.
Beberapa orang tua menemukan bahwa penambahan pemberian reward, mengesankan
sebuah hukuman yang ringan untuk menyembunyikan tingkah laku yang diamati,
menghisap jempol membantu anak menurunkan kebiasaannya dengan cepat. Hukuman
biasa tersebut merupakan penarikan diri dari sebuah positif reinforce.

Tehnik lainnya. Tehnik ini biasanya paling baik untuk mengkombinasikan prosedur
reward-penalty dengan beberapa metode tambahan.

1. Reminders
Ingatkan anak untuk berhenti menghisap jempol ketika kamu melihat perilaku
tersebut selama siang hari. Pada malam hari lepaskan jempol dari mulut anak
ketika dia sedang tidur.

2. Removal
Mengambil benda kenyamanan pilihan anak dapat mengurangi kenikmatan
anak dari menghisap jempol dan mempengaruhi kebiasaan buruknya

3. Competiting response
Begitu thumbsucking menjadi kebiasaan jangka panjang, hal tersebut akan sulit
dihentikan meskipun anak memiliki hal lain yang dapat dilakukan oleh
tangannya. Ajarkan anak, kemudian berikan respon psikis bersaing ketika anak
merasa ada dorongan atau keinginan untuk menghisap jempol.

4. Restrictive measures
Berbagai cara untuk mencegah anak memasukkan jempol ke mulut telah
dicoba, seperti memakaikan sarung tangan, pelindung jempol, dan menjahit
pakaian tidur melebihi tangan. Pada umumnya nilai beberapa metode tersebut
belum dibuktikan. Namun bagi anak yang lebih tua dan mau menghentikan
kebiasaan buruknya, beberapa bentuk pembatasan dapat digunakan sebagai
tehnik tambahan. Misalnya anak mungkin bias memakai sarung tangan
ditangannya sewaktu sedang menonton tv.

5. Social Pressure
Orang dewasa yang berada dilingkungan, ketika yang melihat anak yang
melakukan thumbsucking, harus memperingati agar anak tersebut berhenti
melakukannya.
6. Awareness Training
Kita bisa membantu anak menjadi lebih peduli dengan membiarkan anak diam
di depan cermin untuk 5 sampai 10 menit atau dua kali sehari sehingga anak
tau bahwa ia sedang menghisap jempol.
Pengulangan latihan ini membuat mengisap jadi itu lebih sebagahi pekerjaan
dari pada kesenangan. Mengisap dengan giat jarinya agar membuat anak
menjadi bosan dan kesenangannya akan berubah.

7. Dental Appliances
Alat alat oral yang dimasukan kedalam mulut oleh dokter gigi. Biasanya
dalam beberapa minggu kebiasaan itu tersisihkan, dan bahkan sampai berhenti,
kebiasaan itu tidak akan muncul lagi. Dokter gigi biasanya akan melakukan hal
itus ampai anaka berumur 6 tahun.

8. Suggestion
Anak yang melakukan thumbsucking diberi nasehat dengan lembut bahwa anak
tersebut akan tumbuh menjadi dewasa sehingga anak tersebut akan tersugesti
untuk berhenti melakukan thumbsucking karena anak tersebut merasa yakin
bahwa ia sudah besar.

Anda mungkin juga menyukai