Eor
Eor
RESERVOIR
EOR
Development well > sumur yang dibor pada suatu struktur yang
mengandung cadangan minyak dan telah dibuktikan oleh sumur yang
telah dibor sebelumnya, tujuannya untuk mendapatkan produksi yang
optimal dari lapangan tersebut.
Delineation well > Pemboran yang bertujuan untuk mencari batas terluar
suatu lapangan minyak.
Dry hole -> suatu kondisi sumur dimana pada zone of interest-nya
ternyata tidak mengandung hidrokarbon atau hanya sedikit sekali
mengandung hidrokarbon, dan hanya mengandung air. Pada suatu
kegiatan eksplorasi, biasanya menghasilkan beberapa dry hole
sebelum akhirnya berhasil mendapatkan hidrokarbon.
Plug & abandoned -> suatu keadaan dimana sumur yang telah
dibor harus ditutup dan ditinggalkan. Biasanya hal ini dilakukan
dengan mengambil casing yang telah dipasang pada sumur tersebut
dan menutup lubang bor dengan semen.
TAHAP PRODUKSI
Kegiatan produksi minyak bumi dilakukan setelah tahapan eksplorasi
menghasilkan lapangan minyak yang ekonomis.
6
Tahap Perolehan Kedua
(Secondary Recovery)
Metode yang sering dipakai adalah metode injeksi air dan metode injeksi gas.
Pada tahap kedua ini minyak tersisa di dalam reservoar sekitar 50% - 70%.
8
Tahap Perolehan Kedua
(Secondary Recovery)
Metode Injeksi Gas
Prinsip metode ini hampir sama dengan metode injeksi air, yaitu gas
dimasukkan melalui sejumlah sumur injeksi yang tersebar untuk
mendorong cadangan minyak tersisa ke sumur produksi.
Gas bumi (natural oil gas) merupakan media yang paling bagus sebagai
media injeksi, karena mudah diperoleh pada tahap awal pengembangan
reservoar. Setelah mengalami proses pemisahan dengan minyaknya maka
gas tersebut dapat diinjeksikan ke dalam reservoar.
METODE INJEKSI GAS
10
OIL RECOVERY
11
ENHANCED OIL RECOVERY
(EOR)
Tahap Perolehan Ketiga (Tertiary Recovery)
Polymer Flooding
menambahkan larutan polymer ke dalam air injeksi untuk meningkatkan berat molekulnya (menambah
kekentalan) sehingga akan meningkatkan oil mobility ratio dalam reservoar dan diharapkan dapat
memperbaiki efisiensi penyapuan (sweep efficiency).
Penerapan metode ini seringkali berselang-seling dengan surfactant, jenis polymer yang sering digunakan
adalah polyacrilamide dan polysaccaride. Karena mempertimbangkan besarnya biaya dalam penerapan
metode ini, maka kondisi yang sesuai adalah untuk reservoar yang mengandung minyak dengan kekentalan
antara 10 100 centipoise dan temperatur kurang dari 200F serta salinitas reservoar maksimum 100.000
ppm.
Alkaline Flooding
mengubah tegangan permukaan menjadi lebih rendah sehingga kejenuhan minyak tersisa (Sor) lebih
rendah dari kejenuhan waterflood tersisa, dengan menambahkan senyawa alkaline, seperti sodium
hydroxide, sodium orthosilicate dan sodium carbonate ke dalam reservoar. Pengelmusian minyak akan
memperbaiki sweep efficiency dan alterasi sehingga membuat reservoar cenderung lebih water wet dan
akan meningkatkan permeabilitas yang akan meningkatkan perolehan minyak.
Kondisi yang sesuai untuk penerapan metode alkaline flooding antara lain kekentalan minyak maksimum
90 centipoise, kandungan minyak minimum pada awal proses 25%, temperatur reservoar maksimum 200F,
permeabilitas minimum 20 md dan salinitas formasi maksimum 100.000 ppm.
Polymer flooding
15
Surfactant Flooding
Metode ini sering juga disebut sebagai metode microemultion atau micellar flooding.
Surfactant merupakan zat aktif permukaan (surface active agent) yang terdiri dari campuran
polymer, alkohol dan sulfonate yang dapat menurunkan tegangan permukaan minyak-air
sehingga tekanan kapiler pori dapat dikurangi dan meningkatkan tenaga dorong minyak bumi.
Dengan penerapan metode surfactant flooding ini diharapkan dapat meningkatkan faktor
perolehan hingga mencapai 70%. Namun metode ini pemakaiannya masih jarang karena pada
umumnya dengan metode bahan kimia tersebut memerlukan biaya yang amat mahal.
17
Thermal Recovery Processes
Thermal recovery processes adalah teknik EOR dengan
memanfaatkan pengaruh panas untuk menurunkan
tingkat kekentalan minyak bumi sehingga mudah
dimobilisasikan.
Secara umum proses ini dibedakan menjadi :
Cyclic Steam Stimulation (Huff nPuff)
Steam Flooding
In Situ Combustion
Hot Caustic Flooding
HUFF and Puff
Steam Flooding
Prinsip : menyuntikan uap panas (steam) melalui sumur injeksi
ke dalam reservoar untuk mengurangi kekentalan minyak bumi.
Kondisi yang sesuai untuk penerapan metode pembanjiran uap
panas ini adalah : derajat gravitasi minyak sekitar 10-34 API,
kekentalan minyak maksimum 15.000 centipose dan kedalaman
reservoar kurang dari 3000 feet.
20
INSITU COMBUSTION
In Situ Combustion
Prinsip : menyalurkan panas untuk menurunkan tingkat kekentalan
minyak bumi dengan melakukan pembakaran dalam reservoar. Untuk
mendukung metode ini juga dilakukan injeksi gas yang mudah terbakar
ke dalam reservoar. Hal ini akan menurunkan kekentalan minyak serta
mengubah minyak menjadi uap, sehingga akan terbentuk tenaga
pendorong gabungan dari uap, gas dan air panas. 21
HOT CAUSTIC FLOODING
Microbial EOR
Microbial EOR adalah teknik EOR yang menggunakan microba sebagai bahan yang
diinjeksikan. Sampai saat teknologi microbial EOR belum banyak dikembangkan. Ada
dua tipe microbial EOR, yaitu :
Mikroba dengan nutrients diinjeksikan ke dalam reservoar, campurannnya dengan minyak di
dalam reservoar akan menghasilkan zat pembersih, CO2 dan sel-sel baru yang secara fisika
dan kimianya mampu mendesak minyak keluar.
Mikroba dan nutrients yang diinjeksikan ke dalam reservoar, campuran itu akan
mempengaruhi minyak sehingga derajat kandungan minyak berubah. Mikroba dan minyak
yang sudah terubah akan terlingkup pada zona permeabilitas tinggi, dan jika diinjeksikan
fluida lain ke dalam reservoar menyebabkan minyak yang terdapat pada zona permeabilitas
rendah pun terdesak keluar
KARAKTERISTIK RESERVOIR
DAN PRINSIP-PRINSIP EOR
Pengujian karakteristik reservoar biasanya bersifat uji laboratorium (kondisi ideal) sehingga
untuk penerapannya di lapangan dalam teknik EOR tidak bisa secara sempurna sehingga
minyak di dalam reservoar tidak seluruhnya dapat diambil, tetapi teknologi EOR setidaknya
sudah membantu meningkatkan tingkat perolehan minyak bumi dan sumur-sumur lama bisa
diproduksi dan berfungsi kembali.
PENERAPAN EOR
VISKOSITAS MINYAK
25
PENERAPAN
EOR
PADA
PROPERTI
MINYAK DAN
KARAKTERISITIK
RESERVOIR
26