Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MASAIL FIQIH

TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH

MENURUT PANDANGAN ISLAM

Dosen Pengampu : Drs. H. A.Rifai, M.Pd

Disusun Oleh :

1. M. Nasrullah

Semester 3 C

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAIB ) BREBES

Jln. Yos Sudarso 38 Tlp , (0283) 672294 Fax. (0283) 672294


Kode Pos 52211

TAHUN AKADEMIK 2013/2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik, dan inayahnya kepada kita
semua. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan ridhonya. Syukur Alhamdulillah
kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah ini kami beri
judul Transplantasi Organ Tubuh Menurut Pandangan Islam dengan tujuan untuk
mengetahuidefinisi dan hokum tersebut.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Revolusi Akbar Nabi
Muhammad SAW. Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu memberikan syafaat
kelak di hari kiamat.

Selanjutnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs.H. A.Rifai,M.Pd selaku dosen
pengajar mata kuliah Mashail Fiqih, yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini
hingga selesai.

Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan didalamnya.

Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi tercapainya kesempurnaan
makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.Amiiin...

Wassalamualaikum Wr. Wb.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .. 2

A. Hukum Transplantasi Organ Tubuh . 2

B. Pengertian dan Sejarah Transplantasi Organ Tubuh .. 3

BAB III PENUTUP/KESIMPULAN 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Transplantasi organ tubuh manusia merupakan masalah baru yang belum pernah dikaji oleh para
fuqaha klasik tentang hukum-hukumnya. Karena masalah ini adalah anak kandung dari kemajuan
ilmiah dalam bidang pencangkokan anggota tubuh, dimana para dokter modern bisa mendatangkan
hasil yang menakjubkan dalam memindahkan organ tubuh dari orang yang masih hidup/ sudah mati
dan mencangkokkannnya kepada orang lain yang kehilangan organ tubuhnya atau rusak karena sakit
dan sebagainya yang dapat berfungsi persis seperti anggota badan itu pada tempatnya sebelum di
ambil.

Dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh ada tiga pihak yang terkait dengannya : pertama,
donor, yaitu orang yang menyumbangkan organ tubuhnya yang masih sehat untuk dipasangkan
kepada orang lainyang organ tubuhnya menderita sakit, atau terjadi kelainan. Kedua, resipien, yaitu
orang yang menerima organ tubuh dari donor yang karena satu dan lain hal, organ tubuhnya yang
harus diganti. Ketiga, tim ahli, yaitu para dokter yang menangani operasi transplantasi dari pihak
donor kepada resipien.

Bertalian dengan donor, transplantasi dapat dikategori kepada tiga tipe, yaitu :

1) Donor dalam keadaan hidup sehat. Dalam tipe ini diperlakukan seleksi yang cermat dan harus
diadakan general check up (pemeriksaan kesehatan yang lengkap dan menyeluruh) baik terhadap
donor, maupun terhadap resipien. Hal ini dilakukan demi untuk menghindari kegagalan
transplantasi.
2) Donor dalam keadaan koma. Apabila donor dalam keadaan koma,atau di d uga kuat akan
meninggal segera, maka dalam pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat kontrol dan
penunjang kehidupan, misalnya bantuan alat pernafasan khusus.

3) Donor dalam keadaan meninggal. Dalam tipe ini, organ tubuh yang akan dicangkokkan diambil
ketika donor sudah meninggal berdasarkan ketentuan medis dan yuridis.
Berdasarkan uraian diatas, maka timbul pertanyaan : bagaimana pandangan hukum islam tentang
transplantasi organ tubuh? Inilah yag akan menjadi pokok masalah dalam makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Transplantasi Organ Tubuh

Transplantasi organ adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu
tempat ketempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi
tertentu. Tujuan utama transplantasi organ adalah mengurangi penderitaan dan meningkatkan
kualitas hidup pasien. Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima dapat dibedakan menjadi :

1) Autotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang
itu sendiri.

2) Homotransplantasi, yaitu pemindahan suatau jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh
orang lain.

3) Heterotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies ke tubuh
spesies lainnya.

Ada dua komponen yang penting yang mendasari transplantasi yaitu :

Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang sudah
meninggal.

Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh
sendiri atau tubuh orang lain.
Disamping itu, ada dua komponen yang menunjang keberhasilan tindakan transplantasi, yaitu :

Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang diambil jaringan
atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan / organ.

Adaptasi resipien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan / organ tubuh baru
sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan / organ tersebut, untuk berfungsi baik,
mengganti yang sudah tidak dapat berfungsi lagi.

Tahun 600 SM di India, susruta telah melakukan transplantasi kulit. Sementara jaman Renaissance,
seorang ahli bedah dari Italia bernama Gaspare Tagliacozzi juga telah melakukan hal yang sama.
Diduga John Hunter (1728-1793) adalah pioneer bedah eksperimental, termasuk bedah
transplantasi. Dia mampu membuat kriteria teknik bedah untuk menghasilkan suatu jaringan
transpalntasi yang tumbuh di tempat baru. Akan tetapi sistem golongan darah dan sistem
histokompatibilitas yang erat hubungannya dengan reaksi terhadap transplantasi belum ditemukan.
Pada abad ke-20 wiener dan landsteiner menyokong perkembangan transplantasi dengan
menemukan golongan darah sistem ABO dan system Rhesus. Saat ini perkembangan ilmu kekebalan
tubuh makin berperan dalam keberhasilan tindakan transplantasi. Perkembangan teknologi
kedokteran terus meningkat searah dengan perkembangan teknik transplantasi. Ilmu transplantasi
modern makin berkembang dengan ditemukannnya metode-metode pencangkokan, seperti :

a) Pencangkokkan arteria mammaria interna didalam operasi lintas koroner oleh Dr. George
E.Green.

b) Pencangkokkan jantung, dari jantung kera kepada manusia oleh Dr. Cristian Bernhard,
walaupun resepiennya kemudian meninggal dalam waktu 18 hari.

c) Pencangkokkan sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke penderita parkinson oleh
Dr. Andreas Bjornklund.

Masalah etik dan moral dalam transplantasi beberapa pihak yang ikut terlibat dalam usaha
transplantasi adalah :

Donor hidup adalah orang yang memberiakn jaringan / organnya kepada orang lain (resipien).
Sebelum memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan mengerti resiko yang
dihadapi

Jenazah dan donor mati adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat
dengan sungguh-sungguh untuk memberikan jaringan/ organ tubuhnya kepada orang yang
memerlikan apabila ia telah meninggal kapan seorang donor itu dapat dikatakan meninggal secara
wajar, dan apabila sebelum meninggal , donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan dari dokter
yang merawatnya.

Keluarga donor dan ahli waris.

Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk menciptakan saling pengertian
dan menghindari konflik semaksimal mungkin ataupun tekanan psikis dan emosi di kemudian hari
Resipien adalah orang yang menerima jaringan atau organ orang lain.

Dokter dan tenaga pelaksana lain.

Untuk melaksankan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat persetujuan dari donor,
resipien maupun keluarga kedua belah pihak.

Masyarakat

Secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan perkembangan transplantasi.


Pada saat ini peraturan perundang-undangan yang ada adalah peraturan pemerintah No. 18 tahun
1981, tentang bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis serta transplantasi alat atau jaringan
tubuh manusia. Pokok-pokok peraturan tersebut adalah pasal 10 yang berbunyi Transplantasi alat
untuk jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai
dimaksud dalam pasal 2 huruf a dan huruf b, yaitu harus dengan persetujuan tertulis penderita dan /
keluarganya yang terdekat setelah penderita meninggal dunia.

B. Hukum Transplantasi Organ Tubuh

Adapun dalil-dalil yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan hukum trasplantasi organ tubuh,
antara lain :

Alquran

Surat Al-Baqarah ayat 195, yang berbunyi :

(#q)Rr&ur @6y !$# wur (#q)=? /3r'/ n<)ps3=kJ9$# (#qZmr&ur


b) !$# =t tZsJ9$#

Artinya : Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa islam tidak membenarkan seseorang membiarkan dirinya dalam
keadaan bahaya, tanpa berusaha mencari penyembuhan secara medis dan non medis, termasuk
upaya transplantasi , yang memberikan harapan untuk bisa bertahan hidup dan Surat Al-Maidah
ayat 32

`tBur $yd$umr& !$uKRr'x6s $umr& }$Y9$# $YJy_ 4s)s9ur Og?u!$y_ $uZ=


MuZit79$$/ OO b) #ZWx.OgYiB yt/ 9s F{$# cqJs9

Artinya : Dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia
telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka
Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara
mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Ayat tersebut menunjukkan bahwa tindakan kemanusiaan (seperti transplantasi) sangat dihargai
oleh agama islam. Al-Maidah ayat 2

(#qRur$ys?ur n?t h99$# 3uq)G9$#ur ( wur (#qRur$ys? n?tOOM}$# bur9


$#ur 4 (#q)?$#ur !$# ( b) !$# x>$s)9$#

Artinya :

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

Perintah untuk saling tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa ini merupakan
perintah bagi seluruh manusia, yakni hendaklah sebagian kalian menolong sebagian yang lain.

Ayat-ayat tersebut menyuruh berbuat baik kepada sesama manusia dan saling tolong menolong
dalam hal kebaikan. Menyumbangkan organ tubuh si mayit merupakan suatu perbuatan tolong
menolong dalam kebaikan karena memberi manfaat bagi orang lain yang sangat memerlukannya.

Hadist

Hadis Nabi SAW :Berobatlah kamu hai hamba-hamba Allah, karena sesungguhya Allah tidak
meletakkan suatu pentakit, kecuali dia juga meletakkan obat penyembuhnya,selain penyakit yang
satu, yaitu penyakit tua.(H.R. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari Usamah Ibnu Syuraih)

Hadist tersebut menunjukkan, bahwa wajib hukumnya berobat bila sakit, apapun jenis dan macam
penyakitnya, kecuali penyakit tua. Oleh sebab itu, melakukan transplantasi sebagai upaya untuk
menghilangkan penyakit hukumnya mubah, asalkan tidak melanggar norma ajaran islam.

Dari dalil-dalil diatas maka dapat diambil hukum mengenai transplantasi organ yaitu:

Mengambil organ tubuh donor (jantung, mata, ginjal) yang sudahv meninggal secara yuridis dan
medis hukumnya mubah, yaitu dibolehkan menurut pandangan islam, dengan syarat bahwa resipien
dalam keadaan darurat yang mengancam jiwanya bila tidak dilakukan transplantasi itu, sedangkan ia
sudah berobat secara optimal, tetapi tidak berhasil.

Pendapat yang mendukung transplantasi organ adalah:

Hingga kini, tidak ada ulama yang mengajukan argumen tertulis yang secara terang-terangan
mendukung transplantasi organ. Namun demikian, ulama di berbagai belahan dunia telah menulis
argumen-argumen yang mendukung maupun mengeluarkan fatwa-fatwa keagamaan tengtang
transplantasi organ.

Para ulama yang mendukung pembolehan transplantasi organ berpendapat bahwa transplantasi
organ harus dipahami sebagai satu bentuk layanan altruistik bagi sesama muslim. Pendirian mereka
tentang transplantasi organ dapat diringkas sebagai berikut:
a) Kesejahteraan publik (al-Mashlahah)

Kebolehan transplantasi organ harus dibatasi dengan ketentuan-ketentuan berikut :

- Transplantasi organ tersebut adalah satu-satunya bentuk (cara) penyembuhan yang bisa
ditempuh.

- Derajat keberhasilan dari prosedur ini diperkirakan tinggi.

- Ada persetujuan dari pemilik organ yang akan ditransplantasikan atau dari ahli warisnya.

- Kematian orang yang organnya akan diambil itu telah benar-benar diakui oleh dokter yang
reputasinya terjamin, sebelum diadakan operasi pengambilan organ.

- Resipien organ tersebut sudah diberitahu tentang operasi transplantasi berikut implikasnya.

b) Altruisme (al-Itsar)

Dalam surat Al-maidah ayat 2 telah menganjurkan bahwa umat islam untuk bekerja sama satu sama
lain dan memperkuat ikatan persaudaraan mereka. Dengan demikian, berdasarkan ajaran diatas,
tindakan seseorang yang masih hidup untuk mendonorka salah satu organ tubuhnya kepada saudara
kandungnya atau orang lain yang sangat membutuhkan harus dipandang sebagai tindakan altruisme
dari orang-orang yang menyadari bahwa mereka memiliki sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

c) Organ Tubuh Non muslim

Kebolehan bagi seorang muslim untuk menerima organ tubuh nonmuslim didasarkan pada dua
syarat berikut ;

- Organ yang dibutuhkan tidak bisa diperoleh dari tubuh seorang muslim.

- Nyawa muslim itu bisa melayang jika transplantasi tidak segera dilakukan.

Akan tetapi Mendonorkan Organ tubuh dapat menjadi haram hukumya apabila :

a. Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup sehat, dengan
alasan : Firman Allah dalam Alquran S. Al-Baqarah ayat 195, bahwa ayat tersebut mengingatkan ,
agar jangan gegabah dan ceroboh dalam melakukan sesuatu, tetapi harus memperhatikan
akibatnya, yang kemungkinan bisa berakibat fatal bagi diri donor, meskipun perbuatan itu
mempunyai tujuan kemanusiaan yang baik dan luhur.

b. Melakukan transplantasi dalam keadaan dalam keadaan koma.

Walaupun menurut dokter bahwa si donor itu akan segera meninggal maka transplantasi tetap
haram hukumnya karena hal itu dapat mempercepat kematiannya dan mendahului kehendak Allah.
Dalam hadis nabi dikatakan : Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula
membuat madharat pada orang lain.(HR. Ibnu Majah, No.2331)

c. Penjualan Organ Tubuh


Sejauh mengenai praktik penjualan organ tubuh manusia, ulama sepakat bahwa praktik seperti itu
hukumnya haram berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut :

- Seseorang tidak boleh menjual benda-benda yang bukan miliknya.

- Sebuah hadis menyatakan, Diantara orang-orang yang akan dimintai pertanggungjawaban di


akhirat adalah mereka yang menjual manusia merdeka dan memakan hasilnya.

Dengan demikian , jika seseorang menjual manusia merdeka, maka selamanya si pembeli tidak
memiliki hak apapun atas diri manusia itu, karena sejak awal hukum transaksi itu sendiri adalah
haram.

- Penjualan organ manusia bisa mendatangkan penyimpangan, dalam arti bahwa hal tersebut
dapat mengakibatkan diperdagangkannya organ-organ tubuh orang miskin dipasaran layaknya
komoditi lain.

BAB III

PENUTUP

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Transplantasi organ hukumnya mubah
dan dapat berubah hukumnya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Transplantasi ini
dapat di qiyaskan dengan donor darah dengan illat bahwa donor darah dan organ tubuh dapat
dipindahkan tempatnya, keduannya suci dan tidak dapat diperjual belikan. Tentu saja setelah
perpindahan itu terjadi maka tanggungjawab atas organ itu menjadi tanggungan orang yang
menyandangnya. Kaidah-kaidah hukum wajib dijunjung dalam melakukan trasnplantasi ini antaranya
:

Tidak boleh menghilangkan bahaya dengan menimbulkan bahaya lainnya artinya :

- organ tidak boleh diambil dari orang yang masih memerlukannnya

- Sumber organ harus memiliki kepemilikan yang penuh atas organ yang diberikannnya, berakal,
baligh, ridho dan ikhlas dan tidak mudharat bagi dirinya.

- Tindakan transplantasi mengandung kemungkinan sukses yang lebih besar dari kemungkinan
gagal.
- Organ manusia tidak boleh diperjualbelikan sebab manusia hanya memperoleh hak
memanfaatkan dan tidak sampai memiliki secara mutlak.

DAFTAR PUSTAKA

Yasin, M. Nuaaim . 2001 . Fiqih Kedokteran . Jakarta : Pustaka Al-Kautsar

Mohsin Ebrahim, Abdul Fadl . 2004 . Telaah Fiqih dan Bioetika Islam . Jakarta :

PT Serambi Ilmu Semesta


Nata, Abuddin . 2006 . Masail Al-Fiqhiyah . Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Khotib, Akhmad . 2008 . Tafsir Al-Qurthubi . Jakarta : Pustaka Azam

http ://Konsultasi . WordPress . Com/2007/01/13/ Transplantasi Organ- 2/

Anda mungkin juga menyukai