Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN


KEPATUHAN TENTANG PENGGUNAAN INSULIN
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK
PENYAKIT DALAM RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN
CORRELATION BETWEEN THE KNOWLEDGE AND
THE ADHERENCE IN DIABETES MELLITUS PATIENTS USING
INSULIN AT INTERNAL DISEASE POLYCLINIC
DR. H. MOCH. ANSARI SALEH HOSPITAL BANJARMASIN

Riza Alfian
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Indonesia
Email : riza_alfian89@yahoo.com

ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang banyak ditemukan
sekarang ini. Perkumpulan Endokrinologi memperkirakan jumlah penderita
Diabetes Mellitus di Indonesia akan terus melonjak, dari semula 8,4 juta penderita
di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta di tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien serta untuk mengetahui
bagaimana hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan tentang penggunaan
insulin pada pasien Diabetes Mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam di RSUD Dr.
H. Moch. Ansari saleh.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional bersifat prospektif
dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Sampel yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 52 pasien. Pengumpulan data
dilakukan dengan memberikan dua kuesioner yaitu kuesioner pengetahuan dan
kuesioner kepatuhan (MMAS). Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi
Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien
penggunaan insulin yaitu tingkat pengetahuan kurang 3 pasien (5,77%), tingkat
pengetahuan cukup 16 pasien (30,77%), tingkat pengetahuan baik 33 pasien
(63,46%). Kategori tingkat kepatuhan pasien penggunaan insulin yaitu tingkat
kepatuhan rendah 21 pasien (40,38%), tingkat kepatuhan sedang 23 pasien
(44,24%), tingkat kepatuhan tinggi 8 pasien (15,38). Terdapat korelasi yang tidak
bermakna antara dua variabel yang diuji dengan arah korelasi positif dan kekuatan
korelasi rendah dengan hasil signifikansi 0,082 (p > 0,05).
Berdasarkan penelitian ini disimpulkan pasien pengguna Insulin di
Poliklinik Penyakit Dalam RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
didominasi pasien yang mempunyai tingkat pengetahuan baik dan tingkat
kepatuhan sedang. Hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan pada penelitian ini
tidak bermakna secara statistik.

Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Insulin, Pengetahuan, Kepatuhan


Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 9
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a degenerative disease that a lot of found today. The
Society of Endocrinology (PERKENI) estimates the number of people with Diabetes
Mellitus in Indonesia will increasing from the baseline 8.4 million people in 2000
to about 21.3 million in 2030.
This study aims to determine the level of knowledge and adherence patient
as well as to determine the correlation between knowledge and adherence at the
use of insulin in patients with Diabetes Mellitus in Internal Medicine Clinic at the
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Hospital. This study was using cross
sectional design and prospective with purposive sampling technique. The Sample
who met the inclusion and exclusion criteria were 52 patient. The data were
collecting by completion knowledge and adherence questionnaire (MMAS).
The results showed that the level of knowledge on the use of insulin is low
knowledge level 3 patients (5.77%), the level of knowledge moderate 16 patients
(30.77%) , a high level of knowledge of 33 patients (63.46%). The level of patient
adherence in the use of insulin were low adherence rate of 21 patients (40.38%),
the moderate level of adherence were 23 patients (44.24%), a high level of
adherence were 8 patients (15,38). There is no significant correlation between two
variables and the correlations was positive with the direction and low strength
correlation (0.082) (p> 0.05).
Based on this study, it can be concluded that patients on insulin therapy at
Internal Disease Polyclinic Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Hospital
predominantly have a high knowledge level and the level of adherence was
moderate. So the correlation was no significant between knowledge and adherence
with the positive correlation.

Key Words: Diabetes Mellitus, Insulin, Knowledge, Adherence

PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan Endokrinologi (PERKENI)
penyakit degenerative yang banyak menyatakan bahwa jumlah penderita
ditemukan sekarang ini. Menurut diabetes mellitus di Indonesia
laporan International Diabetes disebut-sebut telah bergeser naik, dari
Federation (IDF) 2013 Indonesia peringkat ke-7 menjadi peringkat ke-
masuk 10 negara terbesar penderita 5 teratas diantara negara-negara
diabetes mellitus di dunia. Indonesia dengan jumlah penderita DM
ada di peringkat ke-7 dengan jumlah terbanyak dunia. Diperkirakan jumlah
penderita sebanyak 8,5 juta orang. penderita Diabetes Mellitus di
Data terbaru di tahun 2015 yang Indonesia akan terus melonjak, dari
ditunjukkan oleh Perkumpulan semula 8,4 juta penderita di tahun

10 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian

2000 menjadi sekitar 21,3 juta di Adanya peningkatan


tahun 2030. penggunaan insulin ini, menyebabkan
Diabetes mellitus yang tidak penderita diabetes mellitus yang
tertangani dengan baik dapat menggunakan terapi insulin
menimbulkan dampak bagi seharusnya perlu mengetahui dan
penderitanya, yaitu berupa mengerti bagaimana penggunaan
komplikasi kronis. Sebagian besar insulin yang baik dan benar. Selain
penderita diabetes mellitus tidak penderita harus mengetahuinya yang
paham tentang tujuan terapi diabetes tidak kalah penting lagi penderita
mellitus sehingga tidak sadar akan harus patuh tentang hal tersebut agar
bahaya komplikasi yang bisa muncul tercapainya tujuan utama terapi
akibat penyakit diabetes mellitus itu. insulin. Kadang penderita diabetes
Komplikasi mikrovaskuler mellitus yang sudah mempunyai
antara lain retinophati, neuropati, pengetahuan dalam penggunaan
nephropati dan komplikasi insulin masih saja tidak patuh dalam
makrovaskuler seperti penyakit penggunaan karena adanya keluhan-
jantung koroner, stroke, dan keluhan tertentu selama pemakaian
gangguan pembuluh perifer (ADA, insulin, maupun sebaliknya ada juga
2015). penderita yang sudah patuh namun
Penatalaksanaan diabetes tidak mempunyai pengetahuan karena
mellitus terdiri dari beberapa terapi, sikap patuhnya itu timbul karena
pertama terapi non farmakologis yang adanya paksaan bukan berasal dari
meliputi perubahan gaya hidup kesadaran diri sendiri (Ejeta dkk,
dengan melakukan pengetahuan 2015)
terhadap pola makan (terapi gizi Kesalahan terapi insulin
medis) dan aktivitas jasmani cukup sering ditemukan dan menjadi
(olahraga). Kedua terapi masalah klinis yang penting. Bahkan
farmakologis, yang meliputi terapi insulin termasuk dalam lima
pemberian obat anti diabetes oral dan besar pengobatan beresiko tinggi
terapi insulin (abdulazeez dkk, 2014). (high-risk medication) bagi pasien di
rumah sakit. Sebagian besar

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 11


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian

kesalahan tersebut terkait dengan yaitu sebanyak 31 orang (39,7%).


kondisi hiperglikemia dan sebagian Penelitian ketidakpatuhan
lagi akibat hipoglikemia. Jenis penggunaan insulin pada DM Tipe II
kesalahan tersebut antara lain pernah dilakukan oleh Polonsky dkk
disebabkan keterbatasan dalam hal (2005) dan diketahui bahwa ada
keterampilan (skill-based), cara atau beberapa pasien yang menghentikan
protokol (rule-based) dan penggunaan insulinnya karena merasa
pengetahuan (knowledge) dalam hal injeksi merupakan beban, adanya
penggunaan insulin (Perkeni, 2008) ketidakpuasan akan terapi insulin itu
Ketidakpahaman dan sendiri serta adanya dampak negatif
ketidakpatuhan pasien dalam terhadap kualitas hidup.
menjalankan terapi merupakan salah Berdasarkan daftar 10 besar
satu penyebab kegagalan terapi. Hal penderita penyakit pasien instalasi
ini sering disebabkan karena rawat jalan, penderita diabetes
kurangnya pengetahuan dan mellitus di RSUD. Dr. H. Moch.
pemahaman pasien tentang obat dan Ansari Saleh selama tahun 2013
segala sesuatu yang berhubungan menempati peringkat ketiga dengan
dengan penggunaan obat untuk jumlah pasien sebesar 3.740 orang
terapinya. Akibat dari ketidakpatuhan dengan persentase 15,88% dan pada
dan ketidaktahuan pasien terhadap tahun 2014 terjadi peningkatan
terapi atau penggunaan obat yang dengan jumlah pasien 5.980 orang
diberikan antara lain adalah dengan persentase 16,43% yang
kegagalan terapi, terjadinya resistensi menempati peringkat kedua setelah
antibiotika dan yang lebih berbahaya hipertensi pada penyakit terbesar di
adalah terjadinya toksisitas (Depkes, instalasi rawat jalan RSUD. Dr. H.
2007) Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Hasil penelitian yang telah Dari keterangan tersebut perlu
dilakukan Sartunus dkk (2015) dari dilakukan penelitian mengetahui
78 orang responden didapatkan data hubungan antara pengetahuan dengan
bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kepatuhan tentang penggunaan
pada penelitiannya masih rendah insulin pada pasien Diabetes Mellitus

12 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian

di Poli Penyakit Dalam RSUD. Dr. H. wawancara dan mengisi kuesioner


Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. pengetahuan tentang penggunaan
insulin dan kuesioner kepatuhan
METODE PENELITIAN
Morisky Medication Adherence Scale
Penelitian ini menggunakan
(MMAS). Uji pendahuluan untuk
desain cross sectional yang bersifat
menentukan validitas dan reliabilitas
prospektif untuk mengetahui
kuesioner dilakukan pada 30 pasien.
hubungan antara pengetahuan dan
Kuesioner dinyatakan valid karena
kepatuhan penggunaan insulin pada
nilai R hitung lebih besar dibanding
pasien diabetes mellitus rawat jalan di
nilai R tabel yang dipersyaratkan.
poliklinik penyakit dalam Rumah
Nilai uji realibilitas Cronbach alpha
Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh
kuesioner pengetahuan setelah diuji
Banjarmasin. Sampel yang memenuhi
adalah 0,650 dan kuesioner kepatuhan
kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah
0,645 mengindikasikan bahwa
52 pasien. Sampel diambil dengan
kuesioner yang akan digunakan
menggunakan metode purposive
dalam penelitian ini sudah reliabel.
sampling. Kriteria inklusi dalam
Data yang diperoleh dianalisis
penelitian ini adalah pasien usia 18-65
dengan SPSS 18.00 dan data hasil
tahun dengan diagnosa diabetes
analisis ditampilkan dalam mean
mellitus, mendapatkan terapi insulin,
standar deviasi. Nilai P <0,05
minimal telah menggunakan satu pen
dianggap secara statistika signifikan.
insulin dan bersedia mengikuti
penelitian dengan mengisi informed HASIL DAN PEMBAHASAN
consent. Kriteria eksklusinya adalah Penelitian ini diawali dengan
pasien yang mengalami ketulian dan pengumpulan data karakteristik
buta huruf. Uji statistik yang pasien yang didapatkan dari lembar
digunakan adalah uji distribusi penilaian kesehatan pasien dan data
frekuensi dan uji korelasi Spearman. klinik yang didapatkan dari rekam
Data penelitian dikumpulkan medis pasien. Karakteristik data
pada periode Desember 2015 sampai subjek penelitian seperti tersaji pada
Januari 2016. Pengumpulan data tabel I. Berdasarkan data karakteristik
dilakukan dengan melakukan pasien, dapat dilihat bahwa mayoritas
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 13
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian

subyek penelitian adalah perempuan pasien (32,70%). Tingkat pekerjaan


sebesar 33 pasien (63,46%) didominasi oleh pasien tidak bekerja
sedangkan laki laki hanya 19 pasien sejumlah 26 pasien (50,00%).
(36,54%). Usia yang paling Kategori lama penggunaan insulin
mendominasi adalah pada rentang didominasi oleh pasien yang telah
usia lebih dari 50 tahun yaitu 34 menggunakan insulin selama satu
pasien (65,38%). Pendidikan pasien sampai lima tahun dengan jumlah 26
didominasi oleh pendidikan tingkat pasien (50,00%).
Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 17

Tabel I. Karakteristik pasien diabetes mellitus


Sampel
Karakterisrik Pasien
(N= 52) %
Jenis Kelamin Laki laki 19 36, 54
Perempuan 33 63, 46
Usia (tahun) 0 50 18 34, 62
> 50 34 65, 38
Pendidikan Tidak Sekolah 3 5,77
SD 10 19,23
SLTP 7 13,46
SLTA 15 28,85
PT 17 32, 70
Pekerjaan PNS 11 21, 15
Wiraswasta 15 28,85
Tidak Bekerja 26 50,00
Penggunaan Insulin < 1 tahun 20 38,46
1-5 tahun 26 50,00
6-10 tahun 5 9,61
> 10 tahun 1 1,92
Tabel II. Presentase tingkat pengetahuan
Pengetahuan Jumlah (n=52) %
Kurang 3 5,77
Cukup 16 30,77
Baik 33 63,46
Tabel III. Presentase tingkat kepatuhan
Kepatuhan Jumlah (n=52) %
Rendah 21 40,38
Sedang 23 44,24
Tinggi 8 15,38

14 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian

Berdasarkan hasil yang anti diabetes mellitus yang bekerja


terlihat pada tabel II, pasien dengan dengan onset yang cepat. Apabila
tingkat pengetahuan tentang terjadi kesalahan pada dosis maka
penggunaan insulin kategori kurang akan terjadi dua kemungkinan.
sejumlah 3 pasien (5,77%), tingkat Apabila terjadi kelebihan dosis maka
pengetahuan cukup sejumlah 16 pasien akan langsung mengalami
pasien (30,77%), dan kategori yang kondisi hipoglikemik yang
mendominasi tingkat penegtahuan membahayakan dan apabila terjadi
pasien adalah tingkat pengetahuan kekurangan dosis maka kadar gula
baik sejumlah 33 pasien (63,46%). dalam darah tetap akan bertahan pada
Pengetahuan memegang level yang tinggi. Pengetahuan
peranan penting untuk menunjang mengenai waktu penggunaan insulin
keberhasilan terapi diabetes mellitus. juga wajib dimiliki oleh pasien.
Pasien yang menjalani terapi diabetes Insulin digunakan lima belas menit
mellitus dengan berbekal sebelum makan dengan tujuan untuk
pengetahuan mengenai penyakit dan menurunkan kadar glikemik darah
terapinya cenderung akan lebih bagus yang akan mencapai puncak segera
luaran terapinya. Pasien diabetes setelah selesai makan (Delamater,
mellitus selain mendapatkan terapi 2006).
anti diabetika oral juga mendapatkan Hasil penelitian pada tabel III
terapi insulin. Pada penggunaan menunjukkan bahwa pasien diabetes
insulin, pengetahuan pasien mutlak melitus dengan tingkat kepatuhan
diperlukan terkait tujuan dan cara rendah 21 pasien (40,38%), tingkat
penggunaannya. Pemahaman pasien kepatuhan sedang 23 pasien
yang salah dan tidak benar mengenai (44,24%), dan tingkat kepatuhan
penggunaan insulin dapat tinggi 8 pasien (15,38%). Kuesioner
menghambat proses terapi yang MMAS menyediakan informasi
dijalani (Clark, 2004). Penggunaan mengenai kebiasaan yang
insulin juga memiliki efek berbahaya berhubungan dengan rendahnya
apabila pasien salah dalam kepatuhan. Kebanyakan pasien
menggunakannya. Insulin adalah obat diabetes melitus mengabaikan akan

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 15


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian

pentingnya pengobatan anti diabetika untuk mempertahankan kadar


menggunakan insulin. Hal ini yang glikemik darah agar senantiasa berada
mungkin disebabkan oleh dalam rentang normal. Pasien yang
ketidaksengajaan (contohnya mendapatkan terapi insulin adalah
kelalaian atau terlupa), sengaja (tidak pasien yang telah menjalani terapi
minum obat saat merasa penyakitnya antidiabetika oral, tetapi antidiabetika
bertambah parah atau membaik), dan oral tersebut dirasa masih belum
kurangnya pengetahuan tentang optimal untuk mencapai keberhasilan
diabetes melitus dan tujuan terapi yang diinginkan. Dengan kata
pengobatannya (Alfian, 2015). lain, pasien yang mendapatkan terapi
Terapi insulin harus dijalani insulin adalah pasien yang kondisi
dengan teratur, sama hal nya dengan diabetes mellitusnya relatif lebih
terapi anti diabetika oral. Kepatuhan parah dibandingkan dengan pasien
penggunaan insulin mutlak yang hanya mendapatkan terapi anti
diperlukan mengingat tujuan diabetika oral (Farsaei dkk, 2014).
penggunaan insulin sendiri yaitu
Tabel IV. Alasan Ketidakpatuhan
No Alasan Ketidakpatuhan Jumlah (%)
1 Lupa 19 36,54
2 Sengaja tidak menggunakan 9 17,31
3 Kondisi lebih buruk 18 34,62
4 Terganggu oleh keharusan menggunakan 14 26,92
5 Kondisi lebih baik 2 3,85
6 Tidak nyaman dan bingung dengan kewajiban 11 21,15
penggunaannya
Tabel V. Hasil Uji Korelasi Pengetahuan dengan Kepatuhan
Variabel Kepatuhan
Pengetahuan r 0,243 Terdapat korelasi yang tidak
p 0,082 bermakna antara dua variabel
yang diuji dengan arah
korelasi positif dan kekuatan
korelasi rendah
Ket : p = signifikansi; r = korelasi
Ketidakpatuhan pengobatan kegagalan terapi diabetes mellitus.
merupakan salah satu penyebab Ketidakpatuhan dalam menggunakan

16 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian

insulin dapat berdampak pada tidak dengan kepatuhan pasien.


terkontrolnya kadar glikemik darah, Berdasarkan hasil uji korelasi yang
lebih lanjut dapat menyebabkan tertera pada tabel V didapatkan bahwa
kerusakan organ-organ tubuh seperti korelasi antara pengetahuan dan
pembuluh darah, ginjal dan jantung kepatuhan penggunaan insulin pada
(Alfian, 2015). Pada tabel IV dapat pasien diabetes mellitus tidak
dilihat berbagai alasan ketidak bermakna secara statistik. Hal ini
patuhan pasien dalam menggunakan mungkin disebabkan karena
insulin. Alasan ketidakpatuhan pasien banyaknya faktor lain yang
tertinggi adalah lupa dan merasa mempengaruhi kepatuhan pasien
kondisi lebih buruk setelah dalam menggunakan insulin selain
menggunakan insulin. Alasan lupa pengetahuan. Faktor lain yang dapat
memang adalah alasan yang paling memiliki korelasi yang signifikan
lazim ditemukan pada pasien rawat dengan kepatuhan penggunaan
jalan. Alasan lupa harusnya dapat insulin adalah tingkat keparahan
diminimalisis dengan menggunakan penyakit dan adanya intervensi
suatu metode pengingat untuk langsung dari tenaga kesehatan untuk
menggunakan insulin secara teratur. menggunakan insulin.
Sebagai contoh pasien bisa KESIMPULAN
menggunakan alarm untuk Tingkat pengetahuan tentang
meningkatkan kepatuhan. Alasan penggunaan insulin pasien diabetes
kondisi lebih buruk dapat disebabkan mellitus didominasi oleh tingkat
karena cara penggunaan insulin yang pengetahuan baik dan tingkat
salah. Apabila insulin digunakan kepatuhan pasien didominasi oleh
dengan cara yang salah maka tidak tingkat kepatuhan sedang. Korelasi
akan terjadi efek pengontrolan kadar antara pengetahuan tentang
glikemik darah (Raut dkk, 2014). penggunaan insulin dengan
kepatuhan tidak bermakna secara
Secara teori, pengetahuan
statistika.
mengenai pengobatan berkorelasi

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 17


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian

DAFTAR PUSTAKA
Abdulazeez, F.I., Omole, M., Ojulari, Farsaei, S., Radfar, M., Heydari, Z.,
S.L., 2014, Medication Abbasi, F., Qorbani, M., 2014,
Adherence Amongst Diabetic Insulin adherence in patients
Patients in a Tertiary with diabetes: Risk factors for
Healthcare Institution in injection omission, Primary
Central Nigeria, Tropical care diabetes vol.2 no.1
Journal of Pharmaceutic al IDF, 2013, IDF Diabetes Atlas Sixth
Research; 1 3 (6): 997-1001 Edition, International
American Diabetes Association, Diabetes Federation.
2015, Standards Of Medical Perkeni, 2008, Konsensus
Care IN Diabetes-2015, Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Care., 38(1): S01- Diabetes Mellitus Tipe 2 di
S94. Indonesia, Perkeni, Jakarta,
Indonesia.
Clark, M., 2004, Adherence to
Polonsky, W.H., Lawrence, F, Susan,
treatment in patients with type
G, Leonel, F.C., Steven, V.E.,
2 diabetes, Journal of
2005, Psycological Insulin
Diabetes Nursing Vol 8 No 10
Resistance In Patients With
Delamater, A.M., 2006, Improving Type 2 Diabetes, Diabetes
Patient Adherence, Clinical Care 28 No.10:2543-2545.
Diabetes, Volume 24,
Raut, M.S., Balasubramanian, J.,
Number 2
Anjana, R.M., Unnikrishnan,
Depkes, 2007, Profil Kesehatan 2014, Adherence to insulin
Indonesia, Departemen therapy at a tertiary care
Kesehatan Republik diabetes center in South India,
Indonesia, Jakarta, Indonesia. Journal of Diabetology; 1:4
Ejeta, F., Raghavendra, Y., Wolde- Saturnus, R., Yessi, H., Jumaini,
Mariam, M., 2015, Patient 2015, Hubungan Antara
Adherence to Insulin Therapy Pengetahuan, Persepsi dan
in Diabetes Type 1 and Type 2 Efektifitas Penggunaan Terapi
in Chronic Ambulatory Clinic Insulin Terhadap Kepatuhan
of Jimma University Pasien Diabetes Mellitus tipe
Specialized Hospital, Jimma, II dalam Pemberian Injeksi
Ethiopia, International Insulin, JOM 2 No.1:699-707.
Journal of Pharma Sciences
and Research, Vol. 6 No. 4

18 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai