L2F004474 Mta
L2F004474 Mta
ABSTRAK
Pertumbuhan industri pada suatu negara berkembang seperti Indonesia sangat pesat terutama dengan banyak
digunakannya teknologi-teknologi baru dalam kelangsungan proses produksinya. Salah satunya adalah PT. Arteria Daya Mulia
yang merupakan produsen jala ikan terbesar di ASIA. Dengan demikian kontinuitas tenaga listrik di perusahaan ini menjadi
kebutuhan yang utama dalam proses produksi. Kebutuhan tenaga listrik ini dipenuhi dengan mengoperasikan Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD). Ada enam Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di PT. ARIDA, empat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
berbahan bakar gas PNG (Petroleum Natural Gas) dan dua Pembangkit Listrik Tenaga Diesel berbahan bakar solar.
Biaya operasi terbesar pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel untuk menghasilkan daya yang dibutuhkan beban adalah
biaya konsumsi bahan bakar. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui pembebanan ekonomis unit Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel agar diperoleh biaya operasi yang minimum. Analisis pada Tugas Akhir ini, untuk mendapatkan biaya operasi yang
minimum digunakan metode Dynamic Programming.
Biaya konsumsi bahan bakar pembangkit pada tanggal 3 November 2008 selama 24 jam adalah Rp 7.910.604 /hari
dengan mengoperaikan 3 unit pembangkit yaitu pembangkit unit 2, unit 3 dan unit 4. Hasil perhitungan simulasi menggunakan
metode Dynamic Programming pada hari yang sama dan beban yang sama menunjukkan bahwa pembebanan ekonomis unit
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel memberikan efisiensi biaya sebesar Rp 1.192.525/hari dengan mengoperasikan 4 unit
pembangkit yaitu pembangkit unit 1, unit 2, unit 3 dan unit 4 dengan biaya konsumsi bahan bakar sebesar Rp 6.718.079 /hari.
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP
2)
Dosen Jurusan Teknik Elektro UNDIP 1
8. Data harga bahan bakar disesuaikan dengan Pgi = daya yang dibangkitkan generator unit ke-i
data harga dilapangan. Bahan bakar gas PNG (kW)
Rp 600/m3 dan solar Rp 5000/liter. i , i , i = k o n s t a nt a hu b u n ga n b a ha n
9. Tidak memperhitungkan biaya start up, shut b a ka r da n da ya ya n g d i h a s i l ka n
down dan standby. u n it k e i.
10. Tidak memperhitungkan biaya pemeliharaan Konstanta i , i , i didapatkan dengan
sistem pembangkit tenaga listrik. menentukan 3 (tiga) titik potong pada gambar 2.1
11. Tidak memperhitungkan rugi-rugi saluran. antara konsumsi bahan bakar (yi) dan daya yang
12. Pengolahan data menggunakan software dibangkitkan atau beban (xi) yang dipikul unit
Matlab 7.6 dan Microsoft Excel guna pembangkit terlebih dahulu. Tiga titik potong tersebut
memudahkan perhitungan dan analisis tugas adalah titik x1y1 (pada beban rendah), x2y2 (pada
akhir. beban menengah) dan x3y3 (pada beban tinggi) yang
ketiga titik tersebut diambil pada sembarang titik[21].
II. DASAR TEORI Persamaan (2.1) menjadi sebagai berikut:
2.1 Tinjauan Pustaka y1 = 1 + 1 x 1 + 1 x 1 2
Dalam pengoperasian pembangkit y2 = 2 + 2 x 2 + 2 x 2 2
diperlukan suatu metode untuk menekan biaya y3 = 3 + 3 x 3 + 3 x 3 2
operasi suatu pembangkit. Pengoperasian unit-unit K et i g a p er s a ma a n t er s eb u t
pembangkit pada pemintaan daya tertentu dalam d i s u b t it u s i k a n h i n g ga d i d a p a t ka n n i la i -
suatu stasiun dilakukan dengan mendistribusikan n i la i i ,i, i. F l o wc h a r t u nt u k
beban di antara unit-unit pembangkit dalam m en d a p a t ka n n i l a i i , i , i a da la h s eb a ga i
stasiun tersebut [1] . unit pembangkit dalam suatu b er i k u t :
stasiun mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda sehingga diperlukan suatu penjadwalan
pengoperasian setiap unit pembangkit untuk
suatu pembebanan ekonomis tertentu pada
sistem dengan mempertimbangkan kehilangan
daya pada saluran transmisi. Dengan demikian dapat
diperoleh suatu pengoperasian pembangkit yang
optimal untuk menekan biaya operasi[7].
2
Ct (Pd) = biaya total bahan bakar yang minimum
dalam satuan biaya per satuan waktu
(rupiah perjam) untuk n buah unit
pembangkit dengan beban Pd KW.
Cn = biaya bahan bakar dalam rupiah per jam
untuk unit ke - n.
Cn+1 = biaya bahan bakar dalam rupiah per jam
untuk unit ke - n+1.
n = jumlah pembangkit yang akan beroperasi.
= suatu nilai tertentu untuk memvariasi
pembagian beban. Dengan syarat masih
memenuhi kemampuan pembangkit.
n
C t
i 1
Ci
Gambar 2.4 Flowchart Untuk Menghitung J u m l a h Gambar 2.5 Flowchart Untuk Menghitung Biaya Konsumsi
Bahan Bakar Yang Paling Murah
Algoritma untuk menghitung pembagian
beban antar unit pembangkit dan konsumsi bahan
bakar untuk membangkitkan daya tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Jika beban dilayani 1 pembangkit atau n = 1, P1baru, P2baru dan Ct baru yang didapatkan.
yaitu apabila unit pembangkit berjumlah satu Jika persamaan (2.15), (2.16) dan (2.17)
buah. Tidak ada pilihan lain maka beban tidak dipenuhi maka iterasi dihentikan dan
sistem hanya dapat dilayani oleh satu-satunya jumlah pembangkit yang akan
unit pembangkit yang ada, sehingga biaya dioperasikan ditambah.
minimum dapat ditulis sebagai: c. Kemudian mengiterasikan P1baru dan P2baru
Ct (Pd) = C1 (Pd) terus-menerus
(2.9) sesuai dengan yang
dengan syarat: diinginkan sehingga didapatkan variasi
P1min P P1maks. pembebanan
(2.10) pada kedua pembangkit
P1min dan P1maks masing-masing adalah batas tersebut lalu hasil masing-masing iterasi
kemampuan minimum dan maksimum dicatat.
generator ke-1 untuk memikul beban. Jika d. Kemudian membandingkan hasil
beban melebihi kemampuan maksimum 1 perhitungan Ct. Variasi pembebanan yang
pembangkit maka jumlah pembangkit yang ekonomis didapatkan dengan
akan dioperasikan harus ditambah untuk mengoperasikan pembangkit pada hasil
memikul beban tersebut menjadi 2 perhitungan Ct yang paling minimum.
pembangkit. 3. Beban dipikul n buah pembangkit menjadi:
2. Beban dipikul 2 pembangkit sehingga n = 2 Ct (Pd) C1((Pd/n) )C2((Pd/n) ) ...Cn((Pd/n) )
persamaan menjadi: Persamaan (2.11) dipecahkan dengan urutan
C t ( Pd ) C1 ((Pd / 2) ) C 2 (( Pd / 2) ) sebagai berikut:
Persamaan (2.9) dipecahkan dengan urutan a. Membagi beban Pd.
sebagai berikut: P1 = P2 = = Pn = Pd / n
a. Membagi beban Pd. Sehingga persamaan (2.10) menjadi:
Persamaan (2.8) menjadi: Ct (Pd) C1 (P1 ) C2 (P2 ) ... Cn(Pn )
P1 = P2 = Pd / 2 (2.12)
Kemudian mencatat nilai Ct, P1 dan P2 yang
Sehingga persamaan (2.11) menjadi:
sudah didapatkan dari persamaan (2.20),
C t ( Pd ) C1 ( P1 ) C 2 ( P2 ) (2.21) dan (2.22)..
Kemudian mencatat nilai Ct, P1 dan P2. b. Kemudian menentukan iterasi yang
b. Kemudian menentukan iterasi yang diinginkan untuk medapatkan variasi daya
diinginkan untuk medapatkan variasi daya yang dipikul generator. P1 masing-masing
yang dipikul generator. P1 pada persamaan generator setelah diiterasi sebesar adalah
2.12 sebesar . sebagai berikut:
Sehingga P1baru = P1 Sehingga: (2.13)
P1baru = P1
P2baru = P2 (2.14)
P2baru = P2
Untuk variasi Pibaru = P1 dapat
didekati dengan menggunakan logika Pnbaru = Pn
matematis menggunakan nilai bit. Untuk Persammaan (2.7) harus dipenuhi.
bit = 0 diasumsikan minus (-) dan untuk bit P1baru + P2baru ++ Pnbaru = Pd
= 1 diasumsikan plus (+). Logika = 0
matematis untuk variasi pembebanan adalah suatu nilai tertentu. Dengan syarat
ekonomis antara 2 unit pembangkit dapat masih memenuhi kemampuan pembangkit.
dilihat di lampiran. P1min+P2min+ + Pnmin Pd P1max+
Persammaan (2.7) harus dipenuhi. P2max++Pnmax (2.28)
P1baru + P2baru = Pd (2.15)
P1min P1baru P1maks.
Pd - P1baru + P2baru =0 (2.16)
P2min P2baru P2maks.
adalah suatu nilai tertentu. Dengan syarat
masih memenuhi kemampuan pembangkit.
Pnmin Pnbaru Pnmaks.
P1min + P2min Pd P1max + P2max (2.17)
Sehingga
P1min P1baru P1maks. (2.18)
P2min P2baru P2maks. C1 ( P1baru ) C 2 ( P2 baru )
C t ( Pd ) (2.19)
Sehingga Kemudian hitung kembali nilai Ct, persamaan
C t ( Pd ) C 1 ( P1baru ) C 2 ( P2 baru ) (2.11) kemudian catat nilai P1baru, P2baru dan Ct
baru yang didapatkan. Jika persamaan (2.29),
Kemudian hitung kembali nilai Ct,
(2.30) dan (2.31) tidak dipenuhi maka iterasi
persamaan (2.11) kemudian catat nilai
4
dihentikan dan jumlah pembangkit yang akan b = Jarak lengan torsi (m)
dioperasikan ditambah. mep = Tekanan rata-rata (kg/cm2)
c. Kemudian mengiterasikan P1baru dan P2baru Vd = Volume Ruang bakar (m3)
terus-menerus sesuai dengan yang diinginkan n = Jumlah putaran rotor (rpm)
sehingga didapatkan variasi pembebanan pada Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa semakin
kedua pembangkit tersebut lalu hasil masing- tinggi tekanan maka semakin tinggi nilai putaran
masing iterasi dicatat. rotor[15].
d. Kemudian membandingkan hasil perhitungan
Ct. Variasi pembebanan yang ekonomis III. Perancangan Software
didapatkan dengan mengoperasikan Secara garis besar algoritma perancangan
pembangkit pada hasil perhitungan Ct yang software pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
paling minimum. 1. Memasukan nilai beban (Pdt) dan harga bahan
bakar.
2.3 Hal-hal yang mempengaruhi borosnya 2. Memasukan harga bahan bakar gas (Rp 600/m3)
konsumsi bahan bakar pada Genset diesel dan bahan bakar solar (Rp 5.000/liter)
adalah[24]: 3. Memilih jumlah pembangkit yang akan
1. Usia mesin. Semakin tua usia mesin maka dioperasikan.
performa kerja mesin semakin menurun[24]. 4. Menginisialisasi kemampuan unit pembangkit
2. Kondisi oli pelumasan, jika oli pada bagian yang yang dipilih.
berputar pada mesin telah kotor maka gesekan 5. Mengitung pembagian beban antar unit
akan bertambah sehingga menyebabkan pembangkit.
konsumsi bahan bakar bertambah karena mesin 6. Mengitung konsumsi bahan bakar unit
membutuhkan gaya putar yang lebih tiggi[24]. pembangkit (m3/jam atau liter/jam) yang
3. Sistem pendinginan mesin mengalami gangguan memikul beban tersebut.
sehingga mesin menjadi panas akibatnya udara 7. Menghitung biaya konsumsi gas atau solar
segar yang terhisap oleh sistem pemasukan udara (Rp/jam). Dimana harga solar Rp 5.000/liter dan
adalah udara pans. Udara yang masuk kedalam harga gas Rp 600/m3.
ruang bakar terlalu panas (>600oC) sehingga 8. Mencatat nilai pembagian beban, konsumsi
perbandingan kompresi udara dan bahan bakar bahan bakar, dan biaya untuk memikul beban
meningkat yang menyebabkan debit bahan bakar masing-masing itersi tersebut.
yang dibutuhkan meningkat[24]. 9. Mencari hasil yang paling murah dari biaya
4. Sistem pemasukan udara dan bahan bakar. konsumsi bahan bakar.
Terlalu banyak udara atau terlalu sedikit udara Diagram alir perancangan software adalah
akan menyebabkan pemakaian bahan bakar sebagai berikut:
menjadi boros[6].
5. Besar-kecil beban yang akan dipikul. Semakin
besar beban maka semakin banyak membutuhkan
bahan bakar, karena ketika beban naik maka
frekuensi menurun. Putaran rotor generator harus
dinaikan sehingga kopel mesin diesel harus
dinaikkan. Gaya putar mesin diesel dinaikkan
dengan membuka lebih katup bahan bakar
sehingga bahan bakar yang masuk keruang bakar
bertambah kemudian menghasilkan tekanan
(yang dihasilkan dari ledakan hasil pembakaran) Ci
n
( Pi Pi 2 )
i 1
6
dilapangan. Data real dari lapangan dapat dilihat pada Pada subbab 4.2 dibahas konsumsi bahan
tabel 3.1. Contoh perhitungan: bakar yang dibutuhkan pembangkit untuk
Diketahui: beban pada Jam 01.00 adalah 2.011,82 membangkitkan dayanya. Pada sub bab 4.2
Pembangkit yang dioperasikan adalah pembagian beban diasumsikan sama dengan data
unit 2, unit 3 dan unit 4 yaitu unit dilapangan. Namun pada sub bab 4.4 ini dilakukan
pembangkit berbahan bakar gas, harga pembagian beban menggunakan metode DP.
gas adalah Rp 600/m3 Pembangkit unit 2, unit 3 dan unit 4 adalah
Unit 2 memikul beban = 648,78 kW unit pembangkit yang berbahan bakar gas. Sub bab ini
Unit 3 memikul beban = 713,48 kW mensimulasikan pembagian beban menggunakan
Unit 4 memikul beban = 649,60 kW metode dynamic programming antar unit pembangkit
Ditanyakan: konsumsi bahan bakar unit pembangkit? tersebut. Contoh:
Biaya total konsumsi bahan Bakar? Diketahui: beban pada Jam 01.00 adalah 2.011,82.
Jawaban: menggunakan persamaan 2.1 dan dan 2.5 Pembangkit yang dioperasikan adalah
C i = i + i P gi + i P gi 2 unit 2, unit
( 4 . 1 30 ) dan unit 4 yaitu unit
n pembangkit berbahan bakar gas, harga
Ct Ci gas adalah Rp 600/m3.
i 1
Kemampuan (4.11) masing-masing unit
Dari tabel 4.3 karakteristik konsumsi pembangkit sama yaitu 150 850 kW.
Ditanyakan: Pembagian beban antar unit pembangkit
bahan bakar unit pembangkit adalah
adar diperoleh penghematan konsumsi
sebagai berikut: bahan bakar unit pembangkit?
C2 = 183,81 0,567 P2 + 0,0009 P22 Biaya total(4.12)
konsumsi bahan Bakar?
C3 = 178,99 0,554 P3 + 0,0009 P32 Jawaban: menggunakan (4.13)persamaan 2.1 dan dan 2.5
C4 = 161,30 0,473 P4 + 0,0009 P42 C i = i +(4.14)
i P gi + i P gi 2
Maka persamaan 4.2 menjadi: n
8
end; menghitung 20 iterasi yang dapat dilihat pada
Kemudian menghitung masing-masing tabel berikut ini:
konsumsi bahan bakar unit pembangkit Tabel 4.12 Hasil perhitungan iterasi 1 20
menggunakan persamaan 4.2. Daya yang dibangkitkan Konsumsi bahan bakar Biaya
Itera- (kW) (m3/jam) Konsumsi
C2 = 183,81 0,567 (671,61) + si BB
Unit 2 Unit 3 Unit 4 Unit 2 Unit 3 Unit 4
0,0009 (671,61)2 (Rp/jam)
= 208,96 m3/jam 1 670,61 670,61 670,61 208,32 212,22 248,85 401.627
C3 = 178,99 0,554 (671,61) + 2 671,61 671,61 668,61 208,96 212,87 247,38 401.526
0,0009 (671,61) 2
= 212,87 m3/jam Tabel 4.12 Hasil perhitungan iterasi 1 20
C4 = 161,3 0,473 (668,61) + (Lanjutan)
0,0009 (668,61)2 Daya yang dibangkitkan Konsumsi bahan bakar Biaya
= 247,38 m3/jam Itera- (kW) (m3/jam) Konsumsi
si BB
Bahan_Bakar_2 (k) = alpha2 + beta2 Unit 2 Unit 3 Unit 4 Unit 2 Unit 3 Unit 4
(Rp/jam)
*P2(k) + gama2* P2(k)^2; 3 672,61 672,61 666,61 209,60 213,53 245,92 401.430
Bahan_Bakar_3 (k) = alpha3 + beta3 4 673,61 673,61 664,61 210,25 214,18 244,47 401.341
*P3(k) + gama3* P3(k)^2;
5 674,61 674,61 662,61 210,89 214,84 243,03 401.259
Bahan_Bakar_4 (k) = alpha4 + beta4
*P4(k) + gama4* P4(k)^2; 6 675,61 675,61 660,61 211,54 215,50 241,59 401.183
7 676,61 676,61 658,61 212,19 216,17 240,17 401.114
Kemudian menghitung biaya konsumsi 8 677,61 677,61 656,61 212,84 216,83 238,74 401.051
bahan bakar:
9 678,61 678,61 654,61 213,50 217,50 237,33 400.995
Biaya2 = C2 x harga bahan bakar
= 208,96 m3/jam x Rp 600/m3 10 679,61 679,61 652,61 214,15 218,17 235,92 400.945
10
DAFTAR PUSTAKA
Erline Luciana (L2F 004 474)
[1] Arismunandar A., Kuwara, Teknik Tenaga
lahir di Bengkulu,
Listrik, Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta,
menyelesaikan pendidikan
2000.
dasar hingga pendidikan
[2] Basuki, Cahyo A., Analisis Konsumsi Bahan
menengah di Bengkulu. Saat
Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap
ini sedang menempuh
Dengan Menggunakan Metode Least Square,
pendidikan di jurusan Teknik
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro
Elektro bidang Konsentrasi
Universitas Diponegoro, 2009.
Teknik Energi Listrik
[3] Cekdin, Cekmas, Sistem Tenaga Listrik,
Universitas Dipenegoro
Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2007.
[4] Das, JC, Power System Analysis, ABB
Electrical System Technology Institute,
Chicago.
Semarang, Maret 2009
[5] Djiteng, Marsudi, Operasi System Tenaga
Menyetujui
Listrik, Balai Penerbit & Humas ISTN,Jakarta,
1990.
Pembimbing I Pembimbing II
[6] Djiteng, Marsudi, Pembangkitan Energi
Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta.
[7] Hadi, Sasono, Pembagian Beban Generator.
[8] Handoko, Hani, Dasar-Dasar Operations
Research, Bulaksumur, 1993.
Ir. Tedjo Sukmadi, M.T. Susatyo
[9] Imam, Kamarul, Dynamic Progrmming.
Handoko, S.T., M.T.
[10] Kadir, Abdul, Energi, Penerbit Universitas
NIP 131 764 876 NIP 132 282 683
Indonesia, 1995.
[11] Kadir, Abdul, Pembangkit Tenaga Listrik,
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1996.
[12] Kirschen ,Daniel, Unit Commitment.
[13] Miller, Robert, H, Power System Operation,
McGraw-Hill, Library Of Congress Cataloging-
in-Publication Data, 1993.
[14] Momoh, James, Electrical Power System
Applications Of Optimization, Howart
University, Washington D.C.
[15] Muda, Iskandar, Mesin Diesel Dual-Fuel,
Lapaoran Tugas Akhir Teknik Mesin
Universitas Diponegoro, 2008.
[16] Murti, PSR, Power System and Control,
McGraw-Hill, Library Of Congress Cataloging-
in-Publication Data, New Delhi.