Bab
Bab
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun manfaat dari penelitian dari tugas akhir ini didapat sebuah
perencanaan penjadwalan operasi pembangkit yaitu dengan perbandingan pemakaian
beban dan biaya operasional pembangkit. Sehingga kita dapat meminimalkan biaya
operasional pembangkit.
Untuk memenuhi tujuan yang akan dicapai melalui tugas akhir ini, maka ada
beberapa metode yang digunakan, yaitu :
1. Studi literature dari bukubuku, makalah, dan dari berbagai sumber online
lainnya.
3
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa optimasi pegangkit
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Dari data biaya operasional di atas salah satunya adalah kendala pengeluaran
biaya bahan bakar bagi pembangkit listrik tenaga termal. Untuk itu diperlukan suatu
cara atau strategi untuk melayani kebutuhan beban dengan menekan biaya produksi
dan mengkobinasikan dengan pembangkit hidro, dengan tetap memperhatikan mutu
serta keandalan sistem tenaga listrik yang di hasilkan.
6
a. Pengaturan Frekuensi
Salah satu karakteristik pada sistem tenaga listrik yang sangat
penting untuk dijaga kestabilannya adalah frekuensi. Pentingnya menjaga
frekuensi berkaitan erat dengan upaya untuk menyediakan sumber energi yang
berkualitas bagi konsumen. Pasokan energi dengan frekuensi yang berkualitas
baik akan menhindarkan peralatan konsumen dari kerusakan (umumnya alat
hanya dirancang untuk dapat bekerja secara optimal pada batasan frekuensi
tertentu saja 50 s.d 60 Hz). Penyimpangan frekuensi dari nilai nominal harus
selalu dalam batas toleransi yang diperbolehkan. Daya aktif mempunyai
hubungan erat dengan nilai frekuensi dalam sistem, sedangkan beban sistem
yang berupa daya aktif maupun daya reaktif selalu berubah sepanjang waktu.
Sehubungan dengan hal ini harus ada penyesuaian antara daya aktif yang
dihasilkan dalam sistem pembangkitan harus disesuaikan dengan beban daya
aktif. Penyesuaian daya aktif ini dilakukan dengan mengatur besarnya kopel
penggerak generator.
b. Pemeliharaan Peralatan
Peralatan dalam sistem perlu dipelihara secara periodik sesuai
dengan buku petunjuk pemeliharaan yang dikeluarkan oleh pabrik peralatan
7
c. Biaya Operasional
Komponen biaya pembangkitan energi listrik terbesar adalah bahan
bakar untuk pembangkit termal. Dimana biaya operasional pembangkit ini
merupakan biaya terbesar dari suatu perusahaan listrik sehingga di perlukan
tenik-teknik optimasi untuk menekan biaya dari operasional pembangkit
tersebut.
d. Gangguan
Ganguan dalam sistem tenaga listrik merupakan suatu kendala yang
tidak dapat dihindari, seiring terjadinya perubahan iklim alam seperti petir
sebagai penyebab ganguan paling besar di Negara ini.
e. Tegangan
Tegangan adalah suatu unsur kualitas penyediaan tenaga listrik yang
perlu di perhatikan dalam pengoperasian sistem. Tegangan diatur oleh eksitasi
(Penguatan Medan) generator pada pembangkit dan alat pengatur tegangan
dibeberapa tempat seperti tap changer trafo.
Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Bentuk utama
dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbin yang
digerakkan oleh tenaga kinetik dari air.
P = 9,8 . Q . H (kW)
Dimana:
P = Tenaga yang dikeluarjan secara teoritis
H = Tinggi jatuh air (m)
Q = Debit air (3 /dt)
Daya yang keluar dari generator dapat di peroleh dari perkalian efisiensi
turbin dan generator dengan daya yang dihasilkan secara teoritis. Sebagai mana dapat
di pahami dari rumus diatas, daya yang dihasilkan adalah hasil kalai dari tinggi jatuh
9
air dan debit air. Berhasilnya pembangkit tenaga air tergantung daripada usaha untuk
mendapatkan tinggi jatuh air dan debit yang besar secara afektif dan ekonomis.
Karakteristik pada pembangkit listrik tenaga air adalah air berperan sebagai
input dan mengahasilkan daya dalam satuan megawatt. Sistem tenaga air mengubah
energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan kemudian biasanya
menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau
turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun
turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran
turbin menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan
dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk
memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.
PLTU dalam sistem merupakan pembangkit listrik yang dominan baik secara
teknis operasional maupun di tinjau dari segi biaya operasi.
Pada PLTU sendiri terdapat bagian-bagian sebagai berikut :
1. Sirkuit bahan bakar
2. Sirkuit udara untuk pembakaran
3. Sirkuit air bersih dan uap
4. Sirkuit air dingin
10
dapat dipompakan kembali kedalam ketel uap. Sisa energy yang masih ada dalam uap
yang keluar dari turbin dibuang melalui kondensor kedalam air pendingin kondensor
ketika berlangsung peroses pengembunan.
Dari uraian diatas terlihat bahwa apabila ada perubahan beban pada unit
PLTU yang menyebabkan adanya perintah dari governor untuk melakukan
penambahan atau pengurangan uap yang dialirkan keturbin uap, maka hal ini harus
diikuti dengan penambahan atau pengurangan aliran ke ketel bahan bakar dan udara,
hal ini menunjukkan bahwa pengaturan beban unit PLTU menyangkut suatu sistem
control yang panjang sehingga sangat terbatasi kemampuan untuk menghadapi
perubahan beban dan proses star atau stop.
1. Beban maksimum
2. Beban minimum
3. Kecepatan perubahan beban
4. Perhitungan cadangan putar
12
masukan (input) adalah bahan bakar dan keluarannya (output) adalah daya
listirk.
2.7 Beban
Beban adalah pemakaian tenaga listrik oleh pelanggan listrik. Karakteristik
juga mempengaruhi keputusan dalam operasi ekonomis. Untuk beban yang sama dan
sejenis akan bervariasi dengan pola yang sama, dimana pola beban tersebut
ditentukan oleh:
1. Kurva beban
2. Kurva lama beban
Besarnya beban sistem pada suatu unit hanya dapat diperkirakan dengan
acuan beban sistem dimasa yang lalau yaitu kemampuan untuk melayani beban secara
berkala.
suatu populasi yang sangat kecil, suatu kromosom dari gen gen yang
mengarah ke solusi akan sangat cepat ke kromosom-kromosom lainnya.
Pindah silang bisa dilakukan dalam beberapa cara berbeda. Yang paling
sederhana adalah pindah silang satu titik potong (one-point crossover). Suatu
titik potong dipilih secara random.
2.9.5 Mutasi
Prosedur mutasi sangatlah sederhana. Untuk semua gen yang ada, jika
bilangan random yang dibangkitkan kurang dari probabilitas mutasi yang
ditentukan maka ubah gen tersebut menjadi nilai kebalikanya (dalam binary
encoding, 0 menjadi 1, 1 menjadi 0).
2.9.6 Elitisme
Karena seleksi di lakukan secara random, maka tidak ada jaminan
suatu indifidu bernilai fitness tertinggi akan selalu terpilih. Kalaupun individu
bernilai fitness tertinggi terpilih, mungkin saja individu tersebut akan rusak
(nilai fitnessnya menurun) karena proses pindah silang. Untuk menjaga agar
individu bernilai fitness tertinggi tersebut tidak hilang selama evolusi, maka
aperlu dibuat suatu atau beberapa kopinya.
18
BAB III
APLIKASI METODE ALGORITMA GENETIK UNTUK
OPTIMASI PENJADWALAN PEMBANGKIT
3.1 Umum
Jumlah kapasitas terpasang dari peralatan tenaga dan julmlah pembangkit
tenaga listrik semakin berkembang sebegitu jauh, pembangkitan tersebut ditetakankan
pada pembangkitan tenaga air. Alas an pemikiranya adalah tidak diperlukannya biaya
yang besar dalam pengoperasiannya karena yang dimanfaatkan dari sumber
pembangkit disini adalah energy air.
Untuk pembangunan PLTA diperlukan biaya yang besar dan waktu yang
lama, tetapi sebanding dengan biaya operasionalnya yang murah. Selama tekno-
ekonomis memungkinkan, kiranya akan lebih menguntungkan untuk terus
membangun PLTA, oleh karena pembangkit dengan tenaga termis, walaupun lebih
murah pembangunannya tetapi tidak tahan lama dan masih memerlukan bahan bakar
sehingga biaya operasionalnya mahal.
Keuntungan dari kedua macam pembangkit tenaga tersebut hendaknya dapat
dikombinasikan, sehingga dengan demikian dapat dimanfaatkan secara efektif.
Namun dalam tahun-tahun trakhir ini lokasi yang menguntungkan bagi pusat listrik
tenaga air lebih sulit diperoleh, sehingga mengakibatkan harga listrik per kWH
menjadi lebih tinggi. Sebaliknya teknologi pembangkit tenaga termis telah
mengalami kemajuan yang pesat. Dengan memakai mesin-mesin dengan temperatur
dan tekanan tinggi, kapasitas tiap unit pembangkit tenaga termis dapat dipertinggi dan
biaya kontruksinya terus menurun.
Oleh karena itu akhir-akhir ini ada kecendrungan untuk pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Termis (PLTT) dengan beban yang tetap. Karena
19
kapasitas tiap unit dari PLTT juga semakin besar, maka secara keseluruhan
persentase kapasitas terpasang PLTT juga semakin tinggi dibandingkan jenis
Populasi = fix(2*rand(UkPop,JumGen));
Keterangan:
Membangkitkan sejumlah UkPop kromosom, masing-masing kromosom
berisi bilangan biner (0 dan 1) sejumlah JumGen.
Masukan : UkPop : ukuran populasi atau jumlah kromosom dalam
populasi
JumGen: jumlah gen dalam kromosom
Keluaran : populasi : kumpulan kromosom, matriks berukuran UkPop x
JumGen
3.3.2 DekodekanKromosom
Fungsi ini bertujuan untuk mengkodekan sebuah kromosom yang
berisi bilangan biner menjadi individu x yang bernilai real dalam interval yang
digunakan. Proses pengkodean dilakukan berdasarkan persamaan 2.1 pada
Bab II. Pada fungsi ini intilah kromosom mengacu pada Vektor baris yang
berisi bilangan biner. Sedangkan individu mengacu pada veriable x yang
berisikan bilangan real.
function x = DekodekanKromosom(Kromosom,Nvar,Nbit,Ra,Rb)
for ii=1:Nvar,
x(ii) = 0;
for jj=1:Nbit,
x(ii) = x(ii) + Kromosom((ii-1)*Nbit+jj)*2^(-jj);
end
x(ii) = Rb + (Ra-Rb)*x(ii);
end
Keterangan:
Mendekodekan kromosom yang berisi bilangan biner menjadi individu
x yang bernilai real dalam interval yang ditentukan [Ra,Rb].
Masukan : Kromosom : kromosom, matriks berukuran 1 x JumGen
Nvar : jumlah variabel
Nbit : jumlah bit yang mengkodekan satu variabel
Ra : batas atas interval
Rb : batas bawah interval
Keluaran : x : individu hasil dekode kromosom
21
a = A;
b = x*B';
if b >= a
fitness = 1 / ((x.*b*C')+ eps);
else
fitness = 0;
end
TempPopulasi = Populasi;
23
Elitisme:
Buat satu kopi kromosom terbaik jika ukuran populasi ganjil
Buat dua kopi kromosom terbaik jika ukuran populasi genap
[SF,IndF] = sort(Fitness);
for rr=1:UkPop,
LFR(IndF(UkPop-rr+1)) = MaxF-(MaxF-MinF)*((rr-1)/(UkPop-1));
end
fitness hasil pengurutan, sedangkan IndF berisi indeks dari nilai-nilai fitness
tersebut.
3.3.5 RouletteWheel
Fungsi roulette-wheel secara sederhana diimlementasikan dengan kode
pemograman sebagai berikut:
function Pindex = RouletteWheel(UkPop,LinearFitness);
JumFitness = sum(LinearFitness);
KumulatifFitness = 0;
RN = rand;
ii = 1;
while ii <= UkPop,
KumulatifFitness = KumulatifFitness + LinearFitness(ii);
if (KumulatifFitness/JumFitness) > RN,
Pindex = ii;
break;
end
ii = ii + 1;
end
Keluaran :
Pindex : indeks dari kromosom yang terpilih (bernilai 1 sampai
UkPop)
Sebuah perintah yang tersedia dalam MATLAB, dalah sum, digunakan
untuk menjumlahkan semua nilai pada vector LinearFitness. Perintah berak
digunkan untuk keluar dari suatu pengulangan for atau while. Keluaran dari
fungsi ini adalah Pindex, yaitu indeks dari individu yang terpilih sebagai
orang tua.
25
Keluaran
Anak : kromosom hasil pindah silang, matriks berukuran 1 x JumGen
3.3.7 Mutasi
Mutasi bisa terjadi secara random pada setiap gen dalam kromosom.
Berikut ini adalah baris-baris perintah untuk fungsi mutasi:
26
MutKrom = Kromosom;
for ii=1:JumGen,
if (rand < Pmutasi),
if Kromosom(ii)==0,
MutKrom(ii) = 1;
else
MutKrom(ii) = 0;
end
end
end
Keluaran:
MutKrom : kromosom hasil mutasi, matriks berukuran 1 x JumGen
Jika suatu bilangan random [0,1], yang dibagkitkan oleh perintah rand
kurang dari probabilitas mutasi Pmutasi, maka gen yang bersesuaian akan
diganti dengan dengan nilai kebalikannya (nilai 0 diubah menjadi 1, dan 1
diubah menjadi 0). Keluaran dari fungsi mutasi ini adalah MutKrom, yaitu
kromosom hasil mutasi.
27
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa penjadwalan operasi pembangkit sumatera bagian tengah
yang terdiri dari PLTA Singkarak, PLTA Maninjau, PLTA Batang Agam, PLTA
Koto Panjang, PLTG Pauh Limo, PLTU Ombilin, PLTG Teluk Lembu, PLTD Teluk
Lembu, PLTD Payo Silincah, PLTG Batang Hari, PLTD Agreko Pauh Limo, PLTD<
Agreko Riau, PLTD Dumau, PLTD Sewatama.