Anda di halaman 1dari 1

SEJATI

TAGGED WITH TATA CARA MERAGA SUKMA

OLAH SEMEDI

OLAH SEMEDI

(bagian satu)

PENGERTIAN SEMEDI

Semadi atau semedi adalah menghilangkan kehidupan jasad agar supaya seseorang dapat
merasakan rahsaning gesang atau kehidupan sukma. Dengan sarana mengolah rasa
disebut sirnaning papan lan tulis. Yakni jumeneng rasa jati yang benar-benar nyata,
pasti dan weruh tanpa tuduh (menyaksikan sendiri tanpa referensi), atau menyaksikan
sesuatu tanpa melibatkan badan wadag (akal-budi/ rasio/ pikiran/ imajinasi/mata-
wadag). Keberhasilannya dengan cara meredam gejolak nafsu jasadiah, dan dengan
mengolah gerak-gerik anggota badan.

Kehidupan jasad memiliki kesadaran yang rendah, sementara itu kehidupan sukma
memiliki kesadaran yang tinggi. Kesadaran jasadiah sifatnya rentan oleh pengaruh
nafsu-nafsu, di mana pikirannya terganggu oleh imajinasi rasio. Dalam kehidupan
sukma itulah terletak kesadaran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kesadaran jasad. Dapat digambarkan sukmanya keluar dari badan wadag atau jasad.
Dalam kondisi demikian kesadaran jasadiah tidak lagi bisa mendominasi dan
memanipulasi kesadaran batin. Kesadaran sejati yang ada pada kehidupan sukma akan
membersihkan batin dari segala polusi dan imajinasi rasio dan nafsu-nafsu negatif.
Pemahaman ini merupakan gambaran dari lampahan Sri Kresna di Dwarawati atau sang
Arjuna yang meraga sukma. Untuk kita perhatikan semua, bawa cerita ini sekedar
dijadikan sebagai perlambang atau kiasan yang memudahkan pemahaman akan hakekat
dari semedi. Adapaun tujuan melakukan semedi tidak lain untuk mengetahui alam
kajaten atau kwahana kesejatian, yang sungguh-sungguh nyata dan ada di luar nalar
atau akal budi kita.

SEMEDI & KESADARAN BATIN

Dalam upaya semedi dapat terjadi kegagalan dan keberhasilan. Kegagalan biasa
terjadi dalam awal-awal latihan semadi namun lama kelamaan kita akan menemukan
irama atau frekuensi yang dirasakan sangat ajaib. Bagi yang berhasil melakukan
semadi pun ada dua kemungkinan yang berbeda tataran keberhasilannya. Kemungkinan
yang pertama, meskipun berhasil dalam semedi namun seseorang belum mencapai puncak
kesempurnaan semedi. Raga telah berhasil dimatikan sehingga yang terasa hanya
getaran dahsyat dalam rasa. Getaran itu bersumber dari pusat kehidupan (atma) yang
terletak pada susuhing angin/jantung, lalu menjalar ke seluruh badan. Bukan
badan jasadiah semata, namun getaran itu terletak dalam badan halus/metafisik.
Bila dirasakan sepintas lalu seolah badan wadag lah yang bergetar. Getaran berbeda
dengan rasa gemetaran. Jika dikonotasikan sebagai prana ia sama-sama

Anda mungkin juga menyukai