Anda di halaman 1dari 26

irma widiyanti

Kamis, 28 April 2011

MAKALAH PLTU untuk mata kuliah OSTL..

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan listrik pada saat ini dirasa cukup banyak. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki luas
wilayah yang cukup besar. Seiring dengan tidak meratanya jumlah kelahiran dan persebaran penduduk
pada setiap wilayah atau pulau yang ada di Indonesia mengakibatkan konsentrasi kepadatan penduduk
hanya terdapat pada beberapa tempat saja, secara khusus hanya terdapat pada kota-kota besar saja.

Inilah yang menyebabkan kebutuhan energi listrik diperkotaan sangat dibutuhkan. Banyaknya
pembangkit listrik yang ada seperti PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) harus menghasilkan jumlah
tenaga lisrik dalam jumlah yang cukup besar.

Seperti yang dicanangkan oleh PLN bahwa melalui PLTU ditargetkan dapat tercapai produksi tenaga
listrik sebesar 10.000MW dengan membangun PLTU sebanyak 35 buah yang nantinya akan ditempatkan
di jawa dan luar jawa.

Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Untuk di Pulau Jawa

No

Pembangkit

Tempat

Kapasitas

PLTU 1 Banten

Suralaya
1 x 625 MW

PLTU 2 Banten

Labuhan

2 x 300 MW

PLTU 3 Banten

Lontar

3 x 315 MW

PLTU 1 Jawa Barat

Indramayu

3 x 330 MW

PLTU 2 Jawa Barat

Pelabuhan Ratu

3 x 350 MW

PLTU 1 Jawa Tengah

Rembang

2 x 315 MW

PLTU 2 Jawa Tengah

Cilacap

1 x 600 MW
8

PLTU 1 Jawa Timur

Pacitan

2 x 315 MW

PLTU 2 Jawa Timur

Paiton

1 x 660 MW

10

PLTU 3 Jawa Timur

Tj. AwarAwar Tuban

2 x 350 MW

11

PLTU Tanjung Jati B

Jepara

2 x 661 MW

Untuk diluar pulau jawa dan bali dibangun 25 PLTU, rinciannya sebagai berikut :

No

Pembangkit

Kapasitas

PLTU NAD

2 x 100 MW

PLTU 2 Sumatra Utara


2 x 200 MW

PLTU Sumatra Barat

2 x 100 MW

PLTU 3 Bangka Belitung

2 x 25 MW

PLTU 4 Bangka Belitung

2 x 15 MW

PLTU 1 Riau

2 x 10 MW

PLTU 2 Riau

2 x 7 MW

PLTU Kepulauan Riau

2 x 7 MW

PLTU Lampung

2 x 100 MW

10

PLTU 1 Kalimantan Barat

2 x 50 MW
11

PLTU 2 Kalimantan Barat

2 x 25 MW

12

PLTU 1 Kalimantan Tengah

2 x 60 MW

13

PLTU Kalimantan Selatan

2 x 65 MW

14

PLTU 2 Sulawesi Utara

2 x 25 MW

15

PLTU Sulawesi Tenggara

2 x 10 MW

16

PLTU Sulawesi Selatan

2 x 50 MW

17

PLTU Gorontalo

2 x 25 MW

18

PLTU Maluku

2 x 15 MW

19
PLTU Maluku Utara

2 x 7 MW

20

PLTU 1 NTB

2 x 15 MW

21

PLTU 2 NTB

2 x 25 MW

22

PLTU 1 NTT

2 x 7 MW

23

PLTU 2 NTT

2 x 15 MW

24

PLTU 1 Papua

2 x 7 MW

25

PLTU 2 Papua

2 x 10 MW

Sebagai sumber energi sebuah PLTU adalah batu bara. Sebuah pembangkit listrik jika dilihat dari bahan
baku untuk memproduksinya, maka Pembangkit Listrik Tenaga Uap bisa dikatakan pembangkit yang
berbahan baku Air. Kenapa tidak UAP? Uap disini hanya sebagai tenaga pemutar turbin, sementara
untuk menghasilkan uap dalam jumlah tertentu diperlukan air. Menariknya didalam PLTU terdapat
proses yang terus menerus berlangsung dan berulang-ulang. Prosesnya antara air menjadi uap
kemudian uap kembali menjadi air dan seterusnya. Proses inilah yang dimaksud dengan Siklus PLTU.

Air yang digunakan dalam siklus PLTU ini disebut Air Demin (Demineralized), yakni air yang mempunyai
kadar conductivity (kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2 us (mikro siemen). Sebagai
perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari mempunyai kadar conductivity sekitar 100 200
us. Untuk mendapatkan air demin ini, setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant
dan Demineralization Plant yang berfungsi untuk memproduksi air demin ini.

Secara sederhana bagaimana siklus PLTU itu bisa dilihat ketika proses memasak air. Mula-mula air
ditampung dalam tempat memasak dan kemudian diberi panas dari sumbu api yang menyala
dibawahnya. Akibat pembakaran menimbulkan air terus mengalami kenaikan suhu sampai pada batas
titik didihnya. Karena pembakaran terus berlanjut maka air yang dimasak melampaui titik didihnya
sampai timbul uap panas. Uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin dan generator yang
nantinya akan menghasilkan energi listrik.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:

1. Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai PLTU

2. Sebagai metode pengumpulan data tentang PLTU

3. Sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Operasi Sistem Tenaga Listrik

C. Ruang Lingkup

Makalah ini membahas mengenai Definisi, Prinsip Kerja, Komponen dan Fungsi, Kelebihan serta
Kekurangan dari PLTU

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian / Definisi PLTU

Suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang mengkonversikan energi kimia listrik dengan menggunakan
uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakkan
poros sudu - sudu turbin. Sudu -sudu turbin mengerakkan poros turbin, untuk selanjutnya poros turbin
mengerakkan generator. Dari generator inilah kemudian dibangkitkan energi listrik.

B. Cara Kerja PLTU

Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk
menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat.
Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses
pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran
tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya
untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel
yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh
turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya
seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran
buang (exhaust).

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut:

1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan

2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan udara kemudian
di bakar.

3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel (nozzle).

4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan.

Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugiankerugian yang dapat
menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa
turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:

Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure losses) di ruang
bakar.

Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya gesekan antara
bantalan turbin dengan angin.

Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan perubahan
komposisi kimia dari fluida kerja.

Adanya mechanical loss, dsb.


Komponen gambar :

1. Stack

2. Boiler

3. FD Fan

4. Air Heater

5. Steam Drum

6. Primary Superheater

7. Economizer

8. Header

9. Water Wall

10. Secondary Superheater

11. Reheater

12. Wind Box

13. HP Turbine

14. IP Turbine

15. LP Turbine

16. Generator

17. Condenser

18. MFO Tank

19. MFO Pump

20. MFO Heater


21. Burner

22. Circulating Water Pump

23. Desalination Plant

24. Distillate Water Pump

25. Make Up Water Tank

26. Make Up Water Pump

27. Demin Water Tank

28. Demin Water Pump

29. Condensate Pump

30. LP Heater

31. Deaerator

32. Boiler Feed Pump

33. HP Heater

34. 18 kV/150kV Switch Yard

35. Transmission

Siklus Rankine Ideal

Siklus di PLTU menggunakan siklus rankine dengan superheater dan reheater.

Keterangan siklus :

a) Proses 1 1 : Penaikan tekanan pada air menggunakan condensate extraction pump.

b) Proses 1 2 : Pemanasan air pada low pressure heater.

c) Proses 2 2 : Penaikan tekanan air menggunakan boiler feed pump.


d) Proses 2 3 : Pemanasan air pada high pressure heater dan pada economizer.

e) Proses 3 4 : Pemanasan air menjadi uap air pada wall tube dan downcomer di dalam boiler.

f) Proses 4 5 : Pemanasan uap air menjadi uap panas lanjut (superheated steam) pada superheater.

g) Proses 5 6 : Ekspansi uap di dalam high pressure turbine.

h) Proses 6 7 : Pemanasan kembali uap yang keluar dari high pressure turbine yang terjadi dalam
reheater.

i) Proses 7 7 : Ekspansi uap yang keluar dari reheater di dalam intermediate pressure turbine.

j) Proses 7 8 : Ekspansi uap di dalam low pressure turbine tanpa mengalami pemanasan ulang.

k) Proses 8 1 : Pendinginan uap menjadi air di dalam condenser.

C. Komponen Utama dan Fungsi

1. BOILER

Boiler yang umumnya disebut ketel uap merupakan satu bagian utama dari PLTU yang fungsinya adalah
untuk memproduksi uap yang selanjutnya uap tersebut dialirkan ke turbin.

a. Boiler terdiri dari dua komponen utama yaitu:

Ruang bakar sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas.

Alat penguapan terdiri dari pipa-pipa penguap yang mengubah energi pembakaran (energi kimia)
menjadi energi potensial uap, (energi panas).

b. Konstruksi boiler dari beberapa bagian antara lain :

Tube Wall

Tube Wall adalah merupakan pipa yang dirangkai membentuk dinding dan dipasang secara vertikal pada
4 (empat) sisi, sehingga membentuk ruangan persegi empat yang disebut ruang bakar.

Fungsi tube wall adalah alat pemanas air dengan bidang yang luas sehingga mempercepat proses
penguapan.

Burner (Alat Pembakaran)


Burner pada boiler dilengkapi dengan Nozzle dan Diffusor udara sehingga dengan kedua peralatan
tersebut terjadi pengabutan bahan bakar dan udara bercampur untuk mendapatkan pembakaran yang
sempurna.

Boiler Drum

Boiler drum terbuat dari plat baja yang berbentuk silinder dan dipasang mendatar di atas rangkaian
pipa-pipa pemanas.

Fungsi Boiler Drum adalah untuk menampung air pengisi dan uap basah dari Tube Wall sekaligus untuk
pemisah antara uap dan air.

Super heater (Pemanas Lanjut)

Super Heataer adalah suatu alat yang kontruksinya merupakan rangkaian pipa-pipa yang berbentuk
spiral diletakkan di bagian atas ruang pembakaran.

Fungsi dari Super Heater adalah untuk memanaskan uap basah menjadi uap kering.

Economizer

Economiser adalah suatu alat yang konstruksinya merupakan rangkaian pipa-pipa yang berbentuk spiral
dan dipasang pada saluran gas bekas yang berfungsi untuk memanaskan air sebelum masuk ke Boiler
Drum.

Air heater (Pemanas Udara)

Air Hetaer adalah suatu alat yang konstruksinya dapat dibuat dari pipa lurus yang disusun pada saluran
gas bekas dan berfungsi untuk memanaskan udara pembakar.

Komponen Pendukung Boiler

Komponen pendukung Boiler terdiri dari : Forced Draft Fan, MFO Heater, Air Preheat Coil, Air Heater,
Burner, Gas Recirculating Fan, Soot Blower dan Safety Valve.

1. Forced Draft Fan

Alat yang berupa fan (kipas) ini berfungsi untuk memasukkan udara pembakaran secara paksa ke dalam
furnace, terpasang pada bagian ujung saluran air intake boiler dan digerakkan oleh motor listrik.

2. MFO Heater

MFO Heater merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan bahan bakar berupa MFO dengan
tujuan menurunkan viskositas dari MFO. Hal ini perlu dilakukan karena MFO memiliki viskositas yang
relatif tinggi (satu tingkat di bawah aspal) sehingga sulit untuk teratomisasi di burner. Dengan proses
pemanasan maka viskositas MFO dapat diturunkan sehingga dapat teratomisasi dengan baik dan
menghasilkan pembakaran yang baik.
3. Air Preheat Coil

Alat yang berfungsi untuk memanaskan udara sebelum memasuki Air Heater dengan sumber panas
berasal dari air Deaerator. Udara yang akan memasuki Air Heater harus dipanaskan terlebih dulu agar
tidak terjadi thermal stress akibat perbedaan suhu yang ekstrim.

4. Air Heater

Air Heater merupakan alat pemanas udara, dimana panas diambil dari gas buang hasil pembakaran
sebelum masuk ke cerobong (stack). Dengan pemanfaatan gas buang ini, maka dapat menghemat biaya
bahan bakar sehingga bisa meningkatkan efisiensi pembakaran.

Air Heater yang digunakan pada PLTU adalah tipe Ljungstrom. Tipe ini paling banyak digunakan di dunia
karena performa dan ketahanannya yang telah teruji. Selain itu tipe ini dapat digunakan dalam jangka
waktu yang lama sebelum dilakukan overhaul. Perbaikan dan perawatan berkala mudah dilakukan pada
Air Heater tipe ini karena desainnya yang sederhana. Air Heater terdiri dari hot end element dan cold
end element.

Air Heater yang digunakan di PLTU merupakan Air Heater jenis Regenerative, yaitu gas sisa pembakaran
dilalukan pada sebuah selubung tertutup untuk memanaskan sebagian dari elemen air heater, dan
elemen yang dipanaskan ini, diputar ke selubung yang lain dimana disini dilalukan udara yang akan
dipanaskan, sehingga terjadi perpindahan panas secara konduksi.

5. Burner

Alat yang berfungsi untuk membakar campuran antara bahan bakar (fuel) dengan udara (air) di dalam
ruang bakar (furnace) pada boiler.

6. Gas Recirculating Fan

Alat ini berfungsi untuk mengarahkan sebagian flue gas (gas sisa pembakaran) kembali ke furnace untuk
meningkatkan efisiensi boiler.

7. Soot Blower

Sootblower merupakan peralatan tambahan boiler yang berfungsi untuk membersihkan kotoran yang
dihasilkan dari proses pembakaran yang menempel pada pipa-pipa wall tube, superheater, reheater,
economizer, dan air heater . Tujuannya adalah agar perpindahan panas tetap berlangsung secara baik
dan efektif . Sebagai media pembersih digunakan uap. Suplai uap ini diambil dari primary superheater
melalui suatu pengaturan tekanan PVC yang diset pada tekanan 40 kg/cm 2. Setiap sootblower
dilengkapi dengan poppet valve untuk mengatur kebutuhan uap sootblower. Katup ini membuka pada
saat sootblower dioperasikan dan menutup kembali saat lance tube dari sootblower tersebut mundur
menuju stop.

Dilihat dari cara kerja/mekanisme pengoperasiannya sootblower dibagi atas :


Short Retractable Sootblower / Furnace Wall Blower , digunakan untuk membersihkan pipa-pipa
penguap (wall tube) pada daerah furnace.

Long Retractable Sootblower, digunakan untuk membersihkan pipa-pipa superheater, dan


reheater.

Air Heater Sootblower, digunakan untuk membersihkan elemen-elemen air Heater.

8. Safety Valve

Safety valve berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi tekanan uap yang berlebih yang dihasilkan oleh
boiler. Tekanan berlebih ini dapat terjadi karena panas boiler yang berlebihanatau adanya penurunan
beban turbine secara drastis.

2. TURBIN

Turbin adalah suatu perangkat yang mengkonversikan energi uap yang bertemperatur tinggi dan
tekanan tinggi menjadi energi mekanik (putaran). Ekspansi uap yang dihasilkan tergantung dari sudu-
sudu (nozzle) pengarah dan sudu-sudu putar. Ukuran nozzle pengarah dan nozzle putar adalah sebagai
pengatur distribusi tekanan dan kecepatan uap yang masuk ke Turbin. Turbin uap berkapasitas besar
memiliki lebih dari satu silinder cashing. Hal ini dapat kita lihat dari macam silinder casing pada Turbin:

1. Cross Compound

Dimana HP (High Pressure) dan LP (Low Pressure) turbinnya terpisah dan masing-masing dikopel dengan
satu generator.

2. Tandem Compound

Dimana HP dan IP (Intermediet Pressure) turbinnya terpisah dengan LP Turbin tetapi masih dalam satu
poros.

Prinsip Kerja Steam Turbine

Steam Turbine adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah energi panas dalam uap menjadi
energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Konstruksinya terdiri dari rumah turbin dan rotor. Pada
rotor turbin ditempatkan rangkaian sudu-sudu jalan secara berjajar. Dalam pemasangannya, rangkaian
sudu tetap dan rangkaian sudu jalan dipasang berselang-seling. Energi panas dalam uap mula-mula
diubah menjadi energi kinetik oleh nozzle, selanjutnya uap dengan kecepatan tinggi ini akan mengenai
sudu-sudu jalan pada rotor turbin yang akhirnya mengakibatkan putaran rotor.

Pada PLTU, Turbine dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1. High Pressure (HP) Turbine


HP Turbine mengekspansikan uap utama yang dihasilkan dari superheater dengan tekanan 169 kg/cm2
dan temperatur 538oC, kemudian uap keluar HP Turbin (41 kg/cm2) dengan temperatur 336oC
dipanaskan kembali pada bagian reheater diboiler untuk menaikkan entalpi uap. Uap reheat lalu
diekspansikan di dalam Intermediate Pressure (IP) turbine.

Data HP Turbin:

a. Jumlah sudu : 1 pasang sudu impuls (tingkat 1) 14 pasang sudu reaksi

b. Arah uap ke Pedestal

c. Jumlah 1 buah

2. Intermediate Pressure (IP) Turbine

IP Turbine mengekspansikan uap reheat dengan tekanan 39 kg/cm2 dan temperatur 538oC, sedang uap
keluarnya bertekanan 8 kg/cm2 dan suhunya sekitar 330oC.

Data IP Turbine:

a. Jumlah sudu : 12 pasang sudu reaksi

b. Arah ekspansi berkebalikan dengan HP Turbin

c. Jumlah 1 buah

3. Low Pressure (LP) Turbine

LP Turbine mengekspansikan uap bertekanan 8 kg/cm2 dan temperatur 330oC, dan tekanan uap keluar
dari LP Turbin pada tekanan 56 mmHg (Vaccum), kondisi vakum ini diciptakan di dalam condenser
dengan temperatur 40oC.

Data LP Turbine:

a. Jumlah sudu : 8 pasang per turbin

b. Arah ekspansi uap saling berlawanan

c. Jumlah : 1 buah

Komponen-komponen Turbin Uap

Komponen utama turbin uap:

1. Sudu-sudu turbin
PLTU memiliki sudu-sudu turbin yang terdiri dari satu tingkat impuls dan 14 tingkat reaksi tekanan tinggi,
12 reaksi pada tekanan menengah, 2 x 8 reaksi pada turbin tekanan rendah.

2. Sudu tetap dan sudu jalan turbin

Uap yang berasal dari boiler dialirkan melalui nozzel. Karena adanya penyempitan pada aliran nozel,
maka tekanan uap menurun dan kecepatannya bertambah. Sudu tetap mempunyai fungsi antara lain:

1) Untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik

2) Untuk mengarahkan uap ke sudu jalan turbin

Nozzel pada sudu tetap dipasang pada casing dan fixed, sedangkan sudu jalan dipasang pada rotor
turbin dan berputar jika dilalui uap. Sudu jalan berfungsi untuk mengubah energi kinetik uap menjadi
energi mekanis. Jarak antara sudu-sudu jalan sangat kecil sekali kurang lebih 0,6 mikrometer.

3. Poros (shaft)

Poros merupakan salah satu bagian dari turbin yang menjadikan rotor-rotor berbagai tingkat turbin
menjadi satu kesatuan. Poros ini juga mentransmisikan torsi rotor turbin untuk memutar bagian dari
rotor generator listrik.

4. Casing (Rumah Turbin)

Casing berfungsi untuk melindungi proses ekspansi uap oleh turbin agar tidak terjadi kebocoran dari dan
kearah luar.

5. Katup-katup pengatur beban

Katup pengatur beban pada turbin disebut juga governor valve yang mengatur jumlah aliran uap masuk
ke turbin PLTU Semarang. Pembukaan dari tiap katup tergantung kebutuhan beban.

6. Bantalan aksial turbin

Aliran uap yang memutar turbin mengakibatkan turbin bergerak kearah aksial (searah sumbu). Jika
gerakan kearah aksial ini melewati batas yang dizinkan, maka terjadilah gesekan antar rotor turbin
dengan statornya. Jarak antara sudu tetap dan sudu jalan dibuat kecil sekali yang berguna untuk
menghindari gesekan. Bantalan aksial ditempatkan pada bagian bantalan nomor 1 turbin (dekat dengan
pedetsal) untuk memonitor gerakan ke arah aksial dan dilengkapi dengan minyak yang mengalir dan
dipancarkan ke torak. Dengan bergeraknya torak ke arah aksial, maka tekanan minyak ini diteruskan ke
rangkaian trip turbin. PLTU Semarang mempunyai batasan pada tekanan minyak 2,4 kg/cm2 dan trip
pada 5,6 kg/cm2.

7. Bantalan turbin
Untuk menumpu rotor turbin dengan satu silinder casing diperlukan bantalan utama (main bearing)
sebanyak dua buah, sedangkan pada turbin yang mempunyai lebih dari satu silinder casing bantalannya
lebih dari dua buah.

Peralatan Bantu Turbin Uap

Peralatan bantu turbin merupakan serangkaian sistem yang mendukung operasi turbin agar dalam
pengoperasiannya dapat berjalan dengan baik. Peralatan bantu turbin antara lain:

1. Sistem pelumasan, fungsi sistem pelumasan turbin antara lain:

a. Mencegah korosi

b. Mencegah keausan pada bagian turbin yang bergerak

c. Sebagai pengangkut partikel kotor yang timbul karena gesekan

d. Sebagai pendingin terhadap panas yang timbul akibat gesekan

2. Sistem perapat/seal

Sistem perapat digunakan untuk mencegah kebocoran uap dari dalam turbin ke udara luar atau
sebaliknya melewati kelenjar-kelenjar perapat (gland seal) sepanjang poros turbin.

3. Sistem turning gear

Turning gear merupakan alat bantu turbin yang berfungsi mensukseskan operasi turbin pada saat start
up dan shut down. Fungsi turning gear untuk menghindari melengkungnya poros turbin terutama pada
saat temperatur poros masih tinggi, ketika turbin baru saja shut down. Turning gear digerakan oleh
motor listrik AC yang memutar poros turbin 3 rpm. Dengan demikian terjadilah pendinginan yang
merata untuk menghindari terjadinya defleksi (lendutan) poros.

4. Sistem governor

Governor adalah suatu alat pengatur putaran. Setiap turbin uap memerlukan governor, baik turbin yang
digunakan untuk menggerakan generator listrik, pompa air pengisi maupun menggerakan blower. Tipe
governor yang biasa digunakan yaitu elektronik dan hidrolik-mekanik.

5.Sistem proteksi

Sistem proteksi turbin merupakan serangkaian peralatan baik mekanis, hidrolis dan elektris yang
dirancang mampu mengamankan operasi turbin dalam segala kondisi terburuk sekalipun.

6.Condenser

Condenser berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas menjadi uap air pengisi boiler, dimana uap
bekas dari LP Turbin masuk ke kondenser melalui pipa-pipa kondensor yang di dalamnya berisi fluida
kerja (biasanya berupa sea water atau fresh water)
Sistem Valve pada Turbin

Sistem valve pada turbin berfungsi mengatur laju aliran uap ke dalam turbin. Sistem valve digerakkan
oleh servo valve actuator dan minyak hidrolik sebagai penggerak valve. Valve turbin terdiri dari:

1. MSV (Main Stop Valve)

MSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap utama (main steam) masuk ke HP Turbin.
Pada saat start up, MSV berfungsi mengatur laju aliran uap yang masuk ke HP Turbin dan juga sebagai
proteksi saat turbin trip.

2. GV (Governor Valve)

GV bekerja setelah terjadinya valve transfer dari MSV ke GV yang berfungsi mengatur laju aliran uap
utama pada HP dan juga sebagai pengontrol beban (setelah disinkronisasi sampai beban normal).

3. RSV (Reheat Stop Valve)

RSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap reheat yang masuk ke IP Turbin. Pada
saat start up RSV sudah dalam kondisi membuka penuh, jadi tidak berperan dalam pengaturan laju
aliran uap reheat dan juga sebagai alat proteksi saat turbin trip.

4. ICV (Interceptor Valve)

Pada saat start up, ICV berperan seperti MSV yaitu mengatur aliran uap reheat pada IP Turbin.

Pengendalian Katup Uap Turbin

Salah satu hal yang juga sangat penting dalam pengontrolan turbin uap adalah pengaturan putarannya
dengan mengatur prosentase buka tutup katup. Sistem katup uap (governor valve) pada dasarnya
mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Sebagai pengendali putaran turbin sebelum generator on line.

b. Sebagai pengendali setelah generator sinkron dengan jaringan lokal dimana unit sebagai master
(island operator)

c. Sebagai pengendali beban yang dibangkitkan generator apabila generator sinkron dengan jaringan.
Sistem pengatur ini bekerja berdasarkan speed drop yang telah ditentukan untuk mengatur frekuensi
jaringan.

d. Sebagai peralatan proteksi yang menjamin bekerjanya turbin dengan aman.

e. Sebagai sarana pengaturan secara jarak jauh dari pusat pengukur beban.
Fungsi-fungsi trip yang telah kita bicarakan sebelumnya juga sangat berhubungan dengan governor ini
karena ketika terjadi trip, governor- governor yang ada akan secara otomatis menutup laju uap yang
menuju ke Turbin, sehingga turbin akan berhenti bekerja.

Mekanisme pengendalian buka tutup katup dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Sistem pengendalian dengan governor motor

Pada sistem ini pengaturan pembukaan governor valve selain diperintah oleh tekanan minyak governor
motor, juga dipengaruhi oleh putaran turbin (frekuensi). Hal ini dapat terjadi karena tekanan minyak
governor motor berhubungan dengan tekanan discharge impeller serta putaran turbin. Sistem
pengaturan ini disebut juga free governor action. Karena pembukaan governor dipengaruhi oleh
perubahan frekuensi. Tekanan minyak pada governor diatur oleh servo motor yang dikerjakan oleh
operator dari control room.

2. Sistem pengendalian secara elektronik

Pada sistem ini pengaturan governor dilakukan secara hidraulik diperintahkan oleh suatu perangkat
elektronik yang disebut electro hydraulic converter.

3. Sistem pengendalian dengan load limit

Pegaturan governor load limit adalah pengaturan pembukaan govenor yang hanya dikontrol oleh
tekanan minyak. Load limit frekuensi tidak bisa mempengaruhi pembukaan governor valve, kecuali jika
terjadi tekanan frekuensi yang tinggi sehingga pengendalian minyak dari governor motor akan
menurunkan tekanan minyak

3. KONDENSOR

Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin
menjadi air. Kondensor terbuat dari plat baja berbentuk silinder yang diletakkan secara mendatar dan
didalamnya dipasang pipa-pipa pendingin yang terbuat dari kuningan paduan.

a. Peralatan pada Kondensor

Ejector

Fungsinya adalah untuk membuat ruangan kondensasi di dalam kondensor menjadi vaccum (Hampa)
sehingga uap bekas dari turbin mengalir ke ruang kondensor tersebut dengan cepat dan bersinggungan
terhadap pipa-pipa pendingin kondensor yang akhirnya uap tersebut menjadi air kondensat.

Pompa Air Kondensat (Condensat Pump)

Pompa tersebut untuk memompakan air kondensat dari dalam bak penampungan (Hotwell) ke tanki
air pengisi.
Pompa Air Pendingin (Cooling Water Pump)

Pompa tersebut untuk memompakan air kedalam kondensor dan lat pendingin lainnya yang
dipompakan dari sungai, laut atau bak penampungan bagi unit yang menggukan pendingin tertutup.

4. GENERATOR

Generator adalah suatu alat untuk merubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik.

a. Generator terdiri dari dua bagian utama yaitu :

Stator

Stator adalah bagian yang diam terdiri dari kumparan-kumparan tembaga dan inti besi.

Rotor

Rotor pada generator adalah bagian yang berputar terdiri dari lilitan dan kutub-kutub magnet. Untuk
menunjang operasional, generator dilengkapi dengan Exciter yang terdiri dari pilot exciter dan main
exciter.

5. PERALATAN BANTU

a. BFP dan feed water pump

Fungsi utama feed water system pada PLTU adalah untuk melayani kebutuhan air pada boiler agar tetap
tersedia dengan cukup.

Komponen Utama Feed Water Sistem pada PLTU terdiri dari :

Tangki Air Pengisi (FWT)

Pompa Air Pengisi (FWP)

Pemanas Tekanan Tinggi (HPH)

Ekonomizer

Boiler Drum

Sirkulasi feed water pump


Mula-mula air dalam tanki (FWT) dialirkan ke pompa air pengisi (FWP)

Kemudian air dipompakan ke boiler melalui HPH, di dalam alat tersebut air dipanasi dengan uap
yang dialirkan dari turbin

Dari HPH air dialirkan ke economizer air masuk ke boiler drum dan selanjutya masuk ke tube wall
melalui pipa down comer.

b. FD.FAN DAN SYTEM UDARA

Fungsi utama system udara adalah system yang dilengkapi dengan peralatan hingga mendapat udara
panas yang dibutuhkan untuk proses pembakaran dengan sempurna di dalam boiler.

Komponen Utama pada sistem udara antara lain :

FD. Fan (Kipas Tekan Paksa)

FD. Fan adalah suatu alat Bantu boiler yang berfungsi untuk menghisap udara luar dan ditekan ke
burner.

Steam Air Heater

Steam Air Heater adalah suatu alat untuk memanaskan udara dengan menggunakan uap sebagai
pemanas.

Air Heater (Pemanas Udara)

Air Heater adalah suatu alat yang dipasang pada saluran gas bekas dan berfungsi untuk memanaskan
udara dengan menggunakan gas bekas sebagai pemanas.

Burner (Pembakar)

Burner adalah suatau alat yang dipasang pada pendingin Boiler yang berfungsi untuk mencampur udara
dengan bahan bakar dan tempat berlangsungnya pembakaran.

c. FAN DAN SISTEM GAS BEKAS

Fungsi utama ID Fan adalah untuk menghisap gas bekas hasil pembakaran di dalam ruang bakar boiler
sambil mengatur tekanan agar tetap konstan sebelum dikeluarkan ke cerobong terlebih dahulu
digunakan memanasi air pengisi dan udara pembakar.

Komponen utam pada system gas bekas dapat kita lihat pada lembar peraga yang terdiri dari :

Super Heater 1a, 1b -1b, 2

Air Heater 2
Economizer

Air Heater 1

ID. Fan

Cerobong

Sirkulasi gas bekas

Mula-mula gas panas dari hasil pembakaran di dalam ruang baker boiler mengalir ke atas dan
memanasi pipa-pipa super heater 2.

Dari Super Heater 1a gas terus mengalir dan memanasi air heater 2 kemudian mengalir ke arah
bawah dan memanasi air heater 1 dan selanjutnya ke ID. Fan.

Dari ID. Fan gas bekas dikeluarkan melalui cerobong ke udara bekas.

Pengeluaran gas bekas diatur dengan pembukaan klap yang dipasang pada saluran seblum gas
buang.

d. SISTEM BAHAN BAKAR

Fungsi bahan bakar pada PLTU adalah untuk memanasi air di boiler hingga menjadi uap. Jenis bahan
bakar yang digunakan ada tiga macam yaitu : minyak residu, minyak solar, dan gas alam.

Sistem pembakaran

Sistem pembakaran pada PLTU keramasan dilakukan di dalam boiler yang letaknya terpisah dari turbin
atau dapat disebut mesin pembakar luar.Sistem pembakaran pada PLTU keramasan dapat menggunakan
bahan bakar residu dan gas.Untuk bahan bakar residu dan solar dipompakan ke dalam burner melalui
heater dan filter.

Untuk bahan bakar gas dialirkan ke burner melalui scrubber dan reducing station.

e. SISTEM PELUMASAN

Fungsi pelumasan pada alat bantu adalah untuk mencegah kerusakan pada bagian-bagian yang
bergerak. Fungsi pelumasan pada turbin adalah untuk pendinginan dan pelumasan pada bantalan dan
rotor turbin minyak pelumas pada turbin juga digunakan untuk system pengaturan.

Jenis pelumas yang dipakai pada peralatan PLTU terdiri dari dua macam yaitu pelumas cair dan padat.
Pelumas Cair adalah Oli SAE 30 dan 40

Pelumas Padat adalah Grease

Oli SAE 30 digunakan pada turbin dan bearing-bearing alat Bantu diantaranya pompa-pompa dan mesin
compressor, sedangkan Oli SAE 40 digunakan pada mesin diesel PBK (Pemadam Bahaya Kebakaran)

Pemakaian Grease di PLTU dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya :

- Alfania Grease

Pelumas tersebur digunakan pada motor motor listrik putaran tinggi

- Darina Grease

Pelumas tersebut digunakan pada motor-motor listrik putaran rendah

- Alfania Grease Ep 2

Pelumas tersebut digunakan untuk melumasi bearing di dalam air, diantaranya bearing Cooling Water
Pump.

f. SISTEM UDARA KONTROL DAN UDARA SERVICE

Sebagai Media Alat Ukur

Satuan yang digunakan bar dan psi berasal dari udara compressor

Satuan yang digunakan mmWC dan Nm3/h berasal dari udara FD. Fan.

Sebagai Penggerak

Sumbernya berasal dari compressor udara, digunakan pada katup/valve gas dan ignitor burner

Sebagai Pendingin

Sumbernya berasal dari FD. Fan digunakan pada flame detector burner.

Udara control dan pelayanannya didapat dari dua sumber udara

- Kompressor

- FD. Fan (Force Draught Fan)

D. Kekurangan dan Kelebihan PLTU


Kelebihan

Efisiensi tinggi dengan metode Waste Heat Utilization.

Hasil pembangkitan steam dapat digunakan untuk proses produksi Mill.

Biaya bahan bakar lebih murah.

Biaya pemeliharaan lebih murah.

Kekurangan

Membutuhkan penanganan air umpan yang akan masuk ke dalam boiler.

Menghasilkan limbah batu-bara yang memerlukan penanganan khusus.

Menghasilkan polutan-polutan yang lebih tinggi.

Membutuhkan area yang lebih luas.

Kurang responsif terhadap fluktuasi.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah Suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang
mengkonversikan energi kimia listrik dengan menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan
memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakkan poros sudu - sudu turbin. Sudu -sudu turbin
mengerakkan poros turbin, untuk selanjutnya poros turbin mengerakkan generator. Dari generator
inilah kemudian dibangkitkan energi listrik.

Sehingga cara kerja Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) adalah sebagai berikut:

1. Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).

2. Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur
udara juga meningkat.

3. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar.

4. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan
dan bahan bakar.

5. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan
ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur.

6. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin.

7. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan
memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll.

8. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).

DAFTAR PUSTAKA

1. http://chekaproject.wordpress.com/2010/05/25/sistem-pltu-berbahan-bakar-gasoil/

2. http://chekaproject.wordpress.com/2010/05/25/sistem-pltu-berbahan-bakar-gasoil/

3. http://febriantara.files.wordpress.com/2008/11/session-2.pdf
4. Muslim Supari, dkk. 2008. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik. Jakarta. Direktorat Pendidikan
SMK.

5. Marsudi Djiteng. 2008. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Jakarta. Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai